All Chapters of Menjadi Rebutan Putra Mahkota dan Anak Mentri: Chapter 1 - Chapter 10

82 Chapters

Satu

"Kau aku cari dari tadi ternyata ada di sini." Saphire mendekat pada Elgar yang tengah termenung sendirian di belakang Sekolah. Tempat itu sangat jarang di kunjungi oleh warga Sekolah sehingga sedikit kumuh dan tidak terawat. Dan Saphire merasakan lalu tahu betul kenapa kekasih nya itu berada di sini. Tangan lentik Saphire mengusap punggung tegap itu dengan kasih sayang "Kau, sudah melakukan semua usaha yang telah di persiapkan selama ini. Masih bisa latihan lagi ya, aku akan terus temani sampai kamu menjadi juara nya." Mendengar hal tersebut Elgar mengangkat pandangannya, menatap mata gadis yang di depannya itu begitu dalam "Aku janji bakal menang." ucap Elgar. Saphire menggeleng dan menangkup sepasang pipi Elgar "Engga apa apa, jangan di pikirkan hingga kamu terbebani kaya gini. Bangkit lagi, dan raih sama sama yaa." Elgar tidak dapat berkata-kata hanya gadis ini lah yang mamu membuatnya terdiam membuat kagum dengan setiap ucapan yang keluar dari bibir ranum nan tipis it
Read more

Dua

"Kamu pulang sama siapa?" tanya Maria. Maria Senja, teman Saphire yang selalu bersama dari mulai awal masuk di Sekolah Royal ini, mereka begitu akrab hingga bagaikan saudara. Sekarang sudah memasuki waktu pulang Sekolah, dan juga kegiatan hari ini tidak begitu banyak karena penyambutan itu. "Sama Elgar." jawab Saphire. "Iya ya, aku selalu lupa kalau kamu sudah memiliki kekasih." "Udah mau jalan tiga tahun, masa kawan ku ini masih pelupa." ucap Saphire sambil terkekeh. "Iya maaf, aku salah." sesal Maria. Tak lama, ada mobil berwarna hitam mewah berhenti di depan mereka berdua. Saphire sudah kenal pasti sosok yang menjalankan mobil ini, senyum nya merekah karena setiap hal yang berhubungan dengan kekasih nya itu memberikan efek kebahagiaan tersendiri. "Aku duluan ya, kalau gitu. Atau mau bareng aja??" tanya Saphire menawarkan pada Maria. Sontak membuat Maria menggeleng, ia tidak mau satu tempat dengan Elgar pangeran Royal itu, karena Maria sendiri tidak kuat dengan
Read more

Tiga

Sekarang Saphire sedang mengepang rambutnya lalu ia sampirkan ke bahu, masih ada anak anak rambut yang Saphire biarkan supaya menjadi pemanis saja. Kini ia memakai rok bermotif bunga dengan kaos putih polos berlengan panjang. "Udah siap." ucap Saphire di depan cermin, lebih memastikan ia kembali bercermin dan meyakin kan kalau dirinya sudah siap. Tujuan Saphire sampai berdandan hari ini adalah akan menemani Elgar latihan Anggar. Saphire juga sudah menyiapkan bekal untuk istirahat Elgar nanti. Saphire pergi dengan menaiki kendaraan umum kereta kuda, sudah ada beberapa penumpang juga menaiki kereta kuda yang sama. Memang di zaman ini, orang orang masih rajin menggunakan kendaraan umum dari pada kendaraan pribadi, biasanya kebanyakan orang yang memiliki kendaraan pribadi seperti mobil berarti orang itu adalah orang kaya raya, yang harta nya melimpah. Sebenarnya Saphire juga memiliki mobil di rumah, tapi mobil itu di pakai dinas oleh sang ayah ke Desa. Dan juga, kalau Saphire
Read more

Empat

Ternyata Elgar akan pulang lebih larut hari ini, dan Saphire berencana akan pulang mengingat ia hanya izin hingga sore hari saja. Elgar menyempatkan diri untuk mengantar Saphire hingga ke tempat mobil beserta supir nya berada. "Pak, anter Saphire pulang." ucap Elgar. "Baik Pangeran." bergegas sang supir menghidupkan mobil untuk di panaskan terlebih dahulu. Waktu tersebut di manfaatkan untuk waktu Elgar dan Saphire berbicara. "Besok ke Sekolah sendiri tidak apa?" tanya Elgar. "Kenapa?" itu hanya sekedar pertanyaan pada Elgar bukan seperti pertanyaan menuntut. "Kalau aku tidak bisa berurusan dengan mu, itu tandanya ada urusan untuk Anggar." ucap Elgar. "Jadi di hidup kamu hanya Aku dan Anggar saja??" tanya Saphire dengan senyum yang menggoda Elgar. "Lebih tepatnya untuk saat ini, kesibukan ku di isi dengan kamu dan Anggar." Elgat menjelaskan. "Ouh begitu, baiklah. Sampai ketemu besok kalau begitu Pangeran Mahkota." "Juga, sayang ku." Jangan tanya bagaimana keadaa
Read more

Lima

Bruk "Terima kasih ayah, sudah antar Sekolah." ucap Saphire dari luar mobil yang jendela nya terbuka. "Sudah tugas ayah, pulang nya jemput lagi?" tanya sang ayah. "Nanti Saphire kabarin." "Belajar yang giat." "Baik ayah, hati hati di jalan." Saphire berbalik melangkah memasuki Sekolah, sudah banyak yang datang karena memang kedisiplinan yang di tanam sedari awal, yang menjadi kebiasaan. Sebenarnya tidak banyak orang yang Saphire kenal, ia hanya keikut terkenal karena sang kekasih yang seorang putera mahkota itu. Dan apabila Elgar tidak bersama nya sekarang seperti ini, semua orang terlihat mengacuhkan nya dan seperti tidak melihat dirinya. Saohire awal nya berusaha untuk acuh tapi tatapan intimidasi itu tidak dapat ia hindari setiap hari nya. "Aku baru tau kalau Sekolah kita ada anak yang pake mobil rusak." Dari kalimat itu mengundang gelak tawa sekitar, satu per satu orang datang mengerubuni Saphire. Saphire sendiri tidak mengerti apa yang terjadi sekarang, apa
Read more

Enam

"Aku bingung, menurut kamu bagus yang mana?" "Yang kanan atau yang kiri? aku engga bisa pilih soalnya menggemaskan semua." Elgar melihat kedua pin rambut yang berada di atas telapak tangan nya Saphire. Benar apa yang kata gadis nya itu bilang kalau kedua pin rambut itu sangat cocok untuk perempuan cantik seperti Saphire ini. "Ambil dua dua nya aja." ucap Elgat memberi keputusan. "Tapi takut engga ke pake salah satu nya." balas Saphire. "Kamu bisa pake bergantian." "Iya ya, kamu bener juga. Tadinya aku engga mau berlebihan, tapi kalau yang lucu lucu gini mana tahan haha." ujar Saphire, yang mampu menerbitkan senyum tipis dari Elgar. Setelah membayar, mereka berdua masuk kembali ke dalam mobil dan menuju rumah Saphire. Acara jalan jalan setelah sepulang Sekolah mereka harus batal karena terdapat panggilan mendadak dari pelatih Anggar Elgar, kalau ada latihan hari ini. "Engga apa apa ga jadi main?" tanya Elgar. "Engga apa apa, kamu harus latihan. Aku temenin yah?"
Read more

Tujuh

Saat ini mobil yang di kendarai oleh Elgar sudah terparkir di depan kediaman Saphire, lelaki itu berniat untuk menjemput sang kekasih dan berangkat bersama ke Sekolah. Elgar masih fokus pada handphone nya hingga suara pintu mobil terbuka, lalu nampak perawakan Saphire yang sudah masuk, tengah merunduk merapikan ikat pinggang. "Satu... Dua... Tiga.. Tada!!" pekik Saphire, sepasang tangan Saphire di tangkup pada pipi nya dan tersenyum manis menatap Elgar. "Apa ada yang berbeda?" tanya Saphire berharap Elgar menyadari nya. "Tidak ada." "Benarkah?" "Ya." "Kau yakin?" "Tentu." Senyum Saphire memudar seketika, dan mengalihkan perhatian nya pada handphone. Dirinya menjadi sangat malu karena terlalu percaya diri.Elgar sebenarnya sangat menyadari perubahan penampilan dari Saphire ini, dan Elgar sendiri mengakui bahwa perubahan pada Saphire itu sangat membuat nya lebih cantik dan anggun. "Helaian helaian rambut itu sangat cocok menutupi kening mu, dan juga di tambah dengan
Read more

Delapan

"Kalau Royal bukan Sekolah yang terpandang, kasus kemarin pasti udah bikin nama Royal buruk sekali." ucap Maria.Saphire dan Maria sedang berdiskusi di bangku mereka, pembelajaran sudah berakhir dan sekarang memasuki waktu istirahat. Karena terlalu malas pergi ke kantin yang akan sangat ramai, mereka berdua memutuskan untuk menunggu di kelas supaya kantin tidak terlalu berdesakan. Obrolan mereka tidak jauh dari kasus kemarin, dan mendapatkan kesimpulan kalau bisa saja ada seseorang yang dendam pada si korban."Tapi aku mengira kalau memang Elgar yang melakukan nya Saphire.""Kenapa bisa seperti itu, karena dia membela mu karena di perlakukan buruk pada saat itu." ucap Maria lagi. Saphire terdiam belum menanggapi, dan tak lama kepala nya mengangguk pertanda setuju. "Kamu bisa saja benar Maria. Mengingat semua orang yang pernah menyakiti ku, pasti tak lama akan berakhir buruk." "Itu tidak mungkin kamu Maria, selama di Royal ini aku hanya akrab dengan kalian berdua. Atau mungkin orang
Read more

Sembilan

Elgar Dominic memang di kenal oleh semua orang sosok yang di hormati karena latar belakang yang menyandang status sebagai Putra Mahkota. Status tersebut membuatnya menjadi yang paling tinggi di antara kalangan yang ada di seluruh Royal. Sikap nya yang semena mena untuk kebaikan sendiri dan orang sekitar sudah tidak aneh, lagi pula siapa yang akan berani melawan. Bahkan kalaupun Elgar bersalah, maka lelaki itu akan dengan mudah memutar balikan fakta yang ada. Menggunakan kekuasaan untuk kepentingannya sendiri, itu tidak sepenuh nya benar karena terkadang Elgar akan lebih peduli pada orang orang yang dekat dengan nya ketimbang orang lain yang bahkan tidak ada hubungan apa pun dengan dirinya. Dari hal tersebut, Elgar tidak pernah tunduk pada mereka yang memiliki tahta yang rendah siapa pun itu. Tetapi, ada satu hal yang tidak semua orang ketahui mengenai Elgar ini. Ia memiliki rasa segan pada sang ayah alias Raja dari Kerajaan EstFabula ini. Elgar tidak dapat membantah semua k
Read more

Sepuluh

"Elgar." Tidak ada pilihan lain selain Saphire memilih untuk memanggil, dan mendekati Elgar juga perempuan yang ada di dalam rengkuhan kekasih nya itu. Wajah panik Elgar terlibat jelas kepanikan di sana, lelaki itu takut Saphire salah paham dengan posisi nya yang sekarang, bagaimana cara ia menjelaskan jikalau Saphire masih tidak percaya dengan keyakinan yang di berikan? "Aku menitipkan makanan pada teman mu di sana, jangan lupa untuk memakan nya ya." ucap Saphire.Memang sebelum memanggil Elgar tadi Saphire memilih untuk menitip kan roti juga susu yang ia bawa karena berniat akan langsung pulang saja. "Maaf aku tidak menepati perkataan ku yang akan menemani latihan mu hari ini, semoga hari mu menyenangkan." ucap Saphire.Dengan cepat Elgar menahan Saphire pergi, dan memilih untuk menarik si gadis ke luar ruangan. "Kenapa Elgar?" tanya Saphire."Aku sama dia ga ada apa apa Saphire, itu hanya pergerakan yang tidak di sengaja." ucap Elgar membela diri. "Maksud nya seperti apa? aku
Read more
PREV
123456
...
9
DMCA.com Protection Status