All Chapters of Menjadi Rebutan Putra Mahkota dan Anak Mentri: Chapter 51 - Chapter 60

82 Chapters

Limapuluhsatu

"Saphire dari mana saja kamu? aku sendirian di sini." ucap Maria. Setelah pertemuan nya dengan Elgar, Saphire memutuskan untuk kembali menemui Maria. Sedangkan Elgar sendiri memilih untuk kembali lagi ke kelasnya sendiri. Dalam hati Saphire, sebenarnya ia merasa bimbang untuk menceritakan pada Maria atau tidak, tapi ia merasa takut kalau Maria akan memarahi nya dan enggan untuk berteman dengan nya lagi. Mungkin akan lebih baik untuk menyimpan nya lebih dulu, dan akan ia beru tahu pada Maria di waktu yang tepat dan tanpa ada yang di tutupi. "Saphire, kenapa diam? Apa sebelum nya ada masalah?" tanya Maria, karena melihat kawan nya itu melamun. "Tidak ada yang terjadi Maria, dan aku baik baik saja." ucap Saphire dengan senyuman supaya memperlihat kan bahwa ia baik baik saja. "Kalau terjadi sesuatu, aku harap kamu menceritakan nya. Mau itu aku bisa membantu atau tidak, setidaknya kamu sudah berbagi bersama ku." ujar Maria menggenggam tangan Saphire. Tentunya, Saphire terdiam dan me
Read more

Limapuluhdua

Tujuan pertama mereka pergi ke pasar terbuka, di mana pasar tersebut di adakan pada daerah terbuka, tidak di dalam suatu ruangan. Jadi sangat cocok di datangi pada saat cuaca sedang sejuk seperti sekarang, walau sudah Sore. "Apa yang akan kita beli?" tanya Saphire. "Aku ingin membeli jagung manis." balas Maria, jagung manis salah satu makanan kesukaan Maria dan tidak pernah terlewatkan untuk membelinya. "Aku sudah mengira itu Maria." ucap Saphire.Perhatian Saphire teralih pada Miguel yang masih sibuk mencari sesuatu ke sana kemari. Entah apa yang di cari, atau hanya sekedar melihat lihat saja? "Miguel?" ujar Saphire, membuat lelaki tampan berkulit tan itu tersadar. "Ada apa Saphire?" tanya Miguel dengan wajah teduh nya. "Apa yang akan kamu beli di pasar?" tanya Saphire."Mungkin sesuatu yang unik dan sesuatu yang enak." balas Miguel. "Baiklah." "Bagimana dengan mu?" tanya Miguel balik."Aku akan membeli cemilan yang gurih saja sepertinya." balas Saphire."Sudah? ayo kita berbe
Read more

Limapuluhtiga

Sudah ada dua buah kue dengan cream keju di atasnya, berada di tangan Saphire. Tentunya, satu milik nya dan yang satu lagi milik Miguel. "Miguel, apa kita harus mencari tempat duduk lebih dulu?" tanya Saphire, kepalanya sedari tadi sibuk bergerak ke sana kemari mencari tempat. "Kita duduk di sebelah sana saja Saphire, padang rumput itu." tunjuk Miguel. "Kamu benar juga, ayo kita ke sana." dengan perasaan riang gembira, Saphire berjalan menuju padang rumput di sana, memang tidak terlalu besar tetapi masih terasa nyaman. "Miguel, hati hati dengan barang mu." ucap Saphire sambil memberikan kue cream keju milik Miguel. Melihat Miguel menyimpan barang barang nya begitu sana membuat Saphire khawatir akan ada yang berani mengambil nya, mengingat kalau harga nya juga tidak main main, bila Saphire saksikan. "Tidak akan ada yang berani mencurinya." balas Miguel, begitu santai. "Apa semua orang mengenal mu?" tanya Saphire penasaran, saking penasaran nya Saphire tidak sadar kalau ia s
Read more

Limapuluhempat

Mobil mewah itu semakin menjauh dari pekarangan istana, Maria bersama dengan Miguel masih melambaikan tangan pada Saphire yang berada di dalam nya, mobil dari istana mengantarkan mereka, dan yang terakhir Saphire menuju kediaman nya. Hingga mereka berdua hanya dapat menatap jalan memanjang dari tempat, mobil itu pun sudah tidak terlihat lagi. "Ada niatan apa sebenarnya kamu ini?" tanya Maria serius, pandangan nya masih memandang ke depan. "Aku tidak memiliki niat jahat apapun, itu hanya dirimu saja yang selalu berfikiran buruk pada ku ini." ungkap Miguel.Maria mendengus malas, ia akan sedikit sensitif bila ada seseorang yang tiba tiba mendekati Saphire. Bukan bermaksud mengatai Saphire tidak memiliki teman lagi selain dirinya tapi itu benar juga. Tapi karena hal itu, Maria seperti langsung tahu kenapa banyak orang yang mendekati Saphire secara tiba tiba, sudah di pastikan kalau itu terdapat alasan kuat di baliknya. "Aku tanya, kenapa?" "Walau kita tidak dekat, tetapi aku tahu b
Read more

Limapuluhlima

"Terima kasih banyak yaa, sudah mengantar." ujar Saphire dengan ramah nya. "Sama sama." setelah itu pengawal yang merangkap sebagai supir pergi meninggalkan Saphire, kembali menuju Istana. Saphire melihat ke arah langit yang berwarna jingga bergradasi ungu, itu tanda nya hari akan menyambut malam hari tiba. Raut murung Saphire langsung terbentuk karena mengingat perjalanan nya menuju rumah. Pada saat memasuki kawasan Desa, orang orang memandang terkejut dan juga heran kenapa ada mobil istana yang memasuki Desa. Apa kedatangan pejabat istana? atau orang kaya raya? mereka begitu penasaran.Dan puncak nya, pada saat Saphire keluar dari mobil itu, semua mata tertuju padanya, seakan menerka nerka apa yang telah di lakukan Saphire hingga dapat di antar pulang oleh mobil mewah itu. Dan, yang lebih membuat parah nya lagi. Saphire sempat mendengar bisikan dari beberapa gadis tetangga nya mengatakan bahwa ia telah menggoda para pria di istana sehingga dapat menumpangi mobil itu. Tentunya S
Read more

Limapuluhenam

Walau terdengar samar samar Saphire yang mendengar hal itu tentu merasa terkejut, apa serendah itu kah? atau memang sejauh itukah jarak status sosial masyarakat Desa dengan masyarakat penghuni istana?Karena ingin mendengar lebih jelas lagi, Saphire perlahan lahan membuka pintu kamar nya. Bisa di lihat dengan jelas kedua orang tuanya berhadapan dengan perwakilan warga yang hanya tiga orang. Dari tempatnya mengintip, Saphire dapat memastikan kalau dari postur duduk sang ayah tengah menahan amarah, karena memang terlihat kaku. Sementara untuk sang ibu, terlihat lemas, sudah pasrah dengan semua omongan yang di sampaikan, tentu hati seorang ibu itu merasa sakit mendengar hal negatif dari orang lain mengenai putri nya. "Di sini saya ingin meluruskan saja, mengingat anak kami memang menuntut ilmu di Royal. Hingga tak heran apabila ia memiliki teman yang tinggal di istana. Dan kami pastikan bahwa setiap harinya mobil yang selalu mengantar Saphire pulang adalah mobil teman nya yang bernama
Read more

Limapuluhtujuh

Keesokan harinya, di dalam Kelas Maria menunggu kedatangan dari kawan nya, siapa lagi kalau bukan Saphire. Jam dinding menunjukan tepat tujuh dan Saphire belum juga memperlihatkan batang hidung nya di kelas ini. Dan juga tidak ada pesan yang di terima Maria kalau semisal nya Saphire sedang berhalangan hadir untuk hari ini. Sampai bel masuk berbunyi, Saphire belum tampak juga. Tentu membuat Maria merasa aneh sekaligus khawatir takut terjadi hal yang tidak di ingin kan menimpa kawan nya itu. "Dimana sebenarnya Saphire sekarang?" gumam Maria."Baik, sudah masuk semua?" tanya guru di depan kelas. "Saphire belum hadir bu." ucap Maria. "Apakah kamu tau kemana dia, Maria?" "Aku tida-""Selamat pagi, mohon maaf aku terlambat hari ini guru." ucap Saphire dengan nafas tersenggal, gadis itu seperti sudah berlari dari gerbang Royal menuju kelas. "Akhirnya, karena kamu baru kali ini terlambat. Maka akan saya biarkan, tapi tidak untuk yang kedua kalinya." ucap sang guru. "Baiklah guru, aku
Read more

Limapuluhdelapan

Pergi Maria, datang Elgar. Lelaki itu masih berada di ambang pintu, memperhatikan sosok anggun yang sangat ia kagumi. Sementara Saphire melihat Elgar di sana ada satu titik merasa bahagia karena melihat kembali keberadaan lelaki itu. Elgar lebih mendekat pada Rembulan nya itu, lalu duduk di tempat Maria. Tentunya Saphire tidak dapat melarang, apa kuasanya hingga dapat melakukan hal tersebut? "Tidak ke kantin?" tanya Elgar, menyandarkan punggung ke kursi lalu mengusap surai lembut Saphire. "Aku bekal, Elgar." sebut Saphire. "Apa yang kamu bekal?" tanya Elgar."Hanya biasa saja." balas Saphire, mulai menyuapi makanan yang di bekal ke dalam mulut. "Kamu tidak istirahat?" tanya Saphire pada Elgar."Tidak." Mendengar nya Saphire melihat ke samping, tepat pada Elgar yang memandangnya juga. "Kenapa tidak? bagaimana jika nanti kamu kelaparan?" tanya Saphire bertubi tubi. "Karena waktu menemui Rembulan ku lebih berharga dari rasa lapar." balas Elgar, membuat Saphire terdiam. Usapan pada
Read more

Limapuluhsembilan

"Kenapa Elgar tiba tiba berada di sini?" tanya Maria. "Aku pun tidak tahu, kenapa memang nya?" tanya Saphire balik. Maria hanya ber oh ria, ingin menanyakan lebih lanjut tetapi melihat respond Saphire sebelum sebelum nya terlihat tidak begitu baik, kenapa ia bisa menyimpulkan seperti itu karena pertemanan nya yang tidak bisa di hitung dengan jari membuat Maria tahu bagaimana sifat keseharian Saphire. Dan sekarang, ia merasakan perbedaan itu. Maria masih memperhatikan dari samping wajah Saphire yang memperhatikan penjelasan guru yang sudah datang sedari tadi. Maria yakin kalau dari keterdiaman nya itu, di dalam otak Saphire sangat berisik, sehingga tidak membagikan keberisikan nya itu pada dirinya. "Maria?" "A-ah iya guru?" saking lama nya Maria fokus pada hal lain, membuat nya menjadi perhatian guru. "Coba jelaskan apa yang selama tadi saya jelaskan." "Tadi, guru.... menjelaskan mengenai-"Saphire melihat kawan nya itu seperti biasanya, menyemangati lewat batin kalau pun sampa
Read more

Enampuluh

Sepulang sekolah, seperti biasa Maria berjalan beriringan ke tempat penjemputan mereka. Di sana sudah ramai anak anak Royal yang menunggu jemputan sama seperti mereka. "Maria, hallo." "Oh ya, Hallo." "Kamu sama seperti kita sedang menunggu jemputan?" "Ya, begitu lah." balas Maria. Saphire masih berada di sana tetapi tidak bersuara sama sekali. Dan juga ia di anggap tidak ada sepertinya, dan hanya di anggap benalu yang selalu menempel pada Maria. Mereka berdua berbincang tampak akrab, Saphire tidak tahu Maria memiliki teman lain selain dirinya, atau dirinya nya yang tidak menampakan diri? lalu, atau Maria sengaja tidak mengenalkan Saphire pada kawan kawan nya? "Maria, jemputan ku sudah datang." "Kalau begitu aku pulang lebih dulu, Maria sampai jumpa besok." ucap teman Maria tadi. "Ya sampai jumpa." balas Maria. "Itu teman mu, Maria?" tanya Saphire yang cukup penasaran juga. "Iya, aku belum memberi tahu mu ya? kalau sebenarnya dari hari kemarin aku ikut kegiatan padua
Read more
PREV
1
...
456789
DMCA.com Protection Status