Semua Bab Menjadi Rebutan Putra Mahkota dan Anak Mentri: Bab 21 - Bab 30

82 Bab

Duapuluhsatu

Ternyata rasa resah Saphire masih belum juga usai, padahal Elgar sudah kembali ke Royal. Tetap saja melihat kondisinya yang mengalami cedera membuat Saphire khawatir, dan yang paling membuat nya menyesal adalah ketika awal awal cedera Saphire tidak berada di samping Elgar. "Maria, kamu bisa pulang lebih dulu." ucap Saphire."Kenapa?" tanya Maria."Aku ada jadwal membersihkan kelas." "Tidak apa, aku akan menunggu." "Aku serius, kamu bisa pulang lebih dulu. Aku yakin sekali kalau orang yang menjemputmu sudah datang." Maria menghembuskan nafas pasrah, ia hanya merasa tidak enak saja. Saphire selalu menunggu dan menemani nya, tapi ia tidak bisa sebalik nya pada Saphire. "Tapi ini bukan keinginan ku, ini adalah bentuk aku menuruti apa yang kamu bilang Saphire." Saphire tersenyum simpul. "Iya, terima kasih sudah menurutinya."Akhirnya Maria pergi dari sana, dan hanya tersisa Saphire di kelas. Sudah menjadi hal yang biasa Saphire membersihkan kelas sendirian, terkadang di bantu Maria se
Baca selengkapnya

Duapuluhdua

Elgar yang memahami situasi, menampakan ekspresi wajah sumringah nya dengan senyuman manis jangan lupa. Ia tidak ingin mengecewakan Saphire dengan mengatakan bahwa dirinya tidak menerima kain rajut, Elgar menghela nafas mungkin saat nya ia membereskan sesuatu. "Di kain rajut itu sengaja aku rajut juga inisial nama kita, kamu malu tidak?" tanya Saphire yang takut kalau Elgar tidak menyukainya. "Itu lebih indah dari yang sebelumnya Saphire." "Inisial nama kita pada rajut itu menjadi ciri khas sehingga tidak akan tertukar, atau ada orang lain yang merasa sama mengaku ngaku." ucap Elgar lagi, yang terlihat sangat baik dalam menutupi sesuatu. "Syukurlah kalau kamu suka." "Aku merasa kurang hanya memberi hadiah kemenangan dengan kain rajut saja." ujar Saphire penuh sesal."Hei hei." Elgar menarik dagu Saphire pelan supaya tidak tertunduk. "Semua pemberian yang berasa dari kamu, itu semua sangat berharga, melebihi apapun yang aku punya di istana sana." Elgar meyakinkan kalau Saphire ti
Baca selengkapnya

Duapuluhtiga

Di kediaman Milya, tengah terlihat banyak orang yang begitu sibuk dengan urusan nya masing masing. Memang setiap pagi rumah mana yang tidak sibuk di waktu semuanya beraktifitas. Tetapi pagi ini menjadi pagi yang berbeda bagi Milya, gadis itu sedang menghadap cermin dengan menyisir rambutnya tanpa henti, ia sudah mempersiapkan pagi nya itu semaksimal mungkin, ketika sudah di rasa puas. Akhirnya ia beranjak dari sana, lalu sedikit berlari untuk menuju ruang tamu berada. Hal yang membuat pagi Milya terasa berbeda adalah, tidak ada angin tidak ada hujan. Tiba tiba Elgar mengabari kalau dirinya akan berkunjung ke kediaman nya. Bahkan untuk Milya yang selalu berlama lama pada saat berendam, menjadi secepat kilat untuk menuntaskan ritual mandinya. Milya bersembunyi di balik tembok yang memisahkan antara ruang tamu dengan ruang kumpul keluarga. Ia melihat Elgar sudah ada di sana sedang mengobrol ringan dengan ayah nya. Pikiran nya menjadi berandai andai kalau Elgar yang berada di sana teng
Baca selengkapnya

Duapuluhempat

BRAK!BRAK! "AAAAGH! Seharusnya aku membuang benda sialan itu." Milya menggila di dalam kamarnya, ia sampai tidak habis pikir kenapa Elgar sampai nekat untuk menggeledah kamar nya ini. Milya salah, Milya salah karena sudah tidak menaruh curiga sejak awal. Seharusnya ia sudah menyadari kalau dari Elgar yang meminta ke kamar nya saja itu sudah mencurigakan. Dengan penampilan yang berantakan Milya menatap cermin, wajah nya sudah berantakan dengan make up yang sudah merata, jangan tinggalkan pakaian serta rambut yang ikut berantakan juga efek dari menggila nya Milya. Mata nya menatap lurus cermin. "Ini bukan kamu Milya, ini bukan kamu." "Jangan membalas dengan cara yang murahan, tetap elegan.""Jika Elgar tidak bersama ku, maka tidak juga untuk yang lain." ____Saphire merasa heran, Elgar tidak mengabarinya kalau semisal ia tidak akan masuk Sekolah. Kenapa begitu? karena Saphire seharian ini tidak melihat keberadaan nya di sekitar Royal. Ia pun sempat bertanya pada yang lain, kalau
Baca selengkapnya

Duapuluhlima

Di Royal mengadakan semacam pesta untuk anak anak yang memenangkan kejuaraan olahraga yang di ikuti, semua di rayakan sebagai bentuk apresiasi Royal pada mereka. Acara di adakan pada malam harinya, dan sekarang sudah menjelas sore, Saphire sedang kebingungan memakai dress mana yang nantinya akan di pakai? Jujur saja ia tidak mempunyai banyak dress untuk pesta, tapi kalau ada pun itu sudah di pakainya beberapa kali. "Aku sangat bingung Maria." ujar Saphire.Maria memang berada di sana, mereka berdua berencana akan pergi bersama dari kediaman Saphire. "Mau kamu pakai apa saja, terlihat sangat cocok Saphire." balas Marian. "Kamu tau? kalau semua dress yang aku punya hampir aku pakai setiap kali ada acara." "Ya memang nya kenapa? tidak akan ada yang mengejek juga." "Aku hanya ingin berkembang saja." ucap Saphire lirih. Tok Tok Tok!Bersamaan Saphire dan Maria melihat ke arah pintu, tak lama pintu pun terbuka dan muncul ibu Saphire di sana. "Kenapa bu?" tanya Saphire. "Kemari dulu
Baca selengkapnya

Duapuluhenam

Sebelum menghadiri acara, sesuai dengan apa yang di bilang Elgar pada Saphire, ia sedang berbicara dengan sang ayah sekarang. Tiba tiba saja Elgar di panggil ke ruangan Raja, sekaligus ayah nya itu. Elgar sendiri tidak tahu alasan apa yang membuatnya di panggil. Perasaan tidak ada kegiatan negatif yang merugikan. "Ayah." ucap Elgar setelah memberi salam, walau sekarang posisi nya ia sedang di belakangi oleh sang ayah. "Sudah di sini rupa nya." ucap Raja, berbalik menatap anak semata wayang nya itu. "Ada apa memanggil?" tanya Elgar, ingin meminta cepat cepat mengingat pesta sudah di mulai, tetapi apalah daya yang di hadapinya sekarang adalah sosok yang di agungkan juga di banggakan oleh dirinya. "Ayah, tidak semata mata memanggil mu kemari hanya untuk alasan yang sepele." ucap Raja. Dan Elgar berspekulasi kalau ada hal penting yang akan ayahnya sampaikan, karena kalau informasi itu tidak terlalu penting, ayah nya itu akan menyampaikan nya lewat kesatria yang mengabdi di kerajaan.
Baca selengkapnya

Duapuluhtujuh

Sekarang memasuki acara inti, setelah penyambutan penyambutan yang telah di berikan. Sekarang memasuki sesi dansa bersama pasangan, tentunya sesi dari kegiatan ini akan sangat menyenangkan. Saphire memilih untuk menarik diri dari sana, tidak ada yang mengajaknya berdansa, berbeda dengan Maria yang sudah ada yang menarik nya ke lantai dansa. Padahal Maria sendiri tidak ingin melakukan dansa itu, tetapi Saphire terus bujuk dan akhirnya mau dengan catatan Saphire tidak akan pergi ke mana mana. Dan bagaimana dengan Elgar? kekasih dari Saphire itu sudah di gaet duluan oleh Milya. Mereka berdua pun terlihat sangat cocok, Elgar sepertinya tidak dapat menolak karena keberadaan dari kedua orang tuanya serta para petinggi kerajaan menghadiri pesta ini. Saphire pun tidak ada kuasa untuk mencegah nya, ia melihat nya dari jauh saja ketika semua orang yang berada di lantai dansa bergerak indah ke sana kemari. Lagi pula di setiap acara dansa, semua orang dapat memilih siapa yang akan menjadi pasa
Baca selengkapnya

Duapuluhdelapan

Malam hari semakin larut, semakin malam bukan nya acara hampir menuju selesai tetapi malah sebaliknya semakin meriah dengan adanya acara acara lain. Termasuk sekarang, sedang memasuki sesi makan malam bersama tentunya sesuai meja masing masing yang sedari awal sudah di tempati. Fokus Saphire penuh pada hidangan yang tersaji di meja nya, begitupun Maria tidak mengatakan apapun dan fokus menghabiskan makanan nya saja. Di meja yang sebenarnya masih bisa bertambah dua orang saja itu, di isi oleh mereka berdua, selama acara pun tidak ada yang meminta untuk ikut duduk di meja itu, dan kalau di lihat lihat hampir semua tamu sudah mendapati tempat nya masing masing, sepertinya pengurus dari acara ini sengaja menyiapkan lebih. "Aku kira tidak akan ada orang tua yang menghadiri pesta ini." ucap Maria yang sudah selesai dengan makan nya, begitupun Saphire. "Memang nya kenapa Maria?" tanya Saphire heran. "Tidak apa apa sebenarnya, hanya saja aku kira pesta ini di peruntukan untuk murid Royal
Baca selengkapnya

Duapuluhsembilan

Saphire memutar kepala nya karena merasa pegal, dapat ia perkirakan kalau sekarang menginjak pukul sepuluh malam. Memang tidak terlihat selarut itu berkat langit yang cerah dengan bulan bersinar bertabur bintang. Langit yang indah itu berbanding terbalik dengan keadaan Saphire saat ini, tapi sedikitnya ia merasa terhibur dengan langit malam ini. Untuk sekarang biarkan Saphire untuk tidak begitu mengingat Elgar lebih dulu, ia akan menyibukkan dirinya mulai dari esok, setidak nya akan ada waktu di mana ia akan berhadapan dengan Elgar kembali jika mereka di takdirkan untuk bertemu entah kapan. Mungkin ia pun akan mulai membawa sarung tangan Aca dan kain ikat kepala untuk Miguel setiap hari, ia tidak dapat memprediksi kapan mereka akan bertemu kembali. Dan bila di ingat kembali pertemuan di antara mereka memang selalu tidak di rencanakan. Saphire beranjak dari tempat duduk nya, dan berjalan tanpa semangat ke arah gerbang tempat dirinya dan Maria turun dari mobil sang ayah. "Nona? men
Baca selengkapnya

Tigapuluh

Kabar buruk, pagi hari setelah bangun dari tidur. Saphire merasa matanya memberat dan sulit untuk di buka, apa ada sesuatu yang mengganjal? Dan ternyata, setelah dirinya bercermin. Sepasang matanya sudah bengkak, pengelihatan nya pun tidak enak untuk di gerakan ke sana kemari. Dan tentunya itu adalah kabar buruk, karena hari ini ia masuk Sekolah. "Kamu memiliki kacamata?" tanya Maria. "Ya, aku memiliki nya." balas Saphire, masih sibuk dengan mengompres sepasang mata nya dengan air hangat secara bergantian. "Kamu bisa pakai hari ini, untuk terlihat menyamarkan nya." "Baiklah, aku akan memakainya Maria." Mereka berdua sudah siap dengan seragam sesuai dengan ketentuan, tinggal menata sedikit lagi rambut serta riasan nya mereka sudah siap untuk pergi ke Sekolah. Rambut Saphire di biarkan tergerai dengan dua pin di kedua sisi kepala nya, sementara Maria tergerai panjang sepunggung dengan gelombang menggantung. "Ayo kita pergi." "Ayo." ____Harap harap cemas Saphire tidak ingin be
Baca selengkapnya
Sebelumnya
123456
...
9
DMCA.com Protection Status