Share

Duapuluhsembilan

Penulis: Jehe
last update Terakhir Diperbarui: 2024-08-07 20:46:41

Saphire memutar kepala nya karena merasa pegal, dapat ia perkirakan kalau sekarang menginjak pukul sepuluh malam. Memang tidak terlihat selarut itu berkat langit yang cerah dengan bulan bersinar bertabur bintang.

Langit yang indah itu berbanding terbalik dengan keadaan Saphire saat ini, tapi sedikitnya ia merasa terhibur dengan langit malam ini.

Untuk sekarang biarkan Saphire untuk tidak begitu mengingat Elgar lebih dulu, ia akan menyibukkan dirinya mulai dari esok, setidak nya akan ada waktu di mana ia akan berhadapan dengan Elgar kembali jika mereka di takdirkan untuk bertemu entah kapan.

Mungkin ia pun akan mulai membawa sarung tangan Aca dan kain ikat kepala untuk Miguel setiap hari, ia tidak dapat memprediksi kapan mereka akan bertemu kembali. Dan bila di ingat kembali pertemuan di antara mereka memang selalu tidak di rencanakan.

Saphire beranjak dari tempat duduk nya, dan berjalan tanpa semangat ke arah gerbang tempat dirinya dan Maria turun dari mobil sang ayah.

"Nona? men
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Menjadi Rebutan Putra Mahkota dan Anak Mentri   Tigapuluh

    Kabar buruk, pagi hari setelah bangun dari tidur. Saphire merasa matanya memberat dan sulit untuk di buka, apa ada sesuatu yang mengganjal? Dan ternyata, setelah dirinya bercermin. Sepasang matanya sudah bengkak, pengelihatan nya pun tidak enak untuk di gerakan ke sana kemari. Dan tentunya itu adalah kabar buruk, karena hari ini ia masuk Sekolah. "Kamu memiliki kacamata?" tanya Maria. "Ya, aku memiliki nya." balas Saphire, masih sibuk dengan mengompres sepasang mata nya dengan air hangat secara bergantian. "Kamu bisa pakai hari ini, untuk terlihat menyamarkan nya." "Baiklah, aku akan memakainya Maria." Mereka berdua sudah siap dengan seragam sesuai dengan ketentuan, tinggal menata sedikit lagi rambut serta riasan nya mereka sudah siap untuk pergi ke Sekolah. Rambut Saphire di biarkan tergerai dengan dua pin di kedua sisi kepala nya, sementara Maria tergerai panjang sepunggung dengan gelombang menggantung. "Ayo kita pergi." "Ayo." ____Harap harap cemas Saphire tidak ingin be

    Terakhir Diperbarui : 2024-08-08
  • Menjadi Rebutan Putra Mahkota dan Anak Mentri   Tigapuluhsatu

    "Bagaimana, bagaimana dengan tadi??" Maria langsung menodongkan pertanyaan pada saat Saphire baru saja masuk ke dalam kelas. "Kita duduk dulu saja ya Maria." Saphire mengajak Maria duduk, dan langsung di kabulkan oleh kawannya itu. Saphire menghela nafas nya. "Elgar sudah ada di sana pada saat aku sampai sepertinya, dan tepat dugaan kalau pasti akan membahas tentang malam hari kemarin." Tapi setidaknya dari situ Elgar tidak terlihat mengabaikan sosok Saphire, dia tidak menjadi sosok pecundang dengan tidak menjelaskan apapun pada Saphire yang status nya masih menjadi sepasang kekasih. "Apa dia menyesal? atau berencana untuk membatalkan pertunangan nya dengan Milya? atau kalian berencana kabur karena tidak di beri restu?" tanya Maria bertubi tubi. "Tenang Maria, tenang. Satu satu kalau bertanya." "Dan untuk pertanyaan terakhir, itu tidak akan mungkin terjadi." jelas Saphire, karena mau sampai kapan pun, mau sejauh apapun mereka pergi tetap saja tidak akan menyelesaikan semuany

    Terakhir Diperbarui : 2024-08-11
  • Menjadi Rebutan Putra Mahkota dan Anak Mentri   Tigapuluhdua

    "Jadi untuk pembahasan nya sudah cukup sampai di sini, bagian penugasan sekarang. Coba cari tambahan informasi dari materi tersebut." Tok Tok Tok!"Ya silahkan masuk." Tentunya, hanya dari ketukan pintu saja seluruh atensi di dalam kelas akan teralihkan, karena rasa penasaran yang tak bisa di tahan. Tentunya Saphire juga melakukan hal yang sama. "Ouh, Elgar. Ada apa kemari?"Terlihat, pemuda itu memberikan secarik kertas pada guru yang tengah mengajar. Sesaat sang guru membaca surat yang Elgar berikan dengan fokus. Dan setelah mendapatkan jawaban nya, guru melihat ke dalam kelas dan berakhir tertuju pada Saphire."Saphire silahkan kamu boleh pulang saja, saya menerima surat kegiatan Sekolah mu hari ini hanya setengah hari." Saphire dan Maria saling bertatapan, seakan mereka berdua saling bertukar pikiran atas apa yang terjadi saat ini. Karena tidak ingin menunggu lama, Saphire segera berkemas setelah anggukan yang di berikan Maria. Setelah berpamitan dengan sang guru, tangan Saph

    Terakhir Diperbarui : 2024-08-12
  • Menjadi Rebutan Putra Mahkota dan Anak Mentri   Tigapuluhtiga

    Setelah kedatangan Raja dan Ratu, membuat di dalam ruangan iru menjadi lebih mencekam daei yang sebelum nya sejuk dari jendela yang terbuka. Tentunya setelah kedatangan kedua orang yang memegang tahta tertinggi di wilayah nya, Saphire memberikan hormat yang sopan dan berusaha bersikap baik sesuai dengan norma kerajaan. Dan sekarang keempat orang itu sedang duduk menyaksikan makanan yang di hidangkan oleh pelayan istana, belum ada obrolan di antara mereka. Yang sepertinya akan melakukan makan bersama lebih dahulu. "Silahkan di nikmati." ucap Raja. Setelah mendengar hal tersebut, mereka langsung memulai acara makan itu sesuai dengan tatak rama kerajaan. Saphire tidak begitu kesulitan karena memang ia di ajarkan oleh sang ibu untuk bertata rama sesuai dengan ajaran Kerjaan walau dirinya hanyalah seorang anak dari kepala Desa. Hanya dentingan sendok dan piring yang beradu mengisi ruangan tersebut, dan jujur saja Saphire merasakan adanya buliran keringat yang meluncur dari sisi wajahn

    Terakhir Diperbarui : 2024-08-13
  • Menjadi Rebutan Putra Mahkota dan Anak Mentri   Tigapuluhempat

    Dalam hati Saphire, oh apalagi ini. Apa yang akan di perbuat Milya untuk mempermalukan nya lagi? semoga saja Saphire masih bisa menahan semuanya. "Ouh begitu, lalu bagaimana?" tanya Ratu."Ya kurang lebih seperti banyak nya perbedaan dari beberapa golongan, sehingga harus pintar pintar saja dalam beradaptasi. Beradaptasi saja sebenarnya tidak cukup, di usahakan untuk setara saja sehingga akan seimbang." ucap Milya dengan kata 'seimbang' ia tekan kan di sana. Saphire menatap Milya dalam diam, ia sudah tahu pasti kalimat tersebut di tujukan pada dirinya. Siapa lagi? istilahnya sekarang dirinya lah satu satu nya orang yang rendah di antara mereka berempat. "Dan Saphire, saya yakin kalau kamu tidak begitu bodoh untuk memahami apa yang Milya ucapkan tadi." "Jadi, itulah jawaban saya dan juga Raja untuk mu. Terima kasih juga sudah percaya diri untuk datang ke sini." ucap Ratu. Kedua orang yang berbeda usia di antara ketiga remaja itu beranjak dari sana, karena merasa urusan nya sudah s

    Terakhir Diperbarui : 2024-08-15
  • Menjadi Rebutan Putra Mahkota dan Anak Mentri   Tigapuluhlima

    Saphire akan diam saja, dirinya serasa tidak memiliki energi untuk membalas. Lagi pula membalas pun ia akan di salahkan karena Milya yang bagian dari Kerajaan, walau hanya anak dari wakil Raja saja. "Putri, saya kira anda mendapatkan pembelajaran tata krama." tentunya bukan Saphire yang membalas, melainkan Miguel yang berada di samping Saphire."Apa ada yang salah?" tanya Milya. "Ada, cara anda berbicara dengan orang lain." "Apa aku harus bersikap menawan pada perempuan yang pernah mengisi kehidupan Tunangan ku?" "Haha akan sangat munafik di rasa." ucap Milya lagi sambil memijat kening. "Maka anda lebih rendah dari siapa pun." ucap Miguel yang sukses membuat Milya terdiam dan naik pitam setelah nya. "Ayo, kita lanjut kan perjalanan yang tertunda." ujar Miguel pada Saphire, lelaki itu lebih dulu berjalan dan di lanjut oleh Saphire. Sementara itu, kondisi Milya masih sama seperti sebelum nya. Ia merasa kesal dan seperti tidak ada niatan untuk pergi dari sana, matanya terus memper

    Terakhir Diperbarui : 2024-08-16
  • Menjadi Rebutan Putra Mahkota dan Anak Mentri   Tigapuluhenam

    "Elgar, jangan seperti ini." ucap Saphire, apa yang di bilang Elgar tadi sangatlah tidak bisa di terima oleh Saphire. "Tapi kenapa? ini salah satu caranya Saphire." ujar Elgar masih memaksa. Paksaan tersebut semata mata karena Elgar mencintai Saphire begitu besarnya, sehingga ia akan mengambil setiap celah mana pun yang kemungkinan berhasil nya kecil juga tak apa. "Kamu kuat Elgar, pasti akan ada rencana takdir yang baik untuk mu di depan sana." ucap Saphire, masih berusaha untuk Elgar agar tidak merealisasikan keinginan tadi. "Dan rencana takdir yang menurut ku baik itu, di depan ku sekarang." Elgar menatap lekat manik Saphire, benar benar terdapat keseriusan di sana. "Bisa saja, yang di depan mu sekarang itu menjadi takdir yang sebaliknya." "Itu tidak akan pernah Saphire, tidak akan pernah seperti itu." "Saphire, kita masih memiliki rasa cinta yang sama besar nya bukan?" Saphire tidak bisa membohongi hatinya, memang ia masih sangat mencintai lelaki yang tengah menggenggam ta

    Terakhir Diperbarui : 2024-08-17
  • Menjadi Rebutan Putra Mahkota dan Anak Mentri   Tigapuluhtujuh

    "Bagaimana kabar mu?" tanya Miguel pada perempuan di samping nya itu yang sedang memangku sang adik. "Jauh lebih baik dari sebelum nya, oh iya, aku lupa bertanya kenapa kalian berdua bisa berada di sini?" tanya Saphire. "Hanya sekedar jalan jalan sore saja." Saphire mengangguk saja, dan kembali memperhatikan interaksi Rasya dengan rumput rumput. "Aku ingin bertanya, tapi kalau tidak mau menjawab tidak apa." ucap Miguel dengan rasa penasaran yang tinggi. "Tanya kan saja Miguel." "Ada hubungan apa kamu dengan Putra Mahkota Elgar?" Sebentar Saphire terdiam, lalu ia mengalihkan pandangannya untuk melihat pada Miguel. "Tadinya kami sepasang kekasih, tapi sejarang sudah tidak lagi." "Kenapa bisa begitu?" "Kamu tahu sendiri kalau di dalam hubungan perbedaan kasta akan sangat di tentang." "Itu hanya berlaku untuk kalangan atas saja, Saphire.""Ya, aku mengetahui nya tapi bagaimana dengan ku yang bisa di bilang kalangan bawah ini?" ucap Saphire sendu. Miguel memperhatikan wajah angg

    Terakhir Diperbarui : 2024-08-20

Bab terbaru

  • Menjadi Rebutan Putra Mahkota dan Anak Mentri   Delapanpuluhtiga

    "Eh.""Kamu baik baik saja?" Segera Saphire berdiri dan merapikan penampilan nya walau tidak membuahkan hasil sama sekali. "Ya, sejauh ini baik baik saja." "Jangan bohong seperti itu, anak kecil saja tau kalau kamu sedang tidak baik baik saja." "Mungkin tadi iya, tapi sekarang sudah tidak apa apa, terima kasih atas perhatiannya Guru."Tatapan prihatin sekaligus kasihan itu di peruntukan untuk Saphire, tidak sekali dua kali sang Guru melihat sesuatu hal yang terjadi pada anak didiknya itu. Kadang kala penampilan nya tidak begitu rapi dengan perundungan yang sebelum nya di alami. Dan entah mengapa tetapi pihak Royal tidak juga untuk membuka mata tentan masalah ini, seakan selalu tertutupi oleh berita yang lebih besar. "Pakai sapu tangan ini, setidak nya untuk menyeka air air yang menetes." "Terima kasih lagi, aku akan menggunakan nya dan di kembalikan secepatnya Guru." "Tidak perlu terburu buru, tidak apa. Itu untuk mu saja, aku memberikan nya." "Baiklah." "Aku tidak bisa berl

  • Menjadi Rebutan Putra Mahkota dan Anak Mentri   Delapanpuluhdua

    Saphire berbalik, cukup terkejut karena bagaimana Elgar mengetahui keberadaan nya di hari kemarin. Apa Elgar juga mengirim seseorang untuk memata matai diri nya? "Kenapa kamu bisa tahu?" tanya Saphire. "Tidak peduli dari mana aku mengetahui nya, yang jelas, jawab pertanyaan ku Saphire." ujar Elgar. Saphire menimang nimang apakah ia harus berbohong atau tidak, kalau ia berbohong pasti Elgar sudah mengetahui kebenaran nya, bila sebalik nya Elgar pasti tidak suka karena Saphire telah berbohong. "Kemarin aku menemani Miguel berlatih." cicit Saphire. Elgar mengeraskan rahang nya. "Dan boleh aku tahu kenapa kamu melakukan nya?" tanya Elgar masih menahan dirinya. "Apa kamu di paksa?" tanya Elgar dengan Saphire yang masih terdiam karena merasa takut. "Ah sudah ku kira, kamu telah di paksa untuk ikut bersama dengan nya." ucap Elgar. "Tidak." "Lalu apa, Saphire." "Aku menemani Miguel karena atas keinginan ku sendiri, tidak ada paksaan dari Miguel ataupun dari orang lain." "Ken

  • Menjadi Rebutan Putra Mahkota dan Anak Mentri   Delapanpuluhsatu

    "Saphire." "Ya? kenapa?" "Bisa bantu aku untuk membawa buku di perpustakaan? karena permintaan dari guru selanjutnya.""Baiklah, ayo." Bisa di hitung jari Saphire berinteraksi dengan teman teman se ruangan nya, karena ia yang selalu bersama Maria dan ia merasa cukup dengan Maria saja tidak peduli dengan yang lain, oh atau mungkin bisa di tambah dengan dua teman nya di kegiatan seni tanah liat, dan juga Miguel. Bila mengenai Elgar, itu akan menjadi hal lain yang bagi Saphire. Entah akan menganggapnya sebagai apa yang pasti ada nya Elgar di kehidupan Saphire menjadi pengaruh begitu besar pada saat saat itu. "Ini buku nya Saphire, aku sudah membagi dua nya. Jadi tidak akan berat membawa." "Kemari kan." pinta Saphire untuk bagiannya. Saphire kira perjalanan nya menuku ruangan kembali akan lancar tanpa hambatan apapun, tetapi ternyata di depan ruangan yang Saphire dan teman teman nya tempati ada sekitar tiga orang yang menunggu di sana, entah siapa yang di tunggu. "Oh, ini dia manu

  • Menjadi Rebutan Putra Mahkota dan Anak Mentri   Delapanpuluh

    "Apa kamu menunggu lama?" tanya Miguel.Posisi Saphire yang sebelumnya membelakangi Miguel, kini mereka berdua tengah berhadapan. Saphire memperhatikan penampilan yang berbeda dari Miguel, tentunya dengan memakai pakaian Olahraga klub polo nya. "Tidak, mungkin karena aku bersama teman di sini." balas Saphire."Teman?" Miguel tidak salah mendengar bukan? tidak ada siapapun di sekitar Saphire sedari tadi."Kuda mu, Miguel." "Ah, kalian sudah berteman rupanya.""Benar, tadi pun aku sempat untuk memberikan nya rumput." "Rumput? dari mana?" "Ada yang memberikan nya tadi, tidak masalah kan?" "Ya tidak apa apa." Tangan Miguel bergerak membuka pintu kandang kuda milik nya, di raih nya tali pada kuda dan menuntun ke lapangan. "Saphire, kamu bisa menunggu di sana bersama gadis lain. Buat nyaman diri mu, dan duduk di mana saja sesuai dengan keinginan mu." ujar Miguel tadi sebelum terjun ke lapangan. Mendengar penuturan dari Miguel tadi, Saphire menuruti nya. Ia menempati tempat duduk yan

  • Menjadi Rebutan Putra Mahkota dan Anak Mentri   Tujuhpuluhsembilan

    "Ngomong ngomong Miguel." panggil Saphire masih terdengar sopan di telinga Miguel."Kenapa?" "Apakah orang yang tadi mengajak berbicara adalah teman mu?" "Ya, dan mungkin hanya satu satunya teman ku." Jawaban dari Miguel mengundang rada penasaran Saphire. "Apa aku tidak di anggap sebagai teman mu?" "Haha, itu persoalan yang berbeda untuk ku." "Kenapa begitu" "Apa ada sesuatu yang bisa kamu berikan pada ku?" tanya Miguel mengalihkan pembicaraan.Saphire yang mengerti kalau Miguel tidak ingin membahasnya lebih lanjut memilih untuk diam, dan kembali merasa bingung dengan pertanyaan dari Miguel. "Sesuatu yang di berikan?" "Ya.""Untuk apa?" "Kami di klub Polo meyakini jika mendapatkan barang dari gadis terkasih nya, akan di anggap sebagai berkat yang selalu menyertai terutama ketika turun ke lapangan." balas Miguel."Tetapi, bukan nya sekarang hanya latihan saja? maksudku apa memang harus?" "Sama saja, mau latihan ataupun perlombaan, itu akan kami hargai dan menjaga nya sepenuh h

  • Menjadi Rebutan Putra Mahkota dan Anak Mentri   Tujuhpuluhdelapan

    Benar saja, Saphire di bawa oleh Miguel ke tempat latihan Polo nya. Mata Saphire tengah di suguhi dengan banyak nya kuda di dalam kandang, kepala mereka menyembul keluar dan ada juga yang sedang di beri rumput.Mengingat Miguel akan latihan, Saphire merasa lingkungan sekitarnya sudah mulai ramai dengan banyak orang, mungkin teman teman satu klub Miguel. Beberapa di antara mereka juga ada yang membawa seorang gadis yang bisa di lihat status mereka sepasang kekasih ataupun sepasang tunangan. Sedangkan Saphire di sini sebagai apa? hanya menemani Miguel yang ia harap akan berjalan lancar tanpa ada yang menghambat. "Ayo, aku akan menunjukan kuda milik ku." ajak Miguel, yang melihat Saphire sangat sibuk dengan melihat lihat sekitar."Maaf aku tidak fokus, aku sangat tertarik dengan lingkungan di sini, sangat indah." balas Saphire menatap wajah Miguel. "Kamu menyukai nya?" "Tentu saja." "Maka aku akan selalu mengajak mu." "Memang aku sudah meng iya kan?" "Aku tidak butuh persetujuan i

  • Menjadi Rebutan Putra Mahkota dan Anak Mentri   Tujuhpuluhtujuh

    "Istirahat tadi, kamu kemana saja Saphire?" tanya Maria."Aku bertemu dengan seseorang, kenapa bertanya? urusan mu dengan dengan klub paduan suara hanya sebentar saja?" "Benar, pada saat aku kembali ke dalam kelas aku tidak menemukan mu, dan sengaja aku mencari ke kantin juga tidak ada." "Aku akan ikut klub kerajinan tanah liat." putus Saphire. Tentunya mendapatkan dukungan dari Maria, bagaimana tidak? Maria melihat Saphire yang sudah dapat berinteraksi dengan lebih banyak orang. "Aku senang mendengarnya, lalu di mana itu? dan kapan mulai untuk mu?" "Ruangan nya tepat di ujung, tidak begitu banyak yang menjangkau. Dan untuk ku pertama memulai di hari jumat nanti." "Buat kan aku cangkir pertama mu ya." pinta Maria. "Tentu, akan aku usahakan." Saphire dan Maria melanjutkan perjalanan mereka menuju tempat menunggu jemputan, tentunya seperti biasa Saphire hanya mengantar saja anggapan nya sekalian saja menuju gerbang pulang. "Jarang sekali supir mu sudah datang Maria." ucap Saphir

  • Menjadi Rebutan Putra Mahkota dan Anak Mentri   Tujuhpuluhenam

    Saat ini Saphire tengah berjalan mengikuti kedua teman baru nya itu menuju tempat kegiatan kerajinan tanah liat berada.Ia kira kegiatan itu tidak langsung hari ini ia ikuti, tapi ternyata boleh di ikuti dengan segera. Karena Saphire yang tidak ada kegiatan dan juga sedang mengalihkan pikiran nya, jadilah dia sekarang ikut kegiatan.Dan lagi, mengingat apa yang di lakukan oleh Roblyn dan Becca membuat Saphire terharu. Mereka masih memakan makanan kecil yang ia bawa tadi padahal sudah menyentuh tanah. Dengan anggapan kata mereka kalau makanan itu di kemas dengan rapat jadi tidak kotor sama sekali. Saphire terharu dengan perbuatan mereka berdua yang dapat menghargai sesuatu yang tidak penting tetapi menjadi penting untuk orang lain. "Saphire, kamu mau pergi ke mana?" tanya Becca yang menyadarkan Saphire karena terus berjalan. "Ah aku kira kita masih berjalan." dengan rasa malu Saphire berjalan kembali mendekati sepasang kekasih itu. "Apa yang sedang kamu pikirkan?" tanya Becca."Tid

  • Menjadi Rebutan Putra Mahkota dan Anak Mentri   Tujuhpuluhlima

    Tidak ada yang berbeda dengan Royal setiap harinya, mungkin akan berbeda jika adanya acara acara yang di adakan. Mengingat saat ini hanya akan ada hari hari biasa dan juga untuk kedepan nya, jadi hari itu akan sama saja tidak ada yang spesial, terkecuali bila ada kejadian yang tidak di duga duga, kejadian yang sama sekali tidak tertera di kalender sekalipun.Saphire bersama Maria tengah berjalan jalan di sekitar koridor Royal, mereka hanya menghabiskan waktu sebelum masuk nanti. Maria yang melihat lihat sekitar dan sesekali menyapa, sementara Saphire berjalan di selingi dengan membaca buku yang ada di tangan nya. "Saphire bagaimana menurut mu tentang orang ketiga di dalam hubungan orang lain?" tanya Maria masih berjalan. Tentunya mendengar apa yang di tanyakan oleh Maria membuat Saphire seperti terkena petir di pagi bolong ini, apa Maria sedang membahas tentang dirinya? apa Maria merasa jijik dengan teman nya yang berhubungan dengan Elgar di belakang status pertunangan dengan Milya

DMCA.com Protection Status