Sebelum menghadiri acara, sesuai dengan apa yang di bilang Elgar pada Saphire, ia sedang berbicara dengan sang ayah sekarang. Tiba tiba saja Elgar di panggil ke ruangan Raja, sekaligus ayah nya itu. Elgar sendiri tidak tahu alasan apa yang membuatnya di panggil. Perasaan tidak ada kegiatan negatif yang merugikan. "Ayah." ucap Elgar setelah memberi salam, walau sekarang posisi nya ia sedang di belakangi oleh sang ayah. "Sudah di sini rupa nya." ucap Raja, berbalik menatap anak semata wayang nya itu. "Ada apa memanggil?" tanya Elgar, ingin meminta cepat cepat mengingat pesta sudah di mulai, tetapi apalah daya yang di hadapinya sekarang adalah sosok yang di agungkan juga di banggakan oleh dirinya. "Ayah, tidak semata mata memanggil mu kemari hanya untuk alasan yang sepele." ucap Raja. Dan Elgar berspekulasi kalau ada hal penting yang akan ayahnya sampaikan, karena kalau informasi itu tidak terlalu penting, ayah nya itu akan menyampaikan nya lewat kesatria yang mengabdi di kerajaan.
Sekarang memasuki acara inti, setelah penyambutan penyambutan yang telah di berikan. Sekarang memasuki sesi dansa bersama pasangan, tentunya sesi dari kegiatan ini akan sangat menyenangkan. Saphire memilih untuk menarik diri dari sana, tidak ada yang mengajaknya berdansa, berbeda dengan Maria yang sudah ada yang menarik nya ke lantai dansa. Padahal Maria sendiri tidak ingin melakukan dansa itu, tetapi Saphire terus bujuk dan akhirnya mau dengan catatan Saphire tidak akan pergi ke mana mana. Dan bagaimana dengan Elgar? kekasih dari Saphire itu sudah di gaet duluan oleh Milya. Mereka berdua pun terlihat sangat cocok, Elgar sepertinya tidak dapat menolak karena keberadaan dari kedua orang tuanya serta para petinggi kerajaan menghadiri pesta ini. Saphire pun tidak ada kuasa untuk mencegah nya, ia melihat nya dari jauh saja ketika semua orang yang berada di lantai dansa bergerak indah ke sana kemari. Lagi pula di setiap acara dansa, semua orang dapat memilih siapa yang akan menjadi pasa
Malam hari semakin larut, semakin malam bukan nya acara hampir menuju selesai tetapi malah sebaliknya semakin meriah dengan adanya acara acara lain. Termasuk sekarang, sedang memasuki sesi makan malam bersama tentunya sesuai meja masing masing yang sedari awal sudah di tempati. Fokus Saphire penuh pada hidangan yang tersaji di meja nya, begitupun Maria tidak mengatakan apapun dan fokus menghabiskan makanan nya saja. Di meja yang sebenarnya masih bisa bertambah dua orang saja itu, di isi oleh mereka berdua, selama acara pun tidak ada yang meminta untuk ikut duduk di meja itu, dan kalau di lihat lihat hampir semua tamu sudah mendapati tempat nya masing masing, sepertinya pengurus dari acara ini sengaja menyiapkan lebih. "Aku kira tidak akan ada orang tua yang menghadiri pesta ini." ucap Maria yang sudah selesai dengan makan nya, begitupun Saphire. "Memang nya kenapa Maria?" tanya Saphire heran. "Tidak apa apa sebenarnya, hanya saja aku kira pesta ini di peruntukan untuk murid Royal
Saphire memutar kepala nya karena merasa pegal, dapat ia perkirakan kalau sekarang menginjak pukul sepuluh malam. Memang tidak terlihat selarut itu berkat langit yang cerah dengan bulan bersinar bertabur bintang. Langit yang indah itu berbanding terbalik dengan keadaan Saphire saat ini, tapi sedikitnya ia merasa terhibur dengan langit malam ini. Untuk sekarang biarkan Saphire untuk tidak begitu mengingat Elgar lebih dulu, ia akan menyibukkan dirinya mulai dari esok, setidak nya akan ada waktu di mana ia akan berhadapan dengan Elgar kembali jika mereka di takdirkan untuk bertemu entah kapan. Mungkin ia pun akan mulai membawa sarung tangan Aca dan kain ikat kepala untuk Miguel setiap hari, ia tidak dapat memprediksi kapan mereka akan bertemu kembali. Dan bila di ingat kembali pertemuan di antara mereka memang selalu tidak di rencanakan. Saphire beranjak dari tempat duduk nya, dan berjalan tanpa semangat ke arah gerbang tempat dirinya dan Maria turun dari mobil sang ayah. "Nona? men
Kabar buruk, pagi hari setelah bangun dari tidur. Saphire merasa matanya memberat dan sulit untuk di buka, apa ada sesuatu yang mengganjal? Dan ternyata, setelah dirinya bercermin. Sepasang matanya sudah bengkak, pengelihatan nya pun tidak enak untuk di gerakan ke sana kemari. Dan tentunya itu adalah kabar buruk, karena hari ini ia masuk Sekolah. "Kamu memiliki kacamata?" tanya Maria. "Ya, aku memiliki nya." balas Saphire, masih sibuk dengan mengompres sepasang mata nya dengan air hangat secara bergantian. "Kamu bisa pakai hari ini, untuk terlihat menyamarkan nya." "Baiklah, aku akan memakainya Maria." Mereka berdua sudah siap dengan seragam sesuai dengan ketentuan, tinggal menata sedikit lagi rambut serta riasan nya mereka sudah siap untuk pergi ke Sekolah. Rambut Saphire di biarkan tergerai dengan dua pin di kedua sisi kepala nya, sementara Maria tergerai panjang sepunggung dengan gelombang menggantung. "Ayo kita pergi." "Ayo." ____Harap harap cemas Saphire tidak ingin be
"Bagaimana, bagaimana dengan tadi??" Maria langsung menodongkan pertanyaan pada saat Saphire baru saja masuk ke dalam kelas. "Kita duduk dulu saja ya Maria." Saphire mengajak Maria duduk, dan langsung di kabulkan oleh kawannya itu. Saphire menghela nafas nya. "Elgar sudah ada di sana pada saat aku sampai sepertinya, dan tepat dugaan kalau pasti akan membahas tentang malam hari kemarin." Tapi setidaknya dari situ Elgar tidak terlihat mengabaikan sosok Saphire, dia tidak menjadi sosok pecundang dengan tidak menjelaskan apapun pada Saphire yang status nya masih menjadi sepasang kekasih. "Apa dia menyesal? atau berencana untuk membatalkan pertunangan nya dengan Milya? atau kalian berencana kabur karena tidak di beri restu?" tanya Maria bertubi tubi. "Tenang Maria, tenang. Satu satu kalau bertanya." "Dan untuk pertanyaan terakhir, itu tidak akan mungkin terjadi." jelas Saphire, karena mau sampai kapan pun, mau sejauh apapun mereka pergi tetap saja tidak akan menyelesaikan semuany
"Jadi untuk pembahasan nya sudah cukup sampai di sini, bagian penugasan sekarang. Coba cari tambahan informasi dari materi tersebut." Tok Tok Tok!"Ya silahkan masuk." Tentunya, hanya dari ketukan pintu saja seluruh atensi di dalam kelas akan teralihkan, karena rasa penasaran yang tak bisa di tahan. Tentunya Saphire juga melakukan hal yang sama. "Ouh, Elgar. Ada apa kemari?"Terlihat, pemuda itu memberikan secarik kertas pada guru yang tengah mengajar. Sesaat sang guru membaca surat yang Elgar berikan dengan fokus. Dan setelah mendapatkan jawaban nya, guru melihat ke dalam kelas dan berakhir tertuju pada Saphire."Saphire silahkan kamu boleh pulang saja, saya menerima surat kegiatan Sekolah mu hari ini hanya setengah hari." Saphire dan Maria saling bertatapan, seakan mereka berdua saling bertukar pikiran atas apa yang terjadi saat ini. Karena tidak ingin menunggu lama, Saphire segera berkemas setelah anggukan yang di berikan Maria. Setelah berpamitan dengan sang guru, tangan Saph
Setelah kedatangan Raja dan Ratu, membuat di dalam ruangan iru menjadi lebih mencekam daei yang sebelum nya sejuk dari jendela yang terbuka. Tentunya setelah kedatangan kedua orang yang memegang tahta tertinggi di wilayah nya, Saphire memberikan hormat yang sopan dan berusaha bersikap baik sesuai dengan norma kerajaan. Dan sekarang keempat orang itu sedang duduk menyaksikan makanan yang di hidangkan oleh pelayan istana, belum ada obrolan di antara mereka. Yang sepertinya akan melakukan makan bersama lebih dahulu. "Silahkan di nikmati." ucap Raja. Setelah mendengar hal tersebut, mereka langsung memulai acara makan itu sesuai dengan tatak rama kerajaan. Saphire tidak begitu kesulitan karena memang ia di ajarkan oleh sang ibu untuk bertata rama sesuai dengan ajaran Kerjaan walau dirinya hanyalah seorang anak dari kepala Desa. Hanya dentingan sendok dan piring yang beradu mengisi ruangan tersebut, dan jujur saja Saphire merasakan adanya buliran keringat yang meluncur dari sisi wajahn