Semua Bab Setelah Hujan Bulan Desember: Bab 101 - Bab 110

127 Bab

Tidak Tahu Diri

“Ayah kenapa ayah kasih tahu alamat kita di sini! Mau tarok dimana muka Ani gara-gara ayah!” teriak Ani yang tiba muncul lewat pintu belakang.Samsudin melongo melihat anak istrinya muncul. “Kalian kemana aja? Capek dipanggilin!”“Ayah denger nggak apa yang Ani ngomong tadi!” teriak gadis tujuh belas tahun itu lagi.“Ani kamu bicara dengan siapa? Teriak-teriak kayak gitu!” Ferdi muncul di sana. Sambil memolototkan mata pada adiknya.Ani terdiam. Kesal, karena dia selalu merasa kalah dengan sikap Masnya itu.“Kamu itu makin hari makin kurang hajar sama orang tua!” sembur Ferdi lagi.“Bu lihat tuh Mas, tiba-tiba datang marahin Ani!” Dia menatap geram dengan kakaknya.“Fer jangan gitu sama adikmu!” bela Rini.“Ibu, kalau biarkan Ani seperti orang tidak sekolah. Nanti dia bisa naik ke atas kepala!” sahut Samsudin. “Dengerin Masmu! Jangan malu-maluin!”“Habisnya Ayah kenapa ajak masok orang jesica ke rumah kita! Bisa-bisa aku nggak punya teman lagi di sekolah!” Ani beralasan.“Lho nggak m
Baca selengkapnya

Rencana Liburan

Ferdi segera berdiri menyambut kedatangan Angga.“Mas!” sapa Ferdi.“Mana ibumu?” tanya Angga tanpa basa-basi.“Ada Mas, masuk dulu Mas!” ujar Ferdi merasa senang sepupunya mau datang ke tempat tinggal mereka.“Tidak perlu, panggil ibumu ke sini segera!” Angga menatap ke dalam rumah dengan tajam.Samsudin muncul ke depan. “Angga ada apa?” dia bisa melihat keponakannya sedang menahan amarah.“Mana istrimu Paklik!” seru Angga. “Suruh dia keluar ke sini!”Samsudin memanggil istrinya. Dan Rini muncul di sana. Wajahnya seketika pucat melihat Angga.“Mana berlian yang kamu kreditkan?” tanya Angga.“Berlian yang mana maksudnya Ngga?” Rini tergagap.“Berlian yang bulik beli dengan menggadaikan stnk mobil Papa!” tegas Angga lagi.Samsudin dan Ferdi tercengang mendengarnya. Ternyata masih ada rahasia Rini yang belum mereka tahu.“Nggak ada lagi, kan sudah bulik serahkan ke Angga semua kemarin!” jelas Rini.“Itu semua perhiasan yang sudah cash! Bulik tidak perlu menipu! Baru saja aku melunaskan
Baca selengkapnya

Camping

“Wah cantiknya!” ujar Alifa sembari mendongak ke luar mobil. Nampak pemandangan stroberi dan sayuran yang cukup luas.“Iya, cantik banget! Abang mau buat vlog ah!” Alif mengeluarkan ponselnya.“Kak Eca mau petik Pa!” Alesya pun ikut mengintik di jendela.“Pah berenti dong kita mau metik stroberi langsung!” ujar Alifa lagi.“Ini kebun orang, anak-anak. Nanti ya di kebu Bulik kalian bisa metik sepuasnya!” ujar Angga sambil terkekeh.“Nanti di sana kalian mau bawa segoni juga dibolehin tuh sama bulik!” tambah Pak Muhar.“Wah asyik! Eyang kenapa nggak bilang kalau punya keluarga yang punya kebun stroberi!” tanya Alif.“Surprise dong!” Pak Muhar membelai pucuk kepala cucu laki-lakinya itu.Pak Muhar tersenyum sumringah, lama sekali dia tidak ke kampung saudara istrinya itu.Mahra juga menunjukkan pemandangan yang indah pada anak bungsunya Attar.Kehadiran mereka di sambut oleh Rehan dan orang tuanya. Orang tua Rehan nampak sudah menua. Rehan juga sudah tumbuh tegap nan gagah. Dia sedang m
Baca selengkapnya

Siasat

“Akhirnya aku akan melihat Kurniawan Hallding terguling dan Angga akan jatuh miskin!” ucap laki-laki berambut klimis itu sambil terbahak-bahak. “Dan aku akan tidak sabar menyekap istrinya yang molek itu!”“Aduh Rey! Please deh, aku dukung kamu sepenuhnya menjatuhkan Kurniawan Hallding! Tapi untuk memburu istri Angga please deh! Dia itu sudah beranak empat! Masa kamu doyan sama emak yang badannya sudah melorot!” protes Grace.Reymond tak menanggapi temannya itu. Dia bahkan sedang membayang bagaimana dia sedang berada di atas Mahra.“Aku di sini untuk apa? Bahkan aku bersedia menjadi budak nafsumu! Kurang apa aku ini di bandingkan perempuan itu!” tambah Grace lagi.“Grace Grace, kamu dengan istri Angga jauh kemana-mana dia! Seandainya kamu menarik dari dulu sudah aku bawa ke ranjang kan!” Raymond menatapnya smabil mengejek. Grace memang sangat mencintainya bahkan bukan sekali dia menyerahkan dirinya pada Raymond. Namun, justru membuatnya semakin jijik.“Kamu nggak akan dapat perempuan s
Baca selengkapnya

Sosok Raymond

Di ruang makan yang senyap, Yuni duduk menatap makanan seorang diri. Tiba-tiba, Faisal datang dengan sumeringah. Karena melihat istrinya masih seperti dulu menunggunya makan, menyiapkan baju kerjanya. Membawakan dia kopi saat lama di ruang kerja. Yuni, Masih seperti dulu, meskipun semarah-marahnya Yuni padanya. Perempuan yang sudah mendampinginya hampir tiga puluh tahun itu. Masih berusaha mengerjakan kewajibannya. Bahkan, untuk hubungan ranjangpun dia tidak bisa menolak. Dan tetap memberikan pelayanan yang sama.Faisal, jika diberi pilihan untuk memilih wanita lain. Maka pilihannya tetap Yuni. Perempuan yang lembut dan setia. Tidak pernah mengeluh dan meminta. Apalagi menuntut banyak hal. Dia hanya meminta kasih sayang. Dan alasan terbesar seorang Faisal dulu bekerja keras adalah untuk membahagiakan Yuni, istrinya. Mereka menikah berdasarkan suka sama suka.Lelaki yang cukup disegani banyak orang itu, terbayang saat-saat dulu mereka bertemu di sebuah job fair di Jakarta. Mereka sama-
Baca selengkapnya

Disekap

Mahra tiba di sebuah taman yang cukup sepi, bahkan nyaris tidak melintas orang satupun. Hatinya mulai gundah. Namun, dia beranikan diri keluar dari mobil mencari petunjuk yang telah dikirim orang tidak dikenal itu. Rupanya taman itu ada kolam yang cukup cantik. Nampak seorang laki-laki gagah berdiri menatap kolam. Laki-laki itu melipat tangannya di dada. Dia menggenakan jeans dan kemeja putih yang dilipat hingga ke siku. Menggunakan sneaker yang senada. Sekelas dia terlihat gagah.“Assalamualaikum!” sapa Mahra.Raymond seraya membalik badan. Tidak sabar menatap wanita pujaannya datang. Sedetik hingga waktu berjalan dia tidak bisa berkata, lidahnya kelu. Dia terpana. Matanya tak mampu berkedip. Wanita di depannya sangat smepurna. Selama ini dia hanya menatap gambar. Hari ini, hanya lima langkah dia sudah bisa membawanya dalam pelukan. “Sialan, Angga memang selalu lebih dalam hidupnya. Nggak Cuma bisnis, istrinya juga sangat cantik!” kutuknya dalam hati.“Permisi?” panggil Mahra membua
Baca selengkapnya

Kabur Dari Penyekapan

“Secantik apa sih perempuan itu? Sampai Raymond begitu tergila-gila padanya!” gumam Grace seorang diri. Dia masih duduk di ruang tamu dengan perasaan dongkol.“Apasih kurangnya aku ini Rey?” gumamnya lagi. “Sesayang ini aku sama kamu! Tapi, kamu selalu mengabaikanku!” Tidak terasa air matanya jatuh. Grace sudah menghabiskan setengah umurnya demi mendapatkan hatinya Raymond. Tapi, percuma dia tidak mendapatkan apa-apa selain simpati Raymond sebagai teman.“Aku sangat menyayangimu Grace. Aku tidak ingin ada yang menyakitimu.Tapi hanya sebatas sahabatku, Grace. Tidak lebih!” pernyataan itu masih tergiang-ngiang di telinga Grace. Sejak masih mereka belia. Hingga sekarang kalimatnya masih sama. Hanya sebatas sahabat.“Tapi, aku takut, Raymond kenapa-napa kalau dia tetap kekeh menyekap istri orang. Bisa-bisa dia hancur diguling oleh Angga!” gumamnya lagi. “Aku harus melakukan sesuatu!”Grace mengambil ponsel, membuka google menulis di kolom searching Istri Angga Kurniawan Hallding. Dibaca s
Baca selengkapnya

Balik Jebak

Raymond menghubungi Grace.“Dimana kamu lonte?” teriak Raymond dengan beringas.“Astaga, Rey. Tega kamu ya. Kerasukan setan apa kamu?” ungkap Grace dengan penuh rasa kecewa.“Kamu dimana?” teriak laki-laki itu lagi.“Aku ada di rumah orang tuamu. Kenapa?” Grace sangat menyesal sudah sebaik itu sama laki-laki yang tidak pernah menghargainya itu.Raymond bergegas menuju ke kediaman orang tuanya. “Grace pasti ingin memberitahu Mama dan Papa kalau aku menyekap Mahra! Dasar perempuan tidak tahu diri!”Raymond mengomel sepanjang jalan.Begitu masuk ke kediaman orang tuanya. Dia berjalan dengan langkah besar. Grace sedang duduk bersama kedua orang tuanya memilih-milih beberapa kain batik.“Sayang, tumben pulang? Kangen masakan mama?” Yuni menyambut putra semata wayangnya dengan gembira.“Kamu ini Ma, anak pulang kok ditanya-tanya!” sambung Faisal/Namun, dia justru menatap Grace dengan tajam.“Dimana Mahra?” tanya Raymond.“Mahra? Siapa Mahra?” tanya Yuni.“Kamu yang sekap dia kenapa tanya sa
Baca selengkapnya

Di Tusuk

Raymond dan Lala masuk ke dalam rumah yang terbilang mewah. Meskipun bersih tapi, nampak tidak berpenghuni. Mereka masuk lewat pintu samping. Lala menunjukkan kunci serep yang katanya dia curi saat di kediaman Angga. Raymond tersenyum pada Lala. Karena perempuan di depannya sangat effort membantu misi yang sedang dia perjuangkan. Rasanya tidak sabar membawa Mahra ke dalam hidupnya. Sekalipun nanti Mahra hanya menjadi peliharaannya di kamar.Lala menunjukkan kamar tempat Mahra bersembunyi. Laki-laki itu mendorong pintu kamar perlahan yang tidak dikunci. Dia bisa melihat Mahra tertidur pulas di atas ranjang. Wajahnya yang teduh, lembut dan pembawaan tenang.“Laki-laki mana yang tidak akan jatuh cinta pada perempuan secantik kamu Mahra!” gumam Raymond dalam hati. Bahkan dia belum pernah merasakan secinta ini pada perempuan.Dia berjalan perlahan. Memastikan itu Mahra. Yang memang itu Mahra. Perempuan pujaannya.“Bagaimana Bos?” tanya Lala. Setelah laki-laki itu menutup kembali pintu ka
Baca selengkapnya

Pembalasan

Faisal datang dengan tergopoh bersama sang istri. Dia melihat banyak lak-laki dengan jas hitam di sana. Badannya kekar nampak seperti bodyguard. Setidaknya dari plat mobil dia sudah tahu, kalau mereka adalah bodyguarnya Angga. Seorang laki-laki klimis menyuruh Faisal dan istrinya masuk.“Selamat datang Tuan dan Nyonya!” sapa Panji.“Apa ini Panji?” tanya Faisal saat melihat Raymond diikat di kursi dan mulutnya di lem.“Ya Allah anakku!” Yuni mendekati anaknya dengan perasaan marah dan sedih. Kemana anaknya yang gagah. Kenapa bisa seperti maling di pasar saja.“Oh duduk dulu Tuan Nyonya!” ujar Panji sembari mempersilahkan kedua orang yang terkenal sebagai konglomerat itu duduk di sofa yang tersedia. Sedangkan Raymond hanya duduk dengan tatapan dingin.Faisal segera duduk.“Panji…”“Om tenang dulu. Justru aku sangat mempertimbangkan Om dan Tante dalam hal ini!” Panji langsung memotong.“Bagaimana kami bisa tenang, melihat Raymon kamu perlakukan seperti ini!” Yuni berseru penuh amarah.
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
8910111213
DMCA.com Protection Status