Sepanjang perjalanan pulang ke rumah Arif, Yusuf melirik ke luar mobil. Berharap ada sesuatu yang dia ingat barangkali di kota itu.“Apakah aku besar di kota ini?” tanya Yusuf, di dalam mobil itu hanya ada sopir, Arif dan istrinya.“Tentu, kita dibesarkan di sini, di kota ini. Selepas kepergian Abang Mama dan Papa pulang ke kampung halaman di ujung sumatera. Menikmati hari tua di pendesaan.”Yusuf berbalik badan menatap adiknya, ekpresinya menunjukkan ceritanya dilanjutkan.“Papa dan Mama meninggal saat tsunami besar melahap habis setiap dataran rendah!” tambah Arif tiba-tiba raut mukanya menjadi sendu.Ponsel Arif berdering.“Kami sedang dalam perjalanan pulang!” ujar Arif pada orang di seberang telepon.Yusuf masih menunggu cerita Arif.“Adik bungsu kita sudah menunggu di rumah!” ujar Arif.“Kita punya adik lagi?” tanya Yusuf.“Iya, Irfan, adik bungsu kita!” seru Arif. ‘Postur badan, Irfan sama seperti abang. Kalau kulit kita sama. Irfan lebih gelap!”“Apakah kamu mengenal kedua la
Read more