Share

Tentang Yusuf

Penulis: devarisma
last update Terakhir Diperbarui: 2024-09-26 16:48:54

Sepanjang perjalanan pulang ke rumah Arif, Yusuf melirik ke luar mobil. Berharap ada sesuatu yang dia ingat barangkali di kota itu.

“Apakah aku besar di kota ini?” tanya Yusuf, di dalam mobil itu hanya ada sopir, Arif dan istrinya.

“Tentu, kita dibesarkan di sini, di kota ini. Selepas kepergian Abang Mama dan Papa pulang ke kampung halaman di ujung sumatera. Menikmati hari tua di pendesaan.”

Yusuf berbalik badan menatap adiknya, ekpresinya menunjukkan ceritanya dilanjutkan.

“Papa dan Mama meninggal saat tsunami besar melahap habis setiap dataran rendah!” tambah Arif tiba-tiba raut mukanya menjadi sendu.

Ponsel Arif berdering.

“Kami sedang dalam perjalanan pulang!” ujar Arif pada orang di seberang telepon.

Yusuf masih menunggu cerita Arif.

“Adik bungsu kita sudah menunggu di rumah!” ujar Arif.

“Kita punya adik lagi?” tanya Yusuf.

“Iya, Irfan, adik bungsu kita!” seru Arif. ‘Postur badan, Irfan sama seperti abang. Kalau kulit kita sama. Irfan lebih gelap!”

“Apakah kamu mengenal kedua la
Bab Terkunci
Lanjutkan Membaca di GoodNovel
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terkait

  • Setelah Hujan Bulan Desember   Nostalgia

    “Akhirnya kita tiba di sini!” ucap Alifa sambil tersenyum menatap rumahnya yang cukup lama ditinggalkan. Juga sekolah sudah dua minggu mereka belum bisa masuk karena insiden macam-macam di jawa.“Iya, dek Abang nggak sabar mau sekolah!” tambah Alif.“Abang sini bantuin Eyang!” panggil Mahra.“Iya, Ma.” Alif bergegas membantu kakeknya. Para pelayan menurunkan semua koper mereka. Alesya hanya mengambil ranselnya.“Eyang pasti lelah! Istirahat terus ya!” Kebiasan Alif selalu mengajak kakeknya mengobrol.Pak Muhar hanya mengangguk. Banyak hal yang sedang dia pikirkan terutama Angga yang kini sedang menyelesaikan masalahnya seorang diri. Dia tahu, Faisal tidak akan tinggal diam apa yang sudah menimpa putranya. Mungkin sekarang dia nampak tak berkutik hanya karena Angga memegang rahasia besarnya.Yusuf merupakan sepupu jauh almarhum istrinya dulu. Faisal sudah menzolimi hidupnya bahkan kehilangan seluruh kekayaan dan keluarganya. Angga sudah berhasil mencari jejaknya. Bahkan menemukan Ana y

    Terakhir Diperbarui : 2024-09-28
  • Setelah Hujan Bulan Desember   Raymond Bebas

    Sebelum Faisal keluar negeri. Dia bertemu dengan seorang kolega jauh. Dia sudah menjual sisa asset yang tertinggal. Di singapur dia punya sebuah apartemen tempat Raymond tinggal ketika dia melanjutkan studinya dulu. Dia dan Yuni sudah berumur. Mereka ingin menghabiskan waktu di sana.“Jas tolong bantu keluarkan anakku dari sana!” ucap Faisal. Dia membayangkan keadaan Raymond yang babak belur saat dia jumpain di penjara.Jasmi seorang pengacara kondang. Sangat miris melihat kondisi sahabatnya itu.“Anakmu yang tidak pernah mau menikah itu benar-benar buat masalah! Demi apa dia cari gara-gara dengan Angga!” sahut Jasmi sambil meniup asap lintingnya yang mengepul.“Aku tidak tahu Jas. Tolong Jas, hanya kamu tempat aku bisa memohon sekarang!” pinta Faisal.“Baiklah, akan aku coba. Tapi, ada satu persyaratan. Raymond setelah ini harus diasingkan ke luar negeri!” tambah Jasmi.“Kami memang sudah siap keluar negeri Jas!” Faisal tersenyum kecut pada sahabatnya.“Kamu tahu, selama satu minggu

    Terakhir Diperbarui : 2024-09-28
  • Setelah Hujan Bulan Desember   Rahasia Rey

    Raymond sepanjang perjalanan hanya terdiam. Demikian ayah ibunya. Meskipun sempat beberapa kali transit. Mereka memilih diam bahkan saat hendak makan. Dia tidak bertanya apapun. Dari sorot mata ayah ibunya dia bisa melihat bagaimana keduanya sangat kecewa atas kehilangan semua harta mereka.Padahal jika untuk bertahan hidup. Raymond masih memiliki banyak kekayaan berupa emas batangan yang dia simpan di tempat rahasia. Bahkan emas-emas itu jika dia jual, mereka akan tetap hidup mewah tanpa perlu bekerja. Itulah yang dia lakukan secara diam-diam tanpa seorang pun tahu. Bahkan Satrio sekalipun. Laki-laki berdarah jawa itu hanya tahu. Raymond membelikan sebuah rumah jauh di perdalaman Bandung.Rumah minimalis yang dikelilingi sayur mayor. Semua itu dia berikan pada seorang pelayannya yang sudah tua bersama sang istri untuk mengelola. Bahkan dia tidak pernah meminta hasil panen mereka. Namun, ada sebuah kamar yang dia bangun di bawah tanah. Berupa ruang rahasia yang tidak boleh siapapun ma

    Terakhir Diperbarui : 2024-09-30
  • Setelah Hujan Bulan Desember   Jago Merah

    Satrio sudah bersiaga untuk membumi hanguskan kediaman Pak Muhar. Karena itu plan terakhir dari Raymond. Jika gagal membunuh Mahra. Maka bumi hanguskan kediamannya. Pastikan semua anak-anak dan istri Angga mati menggenaskan. Tak ada ampun.“Ingat Satrio jika Mahra gagal kalian bunuh. Maka lakukan tindakan yang lebih gila. Bakar rumah mereka. Biarkan seluruh keluarga Angga terpanggang api!” ucap Raymond terakhir kali saat ditemui di kantor polisi.“Baik Bos!” sahut Satrio penuh khidmat.Setelah itu Raymond tidak boleh dijenguk siapapun lagi di penjara. Satrio menjalankan misinya. Taka da satupun misinya yang berhasil. Kini plan terakhir. Membakar kediaman orang tua Angga. Karena di sana terdapat seluruh keluarganya. Pagi hari Satrio memantau keadaan rumah itu. Dengan pagar yang menjulang. Dia hanya bisa melihat satpam di muka pagar. Memang sangat sulit bertamu di kediaman itu. Karena penjaga di sana sangat ramai. Satpam pun bukan lagi joko sudah diganti semacam bodyguard yang lebih k

    Terakhir Diperbarui : 2024-09-30
  • Setelah Hujan Bulan Desember   Menghilang Jejak

    “Bos sebenarnya Raymond sudah bebas dari penjara. Hanya saja kita tidak tahu kemana dia. Karena pada pernyataan polisi dia dipindahkan lapas. Tapi, tidak ada satupun yang bisa menemukan sekian banyak penjara di negeri ini!” jelas Panji panjang lebar.“Berarti kita harus menambah kesiagaan kita. Apalagi anak-anak dan istriku. Sepertinya aku harus menambah pasukan lagi!” Angga menahan gerahamnya. Wajahnya tajam, memikirkan banyak hal untuk keselamatan anaknya.“Iya, Bos kita harus menambah pasukan. Sebaiknya, Bu Mahra dan anak-anak tidak beraktivitas di luar untuk sementara waktu!” tambah Panji.“Kamu benar Panji. Sasaran Raymond bukan untuk menjatuhkan bisnisku saja. Tapi, melenyapkan istriku!” Angga pernah membaca sebuah teori. Seorang yang sedang dimabukkan cinta, dia akan melakukan apapun demi mendapatkan cintanya. Apalagi dia memelihara sifat kebinatangannya. Maka, dalam pikirannya hanya satu. Jika yang diinginkan tidak dapat maka orang lain juga tidak boleh.“Sialan Raymond. Kenap

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-07
  • Setelah Hujan Bulan Desember   Kehidupan Baru

    Angga sudah membereskan semua urusan. Kantornya sudah kembali normal. Anak-anaknya sudah aman di Aceh. Kini dia tidak sabar untuk kembali ke rumahnya. Namun, sebelumnya, dia ingin memastikan bahwa di kantornya bebas dari penyusup. Karena apapun cerita Raymond akan muncul lagi.“Panji aku harus kembali ke Aceh! Aku percayakan perusahaan ini padamu!” seru Angga. Setelah bertahun-tahun, dan entah berapa kali dia mengatakan itu. Panji selain memang loyal juga berintegritas.“Siap Bos, saya dan tim akan menjaga amanah bos dengan baik!” sahut Panji.“Iya, kalian juga harus berhati-hati karena akan selalu ada yang tidak suka pada kita!” tambah Angga.“Iya, Bos. Saya akan terus memastikan dimana keberadaan Raymond!”“Terima kasih Panji!”Angga berziarah ke makam ibunya sebelum pulang ke Aceh.Di Singapura sana, Raymond melihat akun e walletnya sudah dipenuhi angka dolar dalam jumlah yang besar. Wajahnya tersenyum.“Angga, kamu tidak bisa membuatku menjadi gelandangan. Tapi, aku berhasil memb

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-08
  • Setelah Hujan Bulan Desember   Belajar Bela diri

    “Papa kenapa sekarang kami kemana-mana ada pengawal?” tanya Alifa. “Bahkan kami main di halaman aja dijaga pengawal?” Gadis itu merasa rishi dengan keberadaan pengawal yang sangat banyak di rumahnya.Angga meletakkan bukunya. Lalu mendekati sang putri. “Ini semua demi keamanan kita semua sayang!”“Tapi, Pa, Kakak rishi. Di sekolah kakak nggak boleh duduk santai sama kawan-kawan! Selalu aja pengawal mengintainya!” jelas Alifa lagi.Angga tahu, sang anak sedang melepaskan uneg-unegnya. Karena selama ini, mereka tidak dijaga begitu ketat.“Kak sabar ya sayang. Sekarang Papa hanya ingin menjaga kalian dari orang jahat! Karena Papa tidak bisa mengawasi kalian setiap saat!” Angga menjelaskan dengan lembut pada anak perempuannya yang sudah menginjak dua belas tahun itu.“Papa kenapa orang jahat itu mengusik kehidupan kita?” tanya Alifa lagi merasa sedih dengan apa yang menimpa mereka. Meskipun dia belum begitu paham.“Papa juga tidak tahu sayang. Makanya kita harus waspada!” jelasnnya lagi.

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-09
  • Setelah Hujan Bulan Desember   Tentang Riana

    Di tempat Berbeda. Riana setelah bersyukur bertemu dengan ayah kandungnya. Sang suami membawanya liburan.Perjalanan ke Turky berjalan lancar. Bian berhasil membawa semuanya ke sana, dengan dalih liburan. Hanya dia yang tahu, tentang alasan itu. Karena semuanya begitu menikmati liburan musim dingin tersebut.Riana dan Bian, mereka sungguh sedang dimabukkan perasaan masing-masing. Sejak mereka tidur bersama, Bian tidak bisa melupakan moment saat bangun subuh melihat Riana di dalam pelukan yang masih tertidur pulas. Bian menrapikan beberapa helai rambut yang menutup wajah cantik istrinya. Lalu mengecupnya perlahan. Lalu mengelus dengan lembut. Riana membuka mata, demi melihat Bian yang sangat dekat dengan wajahnya. Dia reflek menarik diri. Namun, Bian tidak membiarkan Riana menjauh. Dengan cepat dia menariknya dalam pelukan. Menenggelamkan sang istri dalam pelukannya. Riana bisa merasakan bulu-bulu halus di d*** kekar sang suami. Riana berusa melepaskan diri, bukan karena takut. Ta

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-15

Bab terbaru

  • Setelah Hujan Bulan Desember   Pensiun Dini

    Lima tahun kemudian.Tidak terasa waktu bergulir begitu cepat. Kini anak-anak sudah tumbuh menuju dewasa. Si kembar sudah SMA menjelang tamat. Rasa-rasanya, Angga ingin segera pensiun dari pekerjaannya. Dia sudah mempercayai beberapa kerabat dekat untuk mengelola perusahaannya.“Sayang, rasanya aku di rumahnya. Pensiun lebih cepat!” ucap Angga pagi itu setelah anak-anak semua pergi sekolah. Mahra selama tidak memiliki bayi. Sudah kembali aktif menulis.“Terserah Mas! Mahra senang aja kalau Mas di rumah! Apalagi Mas sudah bekerja sejak muda. Pensiun dini lebih baik sebagai bonus kerja keras selama ini!” Mahra menghentikan pekerjaannya. Lalu duduk di sampingnya.“Kamu masih tetap cantik!” Angga menatap sang istri lebih lekat.“Mahra sudah tua, Mas! Sudah ada satu dua uban!” ujarnya tersipu.“Tapi, masih tetap cantik!” Angga menggamit tangan sang istri.“Mas juga masih gagah, orang tidak akan percaya Mas sudah menuju kepala lima!” Mahra membalas tatapan sang suami.“Karena Mas masih gant

  • Setelah Hujan Bulan Desember   Ustazah Alika

    “Total belanjaan Kakak seratus dua puluh ribu!” ucap Kasir.Alika merongong tasnya. Capek dia cari-cari dompet. “Duh kemana sih domper?” keluh Alika.“Kak?” panggil kasir. “Antriannya panjang sekali.”Dia baru sadar ada sepuluh orang sedang mengatri di belakang.“Aduh maaf bang, dompet saya tinggal! Saya transfer aja boleh?” tanya Mahrasambil menahan malu.“Tidak bisa kak, rekening toko lagi bersamalah!” ujar kasir.“Tapi, gimana bang saya nggak bawa dompet!” Alika sudah hampir menangis.Tiba-tiba seseorang meletakkan dua lembar pecahan dua ratus di sana. “Ini sekalian untuk bayaran ustazah ini!” ujar laki-laki itu dengan tenang. Sembari menunjukkan sebotol air mineral dan bisquit.“Oke!” kasir lamgsung mengerjakan tugasnya.Alika masih di sana terpaku. Mengingat sejenak sepertinya pernah jumpa. Tapi dimana? laki-laki dengan penampilan kasual nampak santai dengan celana training, baju kaos jersey dan sepatu olahraga.“Terima kasih Pak!” seru Alika cepat-cepat.“Sma-sama Ustazah!” lak

  • Setelah Hujan Bulan Desember   Potongan Karya Alika

    Bab 1Mengenal Makhluk HidupAlika merupakan siswa kelas III SD. Alika tinggal bersama Ayah dan Ibunya dan adiknya Affa. Affa masih berumur tiga tahun. Alika sangat menyayangi adik Affa.Setiap hari Alika ke sekolah dengan berjalan kaki dengan Dini dan Andi. Mereka tinggal di satu komplek Perumahan Hijau. Dini, Andi dan Alika berteman baik sejak kelas I.“Hari ini kita belajar apa?” tanya Andi sambil mengayun langkah.“Kita akan belajar tentang makhluk hidup,” sahut Alika.“Makhluk hidup itu seperti kita ini, Ka?’’ tanya Dini.“Iya, makhluk hidup seperti kita ini manusia, hewan dan tumbuhan,” jelas Alika sambil menunjuk ke arah pohon yang memayungi jalan yang mereka lewati.“Apa saja ciri-ciri makhluk hidup, Ka?” tanya Andi lagi.“Memerlukan makan dan minum, bernapas, tumbuh dan berkembang biak,” sahut Alika lagi.“Pintar sekali kamu, Ka. Tahu dari mana?” tanya Dini.“Aku baca buku, Dini. Ayah dan Ibuku selalu menghadiahkan aku buku dan mengajakku ke perpustakaan,” jawab Alika.“Nanti

  • Setelah Hujan Bulan Desember   Pengalaman Baru

    Danil sangat kikuk duduk diantara orang-orang yayasan. Dimana penampilannya sangat mencolok. Semua laki-laki di sana menggunakan peci, serta baju koko yang cukup sopan. Belum lagi yang perempuan, membuat dia menjerit seakan sedang terjebak ke dalam tempat yang sangat sulit dia dambakan.Sebelum rapat dimulai. Angga sengaja meminta Danil duduk di sampingnya.“Maaf sebelumnya, Ustaz Ustazah semua. Perkenalkan ini Danil tangan kanan saya di perusahaan. Hari ini kebtulan saya ajak ke sini, untuk mengenal dunia pendidikan lebih jauh!” jelas Angga. Membuat semua orang memperhatikan Danil dengan seksama. Laki-laki dengan postur tubuh proposional. Hitung mancung, alis tebal dan sekilas terlihat berkarisma. Buru-buru ustazah di sana menundukkan pandang. Karena spek laki-laki di depan mereka sangat memukau, bagai artis.Danil agak terkejut dengan penuturan bosnya. Apa ini cara bosnya mengenalkan dia pada ustazah di sana. Rapat berlangsung. Beberapa ustazah menyampaikan laporan mereka. Ada juga

  • Setelah Hujan Bulan Desember   Aku Percaya

    Angga pulang hampir larut. Tidak biasanya dia seperti itu. Namun, beberapa pekerjaan menjelang akhir tahun ini membuat semuanya sibuk. Apalagi dia baru memecat sekretarisnya.“Danil, tolong carikan sekretaris baru untukku! Ingat laki-laki ya!” perintahnya.“Baik, Bos. Akan segera saya dapatkan!” sahut Danil. Danil merupakan kaki tangan ANgga. Namun, dia punya jabatan yang besar di perusahaan itu.“Maafkan saya terkait Sela Bos. Saya menyesal terhadap kejadian yang menimpa Bos!” tambah Danil. Angga sedang bersiap hendak pulang.“Its Oke. Jadi kita lebih waspada ke depan!” sahut Angga. Sekali lagi dia melihat jam di pergelangan tangannya. Sudah menunjukkan jam 12 dini hari. Sudah lama dia tidak lembur selama ini.“Baik, Bos.” Danil menunggu Bosnya keluar dari ruangan.Lalu mereka berjalan beriringan untuk ke parkiran.“Danil, kalau nanti kamu bekerluarga usahakan, melindungi dan menjaga pernikahanmu. Banyak sekali wanita jalangyang mengincar kalau kita punya pekerjaan dan penghasilan y

  • Setelah Hujan Bulan Desember   Penjaga Mama

    Sela keluar dari gedung pencakar langit itu dengan berat hati. Mau gimana lagi, dia benar-benar dipecat secara tidak terhormat. Bahkan bodyguard menyeretnya dengan kasar.“Saya ingin mengambil barang-barang saya dulu!” pintanya memelas karena ada beberapa barang berharganya di sana.“Ingat hanya lima menit kamu sudah keluar dari gedung ini!” tegas bodyguard tersebut. Sela berjalan cepat menuju lift lalu ke ruangannya tepat di samping ruangan Angga, sang CEO.Saat menenteng sebuah kardus keluar dari sana. Dia berpapasan dengan kedua temannya Ani dan Dini. Bukan rasa kasihan yang ditunjukkan malah diejek habis-habisan.“Aduh Sela- sela baru setengah jam lalu, kita bilang apa. Kamu mimpi ketinggian. Kasian sekali. Padahal cita-citanya mau jadi simpanan bos!” ledek Dini.“Memang kamu itu terlalu kepedean tahu. Kamu bisa tuh, incarin om sana, tapi tidak dengan Bos Angga. Dia itu spek setia. Kamu belum lihat istrinya secantik dan sekeren apa. Dibandingkan kamu bukan apa-apa Sel!” tambah Ani

  • Setelah Hujan Bulan Desember   Perihal Sekretaris

    Angga berjanji akan segera memecat Sela pada kedua anaknya. Mereka akan melihat langsung proses itu. Begitu pulang sekolah, Angga menjemput sendiri kedua anak kembarnya itu yang kini sudah masuk sekolah Madrasah Tsanawiyah. Masih dengan baju sekolah mereka diboyong ke kantornya. Memang sejak pagi Sela merasa aneh, bahkan bosnya itu tidak menyapanya sama sekali. Pekerjaan pun tidak ada yang diansurkan padanya. Justru staf lain yang hilir mudik mengantar sendiri.“Kenapa sih Bos?” gumamnya.“Bos mau dibuatkan kopi?” tanya Sela dengan lancang masuk ke ruangnya.“Saya tidak minum kopi, kamu tahu itu kan?!” Angga terus sibuk memperhatikan berkas di depannya tanpa menoleh.“Maaf Bos, yang lain barang kali?” tanya Sela lagi.“Tidak perlu!” jawab Angga puntung.“Untuk makan siang bagaimana Bos?” perempuan itu mendekati meja kerja bosnya. Hari ini dia sengaja memakai kemeja yang agak ketat, dengan hijab dililit ke belakang. Menurutnya cukup membakar gairah seorang laki-laki. Sejak masuk ke san

  • Setelah Hujan Bulan Desember   Perkara Mimpi

    “Ma semalam Kakak mimpi buruk lagi!” seru Alifa setelah duduk di samping ibunya yang sedang memakai wangi-wangian pada anak bungsunya.Mahra menoleh, ini bukan kali pertama Alifa mimpi buruk. Tiga hari yang lalu putri kembarnya itu juga bermimpi buru. Dia bermimpi dililit ular sampai napasnya tersenggal-senggal. Itu dapat dia lihat langsung saat dia memeriksa kamar anaknya. Tiga hari sebelumnya lagi juga demikian. Itu pertama kali si kakak mimpi dikejar harimau besar.“Malam ini mimpi apa kak?” tanya Mahra dengan tenang. Dia bisa melihat putrinya seperti ketakutan.“Mimpi Papa nikah lagi, dan istri baru papa jahat!” Alifa berujar dengan penuh penyesalan.Mahra membeliakkan matanya. Dia memang sempat mencari internet perihal tafsir mimpi. Namun, dia ragu apakah anak remaja seusia alifa mimpinya bisa memiliki makna?“Apa-apa?” Angga yang hanya mendengar ujungnya saja tentu shock bukan main. Mata elangnya menatap sang ayah dengan ganas.“Kenapa Kakak lihat Papa begitu?” tanya Angga. Dia

  • Setelah Hujan Bulan Desember   Kebiasaan Lama

    Sudah dua jam, Mahra duduk di depan laptop. Menulis sebuah artikel. Selama beberapa tahun terakhir, dia membangun sebuah blogger parenting. Cukup berpenghasilan dan maju. Mahra sudah lama tidak menulis buku, karena anak-anaknya masih balita. Dia tidak ingin anak-anaknya kekurangan kasih sayangnya. Membangun blogger tidak begitu sulit dan menguras waktunya. Setidaknya dia masih menulis setiap 3 atau 2 kali seminggu.Dia menyisihkan sedikit waktu ketika putranya tidur atau bermain dengan orang lain. Seperti malam ini karena putra bungsunya sedang asyik bermain dengan Angga. Angga nampak piawai bermain dengan si bungsu yang baru bisa berdiri, bahkan sesekali sudah bisa mengangkat langkah dengan gemetar. Sedangkan ketiga anaknya lagi sedang belajar mengaji di mushalla rumahnya. Angga sengaja memanggil orang ke rumah. Ketiga anak itu punya guru yang berbeda. Berdasarkan tingkatan mereka belajar.Si kembar sudah belajar kitab kuning dan fasahah alquran. Sedangkan Alesya masih di iqra’. Sese

Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status