Semua Bab Jodoh di Tangan Mama: Bab 51 - Bab 60

105 Bab

BAB 51 -  Kecanggungan yang Nyata

“Kamu udah lama ngeracik parfum begitu?”“Lumayan lama, sejak lulus kuliah.” Entah kenapa, masih sulit rasanya bagi Athalia untuk menatap sang ayah secara langsung ketika bicara dengannya.Sudah hampir satu jam berlalu sejak mereka akhirnya duduk di satu meja. Selama itu, lebih banyak Teguh yang memulai pembicaraan dengan beragam topik.Athalia hanya mampu menjawab singkat, meski jauh di dalam lubuk hatinya, ia mulai tergerak untuk bicara lebih banyak dengan sang ayah. Tetapi, setiap ia mencoba untuk melakukan hal itu, lidahnya terasa kelu karena kenangannya tumbuh tanpa kehadiran Teguh menerjang dirinya begitu saja.Kenangan tentang malam-malam yang ia habiskan sendirian di kamar kosnya sejak SMA, membuat Athalia jadi enggan untuk bicara lagi dengan Teguh. Rasanya seperti baru kemarin
Baca selengkapnya

BAB 52 - Persiapan Kejutan

“Balonnya udah cukup belum?”“Udah, Mbak. Kayaknya udah semua deh.”“Oke.” Athalia menghela napas lega dan menggoyangkan pelan keranjang berisi peralatan dan pernak-pernik yang mereka butuhkan. “Yuk, bayar semua. Habis ini kita cari makan, gimana?”“Ayo, ayo!” Ilana yang sudah kelaparan sejak tadi pun segera mengangguk antusias.Athalia tertawa tertawa saja begitu melihatnya. Ilana dan Meisie memang sudah menjelma menjadi perempuan dewasa yang menawan, tapi kelakuan mereka saat sedang bersamanya masih seperti anak kecil yang menggemaskan.Ketiganya pun bergegas pergi ke kasir, kemudian mengantre untuk membayar barang yang mereka beli. Hari ini Athalia sengaja pergi bertiga dengan Ilana dan Meisie untuk membeli bar
Baca selengkapnya

BAB 53 - Obrolan Mendalam antara Ibu dan Anak

Asa tak tahu apa orang lain juga merasakan hal yang sama dengannya atau tidak, tapi ia bisa tahu jika seseorang sedang memandanginya. Apalagi jika yang menatapnya adalah Padma Hardjaja–mamanya sendiri.“Apa pun yang mau Mama omongin, mending Mama omongin sekarang,” kata Asa masih sambil menata pakaiannya ke dalam koper. “Daripada Mama nggak bisa tidur karena terus kepikiran.”Asa yakin mamanya tengah tersenyum geli karena apa yang baru saja ia katakan. Terdengar derap langkah yang mendekat padanya dan Padma pun duduk di kursi kerjanya.“Kok Abang tahu Mama mau ngomong sama Abang?”“Abang kan udah hidup sama Mama hampir seumur hidup Abang.” Bibir Asa mencetak senyum saat mengatakannya. “Masa iya Abang nggak bisa tahu gimana Mama melototin pun
Baca selengkapnya

BAB 54 - Hari yang Dinantikan

“Truth!”“Ah, nggak seru!” Ilana dan Meisie kompak menyoraki Asa yang memilih mengatakan Truth dibanding melakukan Dare, saat botol di tengah-tengah mereka menunjuk ke arahnya.Badai dan Padma yang ikut bermain dengan ketiga anak mereka pun hanya bisa tertawa melihat kericuhan tiga bersaudara itu.“Abang males, nanti kalau pilih Dare pasti disuruh yang aneh-aneh.” Asa menyahut dengan lugas. “Ayo, tanya satu pertanyaan biar Abang jawab dan setelah ini kita bisa puter botolnya lagi.”“Ah, Abang payah,” ledek Ilana lagi. Si anak tengah keluarga Tanaka itu melirik Meisie dan Meisie secara otomatis tersenyum sambil menaikturunkan kedua alisnya. “Aku yang tanya ya.”&ldquo
Baca selengkapnya

BAB 55 - Kamu Punya Seluruh Waktu yang Kamu Butuhkan

Athalia terpaku pada lesung pipi yang muncul saat Asa tersenyum dan dengan iseng, telunjuknya menyentuh lesung pipi tersebut. Refleks, Asa tertawa dan membiarkan saja Athalia melakukan apa pun terhadap wajahnya.“Kamu senyum terus dari tadi,” komentar Athalia. “Gigimu nggak kerasa kering emangnya?”“Sedikit,” aku Asa yang memancing tawa Athalia. “Tapi aku emang seseneng itu lihat kamu di sini. Jadi nggak apa-apa.”“Baru sehari nggak ketemu,” canda Athalia.“Sehari?” Asa mengernyit seolah tengah berpikir keras. “Kok rasanya kayak setahun?”“Makin hari kamu makin jago ya gombalnya.”Keduanya tertawa dan Asa sengaja merangkul pinggang Athalia de
Baca selengkapnya

BAB 56 - Nomor yang Tadinya Tak Ingin Ia Simpan

Kamu mau nggak jadi temen hidupku di sisa usia kita? Senyum terkembang dengan sempurna di wajah Athalia saat lagi-lagi, kalimat itu terulang di benaknya. Kalau ingatan adalah kaset, pasti kaset kejadian semalam sudah kusut saking seringnya Athalia putar.Semalam Asa melamarnya.Athalia sampai mencubit pipinya berkali-kali ketika ia akhirnya diantar Asa ke kamarnya sendiri untuk tidur semalam. Di depan Asa, Athalia memang tak sanggup berkata-kata karena terlalu terkejut, bahagia, juga… sedikit takut. Tetapi, ketika tadi ia terbangun dan menyadari kalau kotak cincin pemberian Asa ada di samping bantalnya, Athalia sadar kalau lamaran itu nyata dan bukan hanya mimpi.“Kok udah bangun, Tha?”“Mama?” Athalia terperanjat kaget, sementara P
Baca selengkapnya

BAB 57 - Sosok yang Mengubah Pandangannya

 “Tahan hasrat ingin membunuh kamu, Bang.”Asa mendengus mendengar nasihat yang dilontarkan oleh lelaki yang sejak tadi juga melotot ke banyak orang. “Papa juga.”Di sebelah Asa, Badai ikut-ikutan mendengus sambil mengusap pelan pelipisnya. Saat ini mereka ada di pantai yang tak jauh dari rumah yang mereka tempati. Sejak setelah makan siang, mereka semua memutuskan untuk menetap di pantai tersebut.Padma. Ilana, Meisie, dan Athalia sudah memakai bikini mereka, seperti para pengunjung pantai pada umumnya. Keempat perempuan itu tengah bermain di bibir pantai selagi Badai dan Asa duduk di sun lounger untuk mengawasi mereka.Meski ada jarak di antara mereka, Asa bisa merasakan kebahagiaan yang terpancar dari diri Athalia yang berada di te
Baca selengkapnya

BAB 58 - Meminta Restu

“Denger-denger, baru ada yang ngelamar pacarnya nih.”Harusnya Asa sudah khatam dengan tingkah omnya yang satu ini. Ksatria memang jadi yang paling rajin menggoda Asa soal hubungannya dengan Athalia.Meski Ksatria bukan atasan Athalia secara langsung, tapi jika kebetulan bertemu dengan Asa yang tengah menjemput Athalia, lelaki itu tidak melewatkan kesempatan untuk menggodanya.Sore ini Asa baru tiba di kantor Heavenly & Co dan karena ia sengaja menjemput Athalia lebih awal daripada waktu yang ia janjikan sebelumnya, Asa pun menunggu di lobi dan bertemu dengan Ksatria yang hendak pulang.“Update banget ya, Om,” balas Asa dengan nada canda yang sama dengan Ksatria. “Ternyata Om sama yang lain masih suka rumpi di group chat ya.”
Baca selengkapnya

BAB 59 - Memulai Babak Baru

 “Kalian mau ada acara lamaran lagi atau gimana? Kalau Mbak sih dulu cuma ketemu dua keluarga aja untuk langsung ngomongin tanggal,” jelas Aline seraya menatap Asa dan Athalia bergantian. “Cuma… kalau orang sekarang kan rata-rata pada mau ada acara lamaran dulu, yang tuker cincin secara resmi dan sebenernya kayak acara resepsi versi mini aja. Soalnya rata-rata sampai pakai WO.”Athalia meringis mendengar penjelasan panjang Aline. Dari apa yang sering dilihatnya di media sosial, penjelasan Aline memang benar adanya. Kebanyakan orang-orang zaman sekarang mengadakan acara lamaran seramai acara pernikahan itu sendiri.Memikirkannya saja sudah membuat Athalia pusing. Ia harap keluarga Asa tidak keberatan jika Athalia enggan mengadakan acara lamaran yang terlampau heboh seperti itu.
Baca selengkapnya

BAB 60 - Dugaan yang Tidak Sepenuhnya Benar

 Kalau ada pilihan untuk memutar kembali waktu, mungkin detik ini Athalia akan berubah menjadi pengecut dan memutar waktu kembali ke tiga hari yang lalu. Di mana ia meminta bertemu dengan ayahnya dan… istri barunya.Iya, Athalia sendiri yang meminta Teguh untuk mengajak istrinya, yang hanya pernah sekali Athalia temui bertahun-tahun yang lalu.Namanya Jihan, ia seorang guru Matematika di sebuah SMA swasta bertaraf internasional. Athalia tak pernah tahu bagaimana Teguh bisa bertemu dengan Jihan, tapi yang pasti ayahnya benar-benar terlihat bahagia saat bersama Jihan.Seperti saat ini.“Mereka kelihatan bahagia ya.”Gumaman itu berasal dari sebelahnya, di mana Aline duduk berdampingan dengan Athalia. Teguh dan Jih
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
45678
...
11
DMCA.com Protection Status