Semua Bab Jodoh di Tangan Mama: Bab 31 - Bab 40

105 Bab

BAB 31 - Kenapa Kamu Harus Mencari Laki-Laki yang Seperti Aku?

 Ini pertama kalinya ada orang lain yang menginap di kamar Asa dan orang itu bukanlah keluarga atau teman masa kecilnya—seperti anak-anak sahabat ayah dan ibunya.Selalu ada yang pertama, begitulah kata orang-orang.Kini melihat Athalia sudah bersiap tidur di kamarnya, membuat Asa jadi bimbang.Apa boleh jika ini bukan kali pertama dan terakhir Athalia ada di sini?“Kamu yakin nggak mau tidur di sini aja dan aku yang di kamar tamu?”“Yakin seribu persen.” Asa mengulum senyumnya saat menjawab pertanyaan Athalia. Sejak tadi Athalia sudah menanyakan hal yang sama dan Asa masih sabar untuk menjawabnya dengan jawaban yang sama. “Kamu di sini aja, lebih nyaman. Jendelanya lebih lebar
Baca selengkapnya

BAB 32 - Perubahan yang Menyenangkan

  “Gimana tidurnya, Mbak? Nyenyak kan?”“Nyenyak kok.” Athalia berharap rambut yang ia gerai saat menjawab pertanyaan Ilana barusan, mampu menutupi rona wajahnya yang memerah.Athalia tahu, tidak seharusnya ia merona hanya karena pertanyaan sesederhana dan sewajar itu. Hanya saja, kejadian semalam langsung melintas di benak Athalia dan membuatnya merasa menjadi seperti orang mesum.But he kissed me, batin Athalia yang masih tak percaya kalau kejadian semalam benar-benar nyata.“Tidurnya menjelang tengah malem ya, Mbak? Kayaknya sekilas aku denger ada suara-suara orang ngobrol dari kamar Abang pas semalem,” tambah Ilana yang sepertinya tak tahu kalau seandainya Athalia bisa menutup
Baca selengkapnya

BAB 33 - Semua Karena Sebuah Ciuman

 Asa tidak pernah menyangka kalau sebuah ciuman bisa mengubah banyak hal.“Mikirin apaan sih? Serius banget, Bang.”Celetukan yang berasal dari Ilana itu hanya ditanggapi dengan gelengan samar dari Asa. Walau begitu, bibirnya tetap menyunggingkan senyum yang tanpa ia sadari sudah muncul di wajahnya sejak tadi.“Mikir jorok ya?” goda Ilana lagi yang diiringi cekikikan Meisie. “Hayooo, ngaku deh, Bang!”“Nggaklah.” Asa menjitak kening Ilana, tapi ia merasa geli karena kali ini ia mungkin bisa dibilang tengah berbohong kepada adiknya.Apa mikirin ciumanku dengan Athalia minggu lalu bisa dibilang mikir jorok? batin Asa yang merasa kalau dirinya malah seperti remaja yang tengah b
Baca selengkapnya

BAB 34 - Tidak Semua Orang Bisa Kamu Manfaatkan Seenaknya

 “Emang nggak apa-apa kamu nggak makan sama pacarmu hari ini?”“Ya nggak apa-apa, Saf,” jawab Athalia yang tak bisa menghalangi wajahnya yang merona. Perlukah untuk dirinya mengoreksi kata pacar yang Safira asosiasikan dengan Asa? “Kan kita udah janjian juga.”Safira terkikik sambil mengangguk paham. Memang pagi tadi ia mengajak Athalia untuk mencoba warung ayam gepuk yang baru buka di belakang kantor mereka. Dengar-dengar dari pegawai di divisi lain, ayam gepuk di sana jadi yang paling enak di sepanjang jalan area perkantoran ini.Athalia yang sudah sering makan siang dengan Asa pun memutuskan untuk mengiakan ajakan Safira. Toh sudah lama juga ia tidak makan siang bersama dengan rekan kerjanya itu.“Semoga kita masi
Baca selengkapnya

BAB 35 - Jangan Manfaatkan Masa Laluku

 “Khansa pingsan di kantorku dan sekarang aku baru sampai di rumah sakit, Sa. Kamu… kira-kira bisa hubungin keluarganya nggak? Aku nggak mungkin biarin dia sendirian terus di sin kan? She needs her family….”Asa tahu ia dilarang berlari di area rumah sakit, tapi ia tak bisa untuk tidak melakukannya. Syukurlah Athalia tidak kenapa-kenapa. Jantung Asa sudah mencelos sepanjang perjalanan menuju rumah sakit, saat Athalia hanya memintanya untuk datang tanpa menjelaskan apa yang terjadi.Barulah saat tadi Asa terjebak cukup lama di lampu lalu lintas yang lampu merahnya cukup lama, ia menelepon Athalia untuk mengabarinya dan Athalia menjelaskan secara singkat apa yang terjadi.Apa sih yang dimau Khansa? Kenapa dia nggak kenal kata menyerah? batin Asa yang me
Baca selengkapnya

BAB 36 - Teror yang Masih Tersisa

 “She is crazy.”Asa meringis saat mendengar umpatan Janar yang duduk di sebelahnya. Ingar bingar di The Clouds malam itu membuat suara Janar sebenarnya tidak terlalu jelas. Sejujurnya Asa enggan menceritakan soal apa yang terjadi di antara dirinya dengan Khansa belakangan ini, baik kepada Janar atau siapa pun.Tapi dasarnya Janar memang suka gosip, begitu mendengar kabar soal kejadian di rumah sakit dengan Khansa, Janar segera mengajaknya bertemu untuk mendapatkan detailnya. Pastilah orangtuanya yang berteman dengan orangtua Janar sempat menceritakan soal peristiwa yang cukup menggemparkan keluarganya tersebut.Orangtua Asa memang tahu soal kejadian Khansa di rumah sakit, karena Asa meminta nomor orangtua Khansa dari mamanya, Padma, Begitu Asa pulang setelah kejadian itu,
Baca selengkapnya

BAB 37 - Apa Kamu dan Dia Punya Masa Depan Bersama?

 “Kamu nggak salah alamat? Atau salah orang?”Athalia tertawa karena pertanyaan Asa, apalagi ekspresinya yang benar-benar bingung dan clueless. “Nggak kok. Aku nggak salah. Kita udah di tempat yang bener.”“Kamu yakin?”“Aku yakin kok, Sa.” Athalia tersenyum setenang mungkin supaya Asa juga bisa merasakan ketenangannya. “Ya udah, aku ikut turun aja ya?” tawar Asa seraya mematikan mesin mobilnya. “Aku bisa hubungin Papa untuk reschedule kunjungan  ke Red House hari ini.”“No, no, no,” sergah Athalia dengan cepat. “Jangan dong, Sa. Aku nggak enak sama papa kamu kalau gitu. Lagipula nggak ada yang harus dikh
Baca selengkapnya

BAB 38 - Kini Kutahu Apa yang Kurang

 Athalia merasa ada yang aneh di hari ini, tapi entah apa. Sejak siang tadi Athalia terus mencari apa yang membuatnya merasa kurang pada dirinya, hanya saja ia tak kunjung menemukannya.Athalia tidak salah kostum. Pakaiannya hari ini biasa saja–setelan kulot berwarna cream dengan kemeja beraksen crinkle putih susu yang kini membalut tubuhnya dengan pas di balik jas lab.Pagi tadi pun ia sempat minum Energen sebelum masuk lab, jadi ia tidak sakit perut karena terlambat makan. Yah, meskipun Energen bukan benar-benar makanan, tapi setidaknya perut Athalia tidak terlalu kosong.Ponselnya ada di tempat, tidak hilang atau ia lupa taruh di mana. Jadi, apa yang hilang hingga membuatnya merasa kurang?“Kamu kayak nggak fokus hari ini. Ad
Baca selengkapnya

BAB 39 - Izinkan Aku Menyayangimu

   Hari ini Asa sudah merasa lebih baik setelah kemarin dijenguk Athalia Iya, ini terdengar gombal tapi Asa selalu mengatakan hal ini kepada Athalia, sejak pagi tadi mereka bertemu untuk berangkat ke kantor bersama.Maka dari itu sepulang kerja, Asa mengajak Athalia makan malam bersama dan Athalia memberi usul supaya mereka makan malm di kos-kosannya. Khusus malam ini, Athalia memasak sendiri makan malam mereka karena tak ingin Asa jatuh sakit lagi kalau mereka makan sembarangan.“Aku nggak sempet tanya ini seminggu yang lalu ke kamu….” Asa melirik Athalia yang tengah menyantap makan malamnya. “Seminggu yang lalu pas kita pulang dari rumah kakakmu, kamu kayak banyak pikiran. Kamu baik-baik aja?
Baca selengkapnya

BAB 40 - Asa yang Serupa Harapan Baru untuk Athalia

 “Tumben nggak dianter Asa hari ini?”“Iya, kemarin dia lembur.” Athalia terdiam sebentar, bingung memilih hijau mana yang akan ia pilih untuk melukis daun di pohonnya. “Aku nggak enaklah kalau minta dia nganterin aku, mending dia istirahat dulu mumpung libur.”Aline mengangguk mengerti sambil terus melukis kanvasnya menggunakan cat akrilik yang disediakan. “Nanti dia jemput kamu?”“Nggak tahu, kayaknya aku nggak mau minta dia jemput deh.”“Emang selama ini kalau dia anter-jemput kamu, kamu yang minta?”Athalia langsung nyengir saat mengerti pertanyaan kakaknya. “Hehehe, nggak sih. Malah selalu dia yang nawarin anter-jemput aku, bahkan di saat aku lagi n
Baca selengkapnya
Sebelumnya
123456
...
11
DMCA.com Protection Status