Home / Pernikahan / Skandal Panas sang Pewaris Dingin / Kabanata 111 - Kabanata 120

Lahat ng Kabanata ng Skandal Panas sang Pewaris Dingin: Kabanata 111 - Kabanata 120

210 Kabanata

Aku Ingin Bercerai

Bayang-bayang kebersamaan Emmy dan Josiah menari-nari di pelupuk mata Keenan. Pria itu duduk dengan lemah, jantungnya berdebar membayangkan hal yang seharusnya tidak dia bayangkan. Bagaimana kalau sekarang Emmy tidur di tempat tidur Josiah? Bagaimana kalau mereka melakukan sesuatu yang terlarang?Pikiran kalut itu menyeret Keenan hingga tak sadar tahu-tahu dirinya sudah ada di dalam sedannya. Keenan tak ingin menunggu dan tak akan memberikan kesempatan sekecil apa pun pada Josiah. Emmy adalah istrinya. Tak ada yang bisa menyentuh Emmy selain dirinya sendiri.Jalanan yang sepi mempercepat laju kendaraan Keenan. Hanya butuh dua puluh menit, dia sudah tiba di apartemen Josiah. Namun berkali-kali menekan bel, pintu tak kunjung terbuka. Keenan mengumpat marah, memaki Josiah dalam hati.Dia mencoba menghubungi Leo, tersambung, dan tak lama dia mendengar suara kantuk dari seberang.“Ya, Tuan?”“Leo, apakah kamu tahu dimana Josiah berada?”Leo mengucek mata, setengah bangun di sofa dan meliha
Magbasa pa

Kamu Egois

Kedua bola mata Keenan menyipit, berusaha melihat lebih jauh ke dalam diri Emmy. Namun dia tidak melihat apa pun selain kesungguhan dan ketenangan yang justru membuatnya merasakan gelagak amarah yang berapi-api.“Apa katamu?” desis Keenan.“Ayo bercerai!”“Kamu gila?” teriak Keenan.“Ya, aku memang gila,” sahut Emmy, suaranya tak kalah bergema. “Kamu lihat dia.” Emmy menunjuk Isa yang berdiri di sisi Keenan. “Menikah saja dengan dia dan kalian berdua bisa hidup dengan bahagia.”“Emmy, tutup mulutmu,” pekik Keenan. “Sudah ku katakan berkali-kali kalau aku dan Isa adalah sahabat. Kenapa kamu tidak mengerti juga?”“Lalu kenapa kamu marah jika aku dekat dengan Josiah?” Emmy mengernyit. “Bukankah apa yang kulakukan adalah cerminan apa yang kamu lakukan? Kalau kamu sakit hati, maka ingatlah, aku jauh lebih sakit hati!”“Memangnya kamu dan Josiah bersahabat? Aku sudah bertemu Isa saat usiaku sembilan tahun, sedangkan kamu? Kenapa kamu membandingkan dirimu denganku?”“Kalau ku bilang akulah a
Magbasa pa

Kita Hanya Sahabat

Baik Emmy atau Isa tidak menyangka kalau akan mendengar pengakuan blak-blakan dari Keenan. Bukan hanya mengakui perasaannya, Keenan juga terlihat menangis. Emmy mengerjap, menelengkan kepala menatap Keenan dalam-dalam.Apakah dia sungguh-sungguh? Atau, apakah dia hanya ingin membuat suasana hati Cecilia membaik?Emmy tak bisa menebak warna rona wajah Keenan karena terlalu banyak penampilan pura-pura yang ditunjukkan pria itu. Beberapa minggu yang lalu dia juga mengatakannya di depan Emmy, bahkan mereka tidur bersama hingga pagi. Tapi saat ada sedikit saja masalah, semua itu lenyap digantikan amarah yang membabi buta.Sulit mempercayai kata-kata yang keluar dari mulut Keenan, begitu pula membaca gerak geriknya. Ada terlalu banyak hal yang membuat Emmy enggan percaya lagi padanya, salah satunya adalah tamparan terakhir Keenan.“Mom.” Emmy mengalihkan pandangannya dari Keenan. “Tenanglah, jangan seperti ini.”“Jangan seperti ini katamu, Nak? Emmy, dia menyiksamu selama ini. Bagaimana seh
Magbasa pa

Mom Akan Selamat

Simone mengangkat wajahnya menatap Frans, meminta pendapat sahabatnya itu tentang keluhan Isa. Frans memberi kode, mengangguk dengan kepalanya. Simone berdehem, lalu berkata, “Dimana kamu sekarang, Nak? Aku akan ke sana.”“Aku baru saja kembali dari kediaman Achilles. Aku tidak mau tahu, Dad. Bantu aku sekarang juga!”Dari ledakan amarah yang terdengar, Simone tahu terjadi sesuatu di sana. Dia hanya mengangguk, lalu sambungan mereka terputus. Pria itu terlihat mengepalkan tangan, rahangnya mengetat menahan semua rasa marah yang selama ini sudah dipendamnya.“Kita harus segera mengeluarkan Nikky dari sana,” ujar Frans, menyadarkan Simone kembali.“Aku tahu. Tapi bagaimana caranya?”Bagaimana cara mereka mengeluarkan Nikky tanpa ketahuan? Akhir-akhir ini, Diane selalu ada di rumah. Jika biasanya dia selalu bepergian menemui teman-temannya, sekarang dia yang mengundang teman-temannya datang ke rumah.Setiap hari dia di sana, seolah sudah menyadari kalau akan terjadi sesuatu pada Nikky. D
Magbasa pa

Aku Siap

Isa mengipasi wajahnya yang memerah saat dia kembali teringat dengan perlakuan yang dia terima di rumah Keenan. Dia tidak sedang mempermasalahkan penolakan Keenan, karena dia yakin, Keenan sebenarnya menyukainya dan mencintainya sepenuh hati.Hanya saja pria itu sedang shock karena Emmy mengajukan cerai. Jadi Isa memutuskan untuk menunggu perasaan Keenan membaik lalu kembali datang padanya. Tapi Dorothy dan Cecilia? Apa-apaan mereka menghinanya dengan cara seperti itu?Harga diri Isa benar-benar tiris sampai habis, tergerus oleh sentilan panas dari kedua wanita itu. Isa menggeram, memukul meja cafe sampai beberapa pengunjung menoleh padanya. Isa tidak peduli. Sebaliknya, otaknya berpacu cepat, memikirkan cara menyingkirkan kedua wanita itu, dan harus dimulai dari yang paling berkuasa, yaitu Dorothy.Jika Dorothy mati, maka Cecilia akan kehilangan pegangannya. Selama ini, kiblat Cecilia adalah ibu mertuanya yang sudah bau tanah itu. Dia memiliki nyali hanya karena Dorothy memihaknya. D
Magbasa pa

Nasehat Dasar

“Tuan, Nyonya. Keluarga Matilda ada di depan,” seorang pelayan datang ketika keluarga Achilles sedang menyantap makan siang.Charles terlihat mengangkat alis. “Keluarga Matilda? Untuk apa mereka datang siang-siang begini?”Cecilia mendesah kasar. “Isa pasti sudah melaporkannya pada orangtuanya,” gumamnya.“Melaporkan apa?”“Bukankah tadi sudah ku katakan kalau Emmy menuntut cerai dari Keenan? Alasannya adalah Isa dan aku memarahinya tadi. Aku memintanya untuk menjaga sikap dan jarak dari Keenan. Hanya itu saja.”“Kalau hanya itu, untuk apa mereka ke sini?”“Apa lagi? Dia pasti merasa harga dirinya terinjak-injak,” sahut Dorothy santai. “Lanjutkan saja makan siangmu. Kalau mereka memang membutuhkan kita, maka mereka harus menunggu!”Si Pelayan membungkukkan tubuh, kembali bicara pada keluarga Matilda dan menyampaikan pesan Dorothy. “Maaf, tuan dan nyonya masih makan jadi mereka meminta kalian menunggu.”“Apa?” Diane membelalak marah, menyaksikan si pelayan pergi begitu saja. “Bisa-bisa
Magbasa pa

Menjalankan Misi

“Nona Emmy.”Madam Jill dan Madam Lory menerima pesan dari Emmy yang meminta mereka datang ke taman sekitar seratus meter dari kediaman Matilda. Walau keduanya tidak tahu tujuan Emmy meminta mereka bertemu di luar, keduanya tetap datang.Dan begitu melihat Emmy, mereka tak bisa menahan rasa harunya. Keduanya memeluk Emmy dengan erat dan menangis bersama-sama dengan gadis itu.“Kami merindukanmu, Nona. Apa kamu baik-baik saja? Kamu bahagia dalam pernikahanmu?”Emmy hanya mengangguk kecil. Dia memang sangat menyukai kedua pelayan itu karena hanya mereka yang peduli pada Emmy sejak Nikky jatuh sakit dan dinyatakan meninggal. Dengan tulus keduanya merawat setiap luka Emmy, dan menjaganya semalam suntuk kalau Emmy sakit.Tapi ini bukan waktu yang tepat untuk nostalgia. Emmy memiliki misi khusus yang amat penting, yaitu menemukan ibunya dan membawanya pergi.“Aku tahu kalian berdua merindukanku dan aku juga sama. Tapi aku meminta kalian datang untuk membicarakan beberapa hal...”Dan Emmy me
Magbasa pa

Kecelakaan Fatal

Nikky yang mendengar nama Emmy tertegun. Bukannya keluar, dia malah mengelus wajah Emmy dengan tangannya yang kotor dan terlihat kusam karena jarang mandi. Kulitnya yang sudah mengerut terlihat kontras dengan kulit Emmy yang masih kencang dan putih seperti susu.“Emmy?” kata Nikky dengan suara bergetar.Emmy mengangguk, menghapus air matanya yang sedari tadi jatuh. “Ya, ini aku, Mom.”“Emmy?” kata Nikky lagi.“Ya, ini aku, Emmy, puterimu.”Josiah terlihat gusar di pintu. dia tahu keduanya pasti saling merindukan, namun waktu mereka juga terbatas. Bagaimana kalau tiba-tiba keluarga Matilda datang? Bagaimana kalau mereka justru terjebak di dalam rubanah ini?“Emmy.” Josiah mengingatkan lagi. “Kita tidak punya waktu banyak.”Emmy mengangguk cepat. Dia menggenggam tangan Nikky sembari menatap lekat ke kedua bola mata ibunya itu. “Mom, kita bisa bicara nanti. Tapi sekarang, kita benar-benar harus segera keluar. Ayo.”Emmy menggulung sisa rantai yang masih menggantung dari pergelangan tanga
Magbasa pa

Diluar Rencana

Semua berjalan sesuai rencana Isa. Hanya menunggu sepuluh menit, Dorothy terlihat keluar dari ruangan dan berjalan menggunakan tongkatnya. Isa merogoh sebuah cermin kecil dari tasnya, mengangkatnya sebatas wajah dan pura-pura memperbaiki riasannya. Namun yang sedang dia lakukan adalah melihat bagaimana Dorothy akan jatuh.Sambil pura-pura memegang rambutnya, dia melirik Dorothy dari balik cermin. Semua emosi dalam dirinya bercampur aduk dan sudah mengunung, dan tak mampu dibendung lagi. Keberadaan Dorothy benar-benar mengacaukan semua rencana dan mematahkan semua keinginannya.Padahal dia hanya ingin menjadi pendamping Keenan, menjadi istri yang berbakti pada pria itu. Kenapa susah sekali bagi mereka untuk menerima Isa? Kenapa mereka lebih menyukai Emmy padahal jelas-jelas selama ini dialah yang menemani Keenan?Isa tersenyum licik saat Dorothy sudah sangat dekat ke tumpahan minyak. Wanita tua itu tidak memperhatikan jalannya, namun malah mengalihkan pandangannya pada taman bunga yang
Magbasa pa

Surat Cerai

“Kamu membawanya?” tanya Emmy begitu dia bertemu dengan Leo di pinggiran sungai.Agar tak ketahuan Keenan, Emmy sengaja meminta bertemu di luar. Jika Keenan melihat Leo, maka dia akan mengajukan banyak pertanyaan dan kalau ketahuan, bukan tidak mungkin Keenan akan merusak rencananya. Leo mengangguk, menyerahkan satu buah map bersampul abu-abu. Emmy membuka dan membaca sebentar sementara Leo masih berdiri di depannya.“Kamu yakin ingin bercerai dari Tuan Keenan?”“Kenapa?” Emmy mengangkat wajah. “Kamu menyesal sudah ku minta tolong untuk membuat surat cerai?”“Bukan begitu. Aku hanya ingin kamu benar-benar sudah memastikan langkah ini dan tidak akan menyesalinya seumur hidupmu. Ingat, sekali kamu menandatanganinya, maka statusmu akan segera berubah.”Emmy menghela nafas, menatap matahari yang mulai bersiap kembali ke peraduannya. Dia melirik lampu taman yang mulai dinyalakan. Cahaya kemerahannya belum terlalu nampak karena masih kalah oleh sinar matahari yang belum sepenuhnya terbenam.
Magbasa pa
PREV
1
...
1011121314
...
21
DMCA.com Protection Status