Home / Pernikahan / Skandal Panas sang Pewaris Dingin / Chapter 121 - Chapter 130

All Chapters of Skandal Panas sang Pewaris Dingin: Chapter 121 - Chapter 130

210 Chapters

Apa Maumu

Simone pergi ke arah pintu darurat diam-diam. Sambil menengok ke belakang dan memastikan tak ada yang mengikutinya, dia membuka pintu dan masuk bersandar di dinding menuju tangga darurat. Sampai sekarang, dia belum menerima kabar apa pun baik dari Emmy atau dari Josiah.Apakah mereka sudah berhasil menemukan Nikky? Apakah mereka sudah keluar dari rumah itu? Diane tidak mungkin selamanya tinggal di rumah sakit. Sebentar lagi, dia pasti akan meminta diantar kembali ke rumah.Panggilannya terhubung ke ponsel Emmy, namun gadis itu tidak mengangkatnya sama sekali. Simone melakukannya lagi, menunggu, dan kali ini diangkat. Namun alih-alih mendengar suara Emmy, Simone malah mendengar suara Josiah dari seberang sana.“Aku pikir ini ponsel Emmy,” gumam Simone.“Memang ponselnya. Emmy pergi melakukan sesuatu dan ponselnya tertinggal di mobil. Ada apa?” tanya Josiah, sikapnya masih juga tidak berubah pada Simone.“Aku ingin bertanya, apakah kalian sudah berhasil mengeluarkan Nikky dari rumah? Ak
Read more

Tapi Itu Ilegal

“Yes, dua pasang.”Richard Lynn meletakkan sepasang kartu sepuluh dan sepasang kartu delapan di atas meja. Wajah pria itu menyeringai nakal pada Isa. Isa duduk tenang, tersenyum sambil memeriksa kembali jejeran kartu di tangannya.“Itu artinya kamu harus menemaniku malam ini, Sayang,” ujarnya lagi dengan nada sensual.Isa tertawa kecil. Terhadap Richard Lynn, Isa selalu menang dan tak pernah kalah. Tapi karena dia memiliki tujuan lain, diam-diam dia mengambil kartu sepuluh dan sembilan dari tangannya dan meletakkannya di bawah tubuhnya.“Baiklah, kamu menang,” ujar Isa, menghamparkan kartu enam, tujuh dan delapan miliknya –dan sebenarnya memiliki kartu straight.“Tunggu, kenapa kartumu hanya tiga?” Richard mengernyit. “Kamu pura-pura mengalah, rupanya?” kata pria itu tidak senang.“Sudahlah. Lagipula tujuannya tetap sama.” Isa berdiri, duduk di atas meja formika dan dengan sengaja menyilangkan kaki hingga belahan gaunnya terlihat sampi ke pangkal pahanya yang mulus. “Aku memang sudah
Read more

Operasi Kornea

Emmy tidak tahu bagaimana caranya dia bisa berada dalam ruangan sempit itu dan dimana dia berada sekarang. Begitu membuka mata, dia merasakan sakit di sepanjang lehernya dan pundak. Emmy mencoba duduk, mengingat-ingat kembali apa yang terjadi.Dia bertemu Isa dan juga keempat teman prianya yang berbadan kekar. Selanjutnya Isa mengatakan jika dia menginginkan kornea matanya, dan Emmy ingat dia menolak dan sempat adu mulut dengan Isa. Tapi setelah hantaman dari salah satu pria itu, Emmy jatuh pingsan dan tidak mengingat apa pun.Sekarang dia berada di sini, di dalam ruangan berukuran 2x1 meter, dan hanya memiliki satu ventilasi kecil di atas sana. Emmy berdiri, mencoba mengintip dari lubang pintu namun dia tidak bisa melihat apa pun. Berapa lama dia pingsan? Jam berapa sekarang?Emmy meraba-raba kantongnya, namun dia baru menyadari kalau ponselnya tidak ada bersamanya. Bagaimana sekarang caraku meminta bantuan, pikir Emmy lagi. Dia terus berjalan hilir mudik, hingga tiba-tiba pintu terb
Read more

Operasinya Selesai

Diane berjalan hilir mudik di sisi tempat tidur Simone. Dia melangkah dengan tenang walau dadanya terbakar amarah yang sangat besar. Dokter sudah menangani Simone dan sekarang Diane ada di rumah sakit yang sama dimana Dorothy dan Keenan dirawat bersamaan.Wanita itu menghela nafas, lalu menengok Simone. “Pria sialan,” sungutnya. “Untung saja aku sangat mencintaimu Kalau tidak, sudah ku biarkan kamu mati mengenaskan di sana.”Simone memang sudah mengkhianatinya, tapi entah kenapa Diane tidak bisa marah sama sekali pada pria itu. Itu sebabnya setelah mendorong Simone dari tangga, Diane tidak meninggalkannya. Dia diam sebentar, mengatur nafas dan emosi, lalu setelah memastikan efek jatuh itu sudah sangat parah pada Simone, barulah dia berteriak.“Aku dan dia memang sedang bertengkar karena dia ngotot ingin menikahkan puteriku dengan pria lain dan Simone tidak sengaja terjatuh. Kakinya terpeleset dan dia jatuh begitu saja,” aku Diane pada para perawat yang menolong Simone. Tentu saja Dian
Read more

Ide Brilian

Itu ide bagus dan brilian, ide paling mahal yang pernah Isa pikirkan selama dia hidup. Rasanya luar biasa jika dia dengan entengnya mengambil semua pengorbanan Emmy untuk kesekian kalinya. Kali ini, keluarga Achilles tidak akan mampu menolak dirinya lagi.Mereka tidak akan mendorong Isa lebih jauh, malah akan merasa semakin bersalah seumur hidupnya.“Itu bagus,” erang Isa, seiring dengan puncak yang menghantam mereka berdua.“Oh, terimakasih atas pujiannya, Sayang,” sahut Richard, memilih berbaring terlentang usai klimaks yang menggelenyar menerkamnya.Isa tertawa lagi. Pujian itu bukan untukmu, bodoh, batinnya. Itu untuk diriku sendiri yang sangat pintar ini. Dan Isa tertawa keras-keras setelahnya. Richard yang merasa kalau itu adalah ekspresi ungkapan rasa puas Isa merasa sangat menggebu-gebu. Dia adalah pria yang luar biasa, begitu pikir Richard.“Omong-omong, Babe. Operasi Keenan harus segera dilaksanakan sesuai prosedur. Bagaimana menurutmu?” tanya Richard, setengah berbaring men
Read more

Tolong Dia

Entah angin apa yang membawa tangan Josiah untuk mengendarai sedannya menuju sebuah daerah kosong, dekat dengan aliran sungai dan letaknya pun cukup jauh dari kota. Dia mendengar kabar kecelakaan Keenan begitu gencar diberitakan lewat radio. Semua saluran yang dia pilih hanya menyiarkan kabar tentang pria itu, dan itu membuat Josiah kesal luar biasa.Dia mengumpat ketika tiba-tiba dia sadar kalau sedannya melintas dari depan rumah-rumah kosong. Josiah menepikan mobilnya, marah pada dirinya sendiri karena dia begitu tidak konsentrasi. Dia ingin mencari Emmy, dan kenapa dia bisa tiba di sini?Josiah memegang perutnya yang berbunyi sangat keras. Dia belum makan malam, dan dia melewatkan sarapannya. Leher Josiah terasa begitu kaku, begitu pula tubuhnya. Josiah menurunkan sandaran kursinya, membaringkan tubuhnya sebentar dan mencoba memejamkan matanya.Dia tidak berusaha untuk tidur, namun dia sedang menerka-nerka, tempat mana yang sering dikunjungi Emmy. Josiah merasa bertanggung jawab pe
Read more

Boleh Aku Melihatnya?

Tepat siang hari, matahari bersinar tepat di atas kepala. Liz mengintip ke dalam kamar dan menemukan Emmy masih tidur dengan lelap. Dia kembali lagi, duduk di samping Sophia yang sedang menggiling daun-daun yang sudah dikeringkan.“Mana daun yang ku suruh untuk kamu ambil pagi ini?” tanya Sophia tiba-tiba.Liz menaikkan satu kakinya ke atas kursi lalu merengut. “Bukankah nenek sudah tahu aku pulang membawa gadis itu? Mana bisa aku membawa pulang daun-daun itu lagi?”“Dasar bocah!” Sophia memukul kepala Liz dengan sendok dan mendengar suara ringisan dari mulut cucunya itu.“Nenek,” teriak Liz.“Ambil keranjangku sekarang juga!” perintah Sophia.“Tidak.” Liz menggeleng. “Lihat, matahari bersinar sangat panas. Nanti sore saja.”“Liz...”“Nenek.” Liz memohon. “Nanti saja,” bujuknya.“Sekarang. Keranjang itu sangat penting untukku,” kata Sophia dengan mata membelalak.Liz juga tahu itu. Ini bukan pertama kalinya kedunya berdebat masalah keranjang, padahal Liz sama sekali tidak bisa menem
Read more

Kita Diuntungkan

Walau dengan tubuh yang didera kelelahan yang luar biasa, Josiah tetap ngotot untuk melihat wanita yang dimaksud Liz. Begitu melihat pintu kamar terbuka, Josiah terkesiap namun wajahnya langsung berbinar. Dua langkah saja dia mendekat, Josiah merasakan kepalanya berputar-putar dan tubuhnya seperti ringan bak kapas. Tubuhnya terayun jatuh ke lantai, lalu dia tidak mengingat apa-apa lagi.Liz setengah berteriak, cukup kaget saat melihat Josiah jatuh pingsan. Sophia buru-buru datang dan berdecak kesal, merengut pada Liz. “Kamu sungguh-sungguh menyulitkanku,” desis Sophia.Untung saja lantai kamar Liz dilapisi dengan sebuah tikar bulu sehingga mereka memutuskan untuk membiarkan Josiah istirahat di sana. Sophia meminta Liz membawakan segelas air dan sendok, lalu menyendoknya sedikit-sedikit ke mulut Josiah.“Dia juga sama,” gumam Sophia. “Sama-sama dehidrasi dan kelaparan.”“Jadi sebenarnya dia mencari gadis ini?” kata Liz, mencoba menarik benang merah dari dua kejadian itu. “Tahu begitu,
Read more

Bisakah Kita Pergi?

Begitu bangun, hal pertama yang dilihat Josiah adalah langit-langit rumah yang terbuat dari kayu. Sebuah kipas angin baling-baling sedang berputar tepat di atasnya dan itu menyadarkan Josiah kalau dia sedang tidak berada di apartemennya.Kesadarannya kembali penuh dan Josiah ingat pembicaraan terakhirnya dengan gadis asing yang menolongnya. “Emmy,” desis Josiah, lalu dia berdiri tiba-tiba.Di atas tempat tidur, Emmy terbaring diselimuti selimut berwarna abu-abu. Josiah mendekat dengan tubuh gemetar dan kebingungan yang meronta-ronta. Dia melihat bebat perban yang menutupi mata Emmy tapi dia sama sekali tidak tahu apa yang terjadi padanya. Emmy masih mengenakan pakaiannya sebelum mereka berpisah dan ada beberapa tanda memerah di kulitnya.“Em.” Josiah duduk di sisi tempat tidur, menggenggam tangan Emmy erat. “Apa yang terjadi denganmu? Kamu kenapa? Kenapa kamu bisa ada di sini?”Tidak ada jawaban, tidak ada respon. Josiah memaksa diri untuk membuka sendiri perban mata Emmy untuk menjaw
Read more

Mimpi Buruk

Keenan terbangun dari tidur panjangnya setelah tiga hari pasca kecelakaan. Begitu membuka mata, pandangannya sedikit terhalang dan cenderung kabur. Dia tidak bisa melihat dengan begitu jelas, namun penciumannya yang mengenali bau desinfektan yang khas menjawab semua rasa penasarannya.Dia sedang ada di rumah sakit!Ingatan terakhir Keenan berhenti di saat dia sedang keluar mencari Emmy dan mengalami kecelakaan fatal di jalan. Setelah itu, dia tidak tahu apa-apa lagi. Sekarang, seluruh tubuhnya sakit, terlebih kaki dan juga lengannya. Rasa sakit itu menyadarkannya kalau dia masih hidup.“Emmy,” desis Keenan, antara sadar dan tidak sadar.Tenggorokannya kering, sekering dataran tandus yang tak dihujani oleh air selama berabad-abad. Ketika dia hendak duduk, seluruh pinggangnya seperti mati rasa. Keenan memutuskan untuk terus berbaring, menunggu, apakah seseorang ada di dekatnya.Dan dia berharap itu Emmy.Dalam mimpi buruknya selama da tidak sadar, Keenan kehilangan Emmy. Mimpi itu teru
Read more
PREV
1
...
1112131415
...
21
DMCA.com Protection Status