Fajar mulai menyingsing di balik pegunungan, menerangi medan pertempuran yang tampak damai. Namun, ketegangan yang tak kasatmata menggantung di udara, berat, seperti tanda-tanda sebelum badai datang. Rendy Wang dan pasukannya bergerak menuju perbatasan, derap kaki mereka berbaris rapi, menggema di atas tanah keras yang berdebu. Suara peralatan tempur dan derit ransel semakin jelas terdengar, menyatu dengan desiran angin yang dingin di pagi hari. Di tengah keheningan yang begitu mencekam, ketenangan ini terasa seperti ilusi, seakan-akan bahaya sedang menunggu di sudut berikutnya.Di barisan belakang, The Killer yang masih menyamar sebagai dokter lapangan, terus memperhatikan Rendy dengan mata elangnya di balik kacamata tebal. Setiap langkah yang diambil Rendy seperti dihitung, diukur, dan diincar. The Killer tahu, saat ini adalah kesempatan yang sempurna—di mana tak ada jalan keluar bagi targetnya. Jarak antara mereka semakin dekat, dan inilah saatnya. Rendy Wang harus dihabisi, bukan
Baca selengkapnya