Beranda / Urban / Kebangkitan Naga Perang / Bab 251 - Bab 260

Semua Bab Kebangkitan Naga Perang: Bab 251 - Bab 260

456 Bab

251. Toko Lemper Ayam Pak Tua

Rendy berdiri di depan toko roti kecil dengan papan kayu tua yang menggantung di atas pintu bertuliskan ‘Toko Kue & Roti Lemper Ayam Pak Tua.’ Aroma menggiurkan dari kue ketan bercampur wangi rempah-rempah gurih memenuhi udara, mengingatkan Rendy pada masa lalu. Inilah tempat dia pernah ditolong oleh seorang pria tua misterius ketika hampir kehilangan nyawanya dalam pertempuran brutal dalam organisasi Assassin War.Langkahnya ragu saat ia mendorong pintu kayu itu. Bel di atas pintu berdenting lembut, dan ruangan kecil itu menyambutnya dengan kehangatan. Rak-rak kayu berisi aneka roti dan kue, sementara di sudut meja kayu panjang, seorang pria tua dengan rambut putih duduk sambil membaca buku tebal, cangkir teh mengepul di sampingnya.“Tuan?” suara Rendy memecah keheningan. Ia tidak yakin kalau Pak Tua ini mengenaalinya karena ia terdampar di masa jauh sebelum ia mengenal Jenius Alkemis ini, namun jawaban dari kakek ini cukup mengejutkan dirinya.Pria itu menoleh, wajah keriputnya dihi
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-12-16
Baca selengkapnya

252. Gunung Kabut Es

Udara dingin menggigit kulit Rendy saat ia mendekati kaki Gunung Kabut Es di Negara Halimun. Pepohonan hijau rimbun perlahan berubah menjadi pemandangan yang suram dan beku. Kabut tebal menyelimuti lereng, seolah menghalangi siapa pun untuk melangkah lebih jauh.“Ini tempatnya,” gumam Rendy, mengenang ucapan Pak Tua. ‘Gunung ini tidak hanya menahan rahasia, tapi juga tantangan yang akan menentukan apakah kau pantas mengetahuinya.’Langkah Rendy berhenti di depan papan kayu tua dengan tulisan yang nyaris tak terbaca: 'Hanya mereka yang berani kehilangan segalanya yang akan menemukan kebenaran.'Dia menghela napas. “Tantangan, ya?”Di antara celah batu yang ditutupi es, Rendy menemukan sebuah lorong sempit yang menuju ke dalam gunung. Lorong itu gelap dan dingin, dindingnya terasa lembap saat ia menyentuhnya. Setiap langkah terasa menggema, membuat suasana semakin mencekam.Tiba-tiba, dari kegelapan terdengar suara gemuruh kecil, seperti sesuatu yang besar sedang bergerak. Rendy merapat
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-12-18
Baca selengkapnya

253. Pertarungan Naga

Kabut tebal menggulung sekeliling Rendy, menyelubungi medan pertarungan seperti tirai tak berujung. Di hadapannya, naga penjaga dengan sisik perak berkilauan memandang tajam. Nafasnya menghembuskan hawa dingin yang mampu membekukan udara.Rendy berdiri tegak, tangannya menggenggam pedang, tapi kini ia tahu bahwa senjata itu hanyalah alat pendukung. Pertarungan ini bukan soal kekuatan fisik saja, melainkan tekad, kemampuan, dan pengendalian energi dalam yang telah ia latih hingga ke tingkat Supreme Master.Naga itu meraung, mengguncang tanah di bawah kaki Rendy. Suaranya menggema, menciptakan riak-riak energi yang memecahkan es di sekitar. “Buktikan kau layak, pewaris naga!”Rendy memejamkan mata, menarik napas panjang untuk memusatkan tenaga dalam sempurnanya. Kabut dingin mulai berputar di sekeliling tubuhnya, tertarik oleh energi yang ia pancarkan.Tiba-tiba, tubuhnya melesat maju dengan kecepatan luar biasa, menghilang dalam sekejap dari pandangan naga penjaga. Teknik “Bayangan Pet
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-12-18
Baca selengkapnya

254. Ketua Assassin War

Angin dingin Gunung Kabut Es menyambut langkah terakhir Rendy saat ia menuruni lereng curam. Perasaan campur aduk memenuhi pikirannya: kekuatan baru yang ia rasakan, rahasia orang tuanya yang mulai terkuak, dan tantangan besar yang menunggunya di Kota Buitenzorg. Namun, yang paling membakar di dalam dirinya adalah keinginan untuk menghancurkan Assassin War dan The Shadow, dua organisasi yang kini menjadi kunci masa lalunya.Setelah perjalanan panjang melalui hutan dan lembah, Rendy tiba kembali di Kota Buitenzorg, pusat keramaian Negeri Khatulistiwa selain Kartanesia. Kota itu penuh dengan gedung-gedung modern yang berdiri di antara pasar tradisional, gang-gang sempit, dan klub-klub malam yang ramai. Namun, di balik gemerlapnya, ia tahu bahaya selalu mengintai.Langkah pertama Rendy membawanya kembali ke Klub Infinity, tempat pertama ia merasakan keberadaan The Shadow. Kali ini, ia datang dengan persiapan lebih matang. Kekuatan yang ia peroleh dari Gunung Kabut Es membuatnya percaya d
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-12-18
Baca selengkapnya

255. Sisi Gelap Naga Perang

“Jadi ini sisi gelap Assassin War,” gumam Rendy, matanya memandang setiap detail gerakan Bai Lian. Tubuhnya menegang, energi dalamnya mulai bergejolak.“Kau menyebut dirimu Naga Perang, tapi aku hanya melihat pria dengan ambisi setengah hati,” sindir Bai Lian sambil mengangkat tangan, memberi aba-aba kepada bayangan-bayangan itu untuk menyerang.Makhluk pertama melompat dengan cakar tajam, melesat lurus ke arah kepala Rendy. Ia menunduk, menghindari serangan itu, lalu memutar tubuhnya untuk melepaskan tendangan berputar yang menghantam tubuh bayangan itu hingga pecah menjadi kepulan asap.Namun, dua bayangan lain muncul dari sisi kiri dan kanan.Rendy bergerak cepat menggunakan Langkah Naga Sakti, tapi gerakan makhluk-makhluk itu seperti mencerminkan dirinya. Setiap langkah yang ia ambil, mereka menyesuaikan dengan kecepatan luar biasa.Saat salah satu cakar bayangan menghantam bahunya, rasa sakit itu membangkitkan sesuatu di dalam dirinya. Sebuah suara berbisik di benaknya, dingin da
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-12-18
Baca selengkapnya

256. Menepis Masa Lalu

Udara pagi di Khatulistiwa terasa lebih dingin dari biasanya saat Rendy meninggalkan Kota Buitenzorg. Bayangan pertarungan melawan Bai Lian dan kekuatan gelap yang ia gunakan masih menguasai pikirannya. Ia tidak bisa mengabaikan rasa haus akan jawaban yang semakin kuat sejak mendengar nama Kuil Tiga Langit.Dalam perjalanannya, ia berhenti di pinggiran sebuah desa kecil bernama Lembah Ananta. Desa ini terkenal sebagai tempat para peziarah yang menuju Kuil Tiga Langit beristirahat, namun juga menyimpan reputasi sebagai tempat ujian bagi para pencari kebenaran.Di tengah jalan setapak menuju lembah, Rendy bertemu seorang wanita tua yang duduk di bawah pohon beringin. Rambutnya yang putih seperti salju kontras dengan kulitnya yang berwarna cokelat tua. Ia memegang tongkat kayu yang diukir dengan simbol-simbol kuno.“Jadi kau akhirnya datang, Naga Perang,” katanya tanpa menoleh.Langkah Rendy terhenti. “Siapa kau, Nenek?” tanyanya, matanya menyipit curiga.“Aku adalah Pengawas Tantangan”
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-12-18
Baca selengkapnya

257. Kebangkitan Naga Perang Sejati

Langit di atas Gunung Kabut Es berubah menjadi kelabu pekat saat Rendy mencapai Kuil Tiga Langit. Suasana yang semula sunyi kini diwarnai oleh bisikan aneh, seperti suara ribuan roh yang terjebak. Di depan gerbang kuil, seorang pria berjubah hitam berdiri, tubuhnya diselimuti kabut gelap.“Rendy Wang,” suara pria itu berat, seperti datang dari dasar bumi. “Akhirnya, sang Naga Perang muncul di hadapan takdirnya.”Rendy menggenggam pedangnya erat. “Siapa kau? Dan apa hubunganmu dengan Kuil Tiga Langit?”Pria itu tertawa kecil, suara tawanya seperti geraman. “Aku adalah Bayangan dari kekuatan yang kau gunakan. Kau pikir kekuatan itu gratis? Kau salah, Rendy. Harga dari sisi gelap adalah kehilangan kendali atas jiwamu sendiri.”Bayangan itu menyerang tanpa peringatan, gerakannya cepat seperti kilat. Rendy nyaris tidak sempat mengangkat pedangnya ketika cakar gelap pria itu meluncur ke arahnya. Tubuhnya terhempas, menghantam dinding kuil dengan keras.“Aku tidak takut padamu!” Rendy bangki
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-12-19
Baca selengkapnya

258. Rahasia Orangtua Rendy

Angin dingin dari Gunung Kabut Es meniup jubah Rendy yang berlumuran darah. Pedang gelap di tangannya terasa lebih berat, seolah memikul beban masa lalu yang belum ia pahami. Langkah-langkahnya melambat saat ia menuruni jalan berbatu, menuju sebuah desa kecil yang tersembunyi di lereng gunung.Di desa itu, ia mendengar kisah tentang sebuah rumah tua yang dulunya dihuni oleh seorang ahli bela diri legendaris. Konon, orang itu menghilang setelah mempelajari rahasia yang terlalu besar untuk dipikul manusia biasa.“Dia mungkin tahu sesuatu tentang dirimu,” suara seorang nenek tua bergetar, memberikan petunjuk kepada Rendy. “Namanya Zhu Wei, seorang pelarian dari Negeri Langit yang pernah melatih generasi pertama Naga Perang.”Rendy menemukan rumah tua itu, tersembunyi di balik pohon-pohon pinus yang menjulang. Rumah tersebut tampak rapuh, dengan jendela-jendela yang bergoyang setiap kali angin bertiup. Di dalamnya, hanya ada meja kayu, tumpukan kitab kuno, dan seorang pria tua dengan ramb
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-12-19
Baca selengkapnya

259. Pergi Ke Negeri Andalas

Rendy duduk di kursi ekonomi yang penuh sesak. Dering suara anak-anak menangis, bunyi derak trolley makanan, dan obrolan penumpang yang bercampur riuh memenuhi kabin pesawat komersil. Ia melirik ke luar jendela, mencoba mencari ketenangan di antara awan-awan yang membentang di bawahnya. Namun, pikirannya justru kembali ke Negeri Andalas—tempat yang seharusnya tidak ia kunjungi."Kenapa Bara Sena yang muncul di pikiranku?" gumam Rendy pelan sambil meremas sandaran tangan kursinya.Saat roda pesawat menyentuh landasan, goncangan itu membangunkan Rendy dari lamunannya. Suara pilot yang memberi sambutan terasa jauh, seperti latar belakang yang samar. Ia menarik napas dalam-dalam sebelum turun dari pesawat. Bau khas bandara yang bercampur dengan bensin jet dan keringat para penumpang menyambutnya.Namun, napasnya tertahan ketika ia melihat dua sosok yang berdiri di tepi landasan. Bara Sena, dengan jubah hitam yang berkilau di bawah sinar matahari, tampak tegak dengan sikap tenang dan penuh
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-12-19
Baca selengkapnya

260. Menuju Puncak Mahameru

Dengan langkah mantap, Rendy meninggalkan Istana Andalas, ditemani Seruni yang berjalan di sisinya. Hawa dingin mulai menyapa mereka saat mereka mendekati gunung, dan suasana menjadi semakin sunyi. Namun, di dalam hati Rendy, gejolak tidak pernah berhenti.Seruni tampak cantik alami dengan pakaian bertarungnya yang membalut tubuhnya yang sempurna sehingga memperlihatkan lekuk-lekuk tubuh yang indah. Hanya saja, tidak ada senyuman di wajah cantiknya.Rendy memandang puncak Mahameru yang diselimuti kabut tebal. Dari kejauhan, angin gunung membawa desau yang seperti bisikan, seakan-akan gunung itu menyimpan rahasia yang ingin disampaikan namun menolak untuk diungkap begitu saja. Seruni, yang mengawalnya hingga kaki gunung, berhenti di sebuah batu besar yang tertutup lumut.“Hanya sampai di sini, Naga Perang,” ucap Seruni dingin, meski ada sedikit nada khawatir dalam suaranya. “Di atas sana bukan hanya makhluk kuno yang menjaga kuil, tapi juga perangkap alam yang tak memaafkan kesalahan.”
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-12-19
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
2425262728
...
46
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status