Home / Urban / Kebangkitan Naga Perang / 258. Rahasia Orangtua Rendy

Share

258. Rahasia Orangtua Rendy

Author: Zhu Phi
last update Last Updated: 2024-12-19 05:53:54

Angin dingin dari Gunung Kabut Es meniup jubah Rendy yang berlumuran darah. Pedang gelap di tangannya terasa lebih berat, seolah memikul beban masa lalu yang belum ia pahami. Langkah-langkahnya melambat saat ia menuruni jalan berbatu, menuju sebuah desa kecil yang tersembunyi di lereng gunung.

Di desa itu, ia mendengar kisah tentang sebuah rumah tua yang dulunya dihuni oleh seorang ahli bela diri legendaris. Konon, orang itu menghilang setelah mempelajari rahasia yang terlalu besar untuk dipikul manusia biasa.

“Dia mungkin tahu sesuatu tentang dirimu,” suara seorang nenek tua bergetar, memberikan petunjuk kepada Rendy. “Namanya Zhu Wei, seorang pelarian dari Negeri Langit yang pernah melatih generasi pertama Naga Perang.”

Rendy menemukan rumah tua itu, tersembunyi di balik pohon-pohon pinus yang menjulang. Rumah tersebut tampak rapuh, dengan jendela-jendela yang bergoyang setiap kali angin bertiup. Di dalamnya, hanya ada meja kayu, tumpukan kitab kuno, dan seorang pria tua dengan ramb
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter

Related chapters

  • Kebangkitan Naga Perang   259. Pergi Ke Negeri Andalas

    Rendy duduk di kursi ekonomi yang penuh sesak. Dering suara anak-anak menangis, bunyi derak trolley makanan, dan obrolan penumpang yang bercampur riuh memenuhi kabin pesawat komersil. Ia melirik ke luar jendela, mencoba mencari ketenangan di antara awan-awan yang membentang di bawahnya. Namun, pikirannya justru kembali ke Negeri Andalas—tempat yang seharusnya tidak ia kunjungi."Kenapa Bara Sena yang muncul di pikiranku?" gumam Rendy pelan sambil meremas sandaran tangan kursinya.Saat roda pesawat menyentuh landasan, goncangan itu membangunkan Rendy dari lamunannya. Suara pilot yang memberi sambutan terasa jauh, seperti latar belakang yang samar. Ia menarik napas dalam-dalam sebelum turun dari pesawat. Bau khas bandara yang bercampur dengan bensin jet dan keringat para penumpang menyambutnya.Namun, napasnya tertahan ketika ia melihat dua sosok yang berdiri di tepi landasan. Bara Sena, dengan jubah hitam yang berkilau di bawah sinar matahari, tampak tegak dengan sikap tenang dan penuh

    Last Updated : 2024-12-19
  • Kebangkitan Naga Perang   260. Menuju Puncak Mahameru

    Dengan langkah mantap, Rendy meninggalkan Istana Andalas, ditemani Seruni yang berjalan di sisinya. Hawa dingin mulai menyapa mereka saat mereka mendekati gunung, dan suasana menjadi semakin sunyi. Namun, di dalam hati Rendy, gejolak tidak pernah berhenti.Seruni tampak cantik alami dengan pakaian bertarungnya yang membalut tubuhnya yang sempurna sehingga memperlihatkan lekuk-lekuk tubuh yang indah. Hanya saja, tidak ada senyuman di wajah cantiknya.Rendy memandang puncak Mahameru yang diselimuti kabut tebal. Dari kejauhan, angin gunung membawa desau yang seperti bisikan, seakan-akan gunung itu menyimpan rahasia yang ingin disampaikan namun menolak untuk diungkap begitu saja. Seruni, yang mengawalnya hingga kaki gunung, berhenti di sebuah batu besar yang tertutup lumut.“Hanya sampai di sini, Naga Perang,” ucap Seruni dingin, meski ada sedikit nada khawatir dalam suaranya. “Di atas sana bukan hanya makhluk kuno yang menjaga kuil, tapi juga perangkap alam yang tak memaafkan kesalahan.”

    Last Updated : 2024-12-19
  • Kebangkitan Naga Perang   261. Rahasia Kitab Kuno

    Di balik kabut yang mulai menghilang, berdiri sebuah kuil kuno dengan gerbang besar dari batu hitam. Ukiran naga dan simbol-simbol aneh menghiasi dindingnya. Hawa dingin menyelimuti tempat itu, tapi ada kehangatan aneh yang menyelinap di hati Rendy.Saat ia melangkah masuk, api di obor yang melapisi dinding menyala dengan sendirinya. Di tengah kuil, sebuah altar berdiri megah, dan di atasnya terletak sebuah kitab tebal yang berlapis debu waktu.Rendy mendekati kitab itu, tangannya gemetar saat ia menyentuhnya. Tapi sebelum ia bisa membuka halaman pertama, suara berat terdengar di belakangnya.“Jawabanmu ada di sana, tapi apakah kau siap menerima kebenaran?”Rendy berbalik, melihat seorang pria tua dengan jubah gelap yang berdiri di ambang pintu. Wajah pria itu penuh dengan bekas luka, dan matanya memancarkan kebijaksanaan yang dalam.“Siapa kau?” tanya Rendy.“Aku adalah penjaga rahasia ini, Rendy Wang,” jawab pria itu. “Dan aku adalah orang yang tahu tentang ayahmu, serta kenapa kau

    Last Updated : 2024-12-19
  • Kebangkitan Naga Perang   262. Pertarungan di Puncak Mahameru

    Di puncak Mahameru, Rendy menemukan dirinya berdiri di hadapan penjaga terakhir ... seorang pria muda dengan pedang perak yang berkilauan, tubuhnya memancarkan aura keemasan.“Aku adalah Arjuna, penjaga terakhir. Jika kau ingin melangkah lebih jauh, kau harus mengalahkanku,” ujar pria itu dengan nada tenang namun tegas.Rendy berdiri di puncak Mahameru, angin dingin menerpa wajahnya. Di depannya, sosok Arjuna dengan pedang peraknya berdiri tegak, memancarkan aura keemasan yang hampir menyilaukan.“Jika kau ingin mendapatkan gulungan teknik kuno, kau harus melewatiku terlebih dahulu,” kata Arjuna, suaranya tenang namun penuh wibawa. “Aku adalah penjaga terakhir dari gunung ini.”Rendy mengepalkan tinjunya, mengaktifkan jurus “Dewa Bayangan Naga”. Aura gelap menyelimuti tubuhnya, melindungi seperti perisai hidup. Namun, ia tahu bahwa kekuatan ini tidak cukup. Sosok di depannya adalah petarung kelas atas yang tak bisa diremehkan.Arjuna bergerak lebih cepat dari yang bisa ditangkap mata

    Last Updated : 2024-12-19
  • Kebangkitan Naga Perang   263. Menuju Lembah Petir

    Rendy Wang berdiri di kaki Pegunungan Mahameru, tempat legenda dan misteri bersatu. Ia merasakan angin dingin pegunungan menyentuh wajahnya, membawa bau kehijauan dan rintik kabut. Di hadapannya, dua sosok berdiri menantinya ... Bara Sena, pemimpin Negeri Andalas, dan Seruni, komandan Dua Belas Srikandi Andalas. Mereka tidak membawa aura permusuhan, tetapi tatapan mereka penuh kewaspadaan.“Rendy Wang,” Bara Sena memulai dengan nada dalam. “Kami sudah mendengar kabar tentangmu. Kau datang dari Negeri Khatulistiwa, membawa nama besar yang bahkan angin Andalas pun tak bisa abaikan.”Rendy mengangguk kecil. “Aku bukan datang untuk mengganggu, Bara Sena. Aku di sini mencari kebenaran, petunjuk tentang keluargaku. Gulungan ini mungkin membawaku ke sana.” Ia mengangkat gulungan kuno yang ia dapatkan setelah pertarungan sengit di hutan perbatasan.Seruni melangkah maju, tatapan tajamnya menembus Rendy. “Kau membawa lebih dari sekadar gulungan itu. Kehadiranmu menciptakan riak di Negeri Andal

    Last Updated : 2024-12-19
  • Kebangkitan Naga Perang   264. Raksasa Petir

    Rendy berdiri di tengah badai yang mengamuk. Angin menggulung debu dan daun kering, menghempaskannya ke segala arah. Petir yang menjalar di langit menciptakan cahaya yang meliuk seperti naga, membelah kegelapan di atas lembah. Suara gemuruhnya menggema, seolah raksasa sedang marah di langit.Sosok berjubah petir berdiri di hadapannya. Setiap gerakan sosok itu memancarkan kilatan cahaya, sementara aura listrik yang menyelubunginya menggetarkan udara di sekitarnya. Suara berat yang keluar dari sosok itu seperti retakan batu karang.“Buktikan darah Zhang milikmu, anak muda,” tantang sosok itu sambil mengangkat tangan kanannya, yang dipenuhi petir melingkar seperti ular hidup.Rendy menarik napas panjang, dadanya naik-turun. Bau ozon dari petir yang baru saja menyambar menusuk hidungnya, bercampur dengan aroma tanah basah setelah tersiram kilatan listrik. Dengan perlahan, ia melepas liontin giok berbentuk naga dari lehernya dan menggenggamnya erat.“Aku bukan hanya darah Zhang,” gumamnya.

    Last Updated : 2024-12-19
  • Kebangkitan Naga Perang   265. Sahabat Lama

    Rendy jatuh berlutut, napasnya terengah-engah. Badannya penuh luka bakar, tetapi ia tetap hidup. Di depan makam ayahnya, ia melihat sesuatu yang sebelumnya tersembunyi: sebuah gulungan kuno yang bercahaya lembut.“Ini… rahasianya,” gumamnya sambil meraih gulungan itu.Namun, sebelum ia sempat membukanya, sebuah suara aneh terdengar dari balik kabut. Suara langkah kaki yang berat, lambat namun pasti.“Jadi, kau akhirnya sampai di sini, Naga Perang…”Rendy menoleh, matanya melebar saat melihat siapa yang berdiri di sana. Sosok dari masa lalunya, seseorang yang ia pikir telah lama mati.Langkah kaki itu terdengar semakin jelas, menghantam tanah lembah yang sunyi setelah badai petir menghilang. Rendy memaksa dirinya berdiri meski tubuhnya terasa berat. Setiap ototnya berteriak karena kelelahan, tetapi tatapannya tetap fokus pada kabut yang perlahan memudar.Dari balik kabut, muncul seorang pria dengan pakaian serba hitam yang lusuh. Di punggungnya tergantung pedang panjang yang bersinar s

    Last Updated : 2024-12-19
  • Kebangkitan Naga Perang   266. Fungsi Jade Dragon

    Rendy Wang, yang dikenal sebagai Naga Perang, akhirnya tiba di Pegunungan Kultivasi Cakrabuana. Udara di sekitar puncak terasa berat namun dipenuhi dengan energi spiritual yang luar biasa. Pegunungan ini terkenal sebagai pusat kultivasi tingkat tinggi, tempat para master dari berbagai generasi menempa ilmu mereka. Rendy membawa harapan besar untuk bertemu ayahnya, Zhang Wei, dan menemukan jawaban atas jati dirinya.Saat ia melangkah di jalur batu menuju Aula Utama, ia disambut oleh beberapa murid Qin Han yang memandangnya dengan campuran rasa ingin tahu dan waspada. Namun, tidak ada seorang pun yang mencoba menghalanginya. Aura Naga Perang yang tegas dan penuh determinasi cukup untuk membuat mereka menyingkir.Di dalam aula, Master Qin Han duduk di atas tahta batu, memancarkan aura yang megah namun damai. Rambutnya yang putih seperti salju dan jubahnya yang bersulam simbol-simbol kuno membuatnya terlihat seperti manifestasi dari kebijaksanaan itu sendiri. Rendy menunduk hormat sebelum

    Last Updated : 2024-12-19

Latest chapter

  • Kebangkitan Naga Perang   483. Konflik Berlanjut

    Clara menatap tajam ke arah Rendy, matanya menyala dengan amarah yang tak tertahankan. "Jangan kau kira tindakanmu ini akan mengubah kebencianku padamu!" suaranya dingin, nyaris menggigit, tanpa sedikit pun nada terima kasih.Rendy menghela napas panjang, mencoba memahami kekerasan hati Clara. Wajahnya dipenuhi kebingungan, tetapi suaranya tetap tenang. "Aku terus mencarimu, Clara! Buat apa aku membunuhmu? Apa untungnya bagiku?" katanya, menatapnya lekat-lekat, mencari celah di balik tatapan penuh kebencian itu.Clara menyilangkan tangan di dadanya, dagunya sedikit terangkat, menegaskan keangkuhannya. "Aku tidak percaya padamu! Aku datang untuk memperingatimu. Berhenti mencari Kekuatan Tertinggi, atau kami akan menghancurkanmu!" suaranya bergetar, bukan karena takut, melainkan karena tekad yang membaja.Rendy mengernyit. "Kekuatan Tertinggi? Apakah organisasi itu yang membuatmu membenci aku?" tanyanya, mencoba menelisik lebih dalam.Clara tak menjawab. Dengan santai, ia melangkah ke b

  • Kebangkitan Naga Perang   482. Sahabat Atau Musuh Lama?

    Rendy menatap tubuh wanita yang berdiri di tengah kekacauan Klub Red Lotus. Gaun merahnya berkibar pelan, seolah ikut menari bersama cahaya lampu temaram yang berpendar di langit-langit. Aroma alkohol, asap rokok, dan keringat bercampur menjadi satu dalam udara yang berat. Mata Rendy menyipit, mengamati siluet wanita itu."Kenapa aku merasa mengenalnya?" pikirnya, langkahnya perlahan mendekat."Nona, ada masalah apa sampai kamu mengacau di Klub Red Lotus ini?" tanyanya dengan suara tenang namun penuh kewaspadaan.Plok! Plok! Plok!Tepukan tangan menggema, menggantikan hiruk-pikuk yang sempat mereda. Wanita bergaun merah itu tetap membelakanginya, tubuhnya tegak, aura misterius menguar dari setiap gerakannya."Apa kita perlu memanggil bantuan, Tuan Muda?" suara manager klub terdengar penuh kehati-hatian."Tidak perlu! Aku bisa mengatasinya sendiri!" Rendy menjawab, tetap melangkah maju.Sebuah tawa kecil menggema, renyah namun menusuk."Hihihi ... selamat datang, Jendral Wang!"Suara i

  • Kebangkitan Naga Perang   481. Masalah di Klub Red Lotus

    Tok! Tok! Tok!Suara ketukan di pintu menggema di dalam ruangan, menginterupsi atmosfer hangat yang tercipta antara Rendy dan Jessy. Rendy yang duduk di sofa menoleh dengan malas, sementara Jessy menghela napas panjang, kesal karena momennya terganggu."Siapa?" tanya Jessy, suaranya tajam, penuh ketidaksabaran.Pintu terbuka sedikit, memperlihatkan wajah pucat seorang pria berseragam hitam. Ia adalah manager klub, tampak gelisah, peluh mulai bercucuran di pelipisnya."Gawat, Chief! Ada sedikit masalah di Klub!" katanya dengan suara bergetar. Matanya sekilas melirik ke arah Rendy, lalu cepat-cepat menunduk saat melihat ekspresi tajam pria yang dikenal sebagai Naga Perang—sosok legendaris di dunia gelap Khatulistiwa.Jessy melipat tangan di dadanya, wajahnya penuh kejengkelan. "Masalah kecil saja tidak bisa kamu tangani! Bagaimana kamu bisa mempertahankan jabatanmu?"Seakan darahnya terkuras, wajah manager itu semakin pucat. Ia menelan ludah, tidak berani menatap Jessy."Apa yang terjad

  • Kebangkitan Naga Perang   480. Romansa Rendy dan Jessy

    Dalam keheningan yang hanya diisi suara dengungan komputer, Jessy menatap layar dengan penuh konsentrasi. Cahaya biru dari monitor memantul di wajahnya yang tegang, memperlihatkan garis-garis kelelahan yang tersembunyi di balik sorot matanya yang tajam. Jari-jarinya menari di atas keyboard, sesekali berhenti untuk meneliti setiap baris kode dengan seksama. Rendy berdiri di belakangnya, tubuhnya tegang seperti kawat yang ditarik kencang, matanya tak berkedip menatap layar holografik yang terus berubah di hadapan mereka."Aku menemukannya," bisik Jessy, suaranya bergetar oleh ketegangan yang nyaris tak tertahankan. "Ada lokasi yang tersembunyi dalam sistem mereka... Ini bukan sekadar markas biasa, Ketua. Ini pusat dari segalanya."Rendy mengepalkan tangannya, rahangnya mengeras. Ada api yang menyala di matanya, kemarahan yang selama ini ia pendam akhirnya menemukan bentuknya. "Di situlah ibuku disekap?" tanyanya dengan suara yang nyaris bergetar.Jessy menoleh padanya, menatap dalam-dal

  • Kebangkitan Naga Perang   479. Jessy, Sang Ahli Teknologi

    Di balik kerlip lampu dan gemerlap modernitas Red Lotus Club and Resort, Rendy melangkah dengan penuh ketegasan, namun di balik mata dinginnya tersimpan segudang kenangan. Di tengah kekacauan hidupnya—konflik dengan Cindy dan keputusannya untuk mencari kebenaran tentang ibunya—hanya satu hal yang selalu ia rindukan yaitu kehadiran Jessy Liu.Jessy, wanita yang telah lama menjadi bagian dari hidupnya, kini duduk di sebuah ruangan rahasia di balik dinding resort yang mewah. Di sana, di antara deretan monitor dan kode-kode digital yang menari, ia mungkin bisa menyusun petunjuk-petunjuk yang akan membongkar rahasia Kekuatan Tertinggi. Setiap detik tanpa Rendy terasa begitu lama baginya. Rindu yang selama ini tersembunyi di balik ketenangan profesional kini terpancar jelas saat ia melihat pintu terbuka perlahan."Ketua," panggilnya dengan nada lembut penuh harap, suaranya seakan melunakkan segala kegamangan. Saat Rendy melangkah mendekat, hatinya sejenak luluh oleh kehadiran wanita yang ta

  • Kebangkitan Naga Perang   478. The New Rendy

    Rendy tidak lagi menghiraukan Vera Huang. Wanita itu baginya bukan lagi seorang mertua, melainkan hanya semut yang bisa ia injak kapan saja jika ia mau. Matanya menatap kosong ke depan, tapi pikirannya dipenuhi kemarahan yang mendidih. Hatinya telah beku. Jika Cindy lebih memilih ibunya, maka ia akan pergi—mereka akan bercerai. Sesederhana itu."Masih ada hal yang lebih penting daripada mengurusi seorang mertua yang tidak berarti!" gumamnya, suara rendahnya nyaris seperti geraman. "Aku harus mencari tahu di mana ibuku yang ditahan oleh Kekuatan Tertinggi."Ia melangkah menuju gudang garasi, membuka pintu dengan sedikit tenaga. Derit engsel yang berkarat memenuhi udara, menyambutnya dengan suasana yang muram. Di dalam, skuter bututnya masih berdiri dengan setia, lapisan debu tipis menyelimutinya. Tanpa ragu, ia menyalakan mesin tua itu, suara bisingnya langsung menggema di seantero garasi.Baru saja ia hendak memutar gas, suara langkah kaki yang terburu-buru menghentikannya."Ren...!"

  • Kebangkitan Naga Perang   477. Kehancuran Huang Corporation

    Vera menggertakkan giginya, rahangnya mengeras sementara napasnya memburu. Matanya menyala penuh kebencian, seperti bara api yang siap melalap habis apa pun di hadapannya. Dengan suara yang lebih tajam dari pisau belati, ia berdesis, "Aku tidak akan membiarkan ini terjadi! Huang Corporation tidak akan runtuh hanya karena seorang pria yang dulu kupandang sebelah mata! Kau bukan Naga Perang... Semua ini hanya kebetulan belaka."Rendy tetap berdiri dengan tenang, sikapnya tegap bagai gunung yang tak tergoyahkan oleh badai. Sorot matanya dingin, penuh ketegasan yang tak terbantahkan. "Sudah kubilang, Vera, ini baru permulaan. Kau pikir aku akan berhenti di sini? Tidak. Aku akan memastikan kau merasakan kehancuran yang lebih menyakitkan daripada sekadar kehilangan investasi. Kau telah mempermainkan hidupku, dan sekarang, aku yang akan menentukan nasibmu."Wajahnya yang dulu dikenal lemah lembut kini menampakkan ketegasan yang mengerikan. Rendy bukan lagi pria yang bisa diabaikan begitu saj

  • Kebangkitan Naga Perang   476. Membongkar Penyamaran

    Di tengah ruangan yang remang, bayangan senja menari di dinding-dinding mewah, Vera mengeluarkan dengusan penuh ejekan. Matanya yang tajam dan dingin menembus kegelapan, seolah memancarkan bara amarah. Dengan suara yang menyeruak, ia mencaci,"Menolak? Hah! Kamu pikir dirimu siapa? Hanya seorang pecundang yang bahkan tidak mampu membeli dasi layak, berani menantangku!"Rendy, berdiri tegap bagaikan patung besi di tengah badai, menatap balik tanpa setitik ragu. Tatapannya yang tajam dan dingin menantang, seolah berkata bahwa ia telah lelah menjadi korban hinaan. Suaranya rendah namun menggema dengan kepastian, "Aku sudah muak dipandang rendah. Jika aku mengaku sebagai Naga Perang, maka aku memang Naga Perang! Dan jika kau memaksaku menceraikan Cindy demi keuntunganmu sendiri, kau akan merasakan penyesalan yang meendalam!"Rendy sudah habis kesabaran dengan sikap arogan Vera yang selalu menghinanya.Tawa sinis Vera pecah, melayang ke udara seperti asap pahit, "Oh, jadi sekarang kau meng

  • Kebangkitan Naga Perang   475. Hinaan Vera

    HA-HA-HA ...!!!Tawa itu meledak di udara, menggetarkan ruangan dengan gaungnya yang menusuk telinga. Vera Huang menepuk-nepuk pahanya, seolah ucapan yang baru didengarnya adalah lelucon paling konyol yang pernah ada."Ha-ha-ha! Astaga, Rendy! Aku tahu kamu ini miskin dan tidak berguna, tapi aku sungguh tidak menyangka kamu juga pintar membual!" katanya dengan nada mengejek, matanya menyipit penuh penghinaan.Rendy mengepalkan tangan, kuku-kukunya hampir menembus kulit telapak tangannya sendiri. Napasnya berat, dadanya naik turun dengan penuh amarah. "Aku tidak berbohong! Aku memang Naga Perang yang akan menarik seluruh investasi Wang Industries dari Huang Corporation! Aku sudah muak hidup seperti ini, tanpa kejelasan dan tanpa harga diri!" suaranya bergetar, bukan karena ketakutan, tapi karena tekad yang sudah tak bisa dibendung lagi"Mentang-mentang nama margamu sama dengan nama perusahaan Grade A, terus kamu klaim kalau itu perusahaanmu? Hah! Sungguh lucu dan tak masuk akal!" sind

Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status