Home / Urban / Kebangkitan Naga Perang / Chapter 241 - Chapter 250

All Chapters of Kebangkitan Naga Perang: Chapter 241 - Chapter 250

456 Chapters

241. Tantangan Keberanian

Rendy menatap langit yang mulai berubah warna, kini beralih dari biru cerah ke gradasi ungu kehitaman, seolah dunia sekitar ikut berubah mengikuti tantangan yang telah ia lewati. Rasanya, meski kekuatan Kristal Kehidupan Surgawi telah memberinya kemampuan luar biasa, ia masih merasakan berat di hatinya, seolah ada bagian dari dirinya yang belum sepenuhnya siap untuk menerima perjalanan ini. Keringat dingin masih menetes di dahinya, meski api yang mengelilinginya telah padam.Pemandu Pertama tetap diam, mengamati Rendy dengan tatapan penuh arti. Wajahnya tidak menunjukkan ekspresi, tetapi matanya yang tajam seolah menilai setiap detik yang berlalu. Ia tahu bahwa tantangan selanjutnya akan lebih menguji lagi.“Tantangan berikutnya akan menguji keberanianmu,” kata Pemandu Pertama akhirnya, suaranya tenang namun penuh bobot. “Bersiaplah, karena perjalananmu menuju puncak tidak akan mudah. Kali ini, kau akan menghadapi elemen yang lebih sulit dipahami. Elemen yang bukan hanya menguji kekua
last updateLast Updated : 2024-12-13
Read more

242. Sosok Asing

Rendy berdiri di sebuah dataran tinggi yang dikelilingi langit tak berujung. Awan-awan perak menggumpal di bawah kakinya, membuatnya seolah berada di atas dunia. Kristal Kehidupan Surgawi di tubuhnya berdenyut lembut, memancarkan kehangatan yang mengalir ke seluruh tubuhnya. Pelatih Pertama telah meninggalkannya di sini, mengatakan bahwa ini adalah ujian terakhir di Falling Sky sebelum ia layak kembali ke Khatulistiwa."Di sini, kau akan menghadapi inti dari dirimu sendiri," suara Pemandu Pertama terngiang dalam ingatannya. "Tidak ada arahan, tidak ada bantuan. Kau hanya bisa mengandalkan dirimu."Saat itu, udara di sekitarnya berubah. Angin dingin berhembus, membekukan tulang dan menciptakan riak-riak kecil di awan di bawahnya. Dari balik kabut tebal, sosok-sosok mulai muncul. Mereka tidak jelas, hanya bayangan buram yang bergerak perlahan. Tetapi semakin mereka mendekat, Rendy dapat merasakan kehadiran mereka yang menghantui.“Siapa kalian?” tanya Rendy, bersiap dalam posisi bertaha
last updateLast Updated : 2024-12-13
Read more

243. Sepuluh Tahun Yang Lalu

Dentuman tank menggetarkan udara, sementara ledakan granat mencabik-cabik ketenangan malam yang memerah oleh nyala api. Di tengah kegaduhan itu, suara melengking menerobos, menampar telinga Rendy yang setengah tersadar.“RENDY!”Bahunya terguncang kasar. Jari-jari berlapis debu dan keringat menekan tubuhnya. Di hadapannya, seorang prajurit muda dengan seragam penuh noda darah dan lumpur, menggenggam bayonet erat seperti hidupnya bergantung pada senjata itu."Kapten, akhirnya sadar juga!" seru prajurit itu, matanya membelalak penuh cemas."Clara?" gumam Rendy, pandangannya masih kabur tapi ia dengan jelas mengenali suara yang terus diingatnya sampai sekarang, pikirannya melayang di antara realitas dan kebingungan."Maaf kalau terpaksa memanggil Kapten keras-keras! Kita diserang habis-habisan, dan Kapten tidak merespons!" Clara menegakkan tubuh, suaranya meninggi untuk mengatasi gemuruh medan perang. "Apa Kapten punya strategi bertahan? Kita kehabisan waktu!"Rendy menggeleng pelan, men
last updateLast Updated : 2024-12-14
Read more

244. Garis Waktu

Hutan di depan terasa lebih sunyi daripada biasanya, hanya derit dedaunan dan angin dingin yang menyapu ranting. Rendy merasakan punggungnya berkeringat, meski udara menusuk dingin. Langkahnya terhenti ketika ia melihat bayangan samar di kejauhan—sesosok pria tua dengan jubah kelabu, berdiri tak bergerak di bawah pohon besar.“Siapa kau?” Rendy berseru, tangan kanannya meraih pistol kecil di pinggang.Pria itu mengangkat kepalanya perlahan, wajahnya samar oleh bayangan daun. “Kapten Rendy Wang. Kau telah melintasi waktu, tapi bukan kehendakmu yang membawamu ke sini.”Jantung Rendy berdetak keras. “Apa maksudmu? Jelaskan!”Pria tua itu tersenyum tipis, suaranya berat dan penuh misteri. “Masa depanmu dan masa lalu ini terikat. Kau di sini karena ada sesuatu yang harus kau ubah… atau sesuatu yang harus kau lawan agar tidak menghantuimu di masa depan”“Kau siapa sebenarnya?”“Aku adalah penjaga garis waktu ini.” Pria itu melangkah maju, suaranya berubah menjadi desis yang mengerikan. “Sed
last updateLast Updated : 2024-12-14
Read more

245. Terjebak Di Masa Lalu

Rendy Wang berdiri di tepi sungai kecil yang berkilauan di bawah sinar bulan, mencoba mengatur napasnya. Tubuhnya terasa berat, seolah semua energi terkuras dari pertarungan sebelumnya. Namun, pikirannya tidak pernah berhenti bekerja. Potongan-potongan kenangan mulai bermunculan, meski masih kabur seperti bayangan yang memantul di air."Perang melawan Negeri Cakrawala... kenapa aku tak mengingat apa-apa?" pikirnya. Ia mengepalkan tangan, merasakan denyut tenaga dalam yang sempurna di tubuhnya. Namun, sesuatu terasa kurang. Ia sekarang ini bukanlah kultivator. Ia tak memiliki energi qi yang mematikan seperti yang dimilikinya di masa depan. Ia hanyalah praktisi bela diri yang memiliki tenaga dalam yang cukup kuat.Tiba-tiba, suara langkah kaki mendekat. Rendy segera meraih bayonetnya, bersiap menghadapi ancaman. Namun, dari balik pepohonan, muncul seorang wanita dengan baju perang penuh tanda kehormatan. Sorot matanya tajam, seperti seorang yang terbiasa memimpin di medan perang.“Rendy
last updateLast Updated : 2024-12-15
Read more

246. Mencari Jejak Assassin War

Langit Kota Buitenzorg diselimuti kabut tipis saat Rendy tiba. Jalanan berbatu yang basah oleh sisa hujan malam memantulkan cahaya dari lentera-lentera di sepanjang jalan. Kota itu sibuk seperti biasanya, dengan kerumunan pedagang, penjaga keamanan, dan orang-orang dari berbagai kalangan yang berbaur tanpa peduli satu sama lain. Namun, di balik keramaian itu, Rendy merasa ada sesuatu yang berbeda—sebuah kegelisahan yang merayap perlahan di udara.Dia berdiri di depan sebuah kedai kecil yang berderit setiap kali pintunya terbuka. Di tempat ini, dia berharap bisa mendapatkan informasi awal. Kristin benar, menemukan jejak Assassin War tidak akan mudah, terutama bagi seseorang seperti dirinya yang belum mengenal seluk-beluk dunia bawah tanah.Rendy memasuki kedai dengan langkah hati-hati. Bau alkohol, asap tembakau, dan makanan basi menyerang indra penciumannya. Ruangan itu remang-remang, dengan meja-meja penuh orang-orang yang berbicara dengan suara rendah, seolah setiap percakapan adala
last updateLast Updated : 2024-12-15
Read more

247. Konflik di Jembatan Merah

Dia tahu ini bisa jadi jebakan, tetapi ini adalah satu-satunya petunjuk yang dia miliki. Dengan napas dalam, Rendy memutuskan untuk melanjutkan. Langkah kakinya membawa dia semakin dalam ke dunia Assassin War, tanpa tahu apa yang menantinya di ujung jalan.Kabut pagi mulai turun saat Rendy tiba di Jembatan Merah. Tempat itu sepi, hanya suara air yang mengalir di bawahnya. Namun, dia tahu seseorang sedang mengawasinya. Jembatan Merah terletak tidak jauh dari Distrik Hitam yang merupakan wilayah terlarang bagi orang biasa karena udara di sekitar Jembatan Merah diduga beracun bagi orang biasa.Tiba-tiba, bayangan melesat keluar dari kegelapan. Rendy menghindar dengan cepat, tapi sebuah pisau kecil nyaris menyayat bahunya. Seorang pria berpakaian hitam muncul, matanya dingin seperti es."Jadi, kau dikirim untuk menghentikanku," kata pria itu dengan nada mengejek. "Siapa yang memerintahmu, bocah?"Rendy meraih pedangnya, memasang kuda-kuda. "Aku tidak tahu siapa kau, tapi aku tidak akan mu
last updateLast Updated : 2024-12-15
Read more

248. Rahasia Klub Infinity

Dengan cepat, dia melihat seorang pria yang baru saja keluar dari klub, jelas mabuk tetapi berpakaian mahal. Saat pria itu tersandung dan berhenti di gang kecil, Rendy mendekat."Permisi," Rendy memulai, nadanya sopan tapi tegas. "Saya butuh bantuan Anda untuk masuk ke Klub Infinity."Pria itu terkekeh, matanya samar-samar fokus pada Rendy. "Kau pikir mereka akan biarkan orang biasa sepertimu masuk? Infinity hanya untuk mereka yang punya... nama besar."Rendy tidak membuang waktu. Dia mengulurkan selembar uang yang cukup untuk membuat pria itu diam dan menyerahkan kartu aksesnya. "Ini cukup untuk 'meminjam' identitas Anda, bukan?"Pria itu memandang uang itu sebentar sebelum tersenyum lebar. "Kau pintar. Ambil saja, teman."Rendy masuk melalui pintu dengan kepala tegak, berbaur dengan kerumunan elite yang menikmati malam mereka di lantai dansa yang gemerlap. Musik elektronik menggema di seluruh ruangan, dan lampu warna-warni memantul dari dinding kaca. Namun, perhatian Rendy tidak ter
last updateLast Updated : 2024-12-15
Read more

249. Rahasia Mulai Terungkap

Rendy tiba di Pelabuhan Perang saat bulan tergantung rendah di langit, memantulkan cahayanya di atas air laut yang tenang. Tempat itu penuh dengan aktivitas, meski suasananya berbeda dari hiruk-pikuk kota. Para pekerja bergerak cepat, membongkar peti-peti kargo dengan tulisan yang tidak dikenalnya. Di sudut-sudut gelap pelabuhan, bayangan-bayangan bergerak diam, mengawasi, berbicara dalam bisikan yang hanya dipahami oleh mereka.Dia mengenakan jaket hitam sederhana untuk menyamarkan dirinya. Tangannya masih mengepal amplop yang diperolehnya dari Klub Infinity. Pesan di dalamnya hanya mencantumkan satu lokasi—sebuah dermaga kosong yang jauh dari pusat pelabuhan.Ketika dia mendekati dermaga itu, suasana berubah. Tidak ada suara alat berat, tidak ada pekerja. Hanya deburan ombak dan suara langkah kakinya di atas kayu yang lapuk.Sosok pertama muncul dari bayangan, seorang pria tinggi dengan wajah setengah tertutup masker perak. Pria itu berbicara dengan nada rendah, suaranya penuh otori
last updateLast Updated : 2024-12-16
Read more

250. Misteri Masa Lalu Rendy Wang

Rendy berdiri di tengah hiruk-pikuk Kota Buitenzorg yang tak pernah tidur. Jalanan penuh dengan pedagang kaki lima, kendaraan yang berdesakan, dan musik jalanan yang bercampur dengan suara klakson kendaraan. Namun, pikirannya terus mengulang kata-kata pria bermasker tadi: Zhang Wei dan Lin Yue.“Orangtuaku pendiri Assassin War?” gumam Rendy, setengah tidak percaya. “Aku bermarga Zhang? Lalu darimana aku mendapatkan marga Wang ini? Semua masih menjadi misteri ... aku bahkan tidak ingat sama sekali tentang orangtua angkatku yang membesarkanku, atau aku sama sekali tidak memiliki orangtua asuh?”Pikirannya masih bergejolak saat dia melangkah menuju tempat penginapan sederhana di sudut kota. Matahari telah tenggelam, dan malam perlahan menutupi kota. Namun, suasana tidak menenangkan. Kabut tipis mulai melingkupi jalanan, dan Rendy merasa dia sedang diawasi.Saat dia masuk ke lorong penginapan, seorang pemuda berseragam pelayan menghampirinya. “Tuan Wang, Anda menerima pesan,” katanya samb
last updateLast Updated : 2024-12-16
Read more
PREV
1
...
2324252627
...
46
Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status