"Kavia, aku nggak akan membiarkanmu pergi." Suara itu terdengar jelas dan familier. Kavia mencoba mencari sumber suara berasal. Kepalanya celingukan, tubuhnya berputar-putar. Hingga tatapnya kemudian jatuh pada sosok samar yang muncul dari kejauhan. Seorang pria dengan tangan terulur berjalan mendekat. Memperlihatkan senyum manis yang mampu membuat Kavia terpaku. Kavia menyambut tangan pria itu dan menyentuhnya dengan dada berdebar. "Javas..." Seperti nyata tangan itu benar-benar menggenggamnya. Menggenggam erat seolah takut terlepas. Hanya saja, bukankah semua sudah berakhir? Kenyataan ini seakan menghantam kesadaran Kavia seutuhnya. Lalu tiba-tiba matanya terbuka, dadanya berdebar kencang, dan napasnya naik turun begitu cepat. "Itu cuma mimpi," gumamnya lirih seraya mengatur napas. Namun sejurus kemudian, rasa sakit di kepala menyerang. Membuat wanita itu refleks meringis. Sebelah tangannya terangkat dan meremas rambut. Dia ingat segalanya. Perpisahan dengan Javas, lalu mabuk
Last Updated : 2024-08-01 Read more