"Sori, sori, gue telat." Kavia menoleh lalu berdecak melihat kedatangan Dian. Wanita bertubuh gemoy itu nyengir bak kuda sambil menarik kursi di depan Kavia. "Lo belum pesen?" tanya Dian melihat meja cuma diisi secangkir kopi. "Ya belumlah, gue kan nunggunin lo." Alis Kavia mengeriting sebal, tapi Dian di depannya cuma terkekeh. "Sori ya udah nunggu lama. Maklum bestie lo ini sekarang jadi orang sibuk." Kavia hanya mencibir. Tangannya lantas terangkat, memanggil pelayan kafe. "Klien gue kali ini agak bawel makanya lama. Mana jalanan tadi macet lagi. Untung gue naik ojek," terang Dian sambil membolak-balik buku menu. Keduanya lantas memesan beberapa menu camilan dan kopi. Yang merupakan cangkir kedua bagi Kavia. "Eh iya, Vi. Gue tadi juga ketemu Javas," cetus Dian begitu pelayan yang mencatat pesanan mereka pergi. Mendengar nama Javas disebut Kavia berusaha tampak biasa saja. "Oh ya, di mana?" "Ya di sana juga. Kayaknya mereka lunch meeting agak gedean deh. Soalnya satu meja p
Baca selengkapnya