Mata tua, tapi tajam itu menyorot Javas. Alis tebalnya yang keperakan menukik, pun dengan kumis melintangnya yang lebat. Hidungnya yang mencuat menambah kesan seram, tapi penuh karismatik. Meski begitu tidak sedikit pun Javas merasa terintimidasi. Dia tetap duduk tenang di hadapan sosok yang sudah membesarkannya selama puluhan tahun itu. Javas tahu apa yang akan kakeknya bahas hari ini. Bukan hanya dirinya, di sebuah ruang kerja kediaman Wirahardja itu Javendra juga mengundang anak angkatnya, pengacara keluarga dan juga dua asisten pribadinya. Harusnya Javas senang karena pada akhirnya hari ini tiba. Hari di mana seluruh kekayaan milik Wirahardja akan jatuh ke tangannya, sang pewaris tunggal. Namun entah kenapa perasaan menggebu itu malah padam. "Bukan hanya seorang suami, kamu juga telah berhasil menjadi seorang ayah. Dengan status barumu itu kakek harap kamu bisa lebih dewasa dalam bersikap dan bertindak. Bukan hanya anak dan istrimu. Setelah kamu menandatangani dokumen ini beban
Read more