Share

91. Kritis

Terakhir Javas merasakan ketakutan sebesar ini ketika ayah dan ibunya pergi. Ketakutan yang sampai membuat tubuhnya menggigil saat petugas medis membawa ayah dan ibunya memasuki ruang tindakan seperti Kavia sekarang. Mata Javas perih dan memerah menahan air mata yang menggenang di pelupuk mata. Seandainya bisa, ingin rasanya dia menggantikan posisi Kavia. Biarkan dia saja yang terbaring di sana dan merasakan sakit itu.

Tatapannya nanar memandang istrinya terkulai tak berdaya. Membiarkan dokter dan para perawat di depannya sibuk dengan segala peralatan medis menangani Kavia. Suara-suara yang sulit Javas mengerti dari mereka keluar masuk begitu saja. Kakinya benar-benar lemas melihat istrinya belum sadarkan diri.

"Pak, kami harus melakukan sectio secepatnya. Kami memerlukan persetujuan Anda," salah seorang perawat bicara pada Javas.

"Lakukan apa pun yang terbaik. Asal istri dan anakku selamat."

Tidak membutuhkan waktu lama, Kavia segera dipindahkan ke ruang operasi. Dan Javas tidak
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP
Comments (5)
goodnovel comment avatar
Anies
mengsedih... Kavia ayok berjuang Javas bakal ungkapin semua perasaan yang sesungguhnya ke kamu dan kalian akan hidup bahagia sampai akhir. makasih thor semangat up nya ya... lopyu
goodnovel comment avatar
Nancy Rosane
duhhh javas emang ya minta di ketok kepala loee,, biar jernih pikirannya. kavia semoga cepat sembuh dan bisa kumpul sama keluarga kecilmu.
goodnovel comment avatar
Indah Suwarni
javas ni tolol Lo masih berfikir kavia mau ninggalin dia kah si saat kaya gini, padahal kavia di saat kena bius pun ,masih javas yang di panggil
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status