"Hah! Apaan sih aku ini!" seruku tiba-tiba keceplosan karena sibuk dengan pikiranku sendiri."Hah, Kenapa Yas?" tanya Amel bingung melihatku seperti bingung sendiri."Oh, nggak, aku nggak apa-apa.""Jadi gimana? Cocok nggak?""Cocok apaan?""Kalau aku sama Abi, cocok enggak?""Oh, ya cocok-cocok aja sih," sahutku."Duh, bayanginnya aja aku udah Seneng bangeet, duhh Abiaaan ... Baik, ganteng, masa depan jelas, paket komplit dah pokoknya, Abis ... " Amel makin menjadi, ia sampai senyum-senyum sendiri membayangkan dirinya bersanding dengan Abian.Aku menarik napas dalam-dalam dan menghembuskannya perlahan.Padahal baru kemarin Abian bilang padaku untuk mulai memikirkan, tentang perasaannya, keseriusan dan kesungguhannya, untuk menjalani hidup bersama ke depan bersama-sama. Tapi sekarang justru tiba-tiba Amel juga menyukai Abian. Membuatku dilema.Apa aku tega menyakiti perasaan sahabatku sendiri? Amel dengan perasaannya, yang selama ini seakan mati rasa pada semua cowok. Kini seakan pu
Read more