Untuk makan malam ini, aku sengaja masak makanan kesukaan Mas Iqbal, kali ini harus bersikap manis padanya karena aku ingin tahu dimana dia menyimpan sertifikat rumah ini.Gulai ayam, udang goreng tepung juga tumis buncis, tak lupa sambal terasi kesukaan Mas Iqbal. Selesai masak, aku menghidangkannya di meja makan."Tumben, masak. Ada angin apa? Mau cari perhatian Mas Iqbal pasti, udah mulai kesepian, jadi sekarang cari perhatian Mas Iqbal?!" tukas Amanda tiba-tiba sudah memasuki dapur."Bukan urusanmu! Aku masih sah istrinya Mas Iqbal, jadi ya terserah aku, mau caper, mau enggak! Sah-sah saja, asal nggak caper sama suami orang!"Amanda, tersenyum sinis."Gayanya aja sok kuat, sok tegar, padahal hatinya masih mau juga kan, di sentuh sana Mas Iqbal! Asal kamu tahu ya, Mas Iqbal nggak bakalan mau sentuh kamu lagi, dia itu cinta mati sama aku, aku lah cinta pertamanya, sejak SMA dulu. Kamu hanya orang baru yang kebetulan langsung dinikahi olehnya. Tapi soal hati, aku tetap yang pertama b
Baca selengkapnya