All Chapters of Istri yang Kau Sakiti Ternyata Punya Perusahaan Sendiri : Chapter 51 - Chapter 60

158 Chapters

Bab 51. menyesal.

Sepucuk surat dari pengadilan agama tergeletak di atas meja. Aku termangu menatap benda tipis persegi panjang berwarna putih itu.Aku menarik napas dalam-dalam dan menghembuskannya perlahan. Rasanya masih tak percaya kalau pernikahanku dengan Tyas benar-benar tidak bisa diselamatkan lagi dan harus bermuara pada perceraian."Mas! Kok bengong? Kenapa bingung?" tanya Manda yang tiba-tiba berdiri di dekatku."Atau Mas masih ragu untuk bercerai dari Tyas?" tanyanya lagi terdengar kurang mengenakkan di telingaku.Aku memilih diam. Seperti biasa Amanda akan terus mencecarku agar segera bercerai dengan Amanda, padahal hidup dengannya aku kurang bahagia. Ya aku sadari itu setelah aku benar-benar merasa kehilangan Tyas.Aku membuang napas kasar."Mas, apa kamu nggak percaya sama aku? Lepaskan Tyas, dengan begitu aku akan tenang, dan kamu bisa fokus dengan kebahagiaan aku, dan anak kita saja," ucapnya dengan suara melembut.Amanda memang cinta pertamaku sejak SMA dulu, ketika kami lulus SMA, dia
Read more

Bab 52. kekecewaan Hasna

Aku sampai di rumah mendapati ibu tengah menangis tersedu. Sedangkan Ananda langsung masuk ke dalam kamar, bahkan dia seperti tak ada empatinya sama sekali melihat mertuanya sedih. Aku hanya menggeleng melihatnya melenggang masuk ke dalam."Ibu kenapa?" Ibu hanya menggeleng menatapku."Ibu hanya kangen sama Bapakmu, Bal.""Tumben," sahutku ketus.Lagi pula untuk apa menangisi orang yang sudah menyakiti hati ibu."Tadi Hasna pulang, dan dia cerita kalau dia habis ketemu Bapak di mall, dia bilang Bapak terlihat sangat bahagia bersama istri mudanya," jawab ibu dengan suara parau."Ya sudah biarkan saja lah Bu! Itu sudah jadi jalan kehidupan Bapak. Sekarang yang harus ibu pikirkan adalah kebahagiaan ibu, sebentar lagi ibu mau punya cucu, jadi ibu bisa sedikit melupakan masalah soal Bapak dengan menimang cucu." Aku berusaha menghiburnya."Tak semudah itu Iqbal.""Lalu ibu maunya bagaimana? Atau ibu mau urus perceraian saja dengan Bapak, biar ibu tenang karena status ibu sudah terlepas dar
Read more

Bab 53. Jual mobil

"Dia Rendi, teman Mas, dia yang akan membeli mobil kita," ucapku pada Amanda. Seketika membuat netra Manda terbelalak.Dan dengan cepat, Amanda menggandeng cepat lenganku masuk ke dalam rumah."Kamu apa-apaan sih! Kenapa nggak ngomong dulu! Kan aku sudah bilang sejak awal, aku nggak mau mobil itu di jual! Kenapa kamu tiba-tiba bawa orang yang mau beli mobil itu kemari!" Amanda mencecarku."Mas nggak ada pilihan lain, itu jalan satu-satunya, dan hanya mobil itu yang kita punya, Mas sudah cari kerja kesana kemari tapi kamu lihat kan, aku belum juga dapat kerjaan, apa kamu mau aku nganggur selamanya? Pilihannya ada dua, jual mobil itu atau jual dulu perhiasan kamu untuk aku modal usaha."Amanda ternganga."Perhiasanku? Enggak, enggak! Enak aja! Perhiasanku ini murni milikku, kamu sudah memberikannya padaku, masak mau diambil lagi, enggak! Aku nggak mau!" Amanda memegang gelang yang melingkar di pergelangan tangannya. Terlihat sekali ia sangat menyayangi benda yang berkilau itu."Ya sudah
Read more

Bab 54. Lemas.

"Bu kalau aku buka usaha bengkel mobil gimana menurut Ibu?" tanyaku pada Ibu."Memang kamu tahu tentang mobil?" Ibu balik bertanya.Lucu memang pengin usaha buka bengkel mobil, tapi mobil yang kupunya baru saja di jual."Aku memang tak begitu tahu tentang mobil, tapi aku bisa mempekerjakan seseorang yang ahli mekanik untuk bekerjasama, aku sebagai pemodal," jelasku."Aku ada kenalan teman seorang mekanik Bu, jadi nanti aku yang menyediakan semua keperluan alat, tempat, dan lain sebagainya, nanti dia yang kerja mengeksekusi setiap ada pelanggan yang datang untuk memperbaiki kendaraannya." Ibu terdiam tampak berpikir sejenak. Saat ini aku menilai bisnis di bidang itu lumayan menjanjikan, melihat semakin banyak kendaraan jadi tak 'kan khawatir tergerus waktu. Karena setiap hari, setiap saat, pasti orang akan butuh bengkel untuk memperbaiki kendaraan mereka."Ibu setuju saja, asal kamu benar-benar tekun menjalani usaha ini. Sepertinya sangat menjanjikan."Aku mengulum senyum. Dan aku aka
Read more

Bab 55. di tipu.

"Maksud kamu bagaimana Iqbal?" sentak Ibu ketika aku menyampaikan kecemasanku terhadap Andra."Nomor Andra sulit sekali di hubungi, Iqbal hanya khawatir kalau-kalau dia bawa kabur uang itu," jelasku makin membuat wajah ibu memerah."Astaga, kok bisa! Memangnya kamu itu sudah kenal dia berapa lama sih?""Baru satu tahun ini aku mengenalnya, itupun karena kami sering ngobrol-ngobrol ketika aku servis mobil di bengkel langgananku."Dan kemarin nggak sengaja ketemu dia pas lagi mau jual mobil, dan dia cerita kalau dia sudah nggak kerja di bengkel itu lagi karena bosnya pelit katanya dan dia memilih resign. "Haduuhh Iqbal! Bagaimana kalau ternyata dia itu menipu kita, dan membawa kabur uang itu?" pekik ibu dengan wajah sudah sangat cemas.Aku tertunduk bingung. Sebenarnya pemikiranku pun sama seperti itu, hanya saja aku tak sampai mengungkapkanya secara langsung, karena takut hal itu benar-benar kejadian."Pokoknya Ibu nggak mau tahu, kamu harus cari dia sampai ketemu! Apapun itu caranya!
Read more

Bab 56. Tyas Pov

Tyas Pov.Terlihat gurat kekecewaan dan rasa tak terima ketika menerima surat pemutusan hubungan kerja yang aku sodorkan. Netra lelaki yang dulu selalu memandang penuh cinta kini semua telah musnah. Tergantikan dengan tatapan marah dan kecewa diantara kami.Kamu yang menabuh genderang perang diantara kita Mas, aku hanya melakukan apa yang seharusnya aku lakukan. Aku memecatmu juga bukan serta merta tanpa alasan, tapi berdasarkan fakta di lapangan bagaimana kinerja kamu, memiliki jabatan, bukan membuatmu bersyukur dengan bekerja dengan sungguh-sungguh. Tapi justru membuatmu lalai akan apa-apa saja tuntutan perusahaan terhadap peranmu di sini.Aku membuang napas berat, menatap punggung laki-laki itu keluar dari ruangan ini.Mungkin ini memang jalan yang terbaik, aku sudah memberinya kesempatan untuk memperbaiki diri, juga untuk bekerja lebih baik lagi ketika aku menempatkan kamu di bagian staf, tapi kamu justru semakin parah.*"Sudah jangan terlalu dipikirkan, insya Allah ini memang ke
Read more

Bab 57. Kejanggalan.

Dering ponsel mengagetkanku yang tengah fokus di depan layar laptop.Abian."Ya Hallo Pak Abi," sapaku pada lawan bicaraku di seberang sana."Bu Tyas, ada yang ingin saya sampaikan.""Ya, katakan saja."Suara Abian di seberang sana terdengar berbeda. Sepertinya ada sesuatu hal yang penting yang ingin ia sampaikan.Beberapa saat ia terdiam. Membuatku menghentikan pekerjaan, dan memilih fokus untuk bicara dengan Abian."Hallo, Pak Abian! Apa ada masalah?" tanyaku lagi."Iya ada hal yang penting, dan ini sepertinya kita harus ketemu langsung supaya semuanya jelas."Aku mengangguk mengerti."Apa ini menyangkut soal perusahaan?""Ya!""Baiklah kalau begitu atur saja jadwal kita ketemu, Pak Abian.""Besok sore di Kafe dekat kantor, ehm tidak, biar aku saja yang datang ke kantor besok.""Oh, oke baiklah. Aku tunggu."Panggilan pun berakhir. Ada rasa penasaran yang menggelayut di dalam dada. Apa sebenarnya yang ingin Abian sampaikan, sampai-sampai harus ketemu untuk membahas ini.Besok juga
Read more

Bab 58. Mulai dekat.

Abian bahkan mengacungkan jari telunjuknya tepat di depan wajah laki-laki itu.Dan dengan santai laki-laki lawan bicaranya itu menurunkan pelan jari telunjuk Abian, sambil tersenyum penuh misteri dan tak lama kemudian ia terlihat pamit, menepuk pelan bahu Abian yang mematung, masih dengan ekspresi wajah marah. Menatap laki-laki itu berlalu meninggalkan area restoran ini.Aku memberanikan diri untuk menghampiri Abian."Ekhem! Pak Abian?" Abian terkejut, dan menoleh ke arahku."Bu–Bu Tyas! Ibu di sini?""Iya. Ada janji ketemu sama Pak Wiratama, beliau meminta untuk membahas mengenai kerjasama perusahaan kita di sini." Abian mengangguk paham."Ehm, maaf Pak Abian, tadi itu ....""Ehm tadi itu bukan siapa-siapa. Cuma seseorang yang sangat tidak penting sekali." jawab Adrian seraya tersenyum kaku.Aku menatapnya, terlihat netranya seperti menghindar, sepertinya ada yang di tutupi dariku. Ah mungkin itu urusan pribadinya. Tak seharusnya aku ikut campur urusan dia."Oh begitu. Maaf, soalnya
Read more

Bab 59. Telepon dari Sarah.

Pov Author.Sepanjang perjalanan pulang, Abian melirik ke arah spion motor yang tengah dikendarainya. Menatap wajah putih berseri dengan riasan natural. Alisnya tebal, bulu mata lentik dan hidung bangir, kedua mata indah berwarna kecokelatan.Sungguh, ciptaan Tuhan yang satu ini sangat indah. Sesekali Abian tersenyum sendiri menatap wajah Tyas yang duduk menikmati perjalanan sore itu. Hijab berwarna abu-abu muda berkibar tertiup angin, sesekali netra indah itu menyipit karena terpaan angin yang menyapa.Sesekali Abian memelankan laju kendaraannya, sekedar untuk sedikit mengulur waktu dan menikmati kebersamaan mereka kali ini.Sudah lama Abian menyimpan rasa pada Tyas, sejak kembalinya wanita itu dari Amerika kala itu, sebenarnya hati Abian sangat girang mendengar Tyas akan kembali aktif di kantor, karena dengan begitu, setiap hari ia bisa bersua dengan gadis pujaannya. Tapi baru beberapa bulan Tyas bergabung di perusahaan, Tiba-tiba Ia mendengar kabar Tyas telah menerima pinangan dar
Read more

Bab 60. depresi.

"Jadi tuh aku denger-denger dari beberapa orang, katanya Iqbal abis kena tipu sama orang! Uangnya di bawa orang seratus juta atau berapa gitu!"Tyas ternganga mendengar berita yang dari Sarah. Pantas saja ibu mertuanya jadi seperti itu. Mengingat bagaimana sikap Bu Wina kalau soal uang. Apalagi uang dalam jumlah begitu besar, untuk sekedar membeli beberapa barang kebutuhan atau sesekali makan enak, Bu Wina sayang keluar duit, dan ia akan merepet tak henti-henti."Setiap hari Iqbal pergi kesana kemari katanya sih nyari temannya itu, dan udah lapor polisi juga tapi belum ada hasil. Mungkin ini karma buat mereka, karena udah jahatin kamu Yas!" timpal Sarah lagi turut prihatin melihat kondisi Iqbal dan keluarganya.Tyas hanya menarik napas panjang lalu menghembuskannya perlahan."Gimana ceritanya Iqbal bisa ketipu segitu besar Rah?" tanya Tyas karena penasaran."Katanya sih mau usaha buka bengkel gitu, dan mau kerjasama sama temennya, uangnya udah di kasihkan ke temennya, buat belanja per
Read more
PREV
1
...
45678
...
16
DMCA.com Protection Status