"Dia Rendi, teman Mas, dia yang akan membeli mobil kita," ucapku pada Amanda. Seketika membuat netra Manda terbelalak.Dan dengan cepat, Amanda menggandeng cepat lenganku masuk ke dalam rumah."Kamu apa-apaan sih! Kenapa nggak ngomong dulu! Kan aku sudah bilang sejak awal, aku nggak mau mobil itu di jual! Kenapa kamu tiba-tiba bawa orang yang mau beli mobil itu kemari!" Amanda mencecarku."Mas nggak ada pilihan lain, itu jalan satu-satunya, dan hanya mobil itu yang kita punya, Mas sudah cari kerja kesana kemari tapi kamu lihat kan, aku belum juga dapat kerjaan, apa kamu mau aku nganggur selamanya? Pilihannya ada dua, jual mobil itu atau jual dulu perhiasan kamu untuk aku modal usaha."Amanda ternganga."Perhiasanku? Enggak, enggak! Enak aja! Perhiasanku ini murni milikku, kamu sudah memberikannya padaku, masak mau diambil lagi, enggak! Aku nggak mau!" Amanda memegang gelang yang melingkar di pergelangan tangannya. Terlihat sekali ia sangat menyayangi benda yang berkilau itu."Ya sudah
Read more