Share

Bab 17. picik

"Tyas!"

Tiba-tiba saja ibu mengetuk pintu kamarku. Aku membukanya.

"Kok malah di kamar? Sana kamu bantuin siapin makanan dan minuman untuk para tetangga yang datang. Lagi ada acara gini kok malah mendekam saja di kamar!" sungut Ibu dengan ekspresi kesal.

"Kenapa ibu nggak suruh Amanda saja, menantu kesayangan Ibu!"

"Eh, eh, kamu ini berani ngelawan ibu!" Ibu menatapku tak suka.

"Aku capek Bu."

"Amanda itu kan lagi hamil, masak iya dia yang harus ngerjain semuanya? Kamu itu harusnya tahu diri, kamu di sini itu numpang, jadi ya wajar kamu harus banyak bantu-bantu!"

Apa dia bilang aku numpang? Padahal bangun rumah ini aku keluar dana yang tidak sedikit. Tapi dia seolah tutup mata mentang-mentang rumah ini di bangun di atas tanah miliknya.

"Aku juga istrinya Mas Iqbal Bu, ibu nggak seharusnya bilang aku di sini numpang."

"Iya kamu memang istri Iqbal, tapi istri yang nggak becus! Nggak bisa kasih keturunan buat apa? Kamu masih dipertahankan sama Iqbal itu hanya karena dia kasihan sama kamu
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status