Share

Bab 25. Ceraikan saja Dia.

"Yas, kamu nggak ke rumah Bu Wina?" tanya Sarah sore ini yang kebetulan lewat depan rumah.

"Memang ada apa?" tanyaku bingung.

"Itu lho, mertuamu, ngamuk-ngamuk, semua tetangga juga lagi nonton tuh depan rumah mertuamu."

Aku terkesiap. Siapa yang mengamuk? Ibu?

"Maksudmu, ibu mertuaku mengamuk?" tanyaku memastikan.

"Ya iyalah! Siapa lagi! Siapa sih yang nggak ngamuk kalau suami ketahuan nikah lagi, ya kan! Udah mending kamu langsung ke sana saja," titah Sarah.

Aku mengangguk dan cepat-cepat memakai sandal. Karena penasaran, dengan setengah berlari aku menuju rumah ibu.

Aku tercengang begitu langkah kakiku memasuki pelataran rumah ibu. Beberapa tetangga terlihat berkerumun sambil saling berbisik, menonton ibu yang sedang meraung di teras rumah. Beberapa barang-barang berserakan di halaman rumah, ada vas bunga, ada piring, dan segala macamnya.

Sungguh rumah ibu seperti tontonan gratis dan jadi bahan ghibah bagi mereka yang senang menggoreng aib seseorang.

Aku merangsek membelah kerumunan
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status