Semua Bab Perjanjian Panas dengan Bos Arogan: Bab 381 - Bab 390

468 Bab

Chapter 382

Agatha pergi.. Ia menghela nafas sembari menyeret kopernya. Kepergiannya yang begitu cepat… Agatha menoleh ke belakang. Jordy mengantarnya—pria itu masih berdiri di belakangnya. “Pergilah,” ucap Jordy. Seakan mengusir Agatha agar segera pergi. Agatha menghela nafas. “Aku benar-benar pergi?” tanyanya. Hatinya tidak rela meninggalkan kota ini. Kota yang menyimpan banyak kenangannya. Bersama… Gio Agatha mengerucutkan bibirnya. Akhirnya Jordy mendekat. memegang bahu Agatha. “Jika ingin mengejar sesuatu, ada yang harus kau relakan. Contohnya adalah cinta. Aku yakin setelah kau kembali. Kau akan mendapatkan cinta yang lebih dari kemarin.” “Aku mengerti.” Agatha mengangguk. “Jangan menghawatirkan apapun. Di sana ada orangku yang akan membantumu.” Lagi-lagi Agatha mengangguk. “Aku tidak punya siapapun. Hanya kau yang bisa aku andalkan.” “Aku harap aku tidak salah memilihmu.” Agatha mendongak. “Aku juga tidak sedang main-main.” Jordy mengangguk. “Semua yang aku
Baca selengkapnya

Chapter 383

1 tahun pertama dilewati Agatha dengan belajar sungguh-sungguh. Ia bahkan tidak banyak berteman. “Agatha!” panggil seorang perempuan yang memiliki suara cempreng. “Agatha!” memanggil Agatha lagi. Agatha pura-pura tidak kenal karena memalukan dipanggil sekencang itu. Tapi perempuan itu mengejar Agatha sampai memeluk Agatha dari belakang. “Jangan kabur.” Emily menahan lengan Agatha. “Aku ingin mengatakan sesuatu.” Agatha berjalan santai dan menoleh ke samping. “Jangan banyak bicara, kita harus mengikuti kelas sebentar lagi.” Emily dan Agatha masuk ke dalam ruang. Memilih bangku tengah yang nyaman untuk mendengarkan penjelasan dosen. “Nanti malam…” Emily mulai berbicara. “Nanti malam ayo pergi ke pesta.” Tanpa menoleh Agatha langsung menggeleng. “Tidak!” Emily mengguncang pelan bahu Agatha. “Ayolah… di sana ada banyak mahasiswa tampan. Aku dengar kakak tingkat juga datang ke pesta itu.” Agatha menghela nafas. “Aku terlalu tua menghadiri pesta seperti
Baca selengkapnya

Chapter 384

Agatha tidak tahu pesta seperti apa yang dimaksud oleh Emily. Tapi bukankah pesta itu menggunakan dress formal.Tapi ini ia dilihkan Emily rok jeans selutut. Dengan kaos crop. Menggunakan heels tinggi untuk menunjang tingginya yang pendek. Agatha mengernyit ketika taksi yang membawa mereka sampai di sebuah rumah. “Ini…” lirihnya tidak yakin. “Kau pasti belum pernah.” Emily menggandeng tangan Agatha. “Pesta di sini memang seperti ini Agatha. pesta ini diadakan oleh kakak tingkat kita.” “Dia Influencer yang lumayan terkenal. Semua minuman dan makanan di sana premium. Juga.. dia mengundang DJ..” Ocehan Emily yang seperti lewat saja di telinga Agatha. Bagi Agatha yang penting Emily senang ia bisa ikut. Tapi ia akan segera pergi setelah Emily tidak sadar. Agatha tersenyum sendiri memikirkan rencana liciknya. Agatha menghela nafas dan memilih untuk mengikuti Emily saja. Emily mendekat. “Yang aku suka dari pesta ini karena ada banyak pria tampan. Aku harus mendapatkan satu..” bi
Baca selengkapnya

Chapter 385

Pada akhirnya.. Agatha duduk di mobil dengan sampingnya ada Matt. “Asalmu dari mana?” tanya Matt. Agatha menoleh. “Aku dari Indonesia.” “Really..” Matt tiba-tiba antusias. “Nenek kakekku dari sana. aku sering ke indonesia.” Agatha mengangguk dan tersenyum. “Apa yang membuatmu ke pesta padahal kau sendiri tidak minum apalagi merokok?” tanyanya. “Entahlah.” Matt mengedikan bahu. “Aku hanya menyetujui permintaan temanku.” “Sama denganku.” Matt ini begitu tampan. Tampannya orang London. Agatha bisa menebaknya, mungkin Matt adalah salah satu influencer yang dibicarakan oleh Emily. Tapi Matt nampak begitu muda. “How older you matt?” tanya Agatha memberanikan diri. “Aku 22.” Benar kan.. Agatha tertawa sendiri. Pasti di pesta itu hanya terisi oleh anak-anak muda. “Kenapa kau tertawa?” tanya Matt. “Aku terlalu tua untukmu?” Agatha menggeleng. “Aku yang terlalu tua. Aku 26.” “Whaat?” tanya Matt. “Tapi kau tidak terliihat tua—oh maksudku wajahmu masih begitu muda
Baca selengkapnya

Chapter 386

Agatha meraih ponselnya lagi ketika bunyi dering itu kembali terdengar. Agatha menghela nafas. “Apa lagi? belum cukup memarahiku?” tanyanya. “Apa?” tanya seseorang di balik telepon itu. Agatha mengernyit dan melihat siapa nama di dalam ponselnya. Tidak ada. Nomo asing. “Aku ingin tahu bagaimana kabarmu setelah kabar itu?” tanya seseorang itu. Agatha baru menyadari bahwa ini adalah suara Matt. “Oh…” Agatha mengerjap. “Aku kira kakakku.” Terdengar suara tawa ringan. “Kau pasti dimarahi kakakmu setelah berita itu tersebar.” Agatha mengangguk. “Hm. Aku dimarahi habis-habisan.” “Aku sudah menyuruh orang untuk menutup beritu itu. jadi kau tidak usah kawatir. Berita itu tidak akan melebar ke mana-mana,” jelas Matt. “Baiklah. Terima kasih.” Agatha bangkit dari duduknya. Melihat tanggalan. Seminggu lagi ia harus pulang. Sekian lama tidak pulang dan akhirnya akan pulang. “Matt,” panggil Agatha. “Ya?” “Kalau sudah tidak ada yang kau bicarakan. Aku akan mengakhiri
Baca selengkapnya

Chapter 387

1 minggu itu waktu yang singkat. Agatha harus pulang… sebelum kakaknya melangsungkan pernikahan. Akhirnya setelah menempuh perjalanan yang melelahkan, ia sampai juga. Menutup mata sebentar sebelum benar-benar turun dari pesawat. Udara di sini benar-benar sejuk. Pernikahan kakaknya akan diadakan di Bali. Mengusung tema privat. Akan ada tamu-tamu terpilih yang akan datang. “Agatha…” panggil seorang perempuan di sampingnya. “Aku sangat exited..” Agatha menghela nafas dan menoleh ke samping. Salah siapa membawa Emily. Agatha tersenyum. “Ayo..” mengajak Emily untuk segera meninggalkan bandara. Dijemput satu mobil. Membawa mereka ke sebuah hotel. “Aku tidak tahu ternyata kau sekaya ini.” ocehan Emily. “Agatha.. pokoknya sebelum datang ke pernikahan kakakmu. Ajak aku jalan-jalan.” “Iya-iya,” pasrah Agatha. Sebenarnya Agatha juga tidak yakin mengajak Emily. Tapi kata kakaknya, ajak temanmu juga. Emily kan teman baiknya selama kuliah satu tahun ini. perempuan
Baca selengkapnya

Chapter 388

Agatha terpaku sejenak.Benar kan..Benar kan kalau pria itu adalah Gio. Tidak ada yang berubah dari pria itu. Agatha menghela nafas dan segera mengalihkan pandangannya. “Kau baik-baik saja?” tanya Matt. Agatha menoleh—tidak ada yang salah jika memanfaatkan Matt sejenak. “Duduklah.” Agatha menarik pergelangan tangan Matt dan menariknya untuk duduk di sampingnya. “Kau ingin makan apa?” tanya Agatha. Emily yang melihat hal itu mengernyit. “Kau—” menatap Agatha dengan curiga. “Kau mungkin sudah sadar kalau Matt tampan,” lanjutnya. Agatha menatap Emiliy sengit. “Diam saja.” Agatha menatap Matt dari samping. ia juga bertopang dagu. “Kau sudah makan? belum kan?” Matthew tersenyum. Ia tahu dibalik sikap Agatha ada sesuatu hal yang disembunyikan. “Aku masih basah, aku tidak bisa makan denganmu,” balas Matthew sembari menatap tubuhnya. Baju renangnya yang basah bahkan membuat kursi yang ia duduki menjadi basah juga. Agatha menggeleng. “Makan di sini saja ya..” sembari memohon.
Baca selengkapnya

Chapter 389

Gio mengetukkan jari di dalam mobilnya. Menyandarkan dirinya di kursi penumpang. Melepas kancing teratas kemejanya. “Mau ganti tempat Sir?” tanya Cika, sekretarisnya. Tiba-tiba saja pergi padahal sudah memesan tempat di sana. Untung saja Cika tahu kalau di sana ada mantan bosnya. Agatha yang terlihat bersama Matthew. Bagaimanapun pasti Gio masih memiliki perasaan pada Agatha. “Tidak usah, kembali saja ke vila,” ucap Gio. Cika menghela nafas. “Saya akan memesankan makanan dan akan mengantar ke vila,” ucapnya. “Itu lebih baik,” balas Gio. Gio memandang jendela. Kedatangannya di sini adalah urusan bisnis. Dan ia mewakili ayahnya untuk menghadiri pernikahan kakak Agatha. Harper menjalin kerja sama dengan Winston beberapa bulan lalu. Dan Winston menjadi penanam modal terbanyak pada projek tersebut. Tidak heran jika Winston diundang pada pernikahan yang katanya berkonsep privat. Gio menoleh ke samping, wajahnya yang datar kian datar dengan suasana yang tida
Baca selengkapnya

Chapter 390

Agatha dan Emily datang ke pesta kecil-kecilan yang diadakan oleh tim produksi film Matthew. Semua berjalan dengan lancar. Agatha dan Emily berbaur dengan mereka. Mereka menerima Agatha dan Emily. Malam yang semakin larut. Satu persatu orang-orang pergi. Emily berbincang dengan seorang aktor tampan. Kalau urusan tampan jangan ditanya lagi, pokoknya nomor satu. Agatha menyingkir dan memilih duduk di pinggir kolam renang. Ia memegang satu gelas yang berisi jus. “Kau tidak ingin memberitahuku apa yang terjadi tadi siang?” tanya Matt yang mengambil duduk di samping Agatha. Agatha terdiam. “Aku tidak bisa memberitahumu.” Agatha menoleh. “Untuk tadi siang, aku minta maaf.” “Aku terlalu kasar. Entahlah.. aku merasa aku hanya marah. Tapi aku melampiaskannya padamu.” Agatha tersenyum. “Maafkan aku.” Matt mengangguk. “Its oke. tidak masalah,” balasnya. Agatha menatap lurus ke depan. “Tapi actingmu tadi kurang menghayati,” ucap Matt. “Kau tadi berakting seolah-olah
Baca selengkapnya

Chapter 391

Menggunakan dress hitam. Lekuk tubuhnya sedikit terlihat. Penampilannya hari ini sedikit memberikan kesan seksi namun tidak berlebihan. Agatha menggandeng lengan Matt saat keluar dari mobil. Begitupun dengan Emily yang berada di belakangnya. Emily bersama seorang pria yang merupakan sutradara film. Tidak tahu kenapa malah bersama sutradara yang masih mudah itu daripada dengan aktor. Agatha masuk ke dalam gedung yang digunakan sebagai pesta pernikahan kakaknya. Agatha menghela nafas berkali-kali. Pasti di dalam sana ada beberapa orang yang selalu ia hindari. “Agatha,” panggil Matt. “Ya?” Agatha menoleh. “Ayo.” Mereka akhirnya berjalan dan sampailah di dalam gedung. Gedung yang luas dan ketika berjalan lebih dalam di sana ada balkon yang begitu luas langsung menghadap ke laut. Agatha mencari kakaknya.. yang ternyata berada dengan beberapa orang untuk berbincang. “Kak,” panggil Agatha. Jordy menoleh. “Akhirnya kau datang juga.” Memeluk A
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
3738394041
...
47
DMCA.com Protection Status