Share

Chapter 387

Author: Iamyourhappy
last update Last Updated: 2024-10-29 17:17:52

1 minggu itu waktu yang singkat.

Agatha harus pulang… sebelum kakaknya melangsungkan pernikahan.

Akhirnya setelah menempuh perjalanan yang melelahkan, ia sampai juga.

Menutup mata sebentar sebelum benar-benar turun dari pesawat.

Udara di sini benar-benar sejuk.

Pernikahan kakaknya akan diadakan di Bali.

Mengusung tema privat. Akan ada tamu-tamu terpilih yang akan datang.

“Agatha…” panggil seorang perempuan di sampingnya. “Aku sangat exited..”

Agatha menghela nafas dan menoleh ke samping.

Salah siapa membawa Emily.

Agatha tersenyum. “Ayo..” mengajak Emily untuk segera meninggalkan bandara.

Dijemput satu mobil.

Membawa mereka ke sebuah hotel.

“Aku tidak tahu ternyata kau sekaya ini.” ocehan Emily. “Agatha.. pokoknya sebelum datang ke pernikahan kakakmu. Ajak aku jalan-jalan.”

“Iya-iya,” pasrah Agatha.

Sebenarnya Agatha juga tidak yakin mengajak Emily.

Tapi kata kakaknya, ajak temanmu juga.

Emily kan teman baiknya selama kuliah satu tahun ini. perempuan
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

  • Perjanjian Panas dengan Bos Arogan   Chapter 388

    Agatha terpaku sejenak.Benar kan..Benar kan kalau pria itu adalah Gio. Tidak ada yang berubah dari pria itu. Agatha menghela nafas dan segera mengalihkan pandangannya. “Kau baik-baik saja?” tanya Matt. Agatha menoleh—tidak ada yang salah jika memanfaatkan Matt sejenak. “Duduklah.” Agatha menarik pergelangan tangan Matt dan menariknya untuk duduk di sampingnya. “Kau ingin makan apa?” tanya Agatha. Emily yang melihat hal itu mengernyit. “Kau—” menatap Agatha dengan curiga. “Kau mungkin sudah sadar kalau Matt tampan,” lanjutnya. Agatha menatap Emiliy sengit. “Diam saja.” Agatha menatap Matt dari samping. ia juga bertopang dagu. “Kau sudah makan? belum kan?” Matthew tersenyum. Ia tahu dibalik sikap Agatha ada sesuatu hal yang disembunyikan. “Aku masih basah, aku tidak bisa makan denganmu,” balas Matthew sembari menatap tubuhnya. Baju renangnya yang basah bahkan membuat kursi yang ia duduki menjadi basah juga. Agatha menggeleng. “Makan di sini saja ya..” sembari memohon.

    Last Updated : 2024-10-30
  • Perjanjian Panas dengan Bos Arogan   Chapter 389

    Gio mengetukkan jari di dalam mobilnya. Menyandarkan dirinya di kursi penumpang. Melepas kancing teratas kemejanya. “Mau ganti tempat Sir?” tanya Cika, sekretarisnya. Tiba-tiba saja pergi padahal sudah memesan tempat di sana. Untung saja Cika tahu kalau di sana ada mantan bosnya. Agatha yang terlihat bersama Matthew. Bagaimanapun pasti Gio masih memiliki perasaan pada Agatha. “Tidak usah, kembali saja ke vila,” ucap Gio. Cika menghela nafas. “Saya akan memesankan makanan dan akan mengantar ke vila,” ucapnya. “Itu lebih baik,” balas Gio. Gio memandang jendela. Kedatangannya di sini adalah urusan bisnis. Dan ia mewakili ayahnya untuk menghadiri pernikahan kakak Agatha. Harper menjalin kerja sama dengan Winston beberapa bulan lalu. Dan Winston menjadi penanam modal terbanyak pada projek tersebut. Tidak heran jika Winston diundang pada pernikahan yang katanya berkonsep privat. Gio menoleh ke samping, wajahnya yang datar kian datar dengan suasana yang tida

    Last Updated : 2024-10-31
  • Perjanjian Panas dengan Bos Arogan   Chapter 390

    Agatha dan Emily datang ke pesta kecil-kecilan yang diadakan oleh tim produksi film Matthew. Semua berjalan dengan lancar. Agatha dan Emily berbaur dengan mereka. Mereka menerima Agatha dan Emily. Malam yang semakin larut. Satu persatu orang-orang pergi. Emily berbincang dengan seorang aktor tampan. Kalau urusan tampan jangan ditanya lagi, pokoknya nomor satu. Agatha menyingkir dan memilih duduk di pinggir kolam renang. Ia memegang satu gelas yang berisi jus. “Kau tidak ingin memberitahuku apa yang terjadi tadi siang?” tanya Matt yang mengambil duduk di samping Agatha. Agatha terdiam. “Aku tidak bisa memberitahumu.” Agatha menoleh. “Untuk tadi siang, aku minta maaf.” “Aku terlalu kasar. Entahlah.. aku merasa aku hanya marah. Tapi aku melampiaskannya padamu.” Agatha tersenyum. “Maafkan aku.” Matt mengangguk. “Its oke. tidak masalah,” balasnya. Agatha menatap lurus ke depan. “Tapi actingmu tadi kurang menghayati,” ucap Matt. “Kau tadi berakting seolah-olah

    Last Updated : 2024-11-01
  • Perjanjian Panas dengan Bos Arogan   Chapter 391

    Menggunakan dress hitam. Lekuk tubuhnya sedikit terlihat. Penampilannya hari ini sedikit memberikan kesan seksi namun tidak berlebihan. Agatha menggandeng lengan Matt saat keluar dari mobil. Begitupun dengan Emily yang berada di belakangnya. Emily bersama seorang pria yang merupakan sutradara film. Tidak tahu kenapa malah bersama sutradara yang masih mudah itu daripada dengan aktor. Agatha masuk ke dalam gedung yang digunakan sebagai pesta pernikahan kakaknya. Agatha menghela nafas berkali-kali. Pasti di dalam sana ada beberapa orang yang selalu ia hindari. “Agatha,” panggil Matt. “Ya?” Agatha menoleh. “Ayo.” Mereka akhirnya berjalan dan sampailah di dalam gedung. Gedung yang luas dan ketika berjalan lebih dalam di sana ada balkon yang begitu luas langsung menghadap ke laut. Agatha mencari kakaknya.. yang ternyata berada dengan beberapa orang untuk berbincang. “Kak,” panggil Agatha. Jordy menoleh. “Akhirnya kau datang juga.” Memeluk A

    Last Updated : 2024-11-01
  • Perjanjian Panas dengan Bos Arogan   Chapter 392

    Acara berlanjut dengan lancar. Dari pemotongan kue sampai saat ini Jordy dan Jessika tengah berada di tengah ruangan. Lampu di padamkan dan Ada satu lampu yang menyorot ke arah mereka. Agatha melirik kakek dan ibu tirinya. Tadi sempat berbasa-basi. Tapi tidak lama karena Agatha tidak mau lama-lama berbicara dengan mereka. Agatha memilih untuk tetap dibangku bersama dengan Matt. Jangan tanya Emily ke mana. Entah ke mana. entah pergi ke tempat lain atau masih di sini. Tapi Agatha tidak melihat keberadaan temannya itu. “Kau mau dansa?” tanya Matt. Ia mengulurkan tangannya. Agatha menggeleng. “Aku tidak pernah.” Agatha melihat sekeliling mereka, orang-orang yang tadinya duduk kini berdiri dan berdansa dengan pasangan masing-masing. Alunan musik yang romantis terdengar. “Kau bisa percaya padaku,” ucap Matt. “Ayo.” Matt menarik pelan pinggang Agatha hingga memaksa perempuan itu yang semula duduk menjadi berdiri. Agatha mengalunkan tangannya di leher Matt. Seda

    Last Updated : 2024-11-01
  • Perjanjian Panas dengan Bos Arogan   Chapter 393

    “Lepaskan aku.” Agatha memejamkan mata sebentar. Kedua tangannya berada di dada Gio. Seakan menahan pria itu untuk tetap berada dalam jarak aman. “Tidak mau,” balas Gio. Agatha mendongak dan mengernyit. “Kau gila?” “Hm aku gila.” Gio tersenyum. “Aku gila karena mencoba melupakanmu. Tapi sayangnya aku selalu gagal.” Agatha melengos. Mendengus kesal.. Aroma parfum pria itu masih sama seperti 1 tahun yang lalu. Agatha menghela nafas. ia harus segera pergi jika tidak ingin hatinya menguasai akal sehatnya. “Lepaskan aku,” ucap Agatha dengan tegas. “Aku akan melepaskanmu pergi setelah aku mendapat jawaban.” Kedua tangan Gio berada di pinggang Agatha dengan lancang. “Apa kau berkencan dengan pria itu?” tanya Gio. Tanpa memberi jeda, Agatha langsung mengangguk memberi jawaban Iya. “Hm. Aku berkencan dengan Matthew.” Gio menyipitkan mata. “Kau mencintainya?” “Kau tidak perlu ikut campur dalam hubunganku. Berkencan atau tidak. Mencintainya atau tidak. Itu bukan ur

    Last Updated : 2024-11-02
  • Perjanjian Panas dengan Bos Arogan   Chapter 394

    Agatha sengaja mencium Matt lebih dulu. Ia melihat Gio yang tidak jauh dari mereka. Kedua tangannya mengalun di leher Matt. Kakinya berjinjit dan lebih dulu mencium pria itu. Agatha memejamkan mata ketika Matt membalas ciumannya. Matt mengusap pipi Agatha sebelum mengakhirinya. Agatha menunduk dan menghela nafas. “Terima kasih. Walaupun kau melakukannya untuk membuat mantanmu pergi,” ucap Matt. Agatha mendongak. “Aku..” “Aku tahu.” Matt mengangguk lagi. Tangannya bergerak mengusap puncak kepala Agatha. “Seberapa cinta kau dengannya sampai-sampai kau susah melupakannya…” “Aku tidak tahu.” Agatha mendengus. “Tapi aku akan berusaha melupakannya. “Butuh bantuan?” tanya Matt. “Aku tidak ingin melibatkan orang lain Matt.” Agatha menatap Matt. “Kau baik. aku tidak bisa menyakitimu.” “Ayo pergi dari sini.” Agatha menggandeng tangan Matt dan mengajak pria itu untuk pergi dari sini. Sesampainya di mobil, Matt duduk di kursi kemudi. “Kau yakin?” tanya Agatha. “A

    Last Updated : 2024-11-02
  • Perjanjian Panas dengan Bos Arogan   Chapter 395

    “Shut up Matthew!” ucap Agatha. Matt tertawa pelan sebelum keluar dari mobil. Pria itu juga membukakan pintu mobilnya untuk Agatha. Matt mengulurkan lengannya agar digandeng oleh Agatha. Agatha menggeleng pelan sambil terkekeh sebelum menggandeng tangan Matt. “Bagus sekali.” Matt mengusap puncak kepala Agatha lagi. “Lagi..” lirih Agatha berdecak. “Aku bukan anak kecil.” Matt tersenyum. “Tapi kau lucu.” “Kau yakin masuk di sini?” tanya Agatha lagi. Ia hanya takut jika diam-diam di foto lagi. ia tidak mau mengganggu karir Matt. Juga, dirinya sendiri. jika duni media sosial heboh dengan dirinya dan Matt. Mereka pasti akan mencari tahu tentang Agatha. mengorek sedalam mungkin tentang dirinya. Agatha tidak mau hal itu terjadi. “Yakin.” Matt mengangguk dengan mantap. “Tidak semua orang mengenalku.” Agatha berdecak pelan. “Semua orang tahu filmmu. Bagaimana mungkin mereka tidak tahu jika kau adalah pemeran utama dari film yang mereka sukai?” “Kau tahu dari mana

    Last Updated : 2024-11-02

Latest chapter

  • Perjanjian Panas dengan Bos Arogan   Chapter 623 Ending

    GUYS INI CHAPTER TERAKHIR. SEMOGA SUKA YA... Aiden memutuskan untuk pergi langsung tanpa sarapan. ia pergi ke parkiran yang terletak di samping. Di sanalah motornya tersimpan… Namun ia berhenti ketika melihat ayahnya yang berada di samping motornya. “Kenapa dad di sana?” tanya Aiden mengernyit. “Dad ingin membuang motorku?” tanya Aiden lagi. Gio menghela napas. Kemudian tangannya terulur mengusap motor Aiden pelan. “Warnanya bagus… helmnya juga cocok.” Gio tersenyum. “Kamu membelinya dengan uang kamu sendiri ya?” kemudian mengangguk. “Motornya bagus.” Aiden mengernyit. Kemudian mendekat. “Apa yang terjadi dengan Dad?” Gio mengusap pelan bahu anaknya. “Dad minta maaf, Dad tidak tahu kalau Dad bersalah pada kamu. Dad sering mengabaikan kamu. Dad menganggap enteng acara penting kamu. Dad terlalu sibuk bekerja sampai tidak memperhatikan kamu…” “Dad juga lupa kalau semua anak pasti melakukan kesalahan…” Gio tersenyum. “Dad seharusnya memuji kamu daripada

  • Perjanjian Panas dengan Bos Arogan   Chapter 623 Ending

    GUYS INI CHAPTER TERAKHIR. SEMOGA SUKA YA... Aiden memutuskan untuk pergi langsung tanpa sarapan. ia pergi ke parkiran yang terletak di samping. Di sanalah motornya tersimpan… Namun ia berhenti ketika melihat ayahnya yang berada di samping motornya. “Kenapa dad di sana?” tanya Aiden mengernyit. “Dad ingin membuang motorku?” tanya Aiden lagi. Gio menghela napas. Kemudian tangannya terulur mengusap motor Aiden pelan. “Warnanya bagus… helmnya juga cocok.” Gio tersenyum. “Kamu membelinya dengan uang kamu sendiri ya?” kemudian mengangguk. “Motornya bagus.” Aiden mengernyit. Kemudian mendekat. “Apa yang terjadi dengan Dad?” Gio mengusap pelan bahu anaknya. “Dad minta maaf, Dad tidak tahu kalau Dad bersalah pada kamu. Dad sering mengabaikan kamu. Dad menganggap enteng acara penting kamu. Dad terlalu sibuk bekerja sampai tidak memperhatikan kamu…” “Dad juga lupa kalau semua anak pasti melakukan kesalahan…” Gio tersenyum. “Dad seharusnya memuji kamu daripada

  • Perjanjian Panas dengan Bos Arogan   Chapter 623 Ending

    GUYS INI CHAPTER TERAKHIR. SEMOGA SUKA YA... Aiden memutuskan untuk pergi langsung tanpa sarapan. ia pergi ke parkiran yang terletak di samping. Di sanalah motornya tersimpan… Namun ia berhenti ketika melihat ayahnya yang berada di samping motornya. “Kenapa dad di sana?” tanya Aiden mengernyit. “Dad ingin membuang motorku?” tanya Aiden lagi. Gio menghela napas. Kemudian tangannya terulur mengusap motor Aiden pelan. “Warnanya bagus… helmnya juga cocok.” Gio tersenyum. “Kamu membelinya dengan uang kamu sendiri ya?” kemudian mengangguk. “Motornya bagus.” Aiden mengernyit. Kemudian mendekat. “Apa yang terjadi dengan Dad?” Gio mengusap pelan bahu anaknya. “Dad minta maaf, Dad tidak tahu kalau Dad bersalah pada kamu. Dad sering mengabaikan kamu. Dad menganggap enteng acara penting kamu. Dad terlalu sibuk bekerja sampai tidak memperhatikan kamu…” “Dad juga lupa kalau semua anak pasti melakukan kesalahan…” Gio tersenyum. “Dad seharusnya memuji kamu daripada

  • Perjanjian Panas dengan Bos Arogan   Chapter 622

    “Puas membuat kawatir orang tua? Puas bermain-main dengan acara penting?” tanya Gio pada Aiden. Aiden berhenti. pada langkah yang ketiga di tangga. Laki-laki itu berhenti dan menghadap ayahnya. “Bagaimana rasanya?” tanya Aiden sembari tersenyum. “Kalian tidak pernah datang ke acara pentingku. Jadi aku ingin melakukannya juga…” “Bagaimana rasanya?” tanyanya. “Aiden!” Gio memijit keningnya yang terasa pusing. “Kami melakukannya karena ada alasannya.” “Aku juga punya alasan untuk tidak datang ke acara itu.” Aiden memutar tubuhnya. berjalan—sampai Gio memanggilnya lagi. “Acara balapan yang kamu maksud?” tanyanya. “Balapan tidak jelas seperti itu? jika ingin balapan di sirkuit bukan di jalan raya. Kamu membahayakan orang lain. kamu juga membahayakan diri kamu sendiri.” “Aiden kamu jangan melakukan hal seperti ini lagi ya..” Agatha menatap putranya. “Mom dan Dad tidak akan melakukan hal seperti dulu lagi.” “Kalau kamu mau balapan, kamu bisa mengajak kamu ke sir

  • Perjanjian Panas dengan Bos Arogan   Chapter 621

    Di sinilah… Raini pergi ke atap gedung. Sendirian di tengah gelap yang hanya diterangi oleh cahaya rembulan yang bersinar dengan terang. Raini membiarkan rambutnya tertiup angin ke sana ke mari. Kedua tangannya bersandar pada dinding pembatas. Tempatnya memang di sini. Jelas dirinya dan Aiden sangat berbeda. Aiden memang lebih cocok dengan perempuan bernama Talia itu. Tadi, Raini melihat mereka dari kejauhan. Talia pasti dari keluarga yang memiliki perusahaan besar juga. Mereka memang cocok. Lantas… Kenapa hatinya sedikit tidak rela ya? Apa mungkin ia tidak rela jika Aiden bersama perempuan lain? Tidak! Sampai kapanpun Raini tidak boleh mendambakan apa yang tidak boleh didambakan. Tempatnya di sini… Menyingkir lalu tidak terlihat oleh siapapun. “Jadi seperti ini ya pemandangan kota dari atas gedung tinggi..” Raini tersenyum pelan. “Maklum orang kampung…” Raini menggeleng pelan. “Ternyata sangat bagus. pantas saja banyak orang kampung yang berbondong-b

  • Perjanjian Panas dengan Bos Arogan   Chapter 620

    Seorang pemuda dengan setelan kemeja dan jas rapi baru saja turun dari mobil. Langkahnya mantap—kemudian disusul oleh perempuan yang berada di belakangnya. Perempuan cantik yang menggunakan dress berwarna putih. Nampak sangat cantik dengan rambut panjang yang digerai… Aiden menyodorkan lengannya. Raini tersenyum manis dan menggandeng tangan Aiden. Tahukah permintaan Aiden? Ya, membawa Raini untuk pergi ke pesta bersamanya. Lantas, Raini harus menuruti permintaan lelaki itu jika ingin lelaki itu hadir di pesta. Raini tidak pernah berhadapan dengan orang segila Aiden. Tapi mari imbangi kegilaan Raini. Bersikap seperti apa kemuan Aiden saja. Raini berjalan dengan hati-hati. di luar ternyata banyak sekali kamera wartawan yang menyorot dirinya. Pasti mereka akan membuat berita dan bertanya-tanya tentang identitasnya. Raini bersumpah… Pasti setelah ini, kehidupan sekolahnya kian rumit. Pasti akan muncul rumor aneh tentan dirinya dan Aiden. Aiden dan Raini b

  • Perjanjian Panas dengan Bos Arogan   Chapter 619

    “Dia di mana?” Agatha berkacak pinggang sembari mondar-mandir. Ia sudah berdandan rapi namun Aiden malah belum pulang… Gio menggenggam tangan Agatha. “Kali ini aku tidak bisa mentolerir perbuatannya..” “Tunggu sebentar. dia pasti pulang.” Agatha mengeluarkan ponselnya.. Melakukan panggilan berkali-kali namun satupun tidak dijawab. “Ayo kita berangkat..” nampak wajah Gio begitu dingin. Hanya berjalan beberapa langkah saja.. “Bagaimana kalau kita menunggu sedikit lebih lama..” Agatha mendongak. “Aku yakin dia akan segera pulang.” Gio menatap jam tangannya. “Kalaupun pulang dia butuh berganti pakaian segala macam. Kita tidak ada waktu sayang.” Agatha akhirnya mengangguk. menyetujui untuk berangkat. Akhirnya dengan berat hati Agatha dan Gio berangkat tanpa anak mereka. Entah, Gio tidak mau tahu keberadaan anaknya. Di sisi lain, Raini yang melihat mereka merasa ini tidak benar. Ia harus mencari Aiden dan membuat laki-laki itu datang ke pesta ulang tahun Winston.

  • Perjanjian Panas dengan Bos Arogan   Chapter 618

    Raini menjadi semakin panik ketika tubuh mereka terasa benar-benar menempel. “Cepat ambil,” lirih Raini. Aiden tersenyum. menunduk dan mendekatkan bibirnya pada telinga kanan perempuan itu. “Cepat ambil, aku tidak akan melihatmu,” ucap Raini. “Lantas kenapa wajahmu memerah seperti itu?” Raini mengerjap karena kesal akhirnya ia berbalik—namun kakinya tidak bisa berpijak dengan benar alhasil… Braak! Raini memejamkan mata—bersiap menerima kerasnya lantai. Tapi yang ia dapatkan adalah pelukan dari tangan seseorang. Raini membuka mata—wajah Aiden yang sudah begitu dekat di hadapannya. Kenapa… Jantungnya berdetak sangat cepat. Juga, suhu tubuhnya yang tiba-tiba memanas sampai membuat pipinya begitu panas seperti terbakar. Raini baru menyadari jika Aiden masih bertelanjang dada… “Bu-bu buahnya jatuh!” Raini melepaskan diri dari Aiden. Buru-buru mengambil buah itu dengan cepat. “Aku tidak makan buah yang sudah jatuh.” Aiden mengamati Raini yang begitu gugup memungut

  • Perjanjian Panas dengan Bos Arogan   Chapter 617

    “Apa aunty tahu kau menggunakan motor ke sekolah?” tanya Raini yang baru memarkirkan sepeda listriknya di halaman mansion. Aiden melepas helmnya. Pertama kalinya ia membawa motornya ke rumah. “Belum.” Aiden menggeleng. “Sekarang akan tahu.” Raini mendekati Aiden. “Bukankah bahaya?” tanyanya. “Kau belum memiliki sim juga.” “Bukan urusanmu.” Aiden menyipitkan mata. Aiden pergi begitu saja ke dalam mansion. Meninggalkan Raini yang ngomel-ngomel. Aiden pergi ke dalam rumah. disambut oleh ibunya yang selalu berada di rumah menunggunya pulang. “Kamu sudah pulang..” Agatha mendekat. “Di luar itu motor kamu?” tanya Agatha. Aiden mengangguk. Agatha berhenti sejenak. “Mom marah?” tanya Aiden. Agahta menggeleng. “Itu hobi baru kamu kan?” Agatha mengusap pelan bahu Aiden. “Asalkan kamu menaikinya dengan hati-hati, jangan sampai terluka. Mom tidak masalah.” “Mom dulu juga bisa tahu naik motor. Tapi sekarang lupa caranya..” Agatha terkekeh pelan. “Mom bisa?” Agatha men

DMCA.com Protection Status