Share

Chapter 383

Penulis: Iamyourhappy
last update Terakhir Diperbarui: 2024-10-27 17:09:50

1 tahun pertama dilewati Agatha dengan belajar sungguh-sungguh.

Ia bahkan tidak banyak berteman.

“Agatha!” panggil seorang perempuan yang memiliki suara cempreng.

“Agatha!” memanggil Agatha lagi.

Agatha pura-pura tidak kenal karena memalukan dipanggil sekencang itu.

Tapi perempuan itu mengejar Agatha sampai memeluk Agatha dari belakang.

“Jangan kabur.” Emily menahan lengan Agatha. “Aku ingin mengatakan sesuatu.”

Agatha berjalan santai dan menoleh ke samping. “Jangan banyak bicara, kita harus mengikuti kelas sebentar lagi.”

Emily dan Agatha masuk ke dalam ruang. Memilih bangku tengah yang nyaman untuk mendengarkan penjelasan dosen.

“Nanti malam…” Emily mulai berbicara. “Nanti malam ayo pergi ke pesta.”

Tanpa menoleh Agatha langsung menggeleng.

“Tidak!”

Emily mengguncang pelan bahu Agatha. “Ayolah… di sana ada banyak mahasiswa tampan. Aku dengar kakak tingkat juga datang ke pesta itu.”

Agatha menghela nafas. “Aku terlalu tua menghadiri pesta seperti
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Perjanjian Panas dengan Bos Arogan   Chapter 384

    Agatha tidak tahu pesta seperti apa yang dimaksud oleh Emily. Tapi bukankah pesta itu menggunakan dress formal.Tapi ini ia dilihkan Emily rok jeans selutut. Dengan kaos crop. Menggunakan heels tinggi untuk menunjang tingginya yang pendek. Agatha mengernyit ketika taksi yang membawa mereka sampai di sebuah rumah. “Ini…” lirihnya tidak yakin. “Kau pasti belum pernah.” Emily menggandeng tangan Agatha. “Pesta di sini memang seperti ini Agatha. pesta ini diadakan oleh kakak tingkat kita.” “Dia Influencer yang lumayan terkenal. Semua minuman dan makanan di sana premium. Juga.. dia mengundang DJ..” Ocehan Emily yang seperti lewat saja di telinga Agatha. Bagi Agatha yang penting Emily senang ia bisa ikut. Tapi ia akan segera pergi setelah Emily tidak sadar. Agatha tersenyum sendiri memikirkan rencana liciknya. Agatha menghela nafas dan memilih untuk mengikuti Emily saja. Emily mendekat. “Yang aku suka dari pesta ini karena ada banyak pria tampan. Aku harus mendapatkan satu..” bi

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-28
  • Perjanjian Panas dengan Bos Arogan   Chapter 385

    Pada akhirnya.. Agatha duduk di mobil dengan sampingnya ada Matt. “Asalmu dari mana?” tanya Matt. Agatha menoleh. “Aku dari Indonesia.” “Really..” Matt tiba-tiba antusias. “Nenek kakekku dari sana. aku sering ke indonesia.” Agatha mengangguk dan tersenyum. “Apa yang membuatmu ke pesta padahal kau sendiri tidak minum apalagi merokok?” tanyanya. “Entahlah.” Matt mengedikan bahu. “Aku hanya menyetujui permintaan temanku.” “Sama denganku.” Matt ini begitu tampan. Tampannya orang London. Agatha bisa menebaknya, mungkin Matt adalah salah satu influencer yang dibicarakan oleh Emily. Tapi Matt nampak begitu muda. “How older you matt?” tanya Agatha memberanikan diri. “Aku 22.” Benar kan.. Agatha tertawa sendiri. Pasti di pesta itu hanya terisi oleh anak-anak muda. “Kenapa kau tertawa?” tanya Matt. “Aku terlalu tua untukmu?” Agatha menggeleng. “Aku yang terlalu tua. Aku 26.” “Whaat?” tanya Matt. “Tapi kau tidak terliihat tua—oh maksudku wajahmu masih begitu muda

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-28
  • Perjanjian Panas dengan Bos Arogan   Chapter 386

    Agatha meraih ponselnya lagi ketika bunyi dering itu kembali terdengar. Agatha menghela nafas. “Apa lagi? belum cukup memarahiku?” tanyanya. “Apa?” tanya seseorang di balik telepon itu. Agatha mengernyit dan melihat siapa nama di dalam ponselnya. Tidak ada. Nomo asing. “Aku ingin tahu bagaimana kabarmu setelah kabar itu?” tanya seseorang itu. Agatha baru menyadari bahwa ini adalah suara Matt. “Oh…” Agatha mengerjap. “Aku kira kakakku.” Terdengar suara tawa ringan. “Kau pasti dimarahi kakakmu setelah berita itu tersebar.” Agatha mengangguk. “Hm. Aku dimarahi habis-habisan.” “Aku sudah menyuruh orang untuk menutup beritu itu. jadi kau tidak usah kawatir. Berita itu tidak akan melebar ke mana-mana,” jelas Matt. “Baiklah. Terima kasih.” Agatha bangkit dari duduknya. Melihat tanggalan. Seminggu lagi ia harus pulang. Sekian lama tidak pulang dan akhirnya akan pulang. “Matt,” panggil Agatha. “Ya?” “Kalau sudah tidak ada yang kau bicarakan. Aku akan mengakhiri

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-29
  • Perjanjian Panas dengan Bos Arogan   Chapter 387

    1 minggu itu waktu yang singkat. Agatha harus pulang… sebelum kakaknya melangsungkan pernikahan. Akhirnya setelah menempuh perjalanan yang melelahkan, ia sampai juga. Menutup mata sebentar sebelum benar-benar turun dari pesawat. Udara di sini benar-benar sejuk. Pernikahan kakaknya akan diadakan di Bali. Mengusung tema privat. Akan ada tamu-tamu terpilih yang akan datang. “Agatha…” panggil seorang perempuan di sampingnya. “Aku sangat exited..” Agatha menghela nafas dan menoleh ke samping. Salah siapa membawa Emily. Agatha tersenyum. “Ayo..” mengajak Emily untuk segera meninggalkan bandara. Dijemput satu mobil. Membawa mereka ke sebuah hotel. “Aku tidak tahu ternyata kau sekaya ini.” ocehan Emily. “Agatha.. pokoknya sebelum datang ke pernikahan kakakmu. Ajak aku jalan-jalan.” “Iya-iya,” pasrah Agatha. Sebenarnya Agatha juga tidak yakin mengajak Emily. Tapi kata kakaknya, ajak temanmu juga. Emily kan teman baiknya selama kuliah satu tahun ini. perempuan

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-29
  • Perjanjian Panas dengan Bos Arogan   Chapter 388

    Agatha terpaku sejenak.Benar kan..Benar kan kalau pria itu adalah Gio. Tidak ada yang berubah dari pria itu. Agatha menghela nafas dan segera mengalihkan pandangannya. “Kau baik-baik saja?” tanya Matt. Agatha menoleh—tidak ada yang salah jika memanfaatkan Matt sejenak. “Duduklah.” Agatha menarik pergelangan tangan Matt dan menariknya untuk duduk di sampingnya. “Kau ingin makan apa?” tanya Agatha. Emily yang melihat hal itu mengernyit. “Kau—” menatap Agatha dengan curiga. “Kau mungkin sudah sadar kalau Matt tampan,” lanjutnya. Agatha menatap Emiliy sengit. “Diam saja.” Agatha menatap Matt dari samping. ia juga bertopang dagu. “Kau sudah makan? belum kan?” Matthew tersenyum. Ia tahu dibalik sikap Agatha ada sesuatu hal yang disembunyikan. “Aku masih basah, aku tidak bisa makan denganmu,” balas Matthew sembari menatap tubuhnya. Baju renangnya yang basah bahkan membuat kursi yang ia duduki menjadi basah juga. Agatha menggeleng. “Makan di sini saja ya..” sembari memohon.

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-30
  • Perjanjian Panas dengan Bos Arogan   Chapter 389

    Gio mengetukkan jari di dalam mobilnya. Menyandarkan dirinya di kursi penumpang. Melepas kancing teratas kemejanya. “Mau ganti tempat Sir?” tanya Cika, sekretarisnya. Tiba-tiba saja pergi padahal sudah memesan tempat di sana. Untung saja Cika tahu kalau di sana ada mantan bosnya. Agatha yang terlihat bersama Matthew. Bagaimanapun pasti Gio masih memiliki perasaan pada Agatha. “Tidak usah, kembali saja ke vila,” ucap Gio. Cika menghela nafas. “Saya akan memesankan makanan dan akan mengantar ke vila,” ucapnya. “Itu lebih baik,” balas Gio. Gio memandang jendela. Kedatangannya di sini adalah urusan bisnis. Dan ia mewakili ayahnya untuk menghadiri pernikahan kakak Agatha. Harper menjalin kerja sama dengan Winston beberapa bulan lalu. Dan Winston menjadi penanam modal terbanyak pada projek tersebut. Tidak heran jika Winston diundang pada pernikahan yang katanya berkonsep privat. Gio menoleh ke samping, wajahnya yang datar kian datar dengan suasana yang tida

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-31
  • Perjanjian Panas dengan Bos Arogan   Chapter 390

    Agatha dan Emily datang ke pesta kecil-kecilan yang diadakan oleh tim produksi film Matthew. Semua berjalan dengan lancar. Agatha dan Emily berbaur dengan mereka. Mereka menerima Agatha dan Emily. Malam yang semakin larut. Satu persatu orang-orang pergi. Emily berbincang dengan seorang aktor tampan. Kalau urusan tampan jangan ditanya lagi, pokoknya nomor satu. Agatha menyingkir dan memilih duduk di pinggir kolam renang. Ia memegang satu gelas yang berisi jus. “Kau tidak ingin memberitahuku apa yang terjadi tadi siang?” tanya Matt yang mengambil duduk di samping Agatha. Agatha terdiam. “Aku tidak bisa memberitahumu.” Agatha menoleh. “Untuk tadi siang, aku minta maaf.” “Aku terlalu kasar. Entahlah.. aku merasa aku hanya marah. Tapi aku melampiaskannya padamu.” Agatha tersenyum. “Maafkan aku.” Matt mengangguk. “Its oke. tidak masalah,” balasnya. Agatha menatap lurus ke depan. “Tapi actingmu tadi kurang menghayati,” ucap Matt. “Kau tadi berakting seolah-olah

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-01
  • Perjanjian Panas dengan Bos Arogan   Chapter 391

    Menggunakan dress hitam. Lekuk tubuhnya sedikit terlihat. Penampilannya hari ini sedikit memberikan kesan seksi namun tidak berlebihan. Agatha menggandeng lengan Matt saat keluar dari mobil. Begitupun dengan Emily yang berada di belakangnya. Emily bersama seorang pria yang merupakan sutradara film. Tidak tahu kenapa malah bersama sutradara yang masih mudah itu daripada dengan aktor. Agatha masuk ke dalam gedung yang digunakan sebagai pesta pernikahan kakaknya. Agatha menghela nafas berkali-kali. Pasti di dalam sana ada beberapa orang yang selalu ia hindari. “Agatha,” panggil Matt. “Ya?” Agatha menoleh. “Ayo.” Mereka akhirnya berjalan dan sampailah di dalam gedung. Gedung yang luas dan ketika berjalan lebih dalam di sana ada balkon yang begitu luas langsung menghadap ke laut. Agatha mencari kakaknya.. yang ternyata berada dengan beberapa orang untuk berbincang. “Kak,” panggil Agatha. Jordy menoleh. “Akhirnya kau datang juga.” Memeluk A

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-01

Bab terbaru

  • Perjanjian Panas dengan Bos Arogan   Chapter 623 Ending

    GUYS INI CHAPTER TERAKHIR. SEMOGA SUKA YA... Aiden memutuskan untuk pergi langsung tanpa sarapan. ia pergi ke parkiran yang terletak di samping. Di sanalah motornya tersimpan… Namun ia berhenti ketika melihat ayahnya yang berada di samping motornya. “Kenapa dad di sana?” tanya Aiden mengernyit. “Dad ingin membuang motorku?” tanya Aiden lagi. Gio menghela napas. Kemudian tangannya terulur mengusap motor Aiden pelan. “Warnanya bagus… helmnya juga cocok.” Gio tersenyum. “Kamu membelinya dengan uang kamu sendiri ya?” kemudian mengangguk. “Motornya bagus.” Aiden mengernyit. Kemudian mendekat. “Apa yang terjadi dengan Dad?” Gio mengusap pelan bahu anaknya. “Dad minta maaf, Dad tidak tahu kalau Dad bersalah pada kamu. Dad sering mengabaikan kamu. Dad menganggap enteng acara penting kamu. Dad terlalu sibuk bekerja sampai tidak memperhatikan kamu…” “Dad juga lupa kalau semua anak pasti melakukan kesalahan…” Gio tersenyum. “Dad seharusnya memuji kamu daripada

  • Perjanjian Panas dengan Bos Arogan   Chapter 623 Ending

    GUYS INI CHAPTER TERAKHIR. SEMOGA SUKA YA... Aiden memutuskan untuk pergi langsung tanpa sarapan. ia pergi ke parkiran yang terletak di samping. Di sanalah motornya tersimpan… Namun ia berhenti ketika melihat ayahnya yang berada di samping motornya. “Kenapa dad di sana?” tanya Aiden mengernyit. “Dad ingin membuang motorku?” tanya Aiden lagi. Gio menghela napas. Kemudian tangannya terulur mengusap motor Aiden pelan. “Warnanya bagus… helmnya juga cocok.” Gio tersenyum. “Kamu membelinya dengan uang kamu sendiri ya?” kemudian mengangguk. “Motornya bagus.” Aiden mengernyit. Kemudian mendekat. “Apa yang terjadi dengan Dad?” Gio mengusap pelan bahu anaknya. “Dad minta maaf, Dad tidak tahu kalau Dad bersalah pada kamu. Dad sering mengabaikan kamu. Dad menganggap enteng acara penting kamu. Dad terlalu sibuk bekerja sampai tidak memperhatikan kamu…” “Dad juga lupa kalau semua anak pasti melakukan kesalahan…” Gio tersenyum. “Dad seharusnya memuji kamu daripada

  • Perjanjian Panas dengan Bos Arogan   Chapter 623 Ending

    GUYS INI CHAPTER TERAKHIR. SEMOGA SUKA YA... Aiden memutuskan untuk pergi langsung tanpa sarapan. ia pergi ke parkiran yang terletak di samping. Di sanalah motornya tersimpan… Namun ia berhenti ketika melihat ayahnya yang berada di samping motornya. “Kenapa dad di sana?” tanya Aiden mengernyit. “Dad ingin membuang motorku?” tanya Aiden lagi. Gio menghela napas. Kemudian tangannya terulur mengusap motor Aiden pelan. “Warnanya bagus… helmnya juga cocok.” Gio tersenyum. “Kamu membelinya dengan uang kamu sendiri ya?” kemudian mengangguk. “Motornya bagus.” Aiden mengernyit. Kemudian mendekat. “Apa yang terjadi dengan Dad?” Gio mengusap pelan bahu anaknya. “Dad minta maaf, Dad tidak tahu kalau Dad bersalah pada kamu. Dad sering mengabaikan kamu. Dad menganggap enteng acara penting kamu. Dad terlalu sibuk bekerja sampai tidak memperhatikan kamu…” “Dad juga lupa kalau semua anak pasti melakukan kesalahan…” Gio tersenyum. “Dad seharusnya memuji kamu daripada

  • Perjanjian Panas dengan Bos Arogan   Chapter 622

    “Puas membuat kawatir orang tua? Puas bermain-main dengan acara penting?” tanya Gio pada Aiden. Aiden berhenti. pada langkah yang ketiga di tangga. Laki-laki itu berhenti dan menghadap ayahnya. “Bagaimana rasanya?” tanya Aiden sembari tersenyum. “Kalian tidak pernah datang ke acara pentingku. Jadi aku ingin melakukannya juga…” “Bagaimana rasanya?” tanyanya. “Aiden!” Gio memijit keningnya yang terasa pusing. “Kami melakukannya karena ada alasannya.” “Aku juga punya alasan untuk tidak datang ke acara itu.” Aiden memutar tubuhnya. berjalan—sampai Gio memanggilnya lagi. “Acara balapan yang kamu maksud?” tanyanya. “Balapan tidak jelas seperti itu? jika ingin balapan di sirkuit bukan di jalan raya. Kamu membahayakan orang lain. kamu juga membahayakan diri kamu sendiri.” “Aiden kamu jangan melakukan hal seperti ini lagi ya..” Agatha menatap putranya. “Mom dan Dad tidak akan melakukan hal seperti dulu lagi.” “Kalau kamu mau balapan, kamu bisa mengajak kamu ke sir

  • Perjanjian Panas dengan Bos Arogan   Chapter 621

    Di sinilah… Raini pergi ke atap gedung. Sendirian di tengah gelap yang hanya diterangi oleh cahaya rembulan yang bersinar dengan terang. Raini membiarkan rambutnya tertiup angin ke sana ke mari. Kedua tangannya bersandar pada dinding pembatas. Tempatnya memang di sini. Jelas dirinya dan Aiden sangat berbeda. Aiden memang lebih cocok dengan perempuan bernama Talia itu. Tadi, Raini melihat mereka dari kejauhan. Talia pasti dari keluarga yang memiliki perusahaan besar juga. Mereka memang cocok. Lantas… Kenapa hatinya sedikit tidak rela ya? Apa mungkin ia tidak rela jika Aiden bersama perempuan lain? Tidak! Sampai kapanpun Raini tidak boleh mendambakan apa yang tidak boleh didambakan. Tempatnya di sini… Menyingkir lalu tidak terlihat oleh siapapun. “Jadi seperti ini ya pemandangan kota dari atas gedung tinggi..” Raini tersenyum pelan. “Maklum orang kampung…” Raini menggeleng pelan. “Ternyata sangat bagus. pantas saja banyak orang kampung yang berbondong-b

  • Perjanjian Panas dengan Bos Arogan   Chapter 620

    Seorang pemuda dengan setelan kemeja dan jas rapi baru saja turun dari mobil. Langkahnya mantap—kemudian disusul oleh perempuan yang berada di belakangnya. Perempuan cantik yang menggunakan dress berwarna putih. Nampak sangat cantik dengan rambut panjang yang digerai… Aiden menyodorkan lengannya. Raini tersenyum manis dan menggandeng tangan Aiden. Tahukah permintaan Aiden? Ya, membawa Raini untuk pergi ke pesta bersamanya. Lantas, Raini harus menuruti permintaan lelaki itu jika ingin lelaki itu hadir di pesta. Raini tidak pernah berhadapan dengan orang segila Aiden. Tapi mari imbangi kegilaan Raini. Bersikap seperti apa kemuan Aiden saja. Raini berjalan dengan hati-hati. di luar ternyata banyak sekali kamera wartawan yang menyorot dirinya. Pasti mereka akan membuat berita dan bertanya-tanya tentang identitasnya. Raini bersumpah… Pasti setelah ini, kehidupan sekolahnya kian rumit. Pasti akan muncul rumor aneh tentan dirinya dan Aiden. Aiden dan Raini b

  • Perjanjian Panas dengan Bos Arogan   Chapter 619

    “Dia di mana?” Agatha berkacak pinggang sembari mondar-mandir. Ia sudah berdandan rapi namun Aiden malah belum pulang… Gio menggenggam tangan Agatha. “Kali ini aku tidak bisa mentolerir perbuatannya..” “Tunggu sebentar. dia pasti pulang.” Agatha mengeluarkan ponselnya.. Melakukan panggilan berkali-kali namun satupun tidak dijawab. “Ayo kita berangkat..” nampak wajah Gio begitu dingin. Hanya berjalan beberapa langkah saja.. “Bagaimana kalau kita menunggu sedikit lebih lama..” Agatha mendongak. “Aku yakin dia akan segera pulang.” Gio menatap jam tangannya. “Kalaupun pulang dia butuh berganti pakaian segala macam. Kita tidak ada waktu sayang.” Agatha akhirnya mengangguk. menyetujui untuk berangkat. Akhirnya dengan berat hati Agatha dan Gio berangkat tanpa anak mereka. Entah, Gio tidak mau tahu keberadaan anaknya. Di sisi lain, Raini yang melihat mereka merasa ini tidak benar. Ia harus mencari Aiden dan membuat laki-laki itu datang ke pesta ulang tahun Winston.

  • Perjanjian Panas dengan Bos Arogan   Chapter 618

    Raini menjadi semakin panik ketika tubuh mereka terasa benar-benar menempel. “Cepat ambil,” lirih Raini. Aiden tersenyum. menunduk dan mendekatkan bibirnya pada telinga kanan perempuan itu. “Cepat ambil, aku tidak akan melihatmu,” ucap Raini. “Lantas kenapa wajahmu memerah seperti itu?” Raini mengerjap karena kesal akhirnya ia berbalik—namun kakinya tidak bisa berpijak dengan benar alhasil… Braak! Raini memejamkan mata—bersiap menerima kerasnya lantai. Tapi yang ia dapatkan adalah pelukan dari tangan seseorang. Raini membuka mata—wajah Aiden yang sudah begitu dekat di hadapannya. Kenapa… Jantungnya berdetak sangat cepat. Juga, suhu tubuhnya yang tiba-tiba memanas sampai membuat pipinya begitu panas seperti terbakar. Raini baru menyadari jika Aiden masih bertelanjang dada… “Bu-bu buahnya jatuh!” Raini melepaskan diri dari Aiden. Buru-buru mengambil buah itu dengan cepat. “Aku tidak makan buah yang sudah jatuh.” Aiden mengamati Raini yang begitu gugup memungut

  • Perjanjian Panas dengan Bos Arogan   Chapter 617

    “Apa aunty tahu kau menggunakan motor ke sekolah?” tanya Raini yang baru memarkirkan sepeda listriknya di halaman mansion. Aiden melepas helmnya. Pertama kalinya ia membawa motornya ke rumah. “Belum.” Aiden menggeleng. “Sekarang akan tahu.” Raini mendekati Aiden. “Bukankah bahaya?” tanyanya. “Kau belum memiliki sim juga.” “Bukan urusanmu.” Aiden menyipitkan mata. Aiden pergi begitu saja ke dalam mansion. Meninggalkan Raini yang ngomel-ngomel. Aiden pergi ke dalam rumah. disambut oleh ibunya yang selalu berada di rumah menunggunya pulang. “Kamu sudah pulang..” Agatha mendekat. “Di luar itu motor kamu?” tanya Agatha. Aiden mengangguk. Agatha berhenti sejenak. “Mom marah?” tanya Aiden. Agahta menggeleng. “Itu hobi baru kamu kan?” Agatha mengusap pelan bahu Aiden. “Asalkan kamu menaikinya dengan hati-hati, jangan sampai terluka. Mom tidak masalah.” “Mom dulu juga bisa tahu naik motor. Tapi sekarang lupa caranya..” Agatha terkekeh pelan. “Mom bisa?” Agatha men

DMCA.com Protection Status