Home / Romansa / Perjanjian Panas dengan Bos Arogan / Chapter 361 - Chapter 370

All Chapters of Perjanjian Panas dengan Bos Arogan: Chapter 361 - Chapter 370

469 Chapters

Chapter 362

Malam itu Agatha terdiam mendengar ucapan Gio. Gio juga diam, tidak berkata lebih lanjut. Pada akhirnya mereka tidur dengan saling memeluk. Pagi harinya.. Agatha bangun lebih awal dengan tubuh yang membaik. Tapi ia ditarik Gio dan disuruh kembali tidur. Sampai akhirnya ia tidak tahu berapa lama ia tertidur, waktu bangun sudah melihat Gio yang sudah siap berangkat ke kantor. “Kenapa tidak membangunkanku?” tanya Agatha. “Jangan bangun, istirahat saja.” Gio menoleh sebentar. Agatha tidak mengindahkan ucapan Gio. Ia tetap bangun dan mendekati pria itu. “Aku sudah sehat, aku bisa menyiapkan keperluan kamu.” Agatha mendongak. “Iya..” balas Gio singkat. Agatha berdecak. “Sini..” menarik bahu Gio. Memasangkan dasi di leher pria itu. tidak membutuhkan watku lama sampai dasi itu terpasang sempurna di leher Gio. “Sudah.” Agatha mundur. “Nanti akan ada dokter yang mencabut infusmu.” Gio menghela nafas. “Kau harus minum obatmu dengan teratur.” Agatha mengangguk. “Aku
Read more

Chapter 363

Anggun, Ema dan Yaya berada di ambang pintu. “Cieeee…” ucap Ema. “Cie.. cie..” Yaya ikut berbicara. Awalnya Agatha mengira hanya ada Anggun yang berada di pintu. Tapi munculah dua orang lain di sana. Ternyata mereka bertiga kompak berada di sana. “Sini..” Ema melambaikan tangannya. Agatha mendekat. Yaya menarik pelan Agatha keluar dari kamar. “Ternyata…” Ema menatap Agatha. “Ternyata kau kekasih tuan Gio..” “Ti—tidak.” Agatha menggeleng. “Jangan mengelak lagi.” Anggun tersenyum. “Aku sudah mengerti semuanya. kita sudah tahu.” Agatha mengerucutkan bibirnya. “Aku bukan kekasihnya. Tapi…” “Kita memang seperti ini… tapi aku dan dia tidak menjalin hubungan.” Agatha menjadi bingung sendiri menjelaskan hubungannya dengan Gio. “Itu artinya kau spesial. Walaupun hubungan kalian tidak jelas seperti itu,” ucap Yaya. Yaya mendekat. “Kau membohongi kita.” ucapnya dengan wajah yang sinis. Agatha mengerucutkan bibirnya. “Kalian marah denganku?” tanyanya denga memelas.
Read more

Chapter 364

Gio bersiap menerima omelan dari Margaret.Pasti ia akan dimarahi oleh neneknya itu tentang kencan buta yang terakhir kali. Karena ia belum sempat menerima omelan itu, pasti hari ini akan menerima omelan itu. Gio menutup ponselnya. “Nenek ingin bicara denganmu,” ucap Margeret. “Hm.” Gio mengangguk. “Nenek tidak habis pikir denganmu Gio. Kenapa kamu menyembunyikan perempuan itu di rumah kamu.” Margaret benar-benar marah dengan cucunya itu. Gio mengangkat kepalanya. ia menatap neneknya itu. “Nenek memataiku?” “Tanpa nenek mematai kamu, ada orang yang memberitahu nenek.” Margaret menunjuk cucunya itu.“Kencan itu kacau karena ada dia bukan?” tanyanya. “Kencan itu sudah kacau bahkan sebelum aku berangkat. Wanita itu tidak sebaik yang nenek kira.” Gio berdiri duduknya. “Aku minta untuk nenek, mulai sekarang jangan urusi kehidupanku lagi.” Margaret mengernyit. “Berani kamu bilang seperti itu pada nenekmu sendiri.” “Bahkan papa mama tidak pernah melarangku dan mengaturku. Nenek ur
Read more

Chapter 365

Makan berdua. Kata orang, kalau sedang kasmaran itu dunia serasa milik berdua. Benar ternyata, kata-kata yang dulunya menjijikkan bagi Gio. Sekaran malah pria itu sendiri yang merasakan. Gio menatap Agatha dari samping. Kenapa cantik sekali ya…Agatha menyipitkan mata. “Makan saja. jangan menatapku.” “Siapa tahu kau semakin cantik saat aku menatapmu.” “Oh sekarang tidak cantik ya?” tanya Agatha. Gio menghela nafas. tangannya menarik bangku Agatha hingga dekat dengannya. “Cantik sekali.”Agatha membeku beberapa saat. Bisa-bisanya pria ini memujinya terang-terangan seperti ini. “Aaaaa….” Agatha menyuapi Gio agar tidak berbicara terus. Gio tertawa pelan. Mentertawakan tingkah Agatha yang menggemaskan karena salah tingkah. “Jangan tertawa.” Agatha melotot. “Bilang saja kalau aku terlihat konyol.” Gio menggeleng. “Kau menggemaskan.” Mengusap pelan puncak kepala Agatha. Agatha mengangguk. “Kau juga..” “Juga apa?” tanya Gio penasaran. “Menyeramkan.” Agatha menjulurkan lidahn
Read more

Chapter 366

21++Gio menurunkan tubuh Agatha di atas ranjang. Perlahan tapi pasti setengah menindih tubuh Agatha yang mungil itu dengan tubuhnya yang besar. Gio kembali mencium Agatha, sampai ciumannya turun pada leher mulus wanita itu. Gio mencecap habis leher Agatha, memberikannya tanda kepemilikan di sana. Agatha hanya pasrah. Tangannya mengalun di leher Gio. Mengusap rambut pria itu pelan. Ciuman Gio perlahan turun sampai di dada Agatha… Gio berhenti dan menyatukan dahi mereka. Jemarinya bergerak ke belakang, mencari resleting wanita itu. Kemudian menurunkannya perlahan. Tidak ada perlawanan Agatha, yang artinya Agatha mengijinkannya. “Agatha..” panggil Gio pelan. Agatha membuka matanya. Dengan pipi yang bersemu merah. “hm..” “Aku mencintaimu.” Gio mencium Agatha kembali. Tubuh Gio tidak sepenuhnya menindih Agatha. Ia bertumpu pada lutut agar tubuhnya yang besar itu tidak menindih Agatha. “Aku juga…” Agatha membalasnya sangat pelan. Seperti bisikan yang tidak b
Read more

Chapter 367

Agatha terbangun. Ia terdiam sebentar mengamati langit-langit kamar. Apa yang terjadi semalam…. Tubuhnya..Agatha menyingkirkan pelan-pelan tangan Gio dari pinggangnya. Setelah itu memungut pakaiannya yang berada di bawah. Segera memakainya. Agatha diam-diam pergi ke kamarnya sendiri. Setelah membersihkan diri—Agatha berjalan ke arah lemari.Alangkah terkejutnya saat tiba-tiba pinggangnya sudah direngkuh dari belakang. “Akh…” Gio segera membungkam bibir Agatha agar tidak berteriak. “Siapa yang menyuruhmu meninggalkanku?” tanya Gio berbisik tepat di telinga kanan Agatha. Diakhiri dengan kecupan gemas di leher wanita itu. Agatha berbalik. “Kenapa kamu…” menatap Gio. Pria itu masih dengan tampilan tadi malam. “Kenapa kamu masih seperti ini?” tanya Agatha. “Kamu bisa terlambat ke kantor.” Agatha mendorong tubuh Gio namun sayangnya tidak bergerak sama sekali. Gio malah menarik pinggang Agatha dan memeluk tubuh Agatha kembali. “Aku malas ke kantor,” ucap Gio. “Jangan malas.
Read more

Chapter 368

21++Setelah rapat selesai. Gio kembali ke ruangannya. Dadanya terasa nyeri. Ia menghela nafas pelan-pelan dan memilih untuk menyandarkan dirinya di kursi. Ia memejamkan mata.. Setelah nyeri itu perlahan mereda, ia membuka mata kembali. Sekarang hampir menunjukkan pukul 8 malam. Gio menyandarkan tubuhnya kembali ke kursi. Kembali larut dengan pekerjaannya. Tentang hari ini, ada satu proyek yang diserahkan kepadanya. Ia tidak ingin lagi mengecewakan orang-orang. Apalagi orang tuanya. Untuk itu ia bekerja keras untuk membuat proyek ini berhasil apapun yang terjadi. Beberapa jam terlewati… Akhirnya Gio selesai… Ia berjalan keluar dari kantor yang sudah sepi. Bahkan lampu-lampu sudah padam. Gio berjalan sampai di depan kantor… Sampai pandangannya terhenti pada seorang perempuan yang tengah melambaikan tangannya. Bibir Gio tidak bisa menahan senyuman. Ia berjalan mendekat—begitupun dengan Agatha. Kedua tangannya terbuka… Agatha memeluk Gio dengan ceria.
Read more

Chapter 369

“Aku tidak mau pergi…” lirih Gio sembari memeluk Agatha dari belakang. Agatha mengambil pakaian keperluan Gio ke sana ke mari namun Gio tidak melepaskan Agatha sedikitpun. .Biar saja pria itu memeluk Agatha yang ke sana ke mari “Hanya sebentar kan?” tanya Agatha. “Dua hari palingan.” “Siapa yang bilang?” Gio menarik tubuh Agatha agar menghadapnya. “Aku pergi selama seminggu.” Agatha mengernyit. “Lalu kenapa tidak membawa banyak baju?” tanyanya. Melihat koper Gio yang hanya satu. “Aku biasa membeli saat di sana.” Gio mengedikkan bahu. “Seminggu itu lama..” mengeluh. “Tidak masalah..” ucap Agatha. “Nanti selesai bekerja langsung tidur. Supaya tidak terlalu lelah.” Bukan itu masalahnya. Agatha sungguh tidak mengerti yang dikeluhkan oleh Gio. Pria itu merindukan dirinya. Bagaimana bisa tidur sendirian jika setiap hari sudah terbiasa ada yang menemaninya. Agatha terkesiap saat Gio menariknya lagi. “Senang sekali ya membuat orang kaget?” tanyanya. Agatha menghela nafas. “Semin
Read more

Chapter 370

Baru saja mengantar Gio. Agatha juga merasa hampa. Bagaimana jadinya seminggu yang akan datang tanpa adanya Gio. Agatha melangkah ke dalam.. Ia berhenti sejenak melihat satu orang wanita yang duduk dengan santai di sofa ruang tamu. Kaki Agatha terasa begitu kaku. “Sudah puas berlagak nyonya di sini?” tanya wanita itu. Margaret berdiri. ia mendekati Agatha yang tengah berdiri. “Aku sudah menyuruhmu menjauhi cucuku. Tapi kau tidak menurutinya…” “Kau bilang kau tidak menyukai cucuku.” Margaret menatap Agatha. Agatha menghela nafas. “Maaf sebelumnya. Tapi tuan Gio yang membawa saya ke sini untuk bekerja. saya tidak punya pilihan lain selain menerima. Keadaan saya benar-benar mendesak.” “Pada akhirnya saya bekerja di sini. namun hubunganku dan tuan Gio berkembang leibh dalam. Dan kita memiliki perasaan yang sama,” jelas Agatha. Margaret berdecih kesal. “Aku sudah memberitahumu. Kalau kau ingin bersama cucuku. Setarakan dirimu dengan cucuku.” “Berlaku untuk sekar
Read more

Chapter 372

Agatha hanya membawa beberapa baju yang berada di dalam satu tas. Ia berjalan di sepanjang trotoar. Mematikan ponselnya. Karena pasti, Gio akan meneleponnya. Agatha mengusap air matanya yang mengucur dengan deras. Tidak tahu ke mana ia akan pergi. Tidak tahu ke mana langkahnya. Agatha hanya berjalan tidak pasti. Sampai ia duduk di sebuah halte bus. Sendirian. Agatha dengan pikirannya yang kosong hanya menatap lurus. Beberapa waktu kemudian… Sebuah mobil berwarna putih berhenti tepat di hadapannya. Agatha menatap mobil itu sampai pemiliknya keluar. “Apa yang kau lakukan di sini?” tanyanya. Jordy menatap Agatha—mengamati penampilan Agatha yang lebih mirip seorang pengemis. “Bukan urusanmu.” Agatha memincingkan matanya. sungguh terganggu dengan kehadiran pria itu di hadapannya. Bukannya pergi setelah diusir. Jordi justru mengambil duduk di samping Agatha. Pria itu menggunakan setelan jas yang lengkap. Sepatu yang begitu mengkilap. Belum lagi rambut yang benar-benar rapi
Read more
PREV
1
...
3536373839
...
47
DMCA.com Protection Status