Semua Bab Perjanjian Panas dengan Bos Arogan: Bab 331 - Bab 340

470 Bab

Chapter 332

“Maafkan saya. Seharusnya saya tidak menyuruh anda pergi begitu saja,” ucap Cika penuh penyesalan. Agatha mengernyit. “Tidak masalah.” Cika berdiri dan membukakan pintu untuk Agatha. “Silahkan masuk.” Agatha menggeleng aneh. Sesampainya di dalam ruangan. Ia melihat Gio yang berada di sebuah kursi. Tetap, pria itu terlihat sibuk meski sedang istirahat. “Kenapa kau hanya berdiri di sana seperti patung?” tanya Gio. “Melihat anda bekerja.” Gio menangkat kepalanya. “Memangnya aku setampan itu sampai-sampai kau terus menatapku?” Agatha memutar bola matanya malas. Mulai… “Jadi saya ke sini untuk melihat anda yang sibuk bekerja?” tanya Agatha. Gio menunjuk bekal tersebut. “Cepat suapi aku.” Agatha mendekat—membuka bekal yang ia bawa tadi. Kesal karena Gio masih saja sibuk bekerja meski waktunya makan dan istirahat. “Sir..” panggil Agatha. “Bisakah anda berhenti sebentar?” tanya Agatha. “Tidak.” Balas Gio. Agatha menyipitkan mata dengan kesal. Menyuapi bayi besar. Agatha b
Baca selengkapnya

Chapter 333

Agatha meremas bahu Gio. Gio tidak memedulikan apapun. Ia terus melumat bibir Agatha. Seakan ingin mentransfer rasa pahit itu ke bibir Agatha. Agatha tidak lagi melawan, ia hanya pasrah. Mungkin… menikmati. Kedua tangan Gio berada di pinggang Agatha. Mengusapnya perlahan dan membuat Agatha benar-benar terlena. Agatha memejamkan mata—membiarkan Gio mengekspos bibirnya. Dengan sukarela membuka bibirnya. “Ah..” Suara Agatha.. Agatha merutuk dirinya sendiri yang tidak bisa mengontrol suaranya. Tapi Gio tersenyum di tengah-tengah permainan mereka. Jemarinya mengusa pipi Agatha pelan. Mengambil permen yang semula berada di dalam mulut Agatha. Kini permen itu berpindah di bibirnya. “Sir…” Agatha mendorong pelan Gio sampai bibir mereka terlepas. Gio memandang Agatha intens. “Manis,” ucapnya. Agatha meremas bahu Gio. “Pipimu memerah..” ucap Gio. Tertawa… Tertawa mengejek… Agatha menyipitkan mata. “Lepaskan saya.” “Tidak.” Gio tidak membiarkan Agatha ban
Baca selengkapnya

Chapter 334

Kali ini Gio ingin menegaskan pada Agatha bahwa dirinya tidak bisa tentang apalagi diremehkan. Menarik tengkuk Agatha dan mencium kembali bibir candu wanita itu. Gio seperti kehilangan kendali atas tubuhnya sendiri. Kenapa? kenapa Agatha begitu menggoda dirinya yang jarang sekali tergoda dengan tubuh wanita. Sialan memang. Sekalinya tertarik malah tertarik dengan wanita aneh seperti Agatha. Namun, ia mengakui sendiri jika Agatha memang cantik. Mencecap bibir Agatha lebih dalam. Gio tidak membiarkan Agatha bernafas dengan benar. Sampai ia melepaskan pangutannya, namun hanya berselang sebentar. Ia memberi jeda saat mengangkat tubuh Agatha ke atas meja. “Ah..” suara Agatha. Gio tersenyum miring. ‘Aku akan membuat dia tergila-gila dengan sentuhanku.’ Dengan lembut, tanpa penekanan… Gio terus mencium bibir Agatha. Sampai wanita itu membalas ciumannya, meskipun terasa begitu kaku. Mengarahkan kedua tangan Agatha ke atas lehernya. “Aku yakin kau tidak bernah berc
Baca selengkapnya

Chapter 335

Agatha pulang. Benar-benar pulang setelah drama dengan Gio yang tidak kunjung habis. Sesampainya di mansion, Agatha langsung membersihkan tempat bekal tadi. Setelah itu pergi ke taman belakang. Di sana ada beberapa maid yang duduk di taman. Agatha diam di tematnya—ia takut untuk berbaur. Takut tidak diterima dan diolok-olok yang lain.. “Agatha!” panggil Anggun. Agatha menoleh. “Ha-hai..” “Ke sinilah!” Anggun melambaikan tangannya. “Aku baru saja memetik buah mangga. Kau mau mencobanya?” tanyanya. Agatha menatap yang lain. Ada dua maid lagi. Agatha belum mengenalnya, mungkin karena tugas yang berbeda dan jarang bertemu. Mereka tersenyum ramah. Tapi Agatha ragu. Sampai akhirna punggungnya didorong oleh tangan seseorang. “Jangan diam saja,” ucap Oki. Pria itu mengajak Agatha mendekat. “Semua orang di sini baik, jangan takut.” Terpaksa karena ajakan Oki, akhirnya Agatha ikut dengan mereka. Mereka duduk di taman sambil memakan buah mangga.
Baca selengkapnya

Chapter 336

Tok tok Agatha masuk. Melihat punggung Gio yang berada di balkon. Agatha mendekati Gio. “Anda sudah pulang, Sir?” tanya Agatha. Gio menoleh dan mengangguk. “Hm.” “Saya kira anda akan pulang malam,” balas Agatha. “Kenapa? kau ingin aku pulang malam?” tanyanya. Agatha menggeleng. “Mau saya siapkan air hangat sir?” tanya Agatha. “Tidak usah,” balas Gio cuek. “Kau bersenang-senang dengan mereka?” tanya Gio menunjuk maid di bawah. “Iya. Saya berteman dengan mereka. kita berbagi banyak cerita.” Gio mengernyit. “Kalian banyak membicarakanku?” Agatha tidak mengelak, wanita itu langsung mengangguk. “Kita tidak membicarakan yang buruk-buruk. Tentang, Sir..” Agatha melangkah mendekat. “Ada yang membuat saya penasaran.” “Kenapa anda memperkerjakan mereka yang tidak begitu ahli. Maksudnya.. mereka bilang, mereka begitu amatir ketika pertama kali bekerja. kenapa anda mempekerjakan mereka? maksudku, anda bisa mencari pekerja yang lebih handal.” “Termasuk aku juga..” G
Baca selengkapnya

Chapter 337

Beberapa jam yang lalu. Tepatnya setelah rapat, Gio berjalan ke dalam ruangannya. Ia tidak tahu jika neneknya akan mengunjunginya. Margaret sudah duduk santai di sofa dalam ruangannya. Margaret berdiri menyambut cucunya. “Bagaimana kabarmu sayangku..” Margaret memeluk cucunya. “Nenek merindukan cucu nenek ini…” Gio menatap neneknya curiga. Tiba-tiba saja datang ke ruangannya. Untuk apa.. “Sangat mencurigakan…” lirih Gio. Margaret mengusap bahu Gio pelan. “Sudah punya kekasih?” Gio mendengus pelan. kemudian berjalan menjauhi neneknya dan memilih duduk di kursinya. “Belum kan?” tanya Margaret. “Ayo nenek kenalkan ke cucu teman nenek.” Margaret mendekat lagi. Kali ini mengusap puncak kepala cucunya. “Gio..” panggilnya dengan lembut. “Nenek tidak memaksa kamu. Kamu hanya perlu datang sekali saja..” Margaret berusaha membujuk cucunya. Sedih saat cucunya ini tidak pernah menjalin hubungan dengan wanita. Takutnya… Entahlah pokoknya Margaret akan berusaha.
Baca selengkapnya

Chapter 338

Malam harinya.. Gio sudah datang ke restoran yang dimaksud oleh neneknya. ia duduk di bangku dengan tenang sembari menunggu wanita itu. tak lama datanglah seorang perempuan yang menggunakan dress berwarna merah. Terlalu berlebihan untuk datang ke acara makan malam, pakaiannya seperti akan pergi ke klub. “Giorgino?” tanya Luna yang baru saja datang. Benar saja matanya berbinar memandang Gio. Tidak menyangka jika pria yang dijodohkan dengannya adalah pria tampan nan tinggi, juga begitu keren. Luna tersenyum lebar sembari mengambil duduk di hadapan Gio. “Maaf aku terlambat, tadi ada halangan dan sedikit macet juga.” Luna menatap Gio. “Aku Luna.” Mengulurkan tangannya. Gio menyambutnya. “Giorgino..” “Aku harus memanggilmu apa? Gio atau Gino?” tanyanya. “Terserah.” Gio mengedikkan bahu. Luna sungguh takjub, ia sungguh mengagumi ketampanan Gio. “Aku dengar kamu wakil direktur di Winston..” Luna membuka percakapan. “Aku dengar kamu juga akan mewarisi Winston. Ka
Baca selengkapnya

Chapter 339

Agatha mendekat. “Kau sungguh Luna kan?” tanyanya lagi. Luna mundur. “Siapa kau?” Luna menggeleng. “Aku tidak mengenalmu.” Agatha mendekat lagi. Kemudian menunjuk Luna dan Gio. “Kau dengan pria lain sekarang?” tanyanya. “Setelah merebut tunanganku kau sekarang bersama pria lain?” tanyanya. “Aku tidak tahu maksudmu apa?” ucapnya sembari melotot pada Agatha. “Jangan mendadak amnesia..” ucap Agatha. Luna terlihat ketakutan. Takut kebusukannya dibongkar di hadapan pria incarannya. “Jangan ganggu aku.” Luna mengusir Agatha. Agatha menggeleng. “Tidak semudah itu. kau menghancurkanku dengan menjalin hubungan dengan tunanganku. Tapi sekarang kau menjalin hubungan dengan pria lain?” “Waaah..” Agatha bertepuk tangan. “Kau hebat juga ya…” “Padahal baru kemarin kau merebutnya. Sekarang sudah menjalin hubungan dengan pria lain.” Luna menggeleng. ia menatap Gio dengan gelengan kepala. “Tidak. Jangan dengarkan wanita gila ini.” Agatha tertawa. “Kenapa?” menatap Gio. “Di
Baca selengkapnya

Chapter 340

“Aku lapar setelah bertengkar.” Agatha membuka cup yang berisi mie. Di dalam minimarket, ia duduk berdamping dengan Gio. Di meja hadapan mereka terdapat beberapa snack dan tentunya mie cup. Hanya satu, karena katanya Gio masih kenyang. Gio hanya diam sembari melihat Agatha yang mulai menyeruput mie itu. “Aaaa….” Agatha mengipasi bibirnya. Gio berdecak dan mengambil tisu. Ia mengarahkan tisu itu di bawah bibir Agatha. “Buang di sini.” Agatha menoleh dengan ragu. Namun ia tetap membuka mulutnya dan membuang mie dari dalam mulutnya ke tisu. Gio mengambilnya dan membuangnya di sampah. Begitu mudahnya, tanpa merasa risih ataupun jijik. Padahal katanya Gio adalah orang yang benar-benar bersih. Tapi kok tidak jijik? Agatha menahan debaran jantungnya. Ia menatap Gio yang saat ini mengusap tangan dan menyemprotkan cairan di tangan. “Jangan menatapku,” ucap Gio tanpa menoleh. “Kau semakin aneh.” Agatha mengerucutkan bibirnya. “Kenapa anda begitu baik sih?” tanya Agatha. “Pasti
Baca selengkapnya

Chapter 341

Sampai di rumah. “Tadi anda belum menjawab saya.” Agatha berjalan di belakang Gio. Gio tersenyum miring. Dia hanya diam dan masih berjalan ke arah kamarnya. “Tuan,” panggil Agatha. “Oh ya anda juga belum minum obat kan?” tanya Agatha mengingatkan. Gio berdecak diingatkan tentang obat lagi. “Aku sudah minum saat berangkat.” Agatha mengangguk lega kalau begitu. “Yasudah..” Agatha mengikuti Gio sampai di depan kamar pria itu. “Saya pergi dulu.” “Kau tidak penasaran dengan apa yang aku katakan tadi pada temanmu itu?” tanya Gio. Agatha mengangguk. “Tapi anda tidak berniat memberitahukan padaku. aku tidak akan berusaha keras, aku sudah mengantuk.” Gio menyipitkan mata. “Aku akan memberitahumu.” Menarik tangan Agatha masuk ke dalam kamarnya. Bodohnya Agatha menurut saja. “Memangnya apa yang terjadi tadi?” tanya Agatha. Gio menunduk—mendekatkan wajahnya di hadapan Agatha. “Jika kau ingin tahu, kau harus membayarku.” Agatha menggeleng. “Aku tidak punya uang.”
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
3233343536
...
47
DMCA.com Protection Status