Semua Bab Perjanjian Panas dengan Bos Arogan: Bab 301 - Bab 310

471 Bab

Chapter 301

Agatha berkacak pinggang. “KENAPA KALAU AKU MISKIN? KENAPA? SETIDAKNYA AKU TIDAK MENJADI JALANG YANG MEREBUT KEKASIH ORANG LAIN!” Agatha menyesal datang ke sini. Mempertaruhkan harga dirinya dengan mencium orang asing untuk masuk ke dalam sini. Yang ia temukan adalah kenyatahan pahit. Tunangannya berselingkuh dengan sahabatnya sendiri. Sahabat yang selama ini berada di sisinya di saat ia susah. Luna. Perempuan yang ia kira baik selama ini ternyata menusuknya dari belakang. “TUTUP MULUTMU JALANG!” Luna menarik rambut Agatha. “Akh!” Agatha kesakitan. Ia mencoba melepaskan tangan Luna dari rambutnya. Namun tarikan Luna semakin kuat. Tidak mau kalah, akhirnya Agatha menarik rambut Luna juga. “Lepaskan aku bitch!” teriak Agatha. “Tidak usah sok cantik kau jalang! Kau hanyalah miskin yang dibuang orang tuamu!” teriak Luna. Agatha mendorong Luna sekuat tenaga. Agatha menatap Luna penuh kemarahannya. Selama ini ia menceritakan semuanya pada temannya itu. Ia tidak berharap dikas
Baca selengkapnya

Chapter 302

“AKH!” Agatha meringis kesakitan ketika pantatnya membentur lantai. Matanya nyalang kepada dua manusia itu. Aris buru-buru menyembunyikan Luna di belakangnya. Sigap membentengi Luna apapun yang terjadi. “Jangan lakukan apapun.” Aris menunjuk Agatha. “Hubunganku denganmu berakhir. jangan ganggu aku lagi, apalagi Luna.” Aris memeluk pinggang Luna dari belakang. “Mulai sekarang, semuanya batal. Semuanya berakhir!” teriak Aris. Agatha mengambil sepatunya. “Pergi dari sini.” Agatha mengangkat sepatunya. Aris dan Luna mengerjapkan mata. mereka berdua saling merangkul satu sama lain. “Pergi dari sini!” teriak Agatha lagi. Ia melempar sepatunya ke sembarang arah. Sembari berteriak seperti orang kesetanan. “PERGI!!!” Agatha menutup matanya dan memegang kepalanya frustasi.BRUKKBRUKKEntah ke mana sepatunya. Sampai akhirnya ia membuka mata. Tidak melihat adanya dua orang itu lagi. Tapi ada satu manusia yang saat ini berada di hadapannya. Memegang sepatunya. Wajahnya nampak datar
Baca selengkapnya

Chapter 303

Agatha kembali ke rumah. Bukan rumahnya. Tapi rumah tempatnya bekerja. Ia bekerja sebagai maid di rumah, oh bukan tapi Mansion orang kaya. Hitungannya sudah 3 bulan. Mansion mewah yang sepi karena dihuni oleh dua orang saja. Anak dan cucu pemilik Mansion juga belum terlihat berkunjung. Atau mungkin Agatha saja yang tidak tahu. Malam yang kelam.. Agatha dengan penampilan berantakan. Menjinjing sepatunya. Ia masuk ke bagian belakang Mansion. Di sanalah tempatnya tidur. “Kenapa kau baru pulang?” tanya Mina, juga Maid di sini. Mina seusianya. Itulah mengapa mereka cepat akrab. Diantara maid yang lain Agatha merasa paling nyaman dan cocok bersama Mina. “Kau berantakan.” Mina menatap Agatha dari atas hingga bawah. Agatha menunjukkan jarinya yang sudah tidak menggunakan apapun lagi. Kemudian kembali menangis dan memeluk Mina. “Kenapa?” tanya Mina yang masih kebingungan. “Cincinmu hilang? Cincinmu lepas?” tanya Mina kembali. “Tapi itu cinci penting. Bagaim
Baca selengkapnya

Chapter 304

Makan malam keluarga besar. Entah berapa banyak keluarga yang datang. Gio sudah berada di mobilnya. Menyetir sendiri mobil sportnya yang berwarna putih. Selain menyiapkan penampilannya yang harus terlihat sempurna. Ia harus menyiapkan mental juga. Nanti, pasti akan ditanya. Kapan akan menikah? Kapan membawa calon istri. Gio membayangkan saja sudah berdecak lelah. Sampai di halaman mansion nenek kakeknya. Ia keluar dan berjalan santai. Di dalam sudah ramai. Ada adiknya beserta keluarganya. Ada bibinya juga yang tinggal di luar negeri.Ramai sekali…Gio menggeleng pelan. “Kak..” Gaby membawa Chelyn bersamanya. “Nitip sebentar.” Memberikan Chelyn ke dalam gendongannya.“Kau mau ke mana?” tanya Gio panik. Ia pernah menggendong Chelyn. Tapi tidak lama, karena ia takut membuat balita itu terluka. “Sebentar ke kamar mandi.” Gaby sudah melenggang ke kamar mandi. Gio berdecak. “Di mana ayahmu?” tanyanya pada Chelyn yang diam sembari menatapnya. Chelyn, bocah lucu itu tidak han
Baca selengkapnya

Chapter 305

Acara dimulai. Dari yang mulai pemotongan kue. Kemudian dilanjutkan untuk makan-makan. Para maid bertugas untuk menyajikan makanan di luar. “Jangan sampai ada kesalahan,” bisiknya pada Agatha. Agatha berkali-kali menghela nafas. Ini adalah pertama kalinya terlibat dalam acara seperti ini. Biasanya hanya membersihkan rumah. Atau menyajikan makanan saja. “Jujur aku sedikit takut,” ucap Agatha. “Aku takut membuat kesalahan,” lanjutnya. “Kau harus yakin kau bisa,” malas Mina. “Semuanya harus berjalan dengan sempurna. Jangan ada yang melakukan kesalahan,” ucap seorang maid yang terkenal kejam. Sadis, juga sinis pada maid lain. Maid itu menatap Agatha. Memang dari awal tidak menyukai Agatha. Katanya Agatha suka mencari perhatian pada security yang berjaga. Agatha yang cantik sering kali menjadi bahan perbincangan security. Hal itulah yang membuat maid yang masih muda iri pada maid lain. Mereka iri dengan kecantikan yang dimiliki oleh Agatha. Riska menatap Agat
Baca selengkapnya

Chapter 306

Betapa terkejutnya Agatha saat mengangkat kepalanya. Kedua bola matanya langsung bertubrukan dengan sepasang mata elang yang tajam. Pria itu. Pria kemarin yang membantunya. Agatha mengerjapkan mata—untuk sesaat ia membeku. Sebelum semunya terjadi begitu cepat. Tarikan ditangannya. Pria itu menarik tangannya hingga membuatnya berdiri dengan terpaksa. “Berhenti bodoh,” ucap pria itu langsung menusuk di telinga Agatha. Agatha mengernyit. kemudian menatap pergelangan tangannya yang dicengkram oleh pria itu. “Lepaskan saya…. Tuan.” Gio tidak mengindahkan ucapan Agatha. “Berhenti dan kembalilah ke dalam.” “Saya harus membersihkan serpihan kaca sebelum kembali ke dalam.” Gio menatap tangan Agatha yang meneteskan darah. Tidak tahu apakah sakit atau tidak. Tapi Agatha terlihat tidak kesakitan. Namun ia yakin, Agatha sedang menahan sakit. Gio mengangkat tangan Agatha. “Dengan tangan seperti ini?” tanyanya. Agatha menahan perih di tangannya. darah itu semakin merembes keluar dari
Baca selengkapnya

Chapter 307

“Aku sudah bilang jangan membuat keributan!” teriak Riska di dalam sebuah ruangan. Agatha hanya menunduk. Meskipun sebenarnya ia ingin membantah. Tapi cukup tahu diri saja karena memang salahnya. Mina mengobati tangan Agatha yang tergores oleh serpihan kaca. “Kau sengaja mencari perhatian? Kau senang diperhatikan tuan Gio?” tanya Riska sembari menarik kerah leher Agatha. Agatha diam saja. Membatahpun pasti tidak akan diterima oleh wanita itu. “Kenapa kau diam saja hah?” tanya Riska. “Kau memang sengaja kan? Kau sengaja mencari keributan supaya menarik perhatian tuan Gio. Lalu tuan Gio akan bersimpati padamu?” “Kau berharap tuan Gio jatuh cinta denganmu?” tanya Riska. Agatha masih diam. Sampai akhirnya Riska menarik kerah lehernya lebih keras. “jawab pertanyaan sialan. Kau tuli?” tanya Riska penuh intimidasi. “Aku menjawab pun kau tidak akan percaya.” Agatha menatap Riska dengan berani. “Bagaimana kalau aku bilang, aku tidak sengaja membuat keributan?” tanyanya
Baca selengkapnya

Chapter 308

“Aku tidak mengajarkan kalian untuk bertengkar,” ucapan seseorang yang terdengar. Mereka kompak menoleh ketika mendengar suara itu. Nyonya mereka. Margaret datang. Pandangannya tertuju pada Agatha. Melihat luka yang ada di tangan Agatha. “Kamu..” Margeret menatap Agatha. “Ikut denganku.” Kemudian berjalan pergi. Riska tersenyum miring. Senyum kemenangan. “Siap-siap kau dikeluarkan,” ucapnya pada Agatha. Agatha menghela nafas dan akhirnya berjalan mengikuti Margaret pergi. Mereka masuk ke sebuah ruangan. Sebuah perpustakaan yang begitu luas. Di sana ada beberapa sofa yang tertata rapi. “Duduk.” Margaret mengambil duduk lebih dulu. Agatha mengikuti majikannya itu dengan ragu. Ia duduk dengan canggung. meletakkan kedua tangannya di atas pahanya. Menunggu Margaret berbicara.. Tapi setelah ditunggu, yang dilakukan Margaret hanyalah menatap Agatha dari atas hingga bawah. “Nyonya..” ucap Agatha. Margaret menarik satu alisnya. “Apakah saya akan dipecat?” ta
Baca selengkapnya

Chapter 309

Kembali ke ruangannya. Agatha nampak lemas. Hal itulah yang membuat beberapa maid yang melihatnya tersenyum. Jujur saja, sebenarnya mereka hampir sama dengan Riska yang suka membuli orang. Mina datang menghampirinya. “Bagaimana? kau dipecat?” tanya Mina. Agatha menggeleng. kemudian tersenyum cerah dan memeluk Mina. “Aku tidak dipecat.” Mina meloncat senang. “Benarkah?” Agatha mengangguk. “Tapi kenapa kau lama sekali?” tanya Mina mengernyit. Agatha menarik Mina masuk ke dalam kamarnya. “Apa yang kau bicarakan dengan nyonya?” tanya Mina lagi. Wanita itu sungguh penasaran. Karena Agatha pergi cukup lama. Ia penasaran dengan apa yang dibicarakan oleh Agatha dan Margaret. “Jangan diam saja…” Mina memukul pelan bahu Agatha. “Semua orang membicarakanmu, mereka bilang mendengarmu dicaci maki oleh nyonya. Mereka yang lewat di perpustakaan bilang kau dimarahi habis-habisan oleh nyonya.” Agatha malah mengambil duduk dengan santai. “Mereka benar-benar penggosip.” Agatha tersenyum
Baca selengkapnya

Chapter 310

Agatha dan Mina baru saja selesai membersihkan tempat pesta tadi. Mereka membersihkannya hanya berdua. Hanya berdua saja! Itu karena Riska yang menyuruh mereka. Karena mereka dihukum telah membuat keributan. Maid lain dilarang membantu mereka. Katanya, sebagai pelajaran agar tidak ada yang berani melakukan hal yang sama lagi. “Kau terlihat begitu lelah,” ucap Agatha pada Mina. Wajah Mina terlihat bercucuran dengan keringat. “Masuklah, aku akan menyelesaikannya sendiri,” ucap Agatha. “Tinggal sebentar lagi.” Mina mengambil kain di atas meja. Namun berhenti—kemudian mengusap dahinya pelan. Agatha mendekat. “Pergilah ke dalam. Aku akan menyelesaikannya sendiri. lagipula semua ini kesalahanku. Pergilah istirahat.” “Kau sungguh tidak papa aku tinggal?” tanya Mina. Agatha menangguk. “Tidak masalah. Pergilah,” mendorong tubuh Mina pelan. Akhirnya Mina ke dalam. Tugas Agatha tinggal sedikit. Mereka sudah mencuci semua piring, gelas dan teko mahal itu. Tinggal memb
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
2930313233
...
48
DMCA.com Protection Status