Share

Chapter 305

Penulis: Iamyourhappy
last update Terakhir Diperbarui: 2024-10-02 16:59:48

Acara dimulai.

Dari yang mulai pemotongan kue.

Kemudian dilanjutkan untuk makan-makan.

Para maid bertugas untuk menyajikan makanan di luar.

“Jangan sampai ada kesalahan,” bisiknya pada Agatha.

Agatha berkali-kali menghela nafas. Ini adalah pertama kalinya terlibat dalam acara seperti ini.

Biasanya hanya membersihkan rumah. Atau menyajikan makanan saja.

“Jujur aku sedikit takut,” ucap Agatha. “Aku takut membuat kesalahan,” lanjutnya.

“Kau harus yakin kau bisa,” malas Mina.

“Semuanya harus berjalan dengan sempurna. Jangan ada yang melakukan kesalahan,” ucap seorang maid yang terkenal kejam.

Sadis, juga sinis pada maid lain.

Maid itu menatap Agatha. Memang dari awal tidak menyukai Agatha.

Katanya Agatha suka mencari perhatian pada security yang berjaga.

Agatha yang cantik sering kali menjadi bahan perbincangan security.

Hal itulah yang membuat maid yang masih muda iri pada maid lain.

Mereka iri dengan kecantikan yang dimiliki oleh Agatha.

Riska menatap Agat
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Perjanjian Panas dengan Bos Arogan   Chapter 306

    Betapa terkejutnya Agatha saat mengangkat kepalanya. Kedua bola matanya langsung bertubrukan dengan sepasang mata elang yang tajam. Pria itu. Pria kemarin yang membantunya. Agatha mengerjapkan mata—untuk sesaat ia membeku. Sebelum semunya terjadi begitu cepat. Tarikan ditangannya. Pria itu menarik tangannya hingga membuatnya berdiri dengan terpaksa. “Berhenti bodoh,” ucap pria itu langsung menusuk di telinga Agatha. Agatha mengernyit. kemudian menatap pergelangan tangannya yang dicengkram oleh pria itu. “Lepaskan saya…. Tuan.” Gio tidak mengindahkan ucapan Agatha. “Berhenti dan kembalilah ke dalam.” “Saya harus membersihkan serpihan kaca sebelum kembali ke dalam.” Gio menatap tangan Agatha yang meneteskan darah. Tidak tahu apakah sakit atau tidak. Tapi Agatha terlihat tidak kesakitan. Namun ia yakin, Agatha sedang menahan sakit. Gio mengangkat tangan Agatha. “Dengan tangan seperti ini?” tanyanya. Agatha menahan perih di tangannya. darah itu semakin merembes keluar dari

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-03
  • Perjanjian Panas dengan Bos Arogan   Chapter 307

    “Aku sudah bilang jangan membuat keributan!” teriak Riska di dalam sebuah ruangan. Agatha hanya menunduk. Meskipun sebenarnya ia ingin membantah. Tapi cukup tahu diri saja karena memang salahnya. Mina mengobati tangan Agatha yang tergores oleh serpihan kaca. “Kau sengaja mencari perhatian? Kau senang diperhatikan tuan Gio?” tanya Riska sembari menarik kerah leher Agatha. Agatha diam saja. Membatahpun pasti tidak akan diterima oleh wanita itu. “Kenapa kau diam saja hah?” tanya Riska. “Kau memang sengaja kan? Kau sengaja mencari keributan supaya menarik perhatian tuan Gio. Lalu tuan Gio akan bersimpati padamu?” “Kau berharap tuan Gio jatuh cinta denganmu?” tanya Riska. Agatha masih diam. Sampai akhirnya Riska menarik kerah lehernya lebih keras. “jawab pertanyaan sialan. Kau tuli?” tanya Riska penuh intimidasi. “Aku menjawab pun kau tidak akan percaya.” Agatha menatap Riska dengan berani. “Bagaimana kalau aku bilang, aku tidak sengaja membuat keributan?” tanyanya

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-03
  • Perjanjian Panas dengan Bos Arogan   Chapter 308

    “Aku tidak mengajarkan kalian untuk bertengkar,” ucapan seseorang yang terdengar. Mereka kompak menoleh ketika mendengar suara itu. Nyonya mereka. Margaret datang. Pandangannya tertuju pada Agatha. Melihat luka yang ada di tangan Agatha. “Kamu..” Margeret menatap Agatha. “Ikut denganku.” Kemudian berjalan pergi. Riska tersenyum miring. Senyum kemenangan. “Siap-siap kau dikeluarkan,” ucapnya pada Agatha. Agatha menghela nafas dan akhirnya berjalan mengikuti Margaret pergi. Mereka masuk ke sebuah ruangan. Sebuah perpustakaan yang begitu luas. Di sana ada beberapa sofa yang tertata rapi. “Duduk.” Margaret mengambil duduk lebih dulu. Agatha mengikuti majikannya itu dengan ragu. Ia duduk dengan canggung. meletakkan kedua tangannya di atas pahanya. Menunggu Margaret berbicara.. Tapi setelah ditunggu, yang dilakukan Margaret hanyalah menatap Agatha dari atas hingga bawah. “Nyonya..” ucap Agatha. Margaret menarik satu alisnya. “Apakah saya akan dipecat?” ta

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-03
  • Perjanjian Panas dengan Bos Arogan   Chapter 309

    Kembali ke ruangannya. Agatha nampak lemas. Hal itulah yang membuat beberapa maid yang melihatnya tersenyum. Jujur saja, sebenarnya mereka hampir sama dengan Riska yang suka membuli orang. Mina datang menghampirinya. “Bagaimana? kau dipecat?” tanya Mina. Agatha menggeleng. kemudian tersenyum cerah dan memeluk Mina. “Aku tidak dipecat.” Mina meloncat senang. “Benarkah?” Agatha mengangguk. “Tapi kenapa kau lama sekali?” tanya Mina mengernyit. Agatha menarik Mina masuk ke dalam kamarnya. “Apa yang kau bicarakan dengan nyonya?” tanya Mina lagi. Wanita itu sungguh penasaran. Karena Agatha pergi cukup lama. Ia penasaran dengan apa yang dibicarakan oleh Agatha dan Margaret. “Jangan diam saja…” Mina memukul pelan bahu Agatha. “Semua orang membicarakanmu, mereka bilang mendengarmu dicaci maki oleh nyonya. Mereka yang lewat di perpustakaan bilang kau dimarahi habis-habisan oleh nyonya.” Agatha malah mengambil duduk dengan santai. “Mereka benar-benar penggosip.” Agatha tersenyum

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-04
  • Perjanjian Panas dengan Bos Arogan   Chapter 310

    Agatha dan Mina baru saja selesai membersihkan tempat pesta tadi. Mereka membersihkannya hanya berdua. Hanya berdua saja! Itu karena Riska yang menyuruh mereka. Karena mereka dihukum telah membuat keributan. Maid lain dilarang membantu mereka. Katanya, sebagai pelajaran agar tidak ada yang berani melakukan hal yang sama lagi. “Kau terlihat begitu lelah,” ucap Agatha pada Mina. Wajah Mina terlihat bercucuran dengan keringat. “Masuklah, aku akan menyelesaikannya sendiri,” ucap Agatha. “Tinggal sebentar lagi.” Mina mengambil kain di atas meja. Namun berhenti—kemudian mengusap dahinya pelan. Agatha mendekat. “Pergilah ke dalam. Aku akan menyelesaikannya sendiri. lagipula semua ini kesalahanku. Pergilah istirahat.” “Kau sungguh tidak papa aku tinggal?” tanya Mina. Agatha menangguk. “Tidak masalah. Pergilah,” mendorong tubuh Mina pelan. Akhirnya Mina ke dalam. Tugas Agatha tinggal sedikit. Mereka sudah mencuci semua piring, gelas dan teko mahal itu. Tinggal memb

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-04
  • Perjanjian Panas dengan Bos Arogan   Chapted 311

    “Tapi seharusnya bukan disebut sebagai cium lo tuan..” Agatha terkekeh pelan. “Kan kalau di luar negeri itu seperti cipika-cipiki..” “Lagipula bibirku tidak sepenuhnya menempel.. hanya.” Agatha sendiri bingung menjelaskannya. Agatha menggerakkan jarinya. “Hanya sedikit sekali menempel di pipi anda.” Gio lagi-lagi hanya tertawa kecil. Konyol sekali. Melihat Gio yang seperti itu, Agatha sedikit takut. Bagaimana jika Gio marah dengannya, kemudian menyuruh nyonya untuk memecatnya. “Saya minta maaf tuan. Seharusnya saya tidak melakukan hal itu. saya terlalu lancang,” ucap Agatha. Gio diam dan menatap Agatha dengan datar. “Karena kau minta maaf dengan tulus, aku bisa menerimanya.” Gio bersindekap. Agatha tersenyum dengan puas. tidak sadar menggerakkan jemarinya menjadi kepalan tangan. “Berarti sudah ya tuan. Saya akan pergi. kita sudah tidak punya masalah.” Agatha menatap Gio dengan hati-hati. “Belum.” Gio melangkah mendekat. “Beritahu aku apalagi yang dikatakan oleh

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-04
  • Perjanjian Panas dengan Bos Arogan   Chapter 312

    Agatha melotot. Demi apapun ia harus segera kabur. Tapi. Pada saat ia ingin bangkit. Justru pinggangnya ditarik. Didekap oleh tangan besar itu. Hingga ia merasakan benda kenyal nan basah yang bergerak di atas bibirnya dengan lembut. Fuck! Tuan Gio menciumnya. Agatha bangkit dengan paksa. “A-aku… aku..” Agatha menunjuk Gio dengan gugup. “Aku akan melupakan kejadian ini. Aku tidak akan menganggap hal tadi terjadi.” Setelah itu segera kabur!Berlari terbirit-birit meninggalkan Gio yang masih berdiri di tempat. Gio mematung, menatap kepergian Agatha dengan kosong. Bagaimana bisa ia lepas kendali seperti tadi. “Sial,” umpat Gio. Tapi, tadi memang menyenangkan. Bukan menyenangkan. Tapi sedikit… manis mungkin. Reflek tangannya menyentuh bibirnya sendiri. Gio berkacak pinggang. “Ayo lupakan..” lirihnya. “Lupakan….” Memejamkan mata. “Dia bukan siapa-siapa.” Gio mengacak rambutnya frustasi. Ia mengambil kucingnya dan menggendongnya. Kemudian berjalan masuk ke dalam mansion.

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-05
  • Perjanjian Panas dengan Bos Arogan   Chapter 314

    Agatha mengangguk.. Jujur ia tidak tahu harus bagaimana. Karena kesedihan dan penderitaan orang lain itu berbeda-beda. “Dari aku kecil, aku selalu bergantung pada obat-obatan. Aku pernah menjalin operasi, aku kira semua selesai dan aku sudah sembuh.” “Tapi ternyata, aku harus masih rutin ke rumah sakit. Check up segala macam dan masih harus minum obat..” jelas Gio. “Keluargaku tidak tahu. Mereka pikir aku baik-baik saja. mereka pikir aku sangat sehat karena aku selalu menghabiskan waktu bekerja dan tidak pernah memikirkan apapun.” Agatha menoleh. menatap Gio dari samping. “Jangan tatap aku dengan tatapan kasihan,” ucap Gio sembari menoleh kemudian menatap Agatha. Agatha mengerjap. kenapa tiba-tiba marah padahal ia tidak melakukan apapun. Hanya menatap saja kan. Tidak melakukan apapun. “Kenapa aku harus kasihan? Hidupku harus lebih dikasihani.” Agatha mengerucutkan bibirnya. “Aku miskin, aku tidak bisa membeli barang-barang bagus. untuk makan saja susah. lalu aku j

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-05

Bab terbaru

  • Perjanjian Panas dengan Bos Arogan   Chapter 623 Ending

    GUYS INI CHAPTER TERAKHIR. SEMOGA SUKA YA... Aiden memutuskan untuk pergi langsung tanpa sarapan. ia pergi ke parkiran yang terletak di samping. Di sanalah motornya tersimpan… Namun ia berhenti ketika melihat ayahnya yang berada di samping motornya. “Kenapa dad di sana?” tanya Aiden mengernyit. “Dad ingin membuang motorku?” tanya Aiden lagi. Gio menghela napas. Kemudian tangannya terulur mengusap motor Aiden pelan. “Warnanya bagus… helmnya juga cocok.” Gio tersenyum. “Kamu membelinya dengan uang kamu sendiri ya?” kemudian mengangguk. “Motornya bagus.” Aiden mengernyit. Kemudian mendekat. “Apa yang terjadi dengan Dad?” Gio mengusap pelan bahu anaknya. “Dad minta maaf, Dad tidak tahu kalau Dad bersalah pada kamu. Dad sering mengabaikan kamu. Dad menganggap enteng acara penting kamu. Dad terlalu sibuk bekerja sampai tidak memperhatikan kamu…” “Dad juga lupa kalau semua anak pasti melakukan kesalahan…” Gio tersenyum. “Dad seharusnya memuji kamu daripada

  • Perjanjian Panas dengan Bos Arogan   Chapter 623 Ending

    GUYS INI CHAPTER TERAKHIR. SEMOGA SUKA YA... Aiden memutuskan untuk pergi langsung tanpa sarapan. ia pergi ke parkiran yang terletak di samping. Di sanalah motornya tersimpan… Namun ia berhenti ketika melihat ayahnya yang berada di samping motornya. “Kenapa dad di sana?” tanya Aiden mengernyit. “Dad ingin membuang motorku?” tanya Aiden lagi. Gio menghela napas. Kemudian tangannya terulur mengusap motor Aiden pelan. “Warnanya bagus… helmnya juga cocok.” Gio tersenyum. “Kamu membelinya dengan uang kamu sendiri ya?” kemudian mengangguk. “Motornya bagus.” Aiden mengernyit. Kemudian mendekat. “Apa yang terjadi dengan Dad?” Gio mengusap pelan bahu anaknya. “Dad minta maaf, Dad tidak tahu kalau Dad bersalah pada kamu. Dad sering mengabaikan kamu. Dad menganggap enteng acara penting kamu. Dad terlalu sibuk bekerja sampai tidak memperhatikan kamu…” “Dad juga lupa kalau semua anak pasti melakukan kesalahan…” Gio tersenyum. “Dad seharusnya memuji kamu daripada

  • Perjanjian Panas dengan Bos Arogan   Chapter 623 Ending

    GUYS INI CHAPTER TERAKHIR. SEMOGA SUKA YA... Aiden memutuskan untuk pergi langsung tanpa sarapan. ia pergi ke parkiran yang terletak di samping. Di sanalah motornya tersimpan… Namun ia berhenti ketika melihat ayahnya yang berada di samping motornya. “Kenapa dad di sana?” tanya Aiden mengernyit. “Dad ingin membuang motorku?” tanya Aiden lagi. Gio menghela napas. Kemudian tangannya terulur mengusap motor Aiden pelan. “Warnanya bagus… helmnya juga cocok.” Gio tersenyum. “Kamu membelinya dengan uang kamu sendiri ya?” kemudian mengangguk. “Motornya bagus.” Aiden mengernyit. Kemudian mendekat. “Apa yang terjadi dengan Dad?” Gio mengusap pelan bahu anaknya. “Dad minta maaf, Dad tidak tahu kalau Dad bersalah pada kamu. Dad sering mengabaikan kamu. Dad menganggap enteng acara penting kamu. Dad terlalu sibuk bekerja sampai tidak memperhatikan kamu…” “Dad juga lupa kalau semua anak pasti melakukan kesalahan…” Gio tersenyum. “Dad seharusnya memuji kamu daripada

  • Perjanjian Panas dengan Bos Arogan   Chapter 622

    “Puas membuat kawatir orang tua? Puas bermain-main dengan acara penting?” tanya Gio pada Aiden. Aiden berhenti. pada langkah yang ketiga di tangga. Laki-laki itu berhenti dan menghadap ayahnya. “Bagaimana rasanya?” tanya Aiden sembari tersenyum. “Kalian tidak pernah datang ke acara pentingku. Jadi aku ingin melakukannya juga…” “Bagaimana rasanya?” tanyanya. “Aiden!” Gio memijit keningnya yang terasa pusing. “Kami melakukannya karena ada alasannya.” “Aku juga punya alasan untuk tidak datang ke acara itu.” Aiden memutar tubuhnya. berjalan—sampai Gio memanggilnya lagi. “Acara balapan yang kamu maksud?” tanyanya. “Balapan tidak jelas seperti itu? jika ingin balapan di sirkuit bukan di jalan raya. Kamu membahayakan orang lain. kamu juga membahayakan diri kamu sendiri.” “Aiden kamu jangan melakukan hal seperti ini lagi ya..” Agatha menatap putranya. “Mom dan Dad tidak akan melakukan hal seperti dulu lagi.” “Kalau kamu mau balapan, kamu bisa mengajak kamu ke sir

  • Perjanjian Panas dengan Bos Arogan   Chapter 621

    Di sinilah… Raini pergi ke atap gedung. Sendirian di tengah gelap yang hanya diterangi oleh cahaya rembulan yang bersinar dengan terang. Raini membiarkan rambutnya tertiup angin ke sana ke mari. Kedua tangannya bersandar pada dinding pembatas. Tempatnya memang di sini. Jelas dirinya dan Aiden sangat berbeda. Aiden memang lebih cocok dengan perempuan bernama Talia itu. Tadi, Raini melihat mereka dari kejauhan. Talia pasti dari keluarga yang memiliki perusahaan besar juga. Mereka memang cocok. Lantas… Kenapa hatinya sedikit tidak rela ya? Apa mungkin ia tidak rela jika Aiden bersama perempuan lain? Tidak! Sampai kapanpun Raini tidak boleh mendambakan apa yang tidak boleh didambakan. Tempatnya di sini… Menyingkir lalu tidak terlihat oleh siapapun. “Jadi seperti ini ya pemandangan kota dari atas gedung tinggi..” Raini tersenyum pelan. “Maklum orang kampung…” Raini menggeleng pelan. “Ternyata sangat bagus. pantas saja banyak orang kampung yang berbondong-b

  • Perjanjian Panas dengan Bos Arogan   Chapter 620

    Seorang pemuda dengan setelan kemeja dan jas rapi baru saja turun dari mobil. Langkahnya mantap—kemudian disusul oleh perempuan yang berada di belakangnya. Perempuan cantik yang menggunakan dress berwarna putih. Nampak sangat cantik dengan rambut panjang yang digerai… Aiden menyodorkan lengannya. Raini tersenyum manis dan menggandeng tangan Aiden. Tahukah permintaan Aiden? Ya, membawa Raini untuk pergi ke pesta bersamanya. Lantas, Raini harus menuruti permintaan lelaki itu jika ingin lelaki itu hadir di pesta. Raini tidak pernah berhadapan dengan orang segila Aiden. Tapi mari imbangi kegilaan Raini. Bersikap seperti apa kemuan Aiden saja. Raini berjalan dengan hati-hati. di luar ternyata banyak sekali kamera wartawan yang menyorot dirinya. Pasti mereka akan membuat berita dan bertanya-tanya tentang identitasnya. Raini bersumpah… Pasti setelah ini, kehidupan sekolahnya kian rumit. Pasti akan muncul rumor aneh tentan dirinya dan Aiden. Aiden dan Raini b

  • Perjanjian Panas dengan Bos Arogan   Chapter 619

    “Dia di mana?” Agatha berkacak pinggang sembari mondar-mandir. Ia sudah berdandan rapi namun Aiden malah belum pulang… Gio menggenggam tangan Agatha. “Kali ini aku tidak bisa mentolerir perbuatannya..” “Tunggu sebentar. dia pasti pulang.” Agatha mengeluarkan ponselnya.. Melakukan panggilan berkali-kali namun satupun tidak dijawab. “Ayo kita berangkat..” nampak wajah Gio begitu dingin. Hanya berjalan beberapa langkah saja.. “Bagaimana kalau kita menunggu sedikit lebih lama..” Agatha mendongak. “Aku yakin dia akan segera pulang.” Gio menatap jam tangannya. “Kalaupun pulang dia butuh berganti pakaian segala macam. Kita tidak ada waktu sayang.” Agatha akhirnya mengangguk. menyetujui untuk berangkat. Akhirnya dengan berat hati Agatha dan Gio berangkat tanpa anak mereka. Entah, Gio tidak mau tahu keberadaan anaknya. Di sisi lain, Raini yang melihat mereka merasa ini tidak benar. Ia harus mencari Aiden dan membuat laki-laki itu datang ke pesta ulang tahun Winston.

  • Perjanjian Panas dengan Bos Arogan   Chapter 618

    Raini menjadi semakin panik ketika tubuh mereka terasa benar-benar menempel. “Cepat ambil,” lirih Raini. Aiden tersenyum. menunduk dan mendekatkan bibirnya pada telinga kanan perempuan itu. “Cepat ambil, aku tidak akan melihatmu,” ucap Raini. “Lantas kenapa wajahmu memerah seperti itu?” Raini mengerjap karena kesal akhirnya ia berbalik—namun kakinya tidak bisa berpijak dengan benar alhasil… Braak! Raini memejamkan mata—bersiap menerima kerasnya lantai. Tapi yang ia dapatkan adalah pelukan dari tangan seseorang. Raini membuka mata—wajah Aiden yang sudah begitu dekat di hadapannya. Kenapa… Jantungnya berdetak sangat cepat. Juga, suhu tubuhnya yang tiba-tiba memanas sampai membuat pipinya begitu panas seperti terbakar. Raini baru menyadari jika Aiden masih bertelanjang dada… “Bu-bu buahnya jatuh!” Raini melepaskan diri dari Aiden. Buru-buru mengambil buah itu dengan cepat. “Aku tidak makan buah yang sudah jatuh.” Aiden mengamati Raini yang begitu gugup memungut

  • Perjanjian Panas dengan Bos Arogan   Chapter 617

    “Apa aunty tahu kau menggunakan motor ke sekolah?” tanya Raini yang baru memarkirkan sepeda listriknya di halaman mansion. Aiden melepas helmnya. Pertama kalinya ia membawa motornya ke rumah. “Belum.” Aiden menggeleng. “Sekarang akan tahu.” Raini mendekati Aiden. “Bukankah bahaya?” tanyanya. “Kau belum memiliki sim juga.” “Bukan urusanmu.” Aiden menyipitkan mata. Aiden pergi begitu saja ke dalam mansion. Meninggalkan Raini yang ngomel-ngomel. Aiden pergi ke dalam rumah. disambut oleh ibunya yang selalu berada di rumah menunggunya pulang. “Kamu sudah pulang..” Agatha mendekat. “Di luar itu motor kamu?” tanya Agatha. Aiden mengangguk. Agatha berhenti sejenak. “Mom marah?” tanya Aiden. Agahta menggeleng. “Itu hobi baru kamu kan?” Agatha mengusap pelan bahu Aiden. “Asalkan kamu menaikinya dengan hati-hati, jangan sampai terluka. Mom tidak masalah.” “Mom dulu juga bisa tahu naik motor. Tapi sekarang lupa caranya..” Agatha terkekeh pelan. “Mom bisa?” Agatha men

DMCA.com Protection Status