Semua Bab Perjanjian Panas dengan Bos Arogan: Bab 231 - Bab 240

298 Bab

Chapter 231

Setelah kejadian beberapa jam yang lalu. Gaby berusaha menghindar. Ia sama sekali tidak mau bertatapan muka.Gaby duduk di samping Firly. Mereka sekarang berkumpul di depan sebuah api unggun. Ini akan menjadi malam terakhir. Besok mereka harus pulang. Gaby senang. Sungguh, sangat senang karena ia tidak akan lagi bertemu dengan Haven. Pak Royin berbicara. “Moment ini akan menjadi momen terakhir kalian, kita di kampus. Karena sebentar lagi kalian akan lulus.” “Saya ingin kalian satu persatu sebutkan rencana kalian setelah lulus S2…” Akhirnya satu persatu mulai menyebutkan rencana mereka masing-masing. Hingga giliran Firly. “Setelah lulus S2 saya akan bekerja lebih keras di perusahaan. Saya juga ingin membuka bisnis kecil-kecilan..” ujarnya. Gaby mengangguk. Firly memang ingin memiliki jabatan yang tinggi di perusahaan. Wanita itu juga bercita-cita ingin memiliki perusahaan sendiri meskipun kecil. Sekarang giliran Gaby. “Saya..” ucapnya sebentar. “Saya akan terus mengelola
Baca selengkapnya

Chapter 232

“Entahlah.” Gaby mengedikkan bahu. “Hayoo.. “ Firly menyenggol Gaby. “Pastikan dulu perasaanmu.” Gaby hanya mendesah kasar. Sungguh, ia tidak tahu bagaimana perasaannya sekarang. Apalagi ia sering beraktivitas bersama dengan Haven. Bagaimana kalau perasaannya yang dulu tumbuh kembali. Bagaimana jika ia kembali mencintai pria itu lagi. Gaby tidak tahu. Setelah acara berkumpul. Semua mahasiswa kembali ke dalam penginapan. Gaby bersama Firly. Ia tidak bisa tidur dan hanya menatap langit-langit kamar. Di sini tenang, karena letaknya yang jauh dari pemukiman. Namun Gaby tetap tidak bisa tidur. Alhasil ia memutuskan untuk berjalan keluar. Tidak jauh dari penginapan. Ia melihat sebuah kursi. Akhirnya mengambil duduk di kursi itu. Merogoh vapenya dan menghisapnya perlahan. “Hei.. bagi denganku..” ucap seorang pria yang diketahui Gaby sebagai teman satu kelasnya. Ia mengernyit karena pria itu berjalan sempoyongan ke arah Gaby. “Gabriella…” lirihnya. Benar saja ketika pria itu
Baca selengkapnya

Chapter 233

“Kalian ada hubungan kan?” pria itu menatap Haven dan Gaby bergantian. Raut wajahnya curiga. “Ada atau tidak, tidak ada hubungannya denganmu,” balas Haven. “Peraturan dalam tour ini, tidak boleh mabuk.” Haven menatap pria itu dengan malas. “Pergilah sebelum aku melaporkanmu.” Pria itu menggeleng. “Aku Ingin berbicara dengan Gaby.” “Tidak.” Balas Gaby sewot. Haven memasang badan di hadapan Gaby. Hingga tubuh Gaby berada di belakangnya. Tubuh Gaby yang mungil tertutupi oleh tubuhnya yang besar. “Pergi.” Haven menekankan katanya. Akhirnya pria itu pergi dengan sempoyongan. Masuk ke dalam ruang dan menghilang. Barulah Haven berpindah posisi. Ia menunduk dan mengambil tongkat Gaby yang berada di tanah. “Lain kali jangan keluar malam-malam. Apalagi sendiri.” Haven membantu Gaby menggunakan tongkat itu. “Aku hanya ingin mencari udara segar,” balas Gaby. “Ini.” mengambil vape Gaby. Menyerahkannya pada wanita itu. Gaby menerimanya. “Terima kasih.” “Masuklah. Jangan keluar lagi,”
Baca selengkapnya

Chapter 234

Haven tersenyum miring. “Aku tidak peduli Gaby..” lirihnya. “Jangan seperti ini Haven!” Gaby setengah berteriak. Namun ia masih bisa mengontrol emosinya. Untung saja sudah larut. Tempat mereka juga cukup jauh dari penginapan. “Why?” tanya Haven. “Aku berhak melindungi wanita yang aku cintai.” Gaby menutup matanya frustasi. “Mulai sekarang, jangan lakukan apapun.” Gaby menunjuk Haven dengan jari telunjuknya. “Jangan melakukan apapun tanpa persetujuanku. Jaga jarakmu denganku. Jangan pernah dekat-dekat denganku.” “Lalu yang kita lakukan sekarang ini apa?” tanya Haven santai. “Ah sial.” Gaby menutup mata sebentar. “Tidak ada gunanya berbicara denganmu.” Haven mengambil tangan Gaby. “Beri aku alasan yang jelas kenapa aku harus menjauh. Kenapa aku harus menyerah untuk mendapatkanmu kembali?” “Karena kau akan menikah?” tanya Haven. “Aku tidak akan menyerah meski kau sudah menikah sekalipun.” “karena aku yakin kau tidak mencintai pria itu.” Haven masih menggenggam tangan Gaby. “B
Baca selengkapnya

Chapter 235

Setelah kegiatan tour di Jepang, kehidupan kembali berjalan dengan normal. Gaby melupakan apapun yang terjadi selama di Jepang. Ia berusaha untuk menjalani hari-harinya seperti biasa. Sampai ia merasa sedikit bersalah atas apa yang telah ia perbuat pada seseorang. Entahlah, pernikahan sudah di depan mata.. Ia tidak seharusnya memikirkan orang lain. Ia berjalan keluar dari ruangannya. “Kenapa keluar?” tanya Vina. “Aku menunggu Damian..” ucap Gaby. “Kenapa dia belum ke sini juga. Katanya sudah pulang tadi malam.” Vina tersenyum. “Tunggu sebentar, dalam perjalanan..” “Mungkin,” imbuhnya. Gaby hanya mengangguk. sampai ia melihat seseorang yang tiba-tiba muncul. Pria yang tiba-tiba berjalan ke arah sembari membawa sebuah paper bag. “Akhirnya..” Gaby tersenyum cerah. Damian langsung memeluk Gaby. Mengusap pelan sebelum mengecup puncak kepala Gaby. “Itu apa?” tanya Gaby. Damian tersenyum. “Ayo masuk dulu..” Menarik pergelangan tangan Gaby dan mengajak kekasihnya untuk masuk
Baca selengkapnya

Chapter 236

Pantai. Tempat yang disukai oleh Gaby. Ia berjalan mendekat ke air. Pasir itu mengenai kakinya. Gaby memejamkan mata menikmati hilir angin yang menerpanya. “Suka?” tanya Damian dari belakang memeluk Gaby. Gaby mengangguk dan memutar tubuhnya. Ia mengalunkan kedua tangannya di leher Damian. “Kamu bisa sampai jam berapa?” tanya Gaby. “Sampai jam 3.” Damian mengusap pipi Gaby pelan. “Aku akan di sini. Kamu nanti bisa pergi dulu..” Damian mengernyit. “Aku tidak bisa meninggalkanmu sendiri sayang.” “Aku akan meminta sopirku nanti untuk menjemputku ke sini. kamu tidak perlu kawatir. Aku ingin melihat matahari terbenam.” Damian menghela nafas. “Yasudah..” “Jika saja tidak ada rapat penting, aku pasti akan menemani kamu di sini melihat matahari terbenam.” Gaby mendongak. “Tidak masalah..” Damian memeluk pinggang Gaby dari samping. “Bagaimana kalau pernikahan kita dipercepat saja..” Gaby menyipitkan mata. “Kamu sudah tidak sabar?” sambil tertawa. Damian mengecup bibir Gaby. “Ya,
Baca selengkapnya

Chapter 237

Kacau. Sebentar lagi menikah. tapi Gaby merasa semuanya hambar. Ia datang ke klub bersama temannya, Laura. Gaby menghela nafas sembari duduk di kursi. “Masih berani datang ke klub. Padahal pernah hamir mati, mau nikah lagi.” Laura meneguk minumannya. “Nanti aku lagi yang kena. Bagaimana nanti jika aku dimarahi oleh keluargamu?” tanya Laura lagi. Gaby menggeleng. “Tidak akan. Mereka tidak akan memarahi anak orang lain, padahal anaknya sendiri yang salah.” “Santai saja.” Gaby mengambil rokok. Menyulutnya sampai menghisapnya pelan. “Kau kenapa?” tanya Laura. Tidak biasanya melihat temannya yang begitu terlihat kacau. Apalagi Gaby menghisap rokok batangan. Padahal biasanya rokok elektrik. Itupun juga jarang, kalau ada masalah saja. “Aku bingung.” Gaby mengusap rambutnya kasar. “Damian aneh. Damian semakin berubah.” “Berubah bagaimana?” tanya Laura. “Dia selingkuh?” “Tidak mugkin kalau itu. aku tahu sekali Damian tidak pernah main wanita lain. ya, meskipun dia memang friendl
Baca selengkapnya

Chapter 238

“Hai babe, kenapa kamu pergi ke apartemenku malam-malam?” tanya Damian menyambut kedatangan Gaby yang berada di ambang pintu Apartemennya. “Aku ingin bicara.” Gaby langsung nyelonong masuk. Ia menatap Apartemen Damian sebentar sebelum ia berbalik. Menatap Damian yang hanya menggunakan celana pendek. Pria itu bersiap untuk tidur. Gaby menghela nafas. “Kamu mau tidur?” Damian mengangguk. “Tapi tidak masalah karena kamu di sini.” Damian mendekat. kemudian menunduk—mencium aroma yang begitu pekat dari Gaby. “Kamu mabuk.” Damian mengernyit. tidak suka jika Gaby pergi mabuk-mabukkan. Meski bersama teman wanita itu sendiri. Tapi Damian tetap tidak suka. “Kamu tidak memberitahuku kalau pergi ke klub. Datang ke Apartemenku dalam keadaan mabuk.” Tangan Damian terangkat mengusap pipi Gaby. “Seharusnya aku yang marah. Kenapa malah kamu yang terlihat marah..hm.” Gaby mendongak. “Setelah bekerja kamu langsung pulang?” tanyanya. Damian mengangguk. “Kenapa kamu bertanya sepe
Baca selengkapnya

Chapter 239

“Kamu yang selingkh dengan mantan kamu itu, tapi menuduhku tiba-tiba?” Damian mencengkram lengan Gaby. “Mau cuci tangan dengan menuduhku?” Gaby menggeleng. “Ti-tidak..” Bahkan ucapannya terbata-bata. Bagaimana pria itu bisa tahu dirinya dan Haven dekat. “Tidak usah berbohong..” lirih Damian. “Aku tidak membicarakannya karena tidak ingin hubungan kita menjadi renggang. Tapi kamu…” Damian menjeda ucapannya. “Tapi kamu malah menuduhku sembarangan seperti ini.” Gaby memejamkan mata sebentar. “Tidak Damian.. tunggu.” “Apa?” tanya Damian. “Apa yang ingin kamu jelaskan?” tanya Damian lagi. “Jelas sekali kalian ciuman. Itu sudah disebut sebagai perselingkuhan. Kalian melakukannya juga bukan satu kali..” Damian merogoh ponselnya. kemudian menunjukkan foto-foto Gaby dan Haven yang ciuman. Di beberapa tempat. semuanya, tidak terkecuali. “Bagaimana kamu..” Gaby mendongak. “Kamu mengawasiku? Kamu menyuruh orang untuk membututi dan mengawasi semua kegiatanku?” tanya Gaby. “Aku tidak pe
Baca selengkapnya

Chapter 240

Damian marah. Damian tidak mau menanggapi setiap pesan yang dikirim oleh Gaby. Hubungan yang hambar dan kacau ini semakin kacau saja. Pesan terakhir dari Damian. “Jangan berkomunikasi dulu. Apapun yang terjadi kita tetap menikah. Aku hanya perlu waktu untuk memaafkan kamu.” Gaby mengusap rambutnya kasar.Lantas apa yang harus ia lakukan untuk membuat pria itu tidak marah lagi? Apa harus menunggu sampai menikah dan mereka bisa berbaikan? Tidak. Itu terlalu lama. Bagaimana kalau mengirimkan makan siang untuk Damian?Gaby keluar dari ruangannya. Siang ini ia akan mencari makanan dan mengantarnya langsung ke kantor Damian. Namun setelah sampai—Damian justru ada rapat yang entah sampai kapan selesainya. “Miss, mau menunggu di dalam ruangan tuan Damian saja?” tanya Sekretaris Damian. “Bolehkah?” tanya Gaby. “Aku tidak pernah di ruangannya sendiri,” lanjutnya. Sekretaris itu juga nampak ragu. “Aku sudah lelah.” Gaby menghela nafas. “Aku akan menunggunya di dalam saja.” Sekretar
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
2223242526
...
30
DMCA.com Protection Status