Share

Chapter 234

Penulis: Iamyourhappy
last update Terakhir Diperbarui: 2024-09-02 16:50:08

Haven tersenyum miring. “Aku tidak peduli Gaby..” lirihnya.

“Jangan seperti ini Haven!” Gaby setengah berteriak. Namun ia masih bisa mengontrol emosinya.

Untung saja sudah larut. Tempat mereka juga cukup jauh dari penginapan.

“Why?” tanya Haven. “Aku berhak melindungi wanita yang aku cintai.”

Gaby menutup matanya frustasi.

“Mulai sekarang, jangan lakukan apapun.” Gaby menunjuk Haven dengan jari telunjuknya. “Jangan melakukan apapun tanpa persetujuanku. Jaga jarakmu denganku. Jangan pernah dekat-dekat denganku.”

“Lalu yang kita lakukan sekarang ini apa?” tanya Haven santai.

“Ah sial.” Gaby menutup mata sebentar.

“Tidak ada gunanya berbicara denganmu.”

Haven mengambil tangan Gaby. “Beri aku alasan yang jelas kenapa aku harus menjauh. Kenapa aku harus menyerah untuk mendapatkanmu kembali?”

“Karena kau akan menikah?” tanya Haven.

“Aku tidak akan menyerah meski kau sudah menikah sekalipun.”

“karena aku yakin kau tidak mencintai pria itu.” Haven masih menggenggam tangan Gaby. “B
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Perjanjian Panas dengan Bos Arogan   Chapter 235

    Setelah kegiatan tour di Jepang, kehidupan kembali berjalan dengan normal. Gaby melupakan apapun yang terjadi selama di Jepang. Ia berusaha untuk menjalani hari-harinya seperti biasa. Sampai ia merasa sedikit bersalah atas apa yang telah ia perbuat pada seseorang. Entahlah, pernikahan sudah di depan mata.. Ia tidak seharusnya memikirkan orang lain. Ia berjalan keluar dari ruangannya. “Kenapa keluar?” tanya Vina. “Aku menunggu Damian..” ucap Gaby. “Kenapa dia belum ke sini juga. Katanya sudah pulang tadi malam.” Vina tersenyum. “Tunggu sebentar, dalam perjalanan..” “Mungkin,” imbuhnya. Gaby hanya mengangguk. sampai ia melihat seseorang yang tiba-tiba muncul. Pria yang tiba-tiba berjalan ke arah sembari membawa sebuah paper bag. “Akhirnya..” Gaby tersenyum cerah. Damian langsung memeluk Gaby. Mengusap pelan sebelum mengecup puncak kepala Gaby. “Itu apa?” tanya Gaby. Damian tersenyum. “Ayo masuk dulu..” Menarik pergelangan tangan Gaby dan mengajak kekasihnya untuk masuk

    Terakhir Diperbarui : 2024-09-03
  • Perjanjian Panas dengan Bos Arogan   Chapter 236

    Pantai. Tempat yang disukai oleh Gaby. Ia berjalan mendekat ke air. Pasir itu mengenai kakinya. Gaby memejamkan mata menikmati hilir angin yang menerpanya. “Suka?” tanya Damian dari belakang memeluk Gaby. Gaby mengangguk dan memutar tubuhnya. Ia mengalunkan kedua tangannya di leher Damian. “Kamu bisa sampai jam berapa?” tanya Gaby. “Sampai jam 3.” Damian mengusap pipi Gaby pelan. “Aku akan di sini. Kamu nanti bisa pergi dulu..” Damian mengernyit. “Aku tidak bisa meninggalkanmu sendiri sayang.” “Aku akan meminta sopirku nanti untuk menjemputku ke sini. kamu tidak perlu kawatir. Aku ingin melihat matahari terbenam.” Damian menghela nafas. “Yasudah..” “Jika saja tidak ada rapat penting, aku pasti akan menemani kamu di sini melihat matahari terbenam.” Gaby mendongak. “Tidak masalah..” Damian memeluk pinggang Gaby dari samping. “Bagaimana kalau pernikahan kita dipercepat saja..” Gaby menyipitkan mata. “Kamu sudah tidak sabar?” sambil tertawa. Damian mengecup bibir Gaby. “Ya,

    Terakhir Diperbarui : 2024-09-04
  • Perjanjian Panas dengan Bos Arogan   Chapter 237

    Kacau. Sebentar lagi menikah. tapi Gaby merasa semuanya hambar. Ia datang ke klub bersama temannya, Laura. Gaby menghela nafas sembari duduk di kursi. “Masih berani datang ke klub. Padahal pernah hamir mati, mau nikah lagi.” Laura meneguk minumannya. “Nanti aku lagi yang kena. Bagaimana nanti jika aku dimarahi oleh keluargamu?” tanya Laura lagi. Gaby menggeleng. “Tidak akan. Mereka tidak akan memarahi anak orang lain, padahal anaknya sendiri yang salah.” “Santai saja.” Gaby mengambil rokok. Menyulutnya sampai menghisapnya pelan. “Kau kenapa?” tanya Laura. Tidak biasanya melihat temannya yang begitu terlihat kacau. Apalagi Gaby menghisap rokok batangan. Padahal biasanya rokok elektrik. Itupun juga jarang, kalau ada masalah saja. “Aku bingung.” Gaby mengusap rambutnya kasar. “Damian aneh. Damian semakin berubah.” “Berubah bagaimana?” tanya Laura. “Dia selingkuh?” “Tidak mugkin kalau itu. aku tahu sekali Damian tidak pernah main wanita lain. ya, meskipun dia memang friendl

    Terakhir Diperbarui : 2024-09-04
  • Perjanjian Panas dengan Bos Arogan   Chapter 238

    “Hai babe, kenapa kamu pergi ke apartemenku malam-malam?” tanya Damian menyambut kedatangan Gaby yang berada di ambang pintu Apartemennya. “Aku ingin bicara.” Gaby langsung nyelonong masuk. Ia menatap Apartemen Damian sebentar sebelum ia berbalik. Menatap Damian yang hanya menggunakan celana pendek. Pria itu bersiap untuk tidur. Gaby menghela nafas. “Kamu mau tidur?” Damian mengangguk. “Tapi tidak masalah karena kamu di sini.” Damian mendekat. kemudian menunduk—mencium aroma yang begitu pekat dari Gaby. “Kamu mabuk.” Damian mengernyit. tidak suka jika Gaby pergi mabuk-mabukkan. Meski bersama teman wanita itu sendiri. Tapi Damian tetap tidak suka. “Kamu tidak memberitahuku kalau pergi ke klub. Datang ke Apartemenku dalam keadaan mabuk.” Tangan Damian terangkat mengusap pipi Gaby. “Seharusnya aku yang marah. Kenapa malah kamu yang terlihat marah..hm.” Gaby mendongak. “Setelah bekerja kamu langsung pulang?” tanyanya. Damian mengangguk. “Kenapa kamu bertanya sepe

    Terakhir Diperbarui : 2024-09-04
  • Perjanjian Panas dengan Bos Arogan   Chapter 239

    “Kamu yang selingkh dengan mantan kamu itu, tapi menuduhku tiba-tiba?” Damian mencengkram lengan Gaby. “Mau cuci tangan dengan menuduhku?” Gaby menggeleng. “Ti-tidak..” Bahkan ucapannya terbata-bata. Bagaimana pria itu bisa tahu dirinya dan Haven dekat. “Tidak usah berbohong..” lirih Damian. “Aku tidak membicarakannya karena tidak ingin hubungan kita menjadi renggang. Tapi kamu…” Damian menjeda ucapannya. “Tapi kamu malah menuduhku sembarangan seperti ini.” Gaby memejamkan mata sebentar. “Tidak Damian.. tunggu.” “Apa?” tanya Damian. “Apa yang ingin kamu jelaskan?” tanya Damian lagi. “Jelas sekali kalian ciuman. Itu sudah disebut sebagai perselingkuhan. Kalian melakukannya juga bukan satu kali..” Damian merogoh ponselnya. kemudian menunjukkan foto-foto Gaby dan Haven yang ciuman. Di beberapa tempat. semuanya, tidak terkecuali. “Bagaimana kamu..” Gaby mendongak. “Kamu mengawasiku? Kamu menyuruh orang untuk membututi dan mengawasi semua kegiatanku?” tanya Gaby. “Aku tidak pe

    Terakhir Diperbarui : 2024-09-05
  • Perjanjian Panas dengan Bos Arogan   Chapter 240

    Damian marah. Damian tidak mau menanggapi setiap pesan yang dikirim oleh Gaby. Hubungan yang hambar dan kacau ini semakin kacau saja. Pesan terakhir dari Damian. “Jangan berkomunikasi dulu. Apapun yang terjadi kita tetap menikah. Aku hanya perlu waktu untuk memaafkan kamu.” Gaby mengusap rambutnya kasar.Lantas apa yang harus ia lakukan untuk membuat pria itu tidak marah lagi? Apa harus menunggu sampai menikah dan mereka bisa berbaikan? Tidak. Itu terlalu lama. Bagaimana kalau mengirimkan makan siang untuk Damian?Gaby keluar dari ruangannya. Siang ini ia akan mencari makanan dan mengantarnya langsung ke kantor Damian. Namun setelah sampai—Damian justru ada rapat yang entah sampai kapan selesainya. “Miss, mau menunggu di dalam ruangan tuan Damian saja?” tanya Sekretaris Damian. “Bolehkah?” tanya Gaby. “Aku tidak pernah di ruangannya sendiri,” lanjutnya. Sekretaris itu juga nampak ragu. “Aku sudah lelah.” Gaby menghela nafas. “Aku akan menunggunya di dalam saja.” Sekretar

    Terakhir Diperbarui : 2024-09-05
  • Perjanjian Panas dengan Bos Arogan   Chapter 241

    Gaby memejamkan mata ketika bibirnya dilumat oleh Damian. Awalnya hanya menggebu-gebu dan terkesan sangat terburu-buru. Namun, lama kelamaan malah berubah menjadi kasar. Damian menggigit bibir bawah Gaby. “Akh—” Belum sempat protes, bibir Gaby kembali dibungkam dengan ciuman Damian. Jemari Damian mengusap pinggang Gaby. Mencengkram erat pinggang Gaby. Seakan ingin merobek kemeja putih yang digunakan wanita itu. Sampai akhirnya Gaby mendorong Damian hingga ciuman mereka terlepas. “Pergi dari sini.” sekali lagi Damian menekankan kata itu. Gaby terdiam. “Ta-“ “Jangan membantahku.” Gaby menghela nafas. pada akhirnya ia memilih untuk pergi. Ia berjalan keluar dari ruangan Damian. Apapun yang terjadi seharusnya Damian bisa menceritakannya pada Gaby. Bukannya malah marah dan uring-uringan tidak jelas dan membuat Gaby semakin bingung. Apalagi perbuatan Damian tadi. Langsung tertancap di dalam otaknya. Image Damian seorang pria lembut kini berubah. Nyatanya pria itu sulit m

    Terakhir Diperbarui : 2024-09-05
  • Perjanjian Panas dengan Bos Arogan   Chapter 242

    Sudah beberapa hari Gaby sungguh lelah. Ia sampai tidak masuk kerja karena kesehatan tubuhnya yang melemah. Di rumah sakit.Punggung tangannya diinfus. Kedua orang tuanya sedang berlibur ke luar negeri sehingga tidak bisa menjenguknya. Kakaknya pun sama, ada pekerjaan di luar negeri. Gaby sendirian. Damian tidak bisa dihubungi. Tepatnya mereka belum juga berbaikan setelah kejadian itu. Gaby berjalan dengan menarik tiang infusnya. Keluar dari ruangannya dengan sendiri. Berjalan pelan sampai ke sebuah taman rumah sakit. Ia duduk sembari menatap lurus. “Tidak ada orang yang bisa menjengukku…” Gaby menghela nafas. “Aunty..” ucap seorang gadis kecil. “Tiup ini dong.” Sebuah balon. “Berani bayar berapa?” tanya Gaby. Bocah perempuan itu nampak memanyunkan bibirnya. “Dengan doa.” Gaby tertawa pelan dan meniup balon itu sampai besar. “Kau dengan siapa?”Bocah perempuan yang berusia sekitar 5 tahun itu mengedikkan bahu. “Kenapa kau di rumah sakit?” tanya Gaby mengamati bocah i

    Terakhir Diperbarui : 2024-09-06

Bab terbaru

  • Perjanjian Panas dengan Bos Arogan   Chapter 623 Ending

    GUYS INI CHAPTER TERAKHIR. SEMOGA SUKA YA... Aiden memutuskan untuk pergi langsung tanpa sarapan. ia pergi ke parkiran yang terletak di samping. Di sanalah motornya tersimpan… Namun ia berhenti ketika melihat ayahnya yang berada di samping motornya. “Kenapa dad di sana?” tanya Aiden mengernyit. “Dad ingin membuang motorku?” tanya Aiden lagi. Gio menghela napas. Kemudian tangannya terulur mengusap motor Aiden pelan. “Warnanya bagus… helmnya juga cocok.” Gio tersenyum. “Kamu membelinya dengan uang kamu sendiri ya?” kemudian mengangguk. “Motornya bagus.” Aiden mengernyit. Kemudian mendekat. “Apa yang terjadi dengan Dad?” Gio mengusap pelan bahu anaknya. “Dad minta maaf, Dad tidak tahu kalau Dad bersalah pada kamu. Dad sering mengabaikan kamu. Dad menganggap enteng acara penting kamu. Dad terlalu sibuk bekerja sampai tidak memperhatikan kamu…” “Dad juga lupa kalau semua anak pasti melakukan kesalahan…” Gio tersenyum. “Dad seharusnya memuji kamu daripada

  • Perjanjian Panas dengan Bos Arogan   Chapter 623 Ending

    GUYS INI CHAPTER TERAKHIR. SEMOGA SUKA YA... Aiden memutuskan untuk pergi langsung tanpa sarapan. ia pergi ke parkiran yang terletak di samping. Di sanalah motornya tersimpan… Namun ia berhenti ketika melihat ayahnya yang berada di samping motornya. “Kenapa dad di sana?” tanya Aiden mengernyit. “Dad ingin membuang motorku?” tanya Aiden lagi. Gio menghela napas. Kemudian tangannya terulur mengusap motor Aiden pelan. “Warnanya bagus… helmnya juga cocok.” Gio tersenyum. “Kamu membelinya dengan uang kamu sendiri ya?” kemudian mengangguk. “Motornya bagus.” Aiden mengernyit. Kemudian mendekat. “Apa yang terjadi dengan Dad?” Gio mengusap pelan bahu anaknya. “Dad minta maaf, Dad tidak tahu kalau Dad bersalah pada kamu. Dad sering mengabaikan kamu. Dad menganggap enteng acara penting kamu. Dad terlalu sibuk bekerja sampai tidak memperhatikan kamu…” “Dad juga lupa kalau semua anak pasti melakukan kesalahan…” Gio tersenyum. “Dad seharusnya memuji kamu daripada

  • Perjanjian Panas dengan Bos Arogan   Chapter 623 Ending

    GUYS INI CHAPTER TERAKHIR. SEMOGA SUKA YA... Aiden memutuskan untuk pergi langsung tanpa sarapan. ia pergi ke parkiran yang terletak di samping. Di sanalah motornya tersimpan… Namun ia berhenti ketika melihat ayahnya yang berada di samping motornya. “Kenapa dad di sana?” tanya Aiden mengernyit. “Dad ingin membuang motorku?” tanya Aiden lagi. Gio menghela napas. Kemudian tangannya terulur mengusap motor Aiden pelan. “Warnanya bagus… helmnya juga cocok.” Gio tersenyum. “Kamu membelinya dengan uang kamu sendiri ya?” kemudian mengangguk. “Motornya bagus.” Aiden mengernyit. Kemudian mendekat. “Apa yang terjadi dengan Dad?” Gio mengusap pelan bahu anaknya. “Dad minta maaf, Dad tidak tahu kalau Dad bersalah pada kamu. Dad sering mengabaikan kamu. Dad menganggap enteng acara penting kamu. Dad terlalu sibuk bekerja sampai tidak memperhatikan kamu…” “Dad juga lupa kalau semua anak pasti melakukan kesalahan…” Gio tersenyum. “Dad seharusnya memuji kamu daripada

  • Perjanjian Panas dengan Bos Arogan   Chapter 622

    “Puas membuat kawatir orang tua? Puas bermain-main dengan acara penting?” tanya Gio pada Aiden. Aiden berhenti. pada langkah yang ketiga di tangga. Laki-laki itu berhenti dan menghadap ayahnya. “Bagaimana rasanya?” tanya Aiden sembari tersenyum. “Kalian tidak pernah datang ke acara pentingku. Jadi aku ingin melakukannya juga…” “Bagaimana rasanya?” tanyanya. “Aiden!” Gio memijit keningnya yang terasa pusing. “Kami melakukannya karena ada alasannya.” “Aku juga punya alasan untuk tidak datang ke acara itu.” Aiden memutar tubuhnya. berjalan—sampai Gio memanggilnya lagi. “Acara balapan yang kamu maksud?” tanyanya. “Balapan tidak jelas seperti itu? jika ingin balapan di sirkuit bukan di jalan raya. Kamu membahayakan orang lain. kamu juga membahayakan diri kamu sendiri.” “Aiden kamu jangan melakukan hal seperti ini lagi ya..” Agatha menatap putranya. “Mom dan Dad tidak akan melakukan hal seperti dulu lagi.” “Kalau kamu mau balapan, kamu bisa mengajak kamu ke sir

  • Perjanjian Panas dengan Bos Arogan   Chapter 621

    Di sinilah… Raini pergi ke atap gedung. Sendirian di tengah gelap yang hanya diterangi oleh cahaya rembulan yang bersinar dengan terang. Raini membiarkan rambutnya tertiup angin ke sana ke mari. Kedua tangannya bersandar pada dinding pembatas. Tempatnya memang di sini. Jelas dirinya dan Aiden sangat berbeda. Aiden memang lebih cocok dengan perempuan bernama Talia itu. Tadi, Raini melihat mereka dari kejauhan. Talia pasti dari keluarga yang memiliki perusahaan besar juga. Mereka memang cocok. Lantas… Kenapa hatinya sedikit tidak rela ya? Apa mungkin ia tidak rela jika Aiden bersama perempuan lain? Tidak! Sampai kapanpun Raini tidak boleh mendambakan apa yang tidak boleh didambakan. Tempatnya di sini… Menyingkir lalu tidak terlihat oleh siapapun. “Jadi seperti ini ya pemandangan kota dari atas gedung tinggi..” Raini tersenyum pelan. “Maklum orang kampung…” Raini menggeleng pelan. “Ternyata sangat bagus. pantas saja banyak orang kampung yang berbondong-b

  • Perjanjian Panas dengan Bos Arogan   Chapter 620

    Seorang pemuda dengan setelan kemeja dan jas rapi baru saja turun dari mobil. Langkahnya mantap—kemudian disusul oleh perempuan yang berada di belakangnya. Perempuan cantik yang menggunakan dress berwarna putih. Nampak sangat cantik dengan rambut panjang yang digerai… Aiden menyodorkan lengannya. Raini tersenyum manis dan menggandeng tangan Aiden. Tahukah permintaan Aiden? Ya, membawa Raini untuk pergi ke pesta bersamanya. Lantas, Raini harus menuruti permintaan lelaki itu jika ingin lelaki itu hadir di pesta. Raini tidak pernah berhadapan dengan orang segila Aiden. Tapi mari imbangi kegilaan Raini. Bersikap seperti apa kemuan Aiden saja. Raini berjalan dengan hati-hati. di luar ternyata banyak sekali kamera wartawan yang menyorot dirinya. Pasti mereka akan membuat berita dan bertanya-tanya tentang identitasnya. Raini bersumpah… Pasti setelah ini, kehidupan sekolahnya kian rumit. Pasti akan muncul rumor aneh tentan dirinya dan Aiden. Aiden dan Raini b

  • Perjanjian Panas dengan Bos Arogan   Chapter 619

    “Dia di mana?” Agatha berkacak pinggang sembari mondar-mandir. Ia sudah berdandan rapi namun Aiden malah belum pulang… Gio menggenggam tangan Agatha. “Kali ini aku tidak bisa mentolerir perbuatannya..” “Tunggu sebentar. dia pasti pulang.” Agatha mengeluarkan ponselnya.. Melakukan panggilan berkali-kali namun satupun tidak dijawab. “Ayo kita berangkat..” nampak wajah Gio begitu dingin. Hanya berjalan beberapa langkah saja.. “Bagaimana kalau kita menunggu sedikit lebih lama..” Agatha mendongak. “Aku yakin dia akan segera pulang.” Gio menatap jam tangannya. “Kalaupun pulang dia butuh berganti pakaian segala macam. Kita tidak ada waktu sayang.” Agatha akhirnya mengangguk. menyetujui untuk berangkat. Akhirnya dengan berat hati Agatha dan Gio berangkat tanpa anak mereka. Entah, Gio tidak mau tahu keberadaan anaknya. Di sisi lain, Raini yang melihat mereka merasa ini tidak benar. Ia harus mencari Aiden dan membuat laki-laki itu datang ke pesta ulang tahun Winston.

  • Perjanjian Panas dengan Bos Arogan   Chapter 618

    Raini menjadi semakin panik ketika tubuh mereka terasa benar-benar menempel. “Cepat ambil,” lirih Raini. Aiden tersenyum. menunduk dan mendekatkan bibirnya pada telinga kanan perempuan itu. “Cepat ambil, aku tidak akan melihatmu,” ucap Raini. “Lantas kenapa wajahmu memerah seperti itu?” Raini mengerjap karena kesal akhirnya ia berbalik—namun kakinya tidak bisa berpijak dengan benar alhasil… Braak! Raini memejamkan mata—bersiap menerima kerasnya lantai. Tapi yang ia dapatkan adalah pelukan dari tangan seseorang. Raini membuka mata—wajah Aiden yang sudah begitu dekat di hadapannya. Kenapa… Jantungnya berdetak sangat cepat. Juga, suhu tubuhnya yang tiba-tiba memanas sampai membuat pipinya begitu panas seperti terbakar. Raini baru menyadari jika Aiden masih bertelanjang dada… “Bu-bu buahnya jatuh!” Raini melepaskan diri dari Aiden. Buru-buru mengambil buah itu dengan cepat. “Aku tidak makan buah yang sudah jatuh.” Aiden mengamati Raini yang begitu gugup memungut

  • Perjanjian Panas dengan Bos Arogan   Chapter 617

    “Apa aunty tahu kau menggunakan motor ke sekolah?” tanya Raini yang baru memarkirkan sepeda listriknya di halaman mansion. Aiden melepas helmnya. Pertama kalinya ia membawa motornya ke rumah. “Belum.” Aiden menggeleng. “Sekarang akan tahu.” Raini mendekati Aiden. “Bukankah bahaya?” tanyanya. “Kau belum memiliki sim juga.” “Bukan urusanmu.” Aiden menyipitkan mata. Aiden pergi begitu saja ke dalam mansion. Meninggalkan Raini yang ngomel-ngomel. Aiden pergi ke dalam rumah. disambut oleh ibunya yang selalu berada di rumah menunggunya pulang. “Kamu sudah pulang..” Agatha mendekat. “Di luar itu motor kamu?” tanya Agatha. Aiden mengangguk. Agatha berhenti sejenak. “Mom marah?” tanya Aiden. Agahta menggeleng. “Itu hobi baru kamu kan?” Agatha mengusap pelan bahu Aiden. “Asalkan kamu menaikinya dengan hati-hati, jangan sampai terluka. Mom tidak masalah.” “Mom dulu juga bisa tahu naik motor. Tapi sekarang lupa caranya..” Agatha terkekeh pelan. “Mom bisa?” Agatha men

DMCA.com Protection Status