Share

Chapter 242

Penulis: Iamyourhappy
last update Terakhir Diperbarui: 2024-10-29 19:42:56

Sudah beberapa hari Gaby sungguh lelah.

Ia sampai tidak masuk kerja karena kesehatan tubuhnya yang melemah.

Di rumah sakit.

Punggung tangannya diinfus.

Kedua orang tuanya sedang berlibur ke luar negeri sehingga tidak bisa menjenguknya.

Kakaknya pun sama, ada pekerjaan di luar negeri.

Gaby sendirian.

Damian tidak bisa dihubungi.

Tepatnya mereka belum juga berbaikan setelah kejadian itu.

Gaby berjalan dengan menarik tiang infusnya.

Keluar dari ruangannya dengan sendiri.

Berjalan pelan sampai ke sebuah taman rumah sakit.

Ia duduk sembari menatap lurus. “Tidak ada orang yang bisa menjengukku…”

Gaby menghela nafas.

“Aunty..” ucap seorang gadis kecil. “Tiup ini dong.”

Sebuah balon. “Berani bayar berapa?” tanya Gaby.

Bocah perempuan itu nampak memanyunkan bibirnya.

“Dengan doa.”

Gaby tertawa pelan dan meniup balon itu sampai besar. “Kau dengan siapa?”

Bocah perempuan yang berusia sekitar 5 tahun itu mengedikkan bahu.

“Kenapa kau di rumah sakit?” tanya Gaby mengamati bocah i
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Perjanjian Panas dengan Bos Arogan   Chapter 243

    Gaby berada di ruangannya dengan bosan. Tidak ada yang bisa dilakukan selain bermain ponsel. Sekedar membalas komentar dari pengikutnya di media sosial. Tok tok!Pintu kamarnya diketuk. Setelah itu seorang perawat datang. Perawat itu membawa buket bunga dan paper bag besar. “Dari siapa sus?” tanya Gaby. “Tidak ada tulisannya. Tapi ini buat anda.” Menaruh paper bag dan bunga itu di atas meja. Gaby mengambil bunga. Bunga daisy kesukaannya. Mungkin dari Damian. Lalu di dalam paper bag itu ada cokelat. Gaby yakin sekali itu dari Damian. Setelah memakan satu cokelat, ia kembali berbaring. Tidak kerja malah bosan seperti ini. Tok tok. Pintunya kembali berbunyi. Seorang anak kecil masuk ke dalam ruangan Gaby. “Risa..” lirihnya. “Bagaimana kamu tahu aunty di sini?” Risa tersenyum lebar. “Karena aku mencari tahu..” balas bocah itu. “Itu apa aunty?” tunjuknya pada paper bag besar. “Bunganya bagus. pasti dari pacar aunty.” Gaby mengangguk dengan bangga. “Iya dong.” “Mau cokelat

  • Perjanjian Panas dengan Bos Arogan   Chapter 244

    “Jadi mulai sekarang saya harap anda mengerti dan tidak membiarkan Risa dekat dengan anda.” Perawat itu meraih tangan Risa dengan kasar. “Aku ingin bermain dengan aunty!” teriak bocah itu. Namun belum sempat berbalik. Risa sudah digendong dan masuk ke dalam ruangan. Bocah itu terlihat meronta. Namun Gaby tidak bisa melakukan apapun. Lagipula yang membuat peraturan adalah orang tuanya sendiri. Ia tidak punya hak untuk melarang. Apalagi ia hanya orang asing. Gaby berbalik dan berjalan kembali ke ruangannya dengan lesu. Baru saja mendapatkan mainan baru, tapi malah pergi begitu saja. Mainan hidup yang cantik dan lucu. Karena tidak mau berdiam diri saja di ruangannya. Gaby melangkah ke kantin rumah sakit. Membeli minuman dan makanan ringan kemudian duduk. Tak lama—ia mendengar suara langkah sepatu yang kian mendekat. Saat mendongak. Bukan pria yang diharapkan. Melainkan pria yang ia hindari. “Kau sakit?” tanya Haven. tanyanya seperti tanpa beban. Gaby ber

  • Perjanjian Panas dengan Bos Arogan   Chapter 245

    “Aku bisa sendiri.” Gaby tidak mau dibantu. “Kenapa?” tanya Haven sudah mengambil tiang infus Gaby. Gaby berdecak. “Kau kembalilah ke dalam. Temani kakek.” Haven menggeleng. “Kakek yang ingin aku mengantarmu.” Gaby hanya menghela pasrah. Ia berjalan pelan dengan di sampingnya Haven yang membantunya membawa tiang infus itu. "Kenapa kau sendiri?" tanya Haven. "Di mana kekasihmu? Temanmu atau keluargamu?” tanya Haven beruntun. “Mereka sibuk,” jawab singkat Gaby. Haven menatap Gaby. “Jaga dirimu.” Gaby mengernyit. “Tentu saja.” Gaby menanggapi setiap ucapan Haven sangat cuek. Pokoknya ada hati yang harus ia jaga. Tidak boleh terlalu lama dengan pria lain. Setelah sampai di depan ruangan. Gaby segera mengusir Haven. “Pergilah.” Gaby mengibaskan tangan tanpa melihat Haven. Haven menunduk. mendapat perkataan ketus dan tajam, tidak membuat Haven langsung pergi. Ia menunduk. berjongkok di hadapan kaki Gaby. “Apa yang kau lakukan?” tanya Gaby hendak mundur namun dicegah oleh

  • Perjanjian Panas dengan Bos Arogan   Chapter 246

    “Kalian..” Damian menatap Gaby dan Haven bergantian. Damian menggeleng pelan melihat mereka berdua. Niatnya ingin menjenguk kekasihnya ditengah jadwalnya yang sangat padat. Namun saat sudah berada di sini, malah mendapati kekasihnya bersama pria lain. “Damian ini tidak—” Damian maju selangkah. Langsung menarik kerah leher Haven. “Apa yang kau inginkan hah?” tanyanya dengan tatapan tajam. Urat lehernya bahkan terlihat. Gaby tidak pernah melihat Damian semarah ini sebelumnya. Pria setenang air itu marah. Emosinya melunjak ketika mendapati kekasihnya bersama pria lain. Haven menanggapinya dengan santai. “Aku tidak sengaja bertemu dengan Gaby..” “Halah kau sengaja kan menjenguk kekasihku?” Damian masih mencengkram erat-erat kerah leher Haven. “Damian sudah!” Gaby berusaha mendekat. Namun tangannya disingkirkan oleh Damian begitu saja. “Kamu janjian dengan bajingan ini kan?” tuduh Damian. “Bilang padaku, kalian berselingkuh di belakangku?” “Tidak Damian.” Gaby me

  • Perjanjian Panas dengan Bos Arogan   Chapter 247

    “Kamu bilang apa?” tanya Damian. Gaby menghela nafas. “Tunda dulu pernikahan kita.” “Tidak.” Damian menggeleng. “Kenapa? kamu mau kembali ke mantan kamu itu?” tanyanya. Damian mendekat dan menyentuh bahu Gaby. “Kamu mau berhubungan dengan mantan kamu lagi itu?” “Mau menikah dengannya?” Gaby mengusap wajahnya kasar. “Damian please..” lirihnya. “Tidak ada hubungannya dengan dia. Aku ingin kita menunda pernikahan kita dulu agar hubungan kita membaik. Kamu sadar? Akhir-akhir ini kita jarang berkomunikasi.”“Kita selalu bertengkar. Kamu tidak ada waktu untukku..” lirihnya. “Itu semua terjadi karena kamu.” Damian menatap Gaby. “Kamu curiga padaku, tapi kamu sendiri yang bermain di belakangku.” Damian mengepalkan tangannya. “Kamu kira aku tidak tahu kamu diam-diam menyelidikiku?” tanya Damian. Gaby terdiam. Bagaimana pria itu tahu?Damian tersenyum miring melihat Gaby langsung terdiam mendengar ucapannya. “Bukan aku Gaby, tapi kamu sendiri yang bermasalah. Kamu menemukan kesalah

  • Perjanjian Panas dengan Bos Arogan   Chapter 248

    Gaby bersiap untuk pulang. Ia berjalan sendiri. Lagi-lagi memang sendiri. Ia berhenti ketika melihat satu ruangan yang terbuka. “Risa?” tanyanya. “Katanya pulang kemarin..”Karena anak perempuan itu sendirian. Gaby akhirnya masuk. “Hei,” sapanya. Risa tidak terlihat ceria. Bocah itu terlihat sedih. “Kenapa kamu sedih?” tanya Gaby menunduk. “Aunty, aku tidak boleh pulang.” kemudian menatap Gaby. “Aunty akan pulang kan?” tanyanya. Gaby mengangguk. “Kata dokter bagaimana?” “Belum boleh pulang,” jawab Risa. Akhirnya merogoh tasnya. mengambil cokelat. Semuanya ia berikan pada Risa. “Untuk kamu. Jangan sedih ya, nanti kalau sudah sembuh pasti boleh pulang pak dokter.” Risa mengangguk. “Terima kasih aunty.” Gaby merogoh ponselnya ketika berbunyi. Melihat kontak siapa yang muncul di layar ponselnya. “Risa kangen papa…” lirih bocah itu. Gaby menatap Risa. Hanya tersenyum dan mengusap puncak kepala bocah itu. “Aunty angkat telepon dulu.” Gaby mengangkat teleponnya sebentar. D

  • Perjanjian Panas dengan Bos Arogan   Chapter 249

    Pagi sekali, Gaby bangun dan menyiapkan sarapan. Ia akan pergi ke rumah Damian. Mengejutkan pria itu dengan membawa masakannya. Gaby pergi ke rumah Damian dengan ceria. “Diganti atau tidak?” Gaby bertanya-tanya. Terakhir kali pasword apartemen Damian itu adalah ulang tahunnya, semoga tidak diganti. Setelah menekan tombol sesuai dengan angka kelahirannya. Gaby masuk ke dalam. Semuanya sepi. Gelap. Akhirnya Gaby menyibak tirai. Namun alangkah terkejutnya, yang ditemukan adalah pakaian wanita yang berserakan… Gaby menatap ke arah pintu. Di sana, di rak ada sepatu dengan hak tinggi. Gaby berjalan ke arah pintu kamar Damian. Tepat di depan pintu, ia melihat pakaian dalam yang berserakan. Gaby terdiam di tempat. Tubuhnya terasa lemas di tempat. Jantungnya berdegup dengan kencang. Keringat dingin membanjiri keningnya. Tolong, beritahu Gaby bahwa semua ini adalah mimpi. Menyergap perselingkuhan tidak ada dalam list keinginannya. Tangan Gaby terulur menyentuh pintu. Namun

  • Perjanjian Panas dengan Bos Arogan   Chapter 250

    Tamparan Gaby yang kuat membuat wanita itu sampai tersungkur ke lantai. Bahkan sudut bibir wanita itu sampai sobek. “Cukup babe..” Damian mengusap bahu Gaby pelan. “Cukup ya sayang..” Gaby menghempaskan tangan Damian yang berada di bahunya. “Tidak ada sayang-sayangan!” teriak Gaby. “Aku membencimu!” Damian menghela nafas. “Kau pergi!” tunjuknya pada wanita itu. Gaby merogoh dompetnya. Kemudian mendekati wanita itu. “Jalang kan?” tanyanya lagi. Wanita itu mengepalkan tangannya. “Ini untukmu!” menaruh gepokan uang merah itu ke dalam dada wanita itu. Setelah wanita itu pergi. Gaby mengacak rambutnya kasar. “Sayang aku bisa jelaskan..” Damian memohon dengan berusaha meraih tangan Gaby. “JELASKAN APA? JELASKAN KALAU KAU TIDUR DENGAN WANITA ITU? KAU TERNYATA YANG BERSELINGKUH DI BELAKANGKU!” teriak Gaby. Ia menggulung lengan kemejanya. “Mau aku pukul?” tanyanya. Damian menatap Gaby tajam. “Mau saling pukul?” pria itu kembali bertanya. “Kamu mau memukulku?”

Bab terbaru

  • Perjanjian Panas dengan Bos Arogan   Chapter 474

    Agatha keluar dari rumah sakit. Setelah memastikan Gio beristirahat dengan tenang. Agatha berhenti pada sebuah cermin. Menatap lehernya yang memerah. Merogoh sebuah syal yang berada di tasnya. Kemudian melingkarnnya di lehernya. Bibirnya mengembangkan senyuman. Masih tergambar dengan jelas ciuman mereka tadi. Saling memangut dan meluapkan rasa rindu. Agatha kembali berjalan dan menaiki mobil untuk pulang. Di sepanjang perjalanan Agatha tidak berhenti melamun. Ada banyak yang ia pikirkan. Meski ia sudah menjadi pemimpin…. Ada banyak hal yang belum ia selesaikan. Mencari pelaku yang membunuh ayah dan kakaknya. Mencari pelaku sebenarnya yang menyerang Gio. Mencari pelaku yang berusaha membunuhnya juga. Lalu… Pikirannya juga penuh memikirkan hubungannya dengan Gio setelah ini. Ia hampir mencapai tujuannya. Yang artinya perjanjian mereka akan segera berakhir. Lantas, jika berakhir. apakah hubungannya dengan Gio juga akan berakhir begitu saja. Seharusnya

  • Perjanjian Panas dengan Bos Arogan   Chapter 473

    “Bagaiamana keadaanmu.” Agatha menatap Gio. “Aku baik-baik saja. tapi aku harus kembali ke rumah sakit.” Gio mengambil tangan Agatha dan menggenggamnya. “Kau ikut denganku.” Agatha berhenti. “Aku tidak bisa bersamamu dulu.” “Aku tidak bisa menerimanya.” Gio tetap menggandeng tangan Agatha. Tapi Agatha tetap kekeh dengan ucapannya yang ia katakan pada keluarga Gio. “Tidak, Gio. Aku tidak bisa…” Agatha mendongak. “Aku akan menemuimu sampai keadaan benar-benar aman.” Gio menghela napas. “Sampai kapan?” “Besok? Lusa? Bulan depan?” tanya Gio. Agatha terdiam. karena dirinya sendiri juga tidak tahu. Tapi setidaknya sampai kekuasaan benar berada di dalam genggamannya. Sampai orang-orang yang mencelekainya ditangkap. “Aduh…” Gio memegang perutnya. “Bagaimana ini… perutku..” Gio menyipitkan mata. “Anda harus ke rumah sakit segera Sir..” dokter mendekat. ia juga khawatir dengan keadaan Gio. Namun diam-diam Gio memberi petunjuk bahwa ia sedang berpura-pura. “Adu duh..”

  • Perjanjian Panas dengan Bos Arogan   Chapter 472

    Beberapa hari yang lalu. Gio tersadar dari komanya. Pertama kali orang yang ia cari adalah Agatha. Ibunya bilang, Agatha pulang. Agatha berjanji tidak akan menemuinya sampai keadaan benar-benar aman. Marah. Tentu saja, neneknya yang membuat Agatha pergi. Gio masih membutuhkan perawatan intensif. Untuk bergerak saja ia tidak bisa. Untuk itu ia mengerahkan orang-orangnya untuk membantunya. Dari pada seperti ini, sudah terlanjur. Maka ia akan meneruskannya saja. Ia akan berpura-pura tidak berhubungan dengan Agatha dahulu sampai Rapat itu dimulai. Pada awalnya ia akan datang awal rapat. Tapi sekali lagi keadaannya tidak memungkinkan. Perutnya masih terasa keram. Alhasil ia datang terlambat—namun masih melihat perkembangan rapat itu lewat kamera kecil. Kamera itu terpasang di pakaian orang yang mewakilinya di sana. “Banyak orang yang menghianatiku juga.” Gio berada di dalam mobil. Melihat orang-orang yang tidak mengangkat tangan untuk Agatha. Orang-orang yang tela

  • Perjanjian Panas dengan Bos Arogan   Chapter 471

    “Tapi Agatha Ethelind Harper baru saja terjun ke dunia bisnis. kinerjanya di dalam perusahaan baru mencapai tahun pertama.” Agatha tersenyum sinis. Menggunakan pengalamannya yang baru sebentar untuk menjatuhkannya. Agatha masih menahan senyumnya—ingin tertawa padahal. Kekurangannya yang diumbar di depan banyak investor. Sedangkan kekuarangan Levin disembunyikan. Agatha menjadi satu-satunya wanita yang berada di dalam ruangan ini. “Siapa yang mendukung Agatha Harper Ethelind menjadi pemimpin sementara?” Satu persatu orang-orang yang mendukung Agatha mengangkat tangan. Sekitar 3… Lalu satu orang mengangkat tangannya… Ternyata Pak Beni… Pak Beni tersenyum sembari mengangguk pada Agatha. Sedangkan pak Robert? Jangan tanya. Pria itu bahkan tidak berani menatap Agatha. seolah tidak mengenal. Tidak seperti tadi… Ternyata… si Mafia itu tidak mendukungnya. Memang, di dalam dunia bisnis tidak bisa ditebak mana yang benar-benar teman. Dan mana yang musuh. Setidaknya

  • Perjanjian Panas dengan Bos Arogan   Chapter 470

    “maaf nona. Hal seperti ini saya pasti tidak akan terulang lagi.” satu bodyguard maju menghadap Agatha. Ada dua mobil yang dicoba dijalankan. Hanya satu yang remnya blong. Mobil yang selalu digunakan oleh Agatha. Agatha berkacak pinggang. ia tidak ingin menghabiskan energinya untuk hal tidak masuk akal seperti ini. Tapi semua ini menyangkut nyawanya. “Sebagai ketua. Kau harus mencari tahu siapa anak buahmu yang berhianat. Aku memberimu waktu sampai jam istirahat makan siang. jika kau tidak bisa menemukan penghianat itu.” Agatha menghela napas. “Ganti semua bodyguard yang mengawalku.” Akhirnya Agatha masuk ke dalam mobil. Selama di dalam mobil, Agatha tidak berhenti cemas. Untuk siapapun yang berusaha membunuhnya. Agatha pastikan akan segera menangkap orang itu. Hidupnya tidak bisa tenang dan dihantui oleh kematian. Akhirnya mobil sampai juga di kantor. Dengan selamat! Agatha masuk ke dalam ruang—disambut oleh sekretarisnya. “Rapat akan dilaksanakan pukul 1

  • Perjanjian Panas dengan Bos Arogan   Chapter 469

    “Sial.” Agatha tidak berhenti mengumpat setelah keluar dari ruang penyidikan. “Aku yakin ada yang menyuruhnya untuk membunuhku.” Agatha mengatakannya pada polisi. Namun polisi itu menghela napas dan terlihat lelah. “Kami sudah menyelidikinya. Kami sudah datang ke tempat tinggalnya. Tidak ada tanda-tanda disuruh orang….” “Tidak mungkin.” Agatha menggeleng. “Pasti ada petunjuk… Aku sering diteror. Tidak mungkin kalau dia hanya menyukaiku. aku yakin dia memang punya niat buruk dan disuruh orang lain.” “Tenanglah..” polisi itu hanya menepuh pelan bahu Agatha. Agatha ingin melayangkan protes tapi ia ditarik oleh seseorang. Pengacara Gio. Akhirnya Agatha dan pengacara Gio berada di dalam mobil untuk berbicara. “tidak ada gunanya berbicara pada polisi. Bukti tidak ada. Mereka juga tidak akan menggap kasus ini serius.” Pengacara Gio memberikan dokumen pada Agatha. Agatha membukanya. Melihat isinya sembari dijelaskan. “Pria itu sudah 2 tahun belakangan mengincar wanita c

  • Perjanjian Panas dengan Bos Arogan   Chapter 468

    Agatha pulang. Berjalan gontai masuk ke dalam penthouse. Tadi.. di rumah sakit. Karena dirinya semuanya malah bertengkar. Orang tua Gio memang berpihak padanya. tapi tidak dengan nenek Gio yang begitu membencinya. Tadi di rumah sakit…. “Jangan lakukan hal itu, Mom.” Aluna lagi-lagi menarik margaret agar menjauh dari Agatha. “Gio bukan anak kecil. Dia dewasa dan dia bisa menentukan apa yang dia inginkan. Dia ingin melindungi Agatha. aku sebagai orang tua tidak bisa mencegahnya dan akan mendukungnya.” “Kamu gila? setelah melihat anakmuu sekarat kamu mengatakan hal ini?” tanya Margaret memegang lengan Aluna. “Sadarlah Aluna, Gio ditusuk pria yang mengincar wanita itu.” margaret menatap Agatha begitu benci. Aluna memijjit keningnya. “Jangan membahas hal ini lebih dulu. Kita tunggu Gio..” “Gio tahu apa yang harus dilakukannya.” Margaret menatap Ethan. “Apa yang kamu lakukan?” “Semua keputusan ada di tangan Gio. Aku sebagai orang tua tidak bisa memaksanya. Begitupun

  • Perjanjian Panas dengan Bos Arogan   Chapter 467

    Setelah memberikan pidato, Agatha tidak tahu Gio ke mana. Ia langsung pergi dan mencari pria itu bersama bodyguard yang lain. Tapi tubuhnya langsung kaku ketika melihat Gio yang tertusuk. Gio dibawa ke rumah sakit. Sedangkan penjahat itu sudah ditangkap dan dibawa ke kantor polisi. Agatha tidak bisa berhenti cemas. Ia menunggu Gio di depan ruang ICU. Tubuhnya berlumuran dengan darah… Agatha tidak peduli pada dirinya sendiri. Ia duduk dengan kepala yang menunduk. menunggu berjam-jam Gio yang masih mendapat perawatan oleh dokter. agatha mendongak ketika mendengar suara langkah kaki. Ia melihat kedua orang tua Gio yang baru datang. “Bagaimana keadaannya?” tanya Ethan pada Agatha. “Gio masih dirawat di dalam,” balas Agatha. Ethan menatap Agatha. “Aku yakin kamu sudah tahu kalau kita orang tua Gio. Kami juga sudah tahu kamu kekasih Gio. Kamu bisa jelaskan pada kami bagaimana semuanya bisa terjadi?” Agatha meremas pelan tangannya. Tapi—elusan lembut di bahuny

  • Perjanjian Panas dengan Bos Arogan   Chapter 466

    Semuanya berjalan dengan lancar. Gio yang melindungi Agatha sehingga membuat Agatha benar-benar aman. Namun, Mereka tidak bertemu beberapa hari karena Gio yang ada urusan bisnis di luar negeri. Tapi katanya akan pulang hari ini, entah jam berapa. Agatha berada di dalam mobil—ia sampai di sebuah gedung. Acara yang didatangi adalah sebuah peluncuran produk baru dan peresmian kerja sama antara Harper Advertise dengan brand tersebut. Untuk itu Agatha begitu antusias. Agatha keluar dari mobilnya.. Masuk pelan ke dalam gedung. Ternyata sudah ada beberapa orang yang datang. Semuanya berjalan dengan lancar. Sampai seorang mc menyatakan dengan resmi akan terjalin kerja sama. “Untuk Ibu Agatha waktu dipersilahkan…” Agatha mengangkat micnya. Ia tersenyum ke depan. Namun pandangannya tertuju pada satu pria yang sedang berada di antara orang-orang yang hadir. Pria itu membawa sebuah buket bunga dan tengah tersenyum kepadanya. “Saya Agatha.. saya pemimpin Harper Adve

DMCA.com Protection Status