Share

Chapter 244

Author: Iamyourhappy
last update Last Updated: 2024-09-06 17:09:35

“Jadi mulai sekarang saya harap anda mengerti dan tidak membiarkan Risa dekat dengan anda.”

Perawat itu meraih tangan Risa dengan kasar.

“Aku ingin bermain dengan aunty!” teriak bocah itu.

Namun belum sempat berbalik. Risa sudah digendong dan masuk ke dalam ruangan.

Bocah itu terlihat meronta.

Namun Gaby tidak bisa melakukan apapun. Lagipula yang membuat peraturan adalah orang tuanya sendiri.

Ia tidak punya hak untuk melarang. Apalagi ia hanya orang asing.

Gaby berbalik dan berjalan kembali ke ruangannya dengan lesu.

Baru saja mendapatkan mainan baru, tapi malah pergi begitu saja.

Mainan hidup yang cantik dan lucu.

Karena tidak mau berdiam diri saja di ruangannya.

Gaby melangkah ke kantin rumah sakit.

Membeli minuman dan makanan ringan kemudian duduk.

Tak lama—ia mendengar suara langkah sepatu yang kian mendekat.

Saat mendongak. Bukan pria yang diharapkan.

Melainkan pria yang ia hindari.

“Kau sakit?” tanya Haven. tanyanya seperti tanpa beban.

Gaby ber
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

  • Perjanjian Panas dengan Bos Arogan   Chapter 245

    “Aku bisa sendiri.” Gaby tidak mau dibantu. “Kenapa?” tanya Haven sudah mengambil tiang infus Gaby. Gaby berdecak. “Kau kembalilah ke dalam. Temani kakek.” Haven menggeleng. “Kakek yang ingin aku mengantarmu.” Gaby hanya menghela pasrah. Ia berjalan pelan dengan di sampingnya Haven yang membantunya membawa tiang infus itu. "Kenapa kau sendiri?" tanya Haven. "Di mana kekasihmu? Temanmu atau keluargamu?” tanya Haven beruntun. “Mereka sibuk,” jawab singkat Gaby. Haven menatap Gaby. “Jaga dirimu.” Gaby mengernyit. “Tentu saja.” Gaby menanggapi setiap ucapan Haven sangat cuek. Pokoknya ada hati yang harus ia jaga. Tidak boleh terlalu lama dengan pria lain. Setelah sampai di depan ruangan. Gaby segera mengusir Haven. “Pergilah.” Gaby mengibaskan tangan tanpa melihat Haven. Haven menunduk. mendapat perkataan ketus dan tajam, tidak membuat Haven langsung pergi. Ia menunduk. berjongkok di hadapan kaki Gaby. “Apa yang kau lakukan?” tanya Gaby hendak mundur namun dicegah oleh

    Last Updated : 2024-09-07
  • Perjanjian Panas dengan Bos Arogan   Chapter 246

    “Kalian..” Damian menatap Gaby dan Haven bergantian. Damian menggeleng pelan melihat mereka berdua. Niatnya ingin menjenguk kekasihnya ditengah jadwalnya yang sangat padat. Namun saat sudah berada di sini, malah mendapati kekasihnya bersama pria lain. “Damian ini tidak—” Damian maju selangkah. Langsung menarik kerah leher Haven. “Apa yang kau inginkan hah?” tanyanya dengan tatapan tajam. Urat lehernya bahkan terlihat. Gaby tidak pernah melihat Damian semarah ini sebelumnya. Pria setenang air itu marah. Emosinya melunjak ketika mendapati kekasihnya bersama pria lain. Haven menanggapinya dengan santai. “Aku tidak sengaja bertemu dengan Gaby..” “Halah kau sengaja kan menjenguk kekasihku?” Damian masih mencengkram erat-erat kerah leher Haven. “Damian sudah!” Gaby berusaha mendekat. Namun tangannya disingkirkan oleh Damian begitu saja. “Kamu janjian dengan bajingan ini kan?” tuduh Damian. “Bilang padaku, kalian berselingkuh di belakangku?” “Tidak Damian.” Gaby me

    Last Updated : 2024-09-07
  • Perjanjian Panas dengan Bos Arogan   Chapter 247

    “Kamu bilang apa?” tanya Damian. Gaby menghela nafas. “Tunda dulu pernikahan kita.” “Tidak.” Damian menggeleng. “Kenapa? kamu mau kembali ke mantan kamu itu?” tanyanya. Damian mendekat dan menyentuh bahu Gaby. “Kamu mau berhubungan dengan mantan kamu lagi itu?” “Mau menikah dengannya?” Gaby mengusap wajahnya kasar. “Damian please..” lirihnya. “Tidak ada hubungannya dengan dia. Aku ingin kita menunda pernikahan kita dulu agar hubungan kita membaik. Kamu sadar? Akhir-akhir ini kita jarang berkomunikasi.”“Kita selalu bertengkar. Kamu tidak ada waktu untukku..” lirihnya. “Itu semua terjadi karena kamu.” Damian menatap Gaby. “Kamu curiga padaku, tapi kamu sendiri yang bermain di belakangku.” Damian mengepalkan tangannya. “Kamu kira aku tidak tahu kamu diam-diam menyelidikiku?” tanya Damian. Gaby terdiam. Bagaimana pria itu tahu?Damian tersenyum miring melihat Gaby langsung terdiam mendengar ucapannya. “Bukan aku Gaby, tapi kamu sendiri yang bermasalah. Kamu menemukan kesalah

    Last Updated : 2024-09-07
  • Perjanjian Panas dengan Bos Arogan   Chapter 248

    Gaby bersiap untuk pulang. Ia berjalan sendiri. Lagi-lagi memang sendiri. Ia berhenti ketika melihat satu ruangan yang terbuka. “Risa?” tanyanya. “Katanya pulang kemarin..”Karena anak perempuan itu sendirian. Gaby akhirnya masuk. “Hei,” sapanya. Risa tidak terlihat ceria. Bocah itu terlihat sedih. “Kenapa kamu sedih?” tanya Gaby menunduk. “Aunty, aku tidak boleh pulang.” kemudian menatap Gaby. “Aunty akan pulang kan?” tanyanya. Gaby mengangguk. “Kata dokter bagaimana?” “Belum boleh pulang,” jawab Risa. Akhirnya merogoh tasnya. mengambil cokelat. Semuanya ia berikan pada Risa. “Untuk kamu. Jangan sedih ya, nanti kalau sudah sembuh pasti boleh pulang pak dokter.” Risa mengangguk. “Terima kasih aunty.” Gaby merogoh ponselnya ketika berbunyi. Melihat kontak siapa yang muncul di layar ponselnya. “Risa kangen papa…” lirih bocah itu. Gaby menatap Risa. Hanya tersenyum dan mengusap puncak kepala bocah itu. “Aunty angkat telepon dulu.” Gaby mengangkat teleponnya sebentar. D

    Last Updated : 2024-09-08
  • Perjanjian Panas dengan Bos Arogan   Chapter 249

    Pagi sekali, Gaby bangun dan menyiapkan sarapan. Ia akan pergi ke rumah Damian. Mengejutkan pria itu dengan membawa masakannya. Gaby pergi ke rumah Damian dengan ceria. “Diganti atau tidak?” Gaby bertanya-tanya. Terakhir kali pasword apartemen Damian itu adalah ulang tahunnya, semoga tidak diganti. Setelah menekan tombol sesuai dengan angka kelahirannya. Gaby masuk ke dalam. Semuanya sepi. Gelap. Akhirnya Gaby menyibak tirai. Namun alangkah terkejutnya, yang ditemukan adalah pakaian wanita yang berserakan… Gaby menatap ke arah pintu. Di sana, di rak ada sepatu dengan hak tinggi. Gaby berjalan ke arah pintu kamar Damian. Tepat di depan pintu, ia melihat pakaian dalam yang berserakan. Gaby terdiam di tempat. Tubuhnya terasa lemas di tempat. Jantungnya berdegup dengan kencang. Keringat dingin membanjiri keningnya. Tolong, beritahu Gaby bahwa semua ini adalah mimpi. Menyergap perselingkuhan tidak ada dalam list keinginannya. Tangan Gaby terulur menyentuh pintu. Namun

    Last Updated : 2024-09-08
  • Perjanjian Panas dengan Bos Arogan   Chapter 250

    Tamparan Gaby yang kuat membuat wanita itu sampai tersungkur ke lantai. Bahkan sudut bibir wanita itu sampai sobek. “Cukup babe..” Damian mengusap bahu Gaby pelan. “Cukup ya sayang..” Gaby menghempaskan tangan Damian yang berada di bahunya. “Tidak ada sayang-sayangan!” teriak Gaby. “Aku membencimu!” Damian menghela nafas. “Kau pergi!” tunjuknya pada wanita itu. Gaby merogoh dompetnya. Kemudian mendekati wanita itu. “Jalang kan?” tanyanya lagi. Wanita itu mengepalkan tangannya. “Ini untukmu!” menaruh gepokan uang merah itu ke dalam dada wanita itu. Setelah wanita itu pergi. Gaby mengacak rambutnya kasar. “Sayang aku bisa jelaskan..” Damian memohon dengan berusaha meraih tangan Gaby. “JELASKAN APA? JELASKAN KALAU KAU TIDUR DENGAN WANITA ITU? KAU TERNYATA YANG BERSELINGKUH DI BELAKANGKU!” teriak Gaby. Ia menggulung lengan kemejanya. “Mau aku pukul?” tanyanya. Damian menatap Gaby tajam. “Mau saling pukul?” pria itu kembali bertanya. “Kamu mau memukulku?”

    Last Updated : 2024-09-08
  • Perjanjian Panas dengan Bos Arogan   Chapter 251

    Tamparan itu. Gaby mengusap pipinya yang memanas akibat tamparan dari Damian. “Gaby ak-aku..” Damian panik setelah menampar pipi Gaby. “Aku tidak sengaja sayang..” Damian mendekat dan tangannya meraih pipi Gaby pelan. “Maaf, Gab. Aku kelepasan…” lirih Damian dengan lembut. Tidak. Gaby tidak akan luluh begitu saja. Gaby menyingkirkan tangan Damian. Plak! Tamparan itu berkali-kali lipat. Gaby berkacak pinggang. “Mau lagi? katanya ingin saling memukul?” “Ayo lakukan saja….” Gaby menggulugn lengan kemejanya. “Tidak Gab..” Damian menggeleng. “Jangan seperti ini. aku mohon maafkan aku..” Gaby menatap pipi Damian yang memerah. Puas sekali…“Itu akibatnya kalau kau berani main tangan denganku.” “Satu tamparan… akan aku balas rasa sakitnya berkali-kali lipat.” Gaby tidak bisa menjelaskan perasaannya saat ini. Yang pasti jijik. Jijik dengan Damian karena ia kira pria itu baik. Pria yang tidak akan pernah menyelingkuhinya. Damian mengambil tangan Gaby. “Maafkan aku.. aku janji ti

    Last Updated : 2024-09-09
  • Perjanjian Panas dengan Bos Arogan   Chapter 252

    “Aku perlu bicara denganmu,” ucap Gaby pada Damian. Damian mengangguk. kemudian mendekat dan memeluk Gaby. “Sebentar ya..” lirihnya. “Kita baikan dulu karena kita sudah di rumah orang tua kamu. nanti kamu boleh mengomel lagi.” Bulu kuduk Gaby serasa berdiri. Kenapa pria ini begitu pintar memainkan sandiwara. Bagaimana pria itu bersikap baik-baik saja seolah tidak terjadi apapun. Gaby masih diam. “Jangan buat orang tuamu khawatir dengan pertengkaran kita,” lirih Damian tepat di samping kepala Gaby. Gaby tersenyum miring. “Kau takut aku memberitahu kelakuanmu pada mereka?” tanya Gaby. Damian melepaskan pelukannya. Ia mengusap pipi Gaby pelan. “Sudahlah sayang..” ucapnya dengan lembut. “Aku minta maaf, oke?” “Aku janji tidak akan mengabaikan kamu lagi. aku hanya sibuk bekerja, nanti aku akan meluangkan lebih banyak waktu lagi untuk bersamamu.” Damian tersenyum lembut. Aluna menggeleng pelan. “Bicara saja kalian berdua.” Kemudian memilih untuk menyingkir dan me

    Last Updated : 2024-09-09

Latest chapter

  • Perjanjian Panas dengan Bos Arogan   Chapter 623 Ending

    GUYS INI CHAPTER TERAKHIR. SEMOGA SUKA YA... Aiden memutuskan untuk pergi langsung tanpa sarapan. ia pergi ke parkiran yang terletak di samping. Di sanalah motornya tersimpan… Namun ia berhenti ketika melihat ayahnya yang berada di samping motornya. “Kenapa dad di sana?” tanya Aiden mengernyit. “Dad ingin membuang motorku?” tanya Aiden lagi. Gio menghela napas. Kemudian tangannya terulur mengusap motor Aiden pelan. “Warnanya bagus… helmnya juga cocok.” Gio tersenyum. “Kamu membelinya dengan uang kamu sendiri ya?” kemudian mengangguk. “Motornya bagus.” Aiden mengernyit. Kemudian mendekat. “Apa yang terjadi dengan Dad?” Gio mengusap pelan bahu anaknya. “Dad minta maaf, Dad tidak tahu kalau Dad bersalah pada kamu. Dad sering mengabaikan kamu. Dad menganggap enteng acara penting kamu. Dad terlalu sibuk bekerja sampai tidak memperhatikan kamu…” “Dad juga lupa kalau semua anak pasti melakukan kesalahan…” Gio tersenyum. “Dad seharusnya memuji kamu daripada

  • Perjanjian Panas dengan Bos Arogan   Chapter 623 Ending

    GUYS INI CHAPTER TERAKHIR. SEMOGA SUKA YA... Aiden memutuskan untuk pergi langsung tanpa sarapan. ia pergi ke parkiran yang terletak di samping. Di sanalah motornya tersimpan… Namun ia berhenti ketika melihat ayahnya yang berada di samping motornya. “Kenapa dad di sana?” tanya Aiden mengernyit. “Dad ingin membuang motorku?” tanya Aiden lagi. Gio menghela napas. Kemudian tangannya terulur mengusap motor Aiden pelan. “Warnanya bagus… helmnya juga cocok.” Gio tersenyum. “Kamu membelinya dengan uang kamu sendiri ya?” kemudian mengangguk. “Motornya bagus.” Aiden mengernyit. Kemudian mendekat. “Apa yang terjadi dengan Dad?” Gio mengusap pelan bahu anaknya. “Dad minta maaf, Dad tidak tahu kalau Dad bersalah pada kamu. Dad sering mengabaikan kamu. Dad menganggap enteng acara penting kamu. Dad terlalu sibuk bekerja sampai tidak memperhatikan kamu…” “Dad juga lupa kalau semua anak pasti melakukan kesalahan…” Gio tersenyum. “Dad seharusnya memuji kamu daripada

  • Perjanjian Panas dengan Bos Arogan   Chapter 623 Ending

    GUYS INI CHAPTER TERAKHIR. SEMOGA SUKA YA... Aiden memutuskan untuk pergi langsung tanpa sarapan. ia pergi ke parkiran yang terletak di samping. Di sanalah motornya tersimpan… Namun ia berhenti ketika melihat ayahnya yang berada di samping motornya. “Kenapa dad di sana?” tanya Aiden mengernyit. “Dad ingin membuang motorku?” tanya Aiden lagi. Gio menghela napas. Kemudian tangannya terulur mengusap motor Aiden pelan. “Warnanya bagus… helmnya juga cocok.” Gio tersenyum. “Kamu membelinya dengan uang kamu sendiri ya?” kemudian mengangguk. “Motornya bagus.” Aiden mengernyit. Kemudian mendekat. “Apa yang terjadi dengan Dad?” Gio mengusap pelan bahu anaknya. “Dad minta maaf, Dad tidak tahu kalau Dad bersalah pada kamu. Dad sering mengabaikan kamu. Dad menganggap enteng acara penting kamu. Dad terlalu sibuk bekerja sampai tidak memperhatikan kamu…” “Dad juga lupa kalau semua anak pasti melakukan kesalahan…” Gio tersenyum. “Dad seharusnya memuji kamu daripada

  • Perjanjian Panas dengan Bos Arogan   Chapter 622

    “Puas membuat kawatir orang tua? Puas bermain-main dengan acara penting?” tanya Gio pada Aiden. Aiden berhenti. pada langkah yang ketiga di tangga. Laki-laki itu berhenti dan menghadap ayahnya. “Bagaimana rasanya?” tanya Aiden sembari tersenyum. “Kalian tidak pernah datang ke acara pentingku. Jadi aku ingin melakukannya juga…” “Bagaimana rasanya?” tanyanya. “Aiden!” Gio memijit keningnya yang terasa pusing. “Kami melakukannya karena ada alasannya.” “Aku juga punya alasan untuk tidak datang ke acara itu.” Aiden memutar tubuhnya. berjalan—sampai Gio memanggilnya lagi. “Acara balapan yang kamu maksud?” tanyanya. “Balapan tidak jelas seperti itu? jika ingin balapan di sirkuit bukan di jalan raya. Kamu membahayakan orang lain. kamu juga membahayakan diri kamu sendiri.” “Aiden kamu jangan melakukan hal seperti ini lagi ya..” Agatha menatap putranya. “Mom dan Dad tidak akan melakukan hal seperti dulu lagi.” “Kalau kamu mau balapan, kamu bisa mengajak kamu ke sir

  • Perjanjian Panas dengan Bos Arogan   Chapter 621

    Di sinilah… Raini pergi ke atap gedung. Sendirian di tengah gelap yang hanya diterangi oleh cahaya rembulan yang bersinar dengan terang. Raini membiarkan rambutnya tertiup angin ke sana ke mari. Kedua tangannya bersandar pada dinding pembatas. Tempatnya memang di sini. Jelas dirinya dan Aiden sangat berbeda. Aiden memang lebih cocok dengan perempuan bernama Talia itu. Tadi, Raini melihat mereka dari kejauhan. Talia pasti dari keluarga yang memiliki perusahaan besar juga. Mereka memang cocok. Lantas… Kenapa hatinya sedikit tidak rela ya? Apa mungkin ia tidak rela jika Aiden bersama perempuan lain? Tidak! Sampai kapanpun Raini tidak boleh mendambakan apa yang tidak boleh didambakan. Tempatnya di sini… Menyingkir lalu tidak terlihat oleh siapapun. “Jadi seperti ini ya pemandangan kota dari atas gedung tinggi..” Raini tersenyum pelan. “Maklum orang kampung…” Raini menggeleng pelan. “Ternyata sangat bagus. pantas saja banyak orang kampung yang berbondong-b

  • Perjanjian Panas dengan Bos Arogan   Chapter 620

    Seorang pemuda dengan setelan kemeja dan jas rapi baru saja turun dari mobil. Langkahnya mantap—kemudian disusul oleh perempuan yang berada di belakangnya. Perempuan cantik yang menggunakan dress berwarna putih. Nampak sangat cantik dengan rambut panjang yang digerai… Aiden menyodorkan lengannya. Raini tersenyum manis dan menggandeng tangan Aiden. Tahukah permintaan Aiden? Ya, membawa Raini untuk pergi ke pesta bersamanya. Lantas, Raini harus menuruti permintaan lelaki itu jika ingin lelaki itu hadir di pesta. Raini tidak pernah berhadapan dengan orang segila Aiden. Tapi mari imbangi kegilaan Raini. Bersikap seperti apa kemuan Aiden saja. Raini berjalan dengan hati-hati. di luar ternyata banyak sekali kamera wartawan yang menyorot dirinya. Pasti mereka akan membuat berita dan bertanya-tanya tentang identitasnya. Raini bersumpah… Pasti setelah ini, kehidupan sekolahnya kian rumit. Pasti akan muncul rumor aneh tentan dirinya dan Aiden. Aiden dan Raini b

  • Perjanjian Panas dengan Bos Arogan   Chapter 619

    “Dia di mana?” Agatha berkacak pinggang sembari mondar-mandir. Ia sudah berdandan rapi namun Aiden malah belum pulang… Gio menggenggam tangan Agatha. “Kali ini aku tidak bisa mentolerir perbuatannya..” “Tunggu sebentar. dia pasti pulang.” Agatha mengeluarkan ponselnya.. Melakukan panggilan berkali-kali namun satupun tidak dijawab. “Ayo kita berangkat..” nampak wajah Gio begitu dingin. Hanya berjalan beberapa langkah saja.. “Bagaimana kalau kita menunggu sedikit lebih lama..” Agatha mendongak. “Aku yakin dia akan segera pulang.” Gio menatap jam tangannya. “Kalaupun pulang dia butuh berganti pakaian segala macam. Kita tidak ada waktu sayang.” Agatha akhirnya mengangguk. menyetujui untuk berangkat. Akhirnya dengan berat hati Agatha dan Gio berangkat tanpa anak mereka. Entah, Gio tidak mau tahu keberadaan anaknya. Di sisi lain, Raini yang melihat mereka merasa ini tidak benar. Ia harus mencari Aiden dan membuat laki-laki itu datang ke pesta ulang tahun Winston.

  • Perjanjian Panas dengan Bos Arogan   Chapter 618

    Raini menjadi semakin panik ketika tubuh mereka terasa benar-benar menempel. “Cepat ambil,” lirih Raini. Aiden tersenyum. menunduk dan mendekatkan bibirnya pada telinga kanan perempuan itu. “Cepat ambil, aku tidak akan melihatmu,” ucap Raini. “Lantas kenapa wajahmu memerah seperti itu?” Raini mengerjap karena kesal akhirnya ia berbalik—namun kakinya tidak bisa berpijak dengan benar alhasil… Braak! Raini memejamkan mata—bersiap menerima kerasnya lantai. Tapi yang ia dapatkan adalah pelukan dari tangan seseorang. Raini membuka mata—wajah Aiden yang sudah begitu dekat di hadapannya. Kenapa… Jantungnya berdetak sangat cepat. Juga, suhu tubuhnya yang tiba-tiba memanas sampai membuat pipinya begitu panas seperti terbakar. Raini baru menyadari jika Aiden masih bertelanjang dada… “Bu-bu buahnya jatuh!” Raini melepaskan diri dari Aiden. Buru-buru mengambil buah itu dengan cepat. “Aku tidak makan buah yang sudah jatuh.” Aiden mengamati Raini yang begitu gugup memungut

  • Perjanjian Panas dengan Bos Arogan   Chapter 617

    “Apa aunty tahu kau menggunakan motor ke sekolah?” tanya Raini yang baru memarkirkan sepeda listriknya di halaman mansion. Aiden melepas helmnya. Pertama kalinya ia membawa motornya ke rumah. “Belum.” Aiden menggeleng. “Sekarang akan tahu.” Raini mendekati Aiden. “Bukankah bahaya?” tanyanya. “Kau belum memiliki sim juga.” “Bukan urusanmu.” Aiden menyipitkan mata. Aiden pergi begitu saja ke dalam mansion. Meninggalkan Raini yang ngomel-ngomel. Aiden pergi ke dalam rumah. disambut oleh ibunya yang selalu berada di rumah menunggunya pulang. “Kamu sudah pulang..” Agatha mendekat. “Di luar itu motor kamu?” tanya Agatha. Aiden mengangguk. Agatha berhenti sejenak. “Mom marah?” tanya Aiden. Agahta menggeleng. “Itu hobi baru kamu kan?” Agatha mengusap pelan bahu Aiden. “Asalkan kamu menaikinya dengan hati-hati, jangan sampai terluka. Mom tidak masalah.” “Mom dulu juga bisa tahu naik motor. Tapi sekarang lupa caranya..” Agatha terkekeh pelan. “Mom bisa?” Agatha men

DMCA.com Protection Status