Bukan Mauku Menjomlo

Bukan Mauku Menjomlo

last updateTerakhir Diperbarui : 2022-03-15
Oleh:  Amih Lilis  Tamat
Bahasa: Bahasa_indonesia
goodnovel16goodnovel
9.8
40 Peringkat. 40 Ulasan-ulasan
99Bab
121.9KDibaca
Baca
Tambahkan

Share:  

Lapor
Ringkasan
Katalog
Tinggalkan ulasan Anda di APP

Blurb Kenapa, sih, wanita kalau sudah di atas 30 tahun dan belum menikah, disebut perawan tua? Tidak laku? Dan berbagai titel lainnya. Tidak itu di kota atau pun desa. Selalu saja hal itu menjadi gunjingan para kawan, sanak saudara, juga para tetangga. Seakan status jomlo adalah aib besar yang sangat memalukan. Ada apa sebenarnya dengan sugesti orang-orang tentang status jomlo? Padahal jomlo itu kan tidak merugikan siapa pun. Mereka bukan virus, bukan pula kutukan. Jadi tidak perlu dipermasalahkan. Seperti halnya aku. Aku Hasmi Azzahra. Seorang perawat di sebuah rumah sakit, yang kini berusia 32 tahun dan aku seorang jomlo! Sebenarnya, bukan mauku masih menjomlo seperti ini di usiaku yang sudah tidak muda lagi. Pengalaman buruk tentang lelaki berengsek di masa lalulah yang membuat aku seperti ini. Bukan aku trauma. Aku hanya ingin lebih seleksi lagi dalam memilih pasangan, karena aku tidak ingin kecewa kembali. Untuk memilih pasangan, aku tidak mungkin asal tunjuk, dan asal pilih mumpung ada yang mau, iya, kan? Karena menikah itu perkara panjang yang punya banyak poin untuk dipikirkan dan dipertimbangkan. Pokoknya aku tidak mau sampai salah pilih lagi! Jadi … tolong dimengerti, ya? Jomlo itu bukan aib, kok. Meski aku tidak tahu sampai kapan harus menjomlo seperti ini? Aku hanya bisa menunggu jodohku datang saja. Sekalipun, sebenarnya ada seorang pria yang sering membuatku galau tingkat dewa. Tapi, sikap datarnya membuatku kesulitan menebak isi hatinya. Hatiku semriwing saat dia melirikku. Namun, tensi darahku pun selalu naik tiap kali berinteraksi dengannya. Dia sangat menyebalkan! Namun, juga selalu aku rindukan. Jadi, haruskah aku mengejarnya? Atau cari pria yang lain saja, yang bisa memberiku kepastian. Yang mana, yang harus aku pilih untuk mengakhiri kejomloan ini?

Lihat lebih banyak

Bab terbaru

Pratinjau Gratis

Jomlo 1

Hari sudah lumayan larut saat aku terpaksa harus pergi ke minimarket terdekat, dikarenakan si bulan yang datang saat stok pembalut tinggal satu.Entahlah. Aku tidak tahu, kenapa aku bisa seceroboh ini? Mungkin karena terlalu sibuk di rumah sakit, hingga aku kurang memperhatikan kebutuhanku sendiri.Hari ini pun sebenarnya aku sudah sangat lelah dan ingin segera terlelap. Apalagi hujan juga sangat mendukung sekali agar tubuh ini segera masuk selimut dan menyambut mimpi.Namun, sekali lagi karena tamu bulanan yang hadir tanpa kabar. Aku pun terpaksa menahan kantuk demi untuk membeli pembalut tanpa sayap.Ingat! Tanpa sayap! Kalau pake sayap aku takut dibawa terbang!Dugh!"Aduh!"Saat sedang mengecek kelengkapan belanjaanku sambil berjalan keluar minimarket. Tak sengaja, aku menabrak seseorang karena terus menunduk sedari tadi."Maaf ... maaf, saya--""Hasmi?"Aku yang awaln

Buku bagus disaat bersamaan

To Readers

Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.

Komen

user avatar
zahra
nano2 kalau novel amih mah,,
2023-10-18 09:47:50
1
user avatar
Agus Irawan
hai izin promosi mampir juga ke Novelku yuuk judul "Kembang Desa Sang Miliarder" pena" Agus Irawan
2023-04-25 11:00:53
1
user avatar
Quin Attariz
Seru banget sih Mih, keren ceritanya bikin gemes aku jadi ketagihan bacanya, hehehe .. entah kapan bisa bikin cerita sekeren ini... angkat empat jempol buat cerita Hasmi ini............
2022-10-02 09:21:29
4
user avatar
andra
saya juga tertarik nih
2022-09-30 18:32:27
2
user avatar
Indri saputra
ceritanya baguus bgt, banyak pelajaran hidup yg bisa diambil......... semangat terus Thor ......
2022-07-12 03:18:12
3
user avatar
Rainy
keren kak aku suka deskripsi dan pemilihan katanya. Tema cerita yang diangkat juga relate sama kehidupan banyak orang yang sering ditanya 'kapan?' sama orang sekitar
2022-05-28 18:11:28
1
user avatar
PenTi Komenq Bae Lach
Keren miiih aku suka langsung jatuh cinta setelah baca aish pokonya is the best dr s bella ampe sekarang hasmi next mau baca yg lain...... Semangat amihh......
2022-04-23 14:14:38
1
user avatar
Ika Dewi Fatma J
ceritanya gokil abis,,pokoknya dr awal baca udah banyak ngakaknya,,,waktu ada part sedih aja masih bisa senyum loo gara² kelakuan tokoh nya,,,cocok banget buat yg cari cerita yg ringan
2022-04-21 15:40:45
1
user avatar
Amy Love
aku suka baca karya amih Lilis...
2022-04-19 20:41:22
2
user avatar
Muth Loebs
Semoga saja setelah membaca ini aku juga tak Jomblo lagi. Sukses selalu, Mbak....
2022-04-08 20:06:22
1
user avatar
Rani Hermansyah
mantap jangan lupa mampir di karya receh istri yang tak dirindukan
2022-04-08 18:39:43
1
user avatar
Vella Nine
......... aamiih.. aku mampir.........
2022-04-08 17:37:04
1
user avatar
Esi Apresia
wkwkw selalu saja senang baca karya author ini. gak rugi top up. mantap
2022-04-08 14:11:32
1
user avatar
Amih Lilis
Terima kasih sudah mampir ke cerita ini. semoga syuka dan terhibur. See u next novel kesayangan Amih.
2022-04-08 05:50:32
0
user avatar
Ika Dewi Fatma J
cerita nya bagus thor,ini cerita pertama yg q baca di goodnovel,,jadi agak bingung dg koinnya...
2022-04-04 23:27:01
1
  • 1
  • 2
  • 3
99 Bab

Jomlo 1

Hari sudah lumayan larut saat aku terpaksa harus pergi ke minimarket terdekat, dikarenakan si bulan yang datang saat stok pembalut tinggal satu. Entahlah. Aku tidak tahu, kenapa aku bisa seceroboh ini? Mungkin karena terlalu sibuk di rumah sakit, hingga aku kurang memperhatikan kebutuhanku sendiri. Hari ini pun sebenarnya aku sudah sangat lelah dan ingin segera terlelap. Apalagi hujan juga sangat mendukung sekali agar tubuh ini segera masuk selimut dan menyambut mimpi. Namun, sekali lagi karena tamu bulanan yang hadir tanpa kabar. Aku pun terpaksa menahan kantuk demi untuk membeli pembalut tanpa sayap. Ingat! Tanpa sayap! Kalau pake sayap aku takut dibawa terbang!Dugh! "Aduh!" Saat sedang mengecek kelengkapan belanjaanku sambil berjalan keluar minimarket. Tak sengaja, aku menabrak seseorang karena terus menunduk sedari tadi. "Maaf ... maaf, saya--""Hasmi?"Aku yang awaln
Baca selengkapnya

Jomlo 2

"Aakkkhhh ...."Grep!Brukkk!"Are u crazy, huh?" maki Alan, saat dia berhasil menyelamatkanku dari tabrakan, yang hampir saja terjadi.Ya, sesaat sebelum mobil yang ngebut itu hampir menyentuhku. Si Manusia Jalan Tol ini memang berhasil menggapai dan menarikku ke pinggir jalan."Kalau mau mati jangan di sini, apalagi di hadapan saya, bikin repot orang saja!" hardiknya sekali lagi.Akan tetapi, karena aku masih shock dengan kejadian barusan. Aku pun tak berkomentar apapun, selain bengong dan mengerjapkan mata berkali-kali demi meyakinkan diri bahwa ini bukan mimpi.Terima kasih Tuhan. Aku masih hidup!"Hey, Suster! Kenapa malah bengong? Saya ta--""Aa'!" Setelah berhasil menguasai kekagetanku tadi. Aku pun berseru panjang, memotong omelan Alan sambil menghamburkan diri ke pelukannya dan menangis sejadi-jadinya.Aku lega banget, bahagia, terharu, pokoknya aku benar-bener bersyukur banget masih hidup! Masih bernapas
Baca selengkapnya

Jomlo 3

"Woah! Akhirnya ketemu juga ya, Do!" Salah seorang dari mereka berseru gembira seraya memindaiku. Aku merasa jijik seketika."Iya, dong! Gue gitu, loh!" Edo menyahut dengan jumawa. "Terus, ini maunya gimana? Langsung aja atau main-main dulu?" Pria itu bertanya kembali."Main-main dululah. Lo bawa kan obatnya?""Bawa, dong!""Bagus. Ayo mulai!"Aku ingin berlari, ingin memaki, ingin menangis, bahkan memohon agar mereka mengasihani aku. Namun, rasa takut benar-benar menguasai, hingga membuatku jangankan bisa berlari untuk kabur, mengeluarkan suara pun rasanya tidak bisa. Lidahku seketika kelu dengan tenggorokan yang sakit sekali meski hanya untuk menelan salivaku sendiri.'Ya Allah, haruskah aku berakhir di sini?''Haruskah aku menyerah?'Tidak! Aku tidak ingin menyerah. Aku harus berjuang sekali lagi. Setidaknya, aku harus berlari ke arah jalan besar, dan menabrakan diri pada mobil agar cepat mati. Pers
Baca selengkapnya

Jomlo 4

Akhirnya, polisi datang kurang dari lima belas menit setelah aku menelpon. Tolong jangan tanyakan kenapa mereka tumben cepat datang. Karena aku sendiri pun tidak tahu. Aku hanya menghubungi Bang Elang, polisi yang sudah lumayan aku kenal. Lalu menyampaikan apa yang terjadi di sana. Setelah itu, menunggu seraya terus berdoa saat menyaksikan Live Boxing antara Alan dan genk Edo. "Aa--""Pakai dulu!"Baru saja aku mau bersegera keluar dari mobil saat Alan akhirnya membuka pintu. Pria itu malah menahannya, dan menyodorkan sebuah kain dari sela pintu. 'Eh, itu hijabku! Ya ampun ... ternyata dia sangat perhatian dan mau repot-repot mengambilkan kain ini demi menjaga kehormatanku.'Seketika hatiku menghangat menerima perhatian Alan barusan."Dibelakang pintu ada jaket bersih. Pakai dan keluarlah," titahnya lagi tanpa melihatku. Aku menurut. Kututup kembali pintu mobil, memakai hijab dengan benar dan mencari jak
Baca selengkapnya

Jomlo 5

*Happy Reading* 'Tembus' Satu kata yang dikatakan Alan malam itu, sukses bikin aku megap megap bak ikan koi kekurangan air. Sumpah demi apapun. Malam itu rasanya aku pengen pinjem helm sama siapa aja yang, setelah mendengar kata itu. Sayangnya, gak ada yang lewat bawa helm, jadinya gak ada yang bisa nyelametin mukaku. Namun yang paling menyebalkan adalah, Alan mengucapkannya dengan wajah datar tanpa ekspresi apapun. Membuat aku malah menebak-nebak isi pikirannya saat itu. Apa kasian? Apa lucu? Atau malah pengen bully? Apapun itu, pokoknya aku tengsin abis! Makanya, setelah kejadian malam itu. Aku sebisa mungkin menghindari Alan, jika melihatnya di rumah sakit, sedang mengunjungi Dokter Karina. Pokoknya, aku belum siap deh, ketemu dia lagi. Masih tengsin banget, Mbak bro! "Mi, kamu beneran gak mau saya titipin laporan ini buat Alan. Biasanya kan, kamu paling getol sama tugas ini." Dokter Karina mu
Baca selengkapnya

Jomlo 6

*Happy reading* "Eh, neng Hasmi. Baru pulang ngevet, ya?" Aku langsung mendengkus kesal, saat baru saja keluar rumah sakit pagi itu, tak sengaja bertemu dengan Bang Elang yang sepertinya sedang ada tugas di sana.  Entah itu ada kasus baru, atau mengambil hasil visum salah satu korban kasus yang tengah dia selidiki. Pokoknya, pria itu berhasil membuat aku jengkel dengan sapaanya barusan.  Mentang semalam adalah malam jumat, seenaknya aja dia mengira aku baru pulang ngevet. Aku kan baru pulang mandi kembang tujuh sumur--eh, pulang sift malam. "Gak ada sapaan lebih manusiawi apa, Bang? Segala Babi ngevet lo bawa-bawa. Nyindir diri sendiri atau gimana?" Aku membalas dengan kesal.  Bang Elang tergelak renyah di tempatnya, seraya menepuk kepalaku.  "Mana ada Abang abis ngevet. Orang kayak Abang pastinya abis sunah rosul, dong. Emang situ, jomlo! Oops! Lupa kalau udah punya Aa Alan." Aku tahu dia sedang men
Baca selengkapnya

Jomlo 7

*Happy Reading*Aku udah gak ngerti lagi dengan situasi yang tengah terjadi sekarang. Ternyata Irfan temannya SMA-nya Alan. Demi apa? Tuhan ... sejodoh itu ya aku sama nih manusia lempeng. Hingga aku kayaknya gak bisa jauh sama tuh makhluk dingin yang ingin sekali aku taruh di tungku.Biar anget dikit gitu, gengs. Soalnya, Alan tuh dinginnya udah mengkhawatirkan banget. Apalagi, setelah dikenalkan tadi oleh Irfan. Tatapannya itu, loh! Bikin aku pengen pipis mulu. Lebih menyebalkannya. Tuh cowok kek gak ada kerjaan hari ini. Ngintilin kami terus dari tadi. Bahkan saat Irfan mengajaknya gabung makan siang bersama. Dia setuju aja gitu, tanpa ngerasa dosa sama sekali. Ya ... Ampun, nih cowok beneran gak ada kerjaan, ya hari ini? Atau emang mau nyambi jadi nyamuk? Nyebelin banget, sumpah!"Kenapa melihat saya seperti itu? Gak suka saya gangguin kencan kalian?"Udah tahu tanya! Kalau emang dia sepeka itu, kenapa gak minggat aja, sih. M
Baca selengkapnya

Jomlo 8

*Happy Reading*Aku pun dengan otomatis melirik Irfan, yang langsung terlihat gusar melihat wanita itu, sambil mencuri lirik ke arahku.Bangke!!Jadi aku sudah ditipu selama ini?Baru aja aku hendak beranjak dari tempat dudukku. Alan tiba-tiba menginterupsi dengan santainya."Oke! Karena sekarang bini lo udah dateng. Gue pergi, ya? Ayo, Sayang," kata Alan kemudian, sambil mengulurkan tangannya ke arahku.Apa?!Jadi nih pengacara juga udah tau, kalau Irfan ini punya keluarga? Kenapa dia gak kasih tahu, sih? sengaja ya, mau bikin aku kehilangan muka?Atau … jangan- jangan Dia sekongkol sama Irfan?"Sayang?" panggil Alan lagi. Sambil memberikan kode lewat ekor matanya, untuk meraih tangannya.Sayangnya, karena aku masih shock. Aku pun malah menatap uluran tangan itu dengan linglung. Memang apa yang harus aku lakukan? Menyambut tangan Alan dan ikut dramanya yang lain? Sialan! Kenapa aku harus terjebak dalam sit
Baca selengkapnya

Jomlo 9

Jomlo 9*Happy Reading*"Pergilah," titah Alan, saat kami sudah sampai di lobby Mall.Aku pun sontak melirik Alan dan mengernyit tak mengerti.Pergi?Pergi kemana?"Kenapa diam? Gak mau pergi, huh? Mau minta saya anterin, gitu?" tanya Alan lagi, seraya menaikan sebelah alisnya ke hadapanku.Aku yang masih setengah linglung pun, belum bisa berkomentar apapun. Karena belum sepenuhnya bisa mencerna yang terjadi barusan.Barusan aku lagi ngapain, sih?Lagi jalan sama Irfan, kan?Terus papasan sama Alan. Terus makan siang bertiga, dan … Ah, iya. Aku baru dapat kejutan hebat dari si brengsek Irfan."Saya harap kamu tidak baper karena kejadian tadi, Suster. Tolong, apapun yang saya katakan di dalam. Jangan masukan hati. Karena ... uhm ... sebenarnya saya hanya ingin membalas jasa saja," jelas Alan tiba-tiba. Tanpa diminta siapapun."Balas ... jasa?" beoku reflek"Ya!" jawab Alan tegas. "Sepert
Baca selengkapnya

Jomlo 10

Jomlo 10*Happy reading*"Mi, Bantuin Alan sono," kata Dokter Karin tiba-tiba."Maksudnya, Dok?" bingungkuIya bingung. Orang dari tadi aku cuma jadi pendengar, kok. Tiba-tiba malah disuruh bantuin Alan. Bantuin apa pula? "Ya ... gitu. Bantuin Alan, Mi. Kasian," jawab Dokter Karin makin membuatku pusing."Gaje, deh. Bantu apa pula? Kenal juga enggak sama tuh cewe. Ya, kali saya tiba-tiba muncul belain Alan. Nanti kalau doi salah paham gimana?" protesku tak terima.Suka ngadi-ngadi emang nih Dokter sebiji."Nah, itu maksud saya!"Eh?"Siapa tau kalo tuh cewe liat Alan udah punya gandengan lain. Dia bakal sadar dan--""Dih, ogah!!" tolakku cepat, kala sudah bisa mencerna arah pembicaraan Dokter Karin barusan.Pasti deh, yakin aku mah, kalau dia mau minta tolong biar aku pura-pura jadi pacarnya tuh jalan tol.Ih, gak mau!!"Tapi kan, kasian Alan, Mi," kata Dokter Karin lagi."
Baca selengkapnya
DMCA.com Protection Status