Selepas subuh, tubuhku yang terasa remuk redam langsung limbung di atas kasur yang tidak lagi memakai sprei itu.Tadi kuambil sprei yang penuh jejak-jejak pergulatan yang hebohan itu, dan aku bahkan belum sempat menggantinya.Aku lelah dan masih butuh memulihkan tenaga dulu yang sudah kugunakan bertempur bersama suamiku.Melakukan ibadah yang katanya pahalanya sama dengan menumpas kafir. Saat aku membuka mataku, semuanya sudah terang benderang. Jendela juga sudah tersibak dan anehnya sprei pun sudah berganti.Apa Ed yang tadi menggantinya saat aku tertidur?Bagaimana bahkan aku sama sekali tidak terusik saat Ed melakukannya?Aku bergegas berjingkat namun suara panggilan dari nakas menahanku untuk melihat sejenak.Dari Sella...“Hallo, Sel?” sapaku dengan nada bantal.“Kamu baru bangun tidur, Mila?” Sella terdengar keheranan. “Apa kamu sakit?”“Eng, iya, maklum musim pancaroba,” ujarku pura-pura demi tidak merasa malu pada Sella sesiang ini baru bangun.“Oh, ya. Ada apa ya, Sel?” k
Read more