Share

Bab 44 : Penjelasan

Tatapanku reflek membola mendengar ucapannya. Membuatku berdecih dalam hati karena muak dengan kata-katanya.

Setelah sudah membuat hatiku hancur, masih pantaskah dia mengatakan hal itu?

Sebagai pria yang sudah memiliki istri, apa dia tidak malu mengatakan kata rindu pada wanita yang juga sudah memiliki suami?

“Aku harap Anda tidak lupa tujuan kita bertemu kali ini.” Dengan tegas kuingatkan hal itu padanya.

“Tidak, aku tidak lupa, Mila!” sahutnya cepat.

Sebelum melanjutkan Ramzi menghela napas mencoba mengatur diri untuk memulai apa yang ingin disampaikannya.

“Pertama, aku minta maaf atas apa yang sudah terjadi, Mila. Truly deeply sorry. Aku sama sekali tidak pernah berniat sebigini brengsek sampai harus meninggalkanmu di pesta pernikahan yang seharusnya kita jalani bersama.”

Kuhela napas dalam karena sungguh pembicaraan ini sudah menyeret kenangan buruk itu kembali hingga membuatku merasakan betapa sakit hatiku saat itu.

“Aku ke toilet sebentar,” ucapku.

Karena takut aku tidak bisa me
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status