Setelah menyelesaikan urusannya dengan Pei Yan, mantan jenderal besar Dinasti Qing itu segera bergagas menuju Madox Colour—di mana Ma Zimo sedang menunggu kedatangannya.Selama dalam perjalanan tersebut, dua kali dia mencoba menghubungi Lu Wan Wan. Dia ingin memastikan, bagaimana kabar dari istri sang pemiliki tubuh. Pagi itu dia meninggalkan rumah tanpa bertemu dan tanpa sarapan bersama.Seringkali pengharapan seseorang yang tidak disertai dengan tindakan, seperti kepulan asap kosong yang membumbung tinggi ke atas lalu menghilang tak berbekas. Tidak ada yang lebih mengkhawatirkan, dari seorang pria yang masih selalu mengandalkan egonya yang tinggi.Sepasang mata hitam nan kecil itu hanya melirik sekilas. Akan tetapi, layar ponsel tersebut tak kunjung memberikan jawaban.Hingga setengah perjalanan dilalui, dering ponsel yang ditunggu-tunggu pun terdengar. Secepat tangannya bertindak, maka secepat itu pula dia meletakkan pengharapannya pada alat telekomunikasi tersebut.“Wan Wan …,” kat
Read more