“Apa kau telah gila?” Asisten Mok yang membeliak itu mencondongkan tubuhnya ke depan, setelah mendengar soal pertemuan Ma Jia Wei dengan Ma Yin Fei di tanah Baoshan.Ma Jia Wei mendorong tubuh asisten pribadinya itu dengan jari telunjuknya. “Mundurlah! Aku tidak segila seperti yang kau kira.”Pria yang memiliki potongan rambut agak panjang itu pun terpaksa memundurkan tubuhnya, lalu kembali mendudukkan dirinya di sebuah kursi yang ada di depan Ma Jia Wei. Sebuah gumaman yang tidak jelas sempat terlontar dari mulutnya, ketika dia sudah mulai tidak memahami teman sekaligus atasannya itu.“Kau benar-benar ceroboh!” serunya sambil mendecak.“Tidak.” Ma Jia Wei memainkan ujung telunjuknya di atas bibir cangkir kopi yang ada di hadapannya. “Aku hanya memberinya sedikit pancing.”“Dengan iming-iming membagi saham perusaahan, artinya … kau telah membuka pintu untuk sepupumu itu agar masuk lebih dalam ke lingkungan Group Ma,” pungkas Mok.“Aku hanya memberinya sedikit saham,” tutur Ma Jia Wei,
Bibir Pei Yan berkedut di dalam rumahnya sendiri. Apa yang diucapkan sopir Ma Zimo serta penawaran yang pria itu berikan memang tidak merugikan. Dengan memberikan lingkungan tempat tinggal baru dan lapangan pekerjaan bagi penduduk Baoshan, itu merupakan solusi yang terbaik bagi mereka semuaHanya saja ….“Ada sesuatu yang harus kau korbankan,” ucap Yin sambil meletakkan salah satu telapak tangannya di atas pundak Pei Yan.“Seberapa tahu kau soal Baoshan?” tanya Pei Yan yang berdiri memunggungi Yin.Mendapat pertanyaan seperti itu, membuat mantan jenderal besar Dinasti Qing mengayunkan langkahnya hingga sejajar dengan kedua tumit Pei Yan. Sebelum menemui pemimpin Baoshan ini, dia memang sempat mempelajari kehidupan masyarakat Baoshan di Perpustakaan Shanghai.Sangat langka dan sudah terlalu jarang untuk ditemukan. Sekelompok masyarakat yang masih memegang teguh adat istiadat dan kepercayaan nenek moyang di tengah menjamurnya kehidupan masyarakat yang bukan lagi moderen, tetapi super mod
Setelah menyelesaikan urusannya dengan Pei Yan, mantan jenderal besar Dinasti Qing itu segera bergagas menuju Madox Colour—di mana Ma Zimo sedang menunggu kedatangannya.Selama dalam perjalanan tersebut, dua kali dia mencoba menghubungi Lu Wan Wan. Dia ingin memastikan, bagaimana kabar dari istri sang pemiliki tubuh. Pagi itu dia meninggalkan rumah tanpa bertemu dan tanpa sarapan bersama.Seringkali pengharapan seseorang yang tidak disertai dengan tindakan, seperti kepulan asap kosong yang membumbung tinggi ke atas lalu menghilang tak berbekas. Tidak ada yang lebih mengkhawatirkan, dari seorang pria yang masih selalu mengandalkan egonya tinggi.Sepasang mata hitam nan kecil itu hanya melirik sekilas. Akan tetapi, layar ponsel tersebut tak memberikan jawaban.Hingga tak lama kemudian, suara dering ponsel yang Yin tunggu-tunggu pun terjadi. Secepat tangannya bertindak, maka secepat itulah dia meletakkan pengharapannya pada alat telekomunikasi tersebut.“Wan Wan …,” kata Yin dengan nada
“Aku tidak terima, kalau harus mati di tangan seorang wanita! DASAR WANITA LACUR! AKU AKAN MEMBUNUHMU!”Suara teriakan yang berasal dari mulut Shun Yuan seketika membuat kelopak mata yang semula tertutup menjadi terbuka. Dia adalah jenderal besar Dinasti Qing yang seharusnya mati di tahun 1670.Karena tidak bisa menerima kematiannya, jiwa Shun Yuan memberontak. Dia terus mengusik Dewa Kematian hingga akhirnya sang dewa memutuskan untuk memberi Shun Yuan kesempatan kedua. Akan tetapi, adakah yang gratis di dunia ini? Tidak ada!Ditimbang dari segi mana pun kejahatan yang dilakukan Shun Yuan di masa lalu jauh lebih berat, daripada kebaikan yang dia lakukan semasa hidup. Karena itu saat dia terbangun, semuanya berubah!Dahulu kala dia memiliki pundak tegap, dada bidang, dan sekelompok otot perut yang bergelombang. Otot lengan serta otot pahanya juga tampak menonjol. Semua orang sangat mengagumi bentuk tubuhnya saat itu.Namun sekarang, pahanya bahkan lebih jelek, daripada paha ayam!B
Shun Yuan alias Yin itu tidak tahu, kalau yang dia naiki adalah sebuah mobil listrik!Dia pikir, dirinya berada dalam kereta besi yang mampu bergerak dan berbicara sendiri dengan memberitahu arah tujuan. Sungguh berbeda dengan kehidupan lamanya, yang selalu mengandalkan kuda atau kereta yang ditarik dengan seekor binatang.Dia juga melihat kereta besi bergerak lain yang melaju di jalan raya. Ada yang melintas di atas kepalanya dengan ukuran yang sangat panjang. Ditambah lagi adanya jembatan layang yang malang melintang serta keberadaan bangunan yang tingginya hampir mencapai langit.“WOW! Ini benar-benar luar biasa! Sejak kapan manusia bisa membangun kota yang hebat seperti ini? Seandainya aku bisa mencapai atap gedung yang paling tinggi, mungkin saja Kaisar Langit ada di sana,” gumam Yin, yang tanpa sadar membuat Lu Dong dan Li Na memperhatikannya dari kaca spion. Sialnya, Yin yang sekarang tidak mampu menikmati keindahan Kota Shanghai menjelang malam!Tak lama kemudian mobil listri
“Sudahlah, Ayah. Yin tidak mungkin sanggup untuk menggantinya. Jangankan satu juta Yuan, seratus Yuan saja dia tidak punya. Benar’kan, Wan Wan?” sindir Lu Fen Fen—putri sulung Keluarga Lu.Lu Wan Wan hanya mengangkat kedua pundaknya. Dia memang tidak tahu berapa banyak tabungan yang dimiliki Yin. Karena selama tiga tahun mereka menikah, dia tidak pernah menanyakan berapa besar gaji dan pengeluaran pria itu setiap bulan.Yang dia tahu, sebelum menikah, Yin tinggal dan dibesarkan di sebuah panti asuhan.Jika bukan karena Yin pernah menolong Kakek Lu Bei—paman ayahnya yang saat itu sedang terjebak di dalam lift yang ada di Shanghai Mall hingga mengalami serangan jantung, pernikahan mereka tidak akan pernah terjadi.Tiga hari setelah masa berkabung, seorang pengacara datang ke rumah. Pengacara itu membacakan surat wasiat mendiang Kakek Lu Bei yang berisi, jikalau mereka ingin mewarisi semua harta kekayaan mendiang Tuan Lu Bei, maka Lu Wan Wan harus menikah dengan Yin.Hanya satu syarat!Te
“Berhenti!”Suara teriakan bernada rendah yang berasal dari dalam rumah membuat Li Man dan yang lainnya urung mengayunkan langkah. Begitu juga dengan sang menantu yang ikut melepaskan cengkeramannya dari pergelangan tangan Akai.Wajah para maskulin itu langsung membeku tatkala melihat seorang wanita paruh baya yang masih mengenakan mantel bulunya datang menghampiri.“Haiz, Bibi! Mengejutkanku saja." Li Man berkata gusar."Kenapa kalian semua masih berada di halaman?" Li Na bertanya. "Kami hanya ingin memberi menantu ini sedikit pelajaran." “Bukankah kalian sudah melakukannya tadi?” “Aku rasa itu masih belum cukup untuk membuatnya menyadari, siapa sebenarnya yang berkuasa di rumah ini!”Li Na menghela napas. “Kalau kalian terus menyiksanya, kapan dia mulai bekerja? Sekarang hampir pukul tujuh malam! Untuk malam ini lepaskan saja dia! Aku tidak peduli, kalau kalian ingin memberinya pelajaran di lain hari.” Mendengar permintan Li Na, maka mundurlah semua anak buah Lu Dong. N
Lemparan pisau buah yang begitu cepat.Suara senjata tajam yang menancap dan mengiris daun pintu.JLEB!Semua itu membuat wajah Li Na memucat. Dia yang semula ingin memaki-maki dan memukul menantunya dengan gagang sapu mendadak hilang keberanian. Wanita paruh baya itu memilih mundur, meninggalkan Yin sambil membawa detak jantungnya yang berdegup kencang.Li Na berhasil menemukan Lu Dong. Rupanya suaminya itu berada di ruang keluarga. Berulang kali dia memanggil bahkan sampai mengentakkan kaki, nyatanya tatapan mata pria paruh baya itu masih terpaku pada ipad yang ada di pangkuannya.Entah apa yang dilihat oleh suaminya, padahal malam ini adalah malam tahun baru. Tidak ada bursa saham yang buka dan seluruh perusahan di Shanghai telah mengumumkan hari libur mereka hingga tujuh hari ke depan. “SUAMIKU!”Teriakan yang disertai dengan gebrakan meja itu langsung membuat Lu Dong tersentak. Pria paruh baya itu buru-buru mematikan layar ipadnya. Sambil mengangkat wajah, dia menatap mata kecil