Semua Bab JERAT HASRAT TETANGGA TAMPAN: Bab 101 - Bab 110

127 Bab

Datang Kembali

Perasaan Andreas begitu berkecamuk.Bagaimana tidak, dia kembali ke tempat dulu dia tinggal. Kenangan demi kenangan menyerbu kepalanya. Rasanya seperti baru kemarin dia pindah ke komplek perumahan ini, bertemu dengan Andini untuk pertama kalinya, dan jatuh cinta dengan wanita itu.Andreas melintasi rumahnya yang dulu. Setiap sudut di rumah itu menyimpan memori indah dengan Andini yang ikut terbakar gara-gara kejadian tragis itu.Tapi sekarang, lihatlah. Rumah itu kembali seperti sediakala, hanya saja dia bukan pemiliknya lagi. Andreas memutar mobilnya dan memarkirkannya di dekat rumah Andini.“Kurasa aku sudah gila,” tukasnya dari balik kemudi, memperhatikan gerbang rumah Andini dengan seksama. “Ini sama saja seperti penguntit.”Tapi, dia tidak punya pilihan lain. Wanita itu memutus segala kontak darinya. Jadi, ini jalan satu-satunya. Seketika napas Andreas tertahan, melihat pintu gerbang rumah Andini bergerak. Bagian belakang mobil sedan itu keluar.“Apa Andini ada di dalamnya?” Gum
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-08-09
Baca selengkapnya

Perpisahan

Lutut Andini mendadak lemas. Keringat dingin pun mengalir di pelipisnya. ‘Enggak! Enggak mungkin Andreas berpikiran untuk menculik Eva!’ Andini menolak mempercayainya. Tapi kenyataannya pria itu dan anaknya hilang. ‘Ya Tuhan…’Jantungnya berdetak kencang, menghantam rongga dadanya bertubi-tubi. Dengan liar matanya menjelejah ke sekitar. Air mata mendesak keluar dari balik kelopak matanya. Sampai akhirnya bisa bernapas lega dan jantungnya kembali berdebar normal begitu mendapati Andreas berada di taman kecil yang ada di samping cafe–tentu saja bersama Eva dalam dekapannya.“Enggak seharusnya kamu pergi begitu saja, Andreas,” kelegaan terselip di suara Andini yang sontak membuat punggung Andreas berputar.Inilah pemandangan impian Andini, melihat Andreas menggendong putri mereka. Eva nampak nyaman dalam dekapan pria itu. Anaknya bergumam sambil terus menunjuk-nunjuk ke arah tanaman yang menggantung.“Kurasa dia bosan. Jadi, aku ajak saja ke sini.” Andreas menggoyangkan tubuh Eva pelan
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-08-10
Baca selengkapnya

Kepergian Pras

Pras memasukkan baju-bajunya ke dalam koper dengan kasar.“Dasar wanita brengsek! Wanita sialan! Aku sudah memberimu kesempatan, Ndin! Tapi kamu tega mengkhianatiku lagi dengan pria sialan itu! Seharusnya brondong tolol itu mati dilalap api!”Sedari tadi dia terus merutuki istrinya sendiri. Sulit baginya untuk berpura-pura bahwa semuanya baik-baik saja ketika dia harus video call dengan anak-anaknya di rumah. Begitu dia melihat tampang Andini muncul di layar ponsel, rasanya Pras ingin langsung menghardik wanita itu, mengkonfirmasi langsung soal foto-foto itu.Tapi tidak, dia harus bersabar. Semua ada waktunya.Pras melirik pergelangan tangannya. Tiga jam lagi pesawat akan membawanya kembali ke rumah. “Lihat saja, Ndin. Kamu harus membayar pengkhianatanmu…” Gigi Pras bergemeletuk menahan amarah.Entah apa yang akan dia lakukan pada Andini, mungkin menamparnya keras, mencekik lehernya? Atau dia harus menemukan keberadaan brondong sialan itu dulu? Menghabisinya hingga babak belur?Berba
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-08-11
Baca selengkapnya

Kedatangan Ratih

Andini ingat betul, hari itu langit mendung. Namun, hujan tidak pernah turun, dan hanya menyisakan hawa yang panas. Semua terasa kelabu. Kedua putranya menangis, mendengar kabar buruk yang mengguncang mereka.Yang lebih menyedihkan tidak ada jasad yang bisa ditangisi maupun dikubur. Jasad Pras tidak pernah ditemukan sampai hari terakhir pencaharian yang dilakukan tim SAR.Selama seminggu, kiriman bunga terus berdatangan, begitu pula dengan para pelayat yang tidak habis-habisnya mengucapkan belasungkawa.“Pras menjalani hidupnya dengan baik.”“Dia atasan yang bertanggung jawab. Kami benar-benar merasa kehilangan.”“Aku turut berduka cita, Andini. Kamu sudah kehilangan sosok suami yang luar biasa.”Rangkaian pujian tentang sosok Pras terus mengalir dari mulut orang-orang. Dan hal itu semakin membuat Andini merasa bersalah karena dia bukanlah istri yang baik.Andini baru menyadarinya kalau selama ini dia cukup beruntung. Mungkin kehidupan ranjangnya memang tidak memuaskan, membuatnya mel
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-08-12
Baca selengkapnya

Pengkhianatan Pras

Untuk beberapa saat, Andini mengira dia salah dengar. Tapi tidak, perempuan itu mengulangi lagi perkataannya, dengan lebih tegas dan meyakinkan.“Kami pernah menjalin hubungan sebagai suami istri,” Ratih menghela napas panjang, seolah setengah beban di pundaknya kini terangkat.Asumsinya benar. Pras selingkuh darinya. ‘Sialan.’Andini berdecak geli. Selama ini suaminya itu sudah mempermainkan dirinya, menuduhnya sebagai wanita rendahan karena berselingkuh tapi pada kenyataannya suaminya juga berselingkuh.Tapi tunggu, ini mungkin cara Pras untuk balas dendam padanya, pikir Andini lagi. Selingkuh dibalas dengan selingkuh.“Sudah berapa lama perselingkuhan kalian terjadi?” Tanya Andini dingin.“Hampir empat tahun.”“Hah?!” Bola mata Andini melebar. Oke, ini benar-benar di luar dugaannya. “Empat tahun??”“Ya,” Ratih memandangi pinggiran meja.“Tu-tunggu, kamu bilang kalian suami istri? Jadi, kalian sudah menikah?” Kerutan di wajah Andini semakin dalam.Ratih mengangguk pelan. “Dan kami s
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-08-12
Baca selengkapnya

Awal Mula

Hingar bingar kelab malam membuat Pras nampak jengah. Namun, dia tidak bisa menolak ajakan atasan dan kliennya untuk menghabiskan malam mereka di sini, di sebuah kelab eksklusif yang tidak sembarang orang bisa masuk.Bibir gelas minuman beralkohol itu saling beradu merayakan kesuksesan mereka.Pras terpaksa menenggak alkohol dan pura-pura tersenyum padahal tenggorokannya terasa terbakar dan seketika perutnya mual.Saat pesta akhirnya usai, Pras menjadi satu-satunya orang yang masih sadar. Dia mengurus para atasan dan kliennya yang mabuk, memesan taksi satu per satu untuk mereka.“Hah, menyebalkan,” rutuk Pras setelah berhasil membopong klien terakhirnya yang bertubuh gemuk ke dalam taksi. Bau alkohol yang menguar dari mulut kliennya membuat kepalanya pusing.Kini Pras berdiri sendiri di lobi kelab. Dia memeriksa ponselnya. Sudah pukul tiga dini hari. Namun, Andini bahkan tidak menanyakan keberadaan dirinya.Ada sedikit rasa kecewa di hati Pras. Sebenarnya dia ingin Andini peduli, dia
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-08-13
Baca selengkapnya

Perkenalan

Jantung Ratih berdegup semakin kencang seiring dengan tubuhnya yang melangkah ke dalam gedung Star TV. Dia memegang dompet hitam kulit itu erat-erat.Dompet ini akan menjadi pembuka jalan baginya untuk berkenalan dengan pria yang sudah menolongnya.Setelah menukar kartu identitas di lobi, Ratih melangkah masuk ke lift.Dirinya semakin gugup. Siapa sangka pria yang menyelamatkannya adalah direktur utama Star TV!Sekilas, Ratih kembali memperhatikan kartu nama yang tersimpan di dompet itu.“Surya Purnama,” gumamnya. Pintu lift menutup perlahan. Namun karena saking gugupnya, Ratih lupa menekan tombol lantai sehingga lift itu hanya diam di tempat.Sampai akhirnya pintu lift kembali membuka. Ratih menengadah dan pupil matanya langsung membulat, melihat kemunculan pria penyelamat dirinya!Pandangan mereka saling beradu.Dahi Pras mengernyit karena dua hal. Satu, dia mendapati ada orang di dalam lift yang tidak bergerak, dan dua, dia seperti pernah melihat wajah perempuan ini.Pras coba mem
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-08-14
Baca selengkapnya

Ciuman Pertama

Hujan di luar malah semakin lebat. Kilat berkali-kali menggelegar membuat Pras mendesah pelan.“Kalau begini caranya bisa-bisa aku enggak pulang,” gumamnya, duduk di kursi kecil di kamar kosan Ratih yang begitu sederhana. Tapi sebenarnya tidak ada hal yang perlu dikhawatirkan karena toh Andini tidak peduli.Tiba-tiba ada satu pesan masuk di ponsel Pras. Dari Andini.‘Belum pulang?’‘Terjebak macet.’‘Oh, baiklah.’Pesan selesai. Dia ingin Andini cemas, cemburu atau marah sekalian. Tapi kalau Andini melakukan semua itu, besok pasti turun salju.“Kenapa, Mas?” Ratih muncul. Perempuan itu mengenakan kaos dengan celana pendek, menyajikan semangkuk mi instan di hadapan Pras. Wangi mi yang menggoda langsung membuat perutnya tambah keroncongan.“Bukan apa-apa,” Pras menarik mangkuk mi ke dekatnya. Ratih menarik satu kursi kecil lagi dan duduk di hadapan Pras. “Selamat makan!” Dia berujar riang. Jarang-jarang dia punya teman makan seperti kali ini.“Kamu betah tinggal di sini?” Pras memperha
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-08-15
Baca selengkapnya

Permintaan Maaf

Kilatan petir membelah malam, memberi penerangan singkat di kamar kosan Ratih yang gelap.Di saat yang bersamaan, kedua pupil mata Pras melebar. Napasnya tertahan dan tubuhnya seolah membeku. Ciuman itu mendarat di bibirnya.Pras bisa merasakan basahnya lidah Ratih yang coba masuk ke dalam mulutnya.‘Astaga, dia sudah gila!’ Pekik Pras dalam hati.“Ratih!” Pras menyentakkan tubuhnya, mendorong Ratih agar menjauh. Terdengar suara gedebum pelan, tapi Pras tidak tahu pasti apa yang terjadi.Cepat-cepat Pras bangkit. Napasnya terengah-engah sambil meraba saku celananya, mengambil ponsel.Sinar dari ponsel itu menerangi Ratih yang terjerembab ke sudut ruangan. “Kamu sudah gila ya?!” ucap Pras lagi.Bibir Ratih bergetar, gurat wajahnya terlihat menahan tangis. Hah, Pras jadi tidak tega. Dia merasa sudah keterlaluan karena mendorong tubuh Ratih dengan keras. Tapi, Pras syok! Perempuan itu mencium dirinya!“Ma-Maafkan aku, Mas Pras…aku…aku…” Kepala Ratih tertunduk. Dia tidak mampu melanjutkan
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-08-15
Baca selengkapnya

Kesempatan Ratih

Pras merenggangkan dasi yang sedari tadi melilit kerah bajunya, membebaskan lehernya seraya menggerakkannya ke kiri dan ke kanan. Dia berjalan menelusuri ruangan-ruangan karaoke yang kedap suara menuju ke toilet.Kali ini, Pras tidak bisa menolak ketika atasannya minta ditemani ke sebuah tempat karaoke eksklusif. Begitu Pras berbelok di ujung selasar, bola matanya langsung beradu dengan wajah yang terkejut.“Lho, Ratih?” Pras tidak menyangka akan bertemu dengan wanita ini sambil memperhatikan seragam yang dikenakan Ratih. “Mas Pras?” Ratih juga tidak kalah kaget.“Kamu kerja di sini? Katanya kamu kapok kerja di kelab malam?” Tanya Pras lagi.Ratih membenarkan tag namanya. “Ini bukan kelab malam, Mas. Tapi tempat karaoke. Lagian, di sini aku jadi kasir. Aku butuh uang tambahan untuk melunasi utangku.”“Penawaranku masih terbuka,” sahut Pras.Ratih menggeleng pelan. “Aku enggak enak, Mas. Mas Pras sudah banyak membantuku. Lagian, aku masih merasa bersalah soal semalam…”Pras mendesah
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-08-16
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
8910111213
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status