“Kemana Andreas?” Napas Allan terdengar tersengal saat Malinka menariknya masuk ke rumah.“Dia selalu sibuk di studionya pagi-pagi begini.”“Walaupun acara pernikahan kalian tinggal dua hari lagi?” Allan terheran.“Iya, melukis adalah segalanya. Jadi, aku enggak bisa melarangnya. Sudahlah, jangan bicarakan soal Andreas lagi,” Malinka bersungut kesal. “Sekarang hanya ada kita, Allan. Aku dan kamu. Mungkin ini kali terakhir kita bisa bersama…”Malinka menarik kaos Allan, mendekatkan tubuh pria itu padanya. Wangi Allan yang khas menusuk hidungnya, dan selalu bisa membakar gairahnya.Tanpa pikir panjang, Allan memagut bibir Malinka yang basah itu, menyesapnya dalam, memainkan lidahnya dengan liar.Dalam dekapannya, tubuh wanita itu menggeliat penuh nafsu. Perlahan, Allan mendorong tubuh Malinka menuju ke kamar.Tadinya, Allan mau menggiring Malinka ke bekas kamarnya. Namun, entah kenapa kakinya malah melangkah masuk ke kamar Andreas dan Malinka.Dada Malinka nampak kembang kempis begitu t
Last Updated : 2024-08-06 Read more