Home / Romansa / JERAT HASRAT TETANGGA TAMPAN / Chapter 91 - Chapter 100

All Chapters of JERAT HASRAT TETANGGA TAMPAN: Chapter 91 - Chapter 100

127 Chapters

Kemunculan Mendadak

Gaun putih itu melekat sempurna di tubuh Malinka yang indah. Payet-payet berwarna senada membuat permukaan kain nampak berkilau.Malinka menggulung rambutnya ke atas, sehingga leher jenjangnya terlihat jelas. Perempuan itu berputar ke kiri dan ke kanan. Sepertinya gaun ini memang berjodoh dengannya. Hanya dengan sekali lihat, Malinka tahu apa yang ingin dia kenakan di hari pernikahannya nanti.“Kamu sungguh cantik,” Andreas keluar dari ruang ganti, muncul dari balik punggung Malinka, mengenakan setelan jas hitam dari satin yang terlihat mahal.Ketampanan Andreas jadi berlipat ganda dengan setelan jas itu.Namun, sekelebat, Malinka malah membayangkan Allan. Allan berjalan pelan mendekatinya, meraih pinggangnya mendekat.“Bahkan tanpa riasan, kamu sudah terlihat menawan. Pilihan yang bagus, Sayang,” ucap Andreas di kuping Malinka.Bayangan Allan lenyap dan Malinka hanya tersenyum tipis. Minggu depan, pesta pernikahan mereka akan diselenggarakan secara intimate di sebuah hotel.“Gaun ini
last updateLast Updated : 2024-08-03
Read more

Tindakan Nekat

Malinka menekan leher gelas itu erat-erat. Debaran di dadanya semakin menjadi-jadi setelah mendengar pengakuan Allan.Mata Andreas menyipit tajam. Seketika orang-orang seakan termangu. Mereka pikir mereka salah dengar.Allan mencintai Malinka dengan sepenuh hati? Pernyataan yang konyol, pikir mereka.Lantas, Allan tertawa yang semakin membuat orang-orang terheran. Allan pun mendesah, memasukkan satu tangannya ke dalam saku celana.“Jangan salah sangka dulu,” Allan mengedikkan dagunya ke arah kembarannya. “Maksudku adalah aku mencintai Malinka sebagai calon kakak iparku, sama seperti aku mencintai anggota keluargaku yang lain. Selamat datang ke keluarga kami, Malinka. Dan aku berharap pernikahan kalian berjalan lancar.”Allan mengangkat gelasnya ke udara diiringi dengan tepukan membahana. Sementara Malinka menarik napas lega. Dia pikir Allan akan mengacaukan semuanya.*“Enggak mungkin aku melewatkan acara terpenting dalam hidupmu, Andreas,” Allan menukas setelah dia muncul secara tiba
last updateLast Updated : 2024-08-04
Read more

Pertemuan

Ranjang besar yang empuk itu seolah memanggil Andini untuk cepat-cepat berbaring di atasnya. Namun sepertinya mustahil. Eva merengek digendongannya–entah dia lapar, haus atau bosan–sementara kedua putranya sudah loncat-loncat riang di ranjang sebelah sambil mengangkat mainan mereka.“Lihat, ombaknya tinggi,” Andini membuka pintu balkon hotel, membiarkan udara segar pantai masuk. Bayi itu sedikit terhibur karena perjalanan hampir dua jam di pesawat sepertinya membuat Eva bosan.“Iyem, tolong buatkan susu untuk Eva ya,” titahnya pada ART yang dia ikut sertakan dalam perjalanan kali ini.Andini tidak melepas pandangannya saat Eva merangkak kegirangan di balkon hotel.Bokong Andini akhirnya menyentuh bangku balkon yang empuk. Dia menyeruput jus jeruk sebagai minuman selamat datang.Akhirnya, dia terpaksa ikut ke Bali, menemani dinas suaminya. Evan dan Rico enggan pergi tanpa kehadiran Andini serta adik mungil mereka.Bali dan segala keindahannya sekarang menjadi hampa di mata Andini. Kena
last updateLast Updated : 2024-08-05
Read more

Pergulatan Panas

“Kemana Andreas?” Napas Allan terdengar tersengal saat Malinka menariknya masuk ke rumah.“Dia selalu sibuk di studionya pagi-pagi begini.”“Walaupun acara pernikahan kalian tinggal dua hari lagi?” Allan terheran.“Iya, melukis adalah segalanya. Jadi, aku enggak bisa melarangnya. Sudahlah, jangan bicarakan soal Andreas lagi,” Malinka bersungut kesal. “Sekarang hanya ada kita, Allan. Aku dan kamu. Mungkin ini kali terakhir kita bisa bersama…”Malinka menarik kaos Allan, mendekatkan tubuh pria itu padanya. Wangi Allan yang khas menusuk hidungnya, dan selalu bisa membakar gairahnya.Tanpa pikir panjang, Allan memagut bibir Malinka yang basah itu, menyesapnya dalam, memainkan lidahnya dengan liar.Dalam dekapannya, tubuh wanita itu menggeliat penuh nafsu. Perlahan, Allan mendorong tubuh Malinka menuju ke kamar.Tadinya, Allan mau menggiring Malinka ke bekas kamarnya. Namun, entah kenapa kakinya malah melangkah masuk ke kamar Andreas dan Malinka.Dada Malinka nampak kembang kempis begitu t
last updateLast Updated : 2024-08-06
Read more

Melepaskan

“Hah! Hah!” Napas Allan terus memburu, seiring dengan gerakannya yang semakin cepat.Di bawah sana, Malinka merintih, menjerit penuh kenikmatan. Permainan Allan kali ini yang begitu kasar membuat perempuan itu merasakan sensasi yang baru. Terkadang tangan Allan mencengkram lehernya, menampar pipinya sedikit keras.Malinka menyukainya. Dia tidak ingin permainan ini cepat usai. “Yeah, terus, Allan…” pinta Malinka. Dia mulai merasakan miliknya yang berkedut-kedut.Pinggul Malinka ikut bergerak, mempercepat gelombang kenikmatan itu datang. Di atas sana, Allan juga merasakan hal yang sama. Dadanya berdebar kencang dengan cengkraman milik Malinka yang semakin kuat. Dia tahu perempuan itu hendak mencapai kenikmatannya.Erangan Malinka semakin menjadi. Perutnya mengejang hebat.Letupan itu segera meledak, membawanya ke surga duniawi. Malinka bersiap, menahan napas sambil memegang permukaan sprei dengan erat.“Oh, A-Allan, sebentar lagi…ahh…aku…aku mau keluar, Sayang…”BRAK! Dobrakan pintu ya
last updateLast Updated : 2024-08-06
Read more

Keputusan Andreas

Seharian, Andreas menghabiskan waktu di studio lukisnya. Untungnya, ada beberapa kelas yang harus dia ajar, sehingga masalahnya sedikit terlupakan.Setelah itu dia menenggelamkan diri di depan kanvas, berupaya sekuat tenaga menghapus bayangan Allan dan Malinka yang bergulat liar di atas ranjangnya.“Aku enggak mencintai Andreas. Aku hanya kasihan padanya.” Ucapan Malinka itu terus bercokol di benaknya.‘Kamu enggak perlu mengasihaniku, Malinka! Brengsek!’ Andreas melempar kuasnya ke arah kanvas sehingga mencoreng gambar pemandangan yang sedang dilukisnya.Pikirannya sudah runyam. Maka Andreas memutuskan untuk keluar, mencari udara segar. Saat malam menjelang, tubuhnya mulai lelah. Kepalanya berat karena harus memikirkan cara memberi tahu kedua orangtuanya bahwa dia membatalkan pernikahannya–yang tinggal di depan mata–dengan Malinka‘Dua hari lagi? Astaga…apa yang harus kukatakan?’ Andreas membuka pagar rumahnya yang gelap gulita. ‘Aku terpaksa membatalkan pernikahan kami karena Allan
last updateLast Updated : 2024-08-07
Read more

Putus Asa

Andini tertegun. Selama beberapa detik, dunianya seakan terhenti ketika matanya bersirobok dengan sepasang mata abu itu, sepasang mata yang dulu pernah mengisi hari-harinya.Namun, bayangan Andreas yang mencium Malinka dengan liar di pantai kemarin, seakan menamparnya keras.Andreas sudah menjalani kehidupannya dengan bahagia. Mungkin dia sudah menikah dengan Malinka, atau mungkin saja Malinka sudah hamil.Kemungkinan-kemungkinan lain akan kebahagiaan yang Andreas lalui bersama Malinka memenuhi pikiran Andini, membuat dada Andini disesaki rasa cemburu.Pras turun dari bus, menggandeng kedua putranya. Pria itu tahu bahwa si brengsek yang beruntung itu sedang memandangi istrinya dari kejauhan.Amarah bergemuruh di dada Pras. Dia ingin menerjang pria itu, memukulinya sampai babak belur.‘Seharusnya dia sudah mati terpanggang!’ desis Pras dalam hati. Seketika dia punya ide lain.Tiba-tiba saja Pras mengambil Eva dari gendongan Andini.Andini terkesiap. “Mas? Mau ngapain?”“Apa maksudmu? A
last updateLast Updated : 2024-08-07
Read more

Detik-Detik Terakhir

“Selamat tinggal,” Andreas bergumam lirih pada dirinya sendiri. Pria itu memejamkan mata erat, bersiap menghadapi akhir hidupnya.Mungkin, saat dia membuka kedua matanya dia sudah berada di surga, atau neraka. Entahlah.Sepersekian detik saat Andreas melepas pegangannya dari batu yang menjorok itu, dia merasakan ada sebuah tangan yang mencengkram lengannya.“Andreas! Bertahanlah!”Cengkraman kuat itu serta suaranya yang melengking, membuat Andreas membuka kelopak matanya. Dirinya masih menggantung dan begitu dia mendongak, raut wajah Allan yang pucat dan babak belur menyambutnya.“A-Allan…” “Bertahanlah!” Seluruh wajah Allan mengerut. Gigi-giginya menggigit bibirnya dengan keras. “Aku akan menarikmu. Tetap berpegangan padaku, oke?”“Lepaskan.”“Kamu gila?!” pekik Allan bersamaan dengan kilat yang menyambar. “Semua sia-sia…” Angin yang berdesir membuat tubuh Andreas meremang. Kakinya melayang-layang. Bohong kalau dia tidak merasa takut. Ombak di bawah sana begitu menyeramkan. “Janga
last updateLast Updated : 2024-08-08
Read more

Sebuah Rahasia

Di luar hujan yang tadinya mengguyur deras, kini perlahan mereda. Langit yang kelabu menghalangi penampakan matahari tenggelam.Angin dingin menyusup masuk, melalui celah-celah jendela di ruang makan.Sementara itu, Allan masih tertegun. Sedari tadi otaknya berusaha mencerna setiap pengakuan yang keluar dari mulut Andreas.“Wanita itu memilih untuk kembali pada keluarganya sambil mengandung anakku, bersandiwara kalau itu anak suaminya. Miris bukan?” Andreas menyunggingkan senyum tipis.“Tapi lebih miris diriku yang enggak memperjuangkan wanita itu juga anak kami. Kami saling mencintai, Allan. Sampai detik ini aku bahkan masih mengharapkan dia kembali.” Andreas mendesah pelan.“Dan yang lebih brengsek lagi, aku menjadikan Malinka sebagai pelarian. Aku pernah memberi tahu Malinka soal ini, tapi dia menolak untuk percaya. Dia pikir aku pria baik. Tidak, aku brengsek. Aku memang bajingan.” tandasnya sambil menyandarkan punggungnya di sandaran kursi yang keras.“Aku sadar ini semua karma k
last updateLast Updated : 2024-08-08
Read more

Keluarga Sempurna

Tepuk tangan bergemuruh saat lilin ulang tahun pertama Eva padam. Evan dan Rico berjingkrak senang saat membantu adik perempuan mereka meniup lilin itu.Dalam dekapan ibunya, Eva hanya tertawa sambil mengikuti gerakan orang-orang yang bertepuk tangan.“Selamat ulang tahun, Sayang. Semoga kamu tumbuh sehat selalu,” Andini mencium pipi gembul Eva.Ulang tahun pertama Eva diadakan di sebuah restoran, mengundang kerabat mereka serta teman dekat Pras juga Andini.Bagi Andini perayaan ulang tahun putrinya ini begitu spesial. Dia tidak pernah menyangka Eva bisa bertahan hingga tumbuh sehat sampai sekarang, mengingat dia lahir prematur dan hampir saja kehilangan ibunya.“Hah, aku senang kehidupan pernikahan kalian ternyata baik-baik saja,” Jihan bersedekap sambil satu tangannya memegang segelas jus. “Keputusanmu untuk enggak bercerai memang tepat, Ndin.”Andini hanya tersenyum tipis. “Yah, begitulah.” Kemudian, Andini melempar pandangannya ke arah Pras yang sedang menggendong putrinya.Pras b
last updateLast Updated : 2024-08-09
Read more
PREV
1
...
8910111213
Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status