Home / Romansa / JERAT HASRAT TETANGGA TAMPAN / Chapter 111 - Chapter 120

All Chapters of JERAT HASRAT TETANGGA TAMPAN: Chapter 111 - Chapter 120

127 Chapters

Jadi Simpanan

“Aduh…” Pras mengerang pelan. Kepalanya begitu sakit saat dia membuka kedua matanya. Pandangannya sedikit berkunang-kunang sampai akhirnya dia menyadari dirinya berada di tempat yang asing.‘Tidak, ini bukan tempat asing,’ Pras membatin panik. Bola matanya melebar begitu melihat tubuh polosnya dari balik selimut.Lagi-lagi Pras terkejut saat seorang wanita tertidur di sampingnya. ‘Gila! Apa yang kulakukan di sini?! Kenapa aku ada di kamar kosannya Ratih?!’ Kepala Pras semakin berdenyut saat dia mencoba mengingat kejadian semalam.Semua terasa samar. Dia dipaksa menenggak minuman oleh bosnya lalu setelah itu ingatannya seakan hilang.Pras kembali menoleh ke samping. Jantungnya berdebar kencang dengan kehadiran Ratih yang masih terlelap. Tubuh wanita itu hanya dilapisi selimut.Cepat-cepat, Pras menyibakkan selimut. Namun saat dia hendak turun dari ranjang, satu kejutan kembali menghantam dirinya. Ada bercak darah di sprei berwarna krem ini.“Ahh, shit!” Pras menggumam sambil memijat k
last updateLast Updated : 2024-08-16
Read more

Satu Rahasia Lagi

Semilir angin berembus masuk melalui pintu ruang tamu yang terbuka lebar. Hawa panasnya membuat pelipis Andini berkeringat.Selain itu, dirinya terus menahan gejolak amarah di dada selama mendengar kisah perselingkuhan mendiang suaminya dengan perempuan yang sedang duduk di hadapannya ini.Selama ini, Pras sudah membodohinya habis-habisan! Pria itu pasti tertawa senang dalam hati setiap melihat dirinya yang tolol, yang tidak mengetahui apa-apa, yang merasa Pras adalah suami yang setia.Ratih menelan ludahnya sesaat. Teh yang dihidangkan untuknya bahkan sudah habis.“Setelah mengetahui diriku hamil, Mas Pras berjanji akan menikahiku. Apalagi saat dia tahu aku mengandung anak perempuan. Kupikir itu hanya bualan belaka, tapi ternyata dia benar-benar menepati janjinya. Setahun kemudian, kami menikah secara siri,” terang Ratih, mengusap lehernya yang berkeringat.Andini mendengus. “Lantas, kenapa kalian bercerai? Bukankah kalian saling mencintai, hah?” Andini berujar dengan sarkas.“Asal B
last updateLast Updated : 2024-08-17
Read more

Pertemuan Kembali

Dari kejauhan, jantung Andreas berdebar sedikit lebih cepat. Sedari tadi, dirinya tidak fokus karena mengamati gerak-gerik Andini. Suara orang-orang yang sedang berbicara dengannya kini terdengar seperti angin lalu.Di pikirannya hanya ada Andini. Dia begitu bersemangat sekaligus gugup ketika bertemu dengan wanita itu lagi.Andreas akhirnya menjauh dari orang-orang itu. Dia melangkah pelan mengikuti pergerakan punggung Andini.Sampai akhirnya wanita itu berdiri di tepat di depan lukisannya, Andreas memberanikan diri mendekat.Butuh beberapa detik baginya untuk mengumpulkan keberanian, menyusun rangkaian kata-kata yang hendak dia lontarkan dari mulut ini.“Kamu menyukainya?” ucap Andreas pada akhirnya.Tubuh Andini berputar. Andreas bisa menangkap raut wajah Andini yang terperangah kaget. Pupil matanya melebar dengan mulut yang menganga.“Aku bukan hantu, jadi jangan kaget begitu,” canda Andreas.“A-Andreas?” Andini terbata. Kini matanya mengerjap-ngerjap tidak percaya.“Hai,” dengan c
last updateLast Updated : 2024-08-18
Read more

Merindukan Tubuhmu

Ciuman mereka bergulir liar. Punggung Andini perlahan menyentuh permukaan ranjang. Dari atas, Andreas menghimpit tubuhnya yang hanya dibalut pakaian dalam.Andini mendesah di tengah lumatan bibir Andreas. Tubuhnya menggeliat, merasakan darahnya yang mengalir deras. Dadanya berdentum-dentum hebat begitu tangan Andreas menggerayangi setiap lekukan tubuhnya.Andreas menjauhkan bibirnya saat mereka mulai kehabisan napas. Dia menyangga tubuhnya yang atletis itu dengan kedua lengan agar tidak menindih tubuh Andini.Tatapan mereka saling beradu penuh gairah. Deru napas kedua insan itu saling menyapu wajah masing-masing.“Astaga, aku begitu merindukanmu…kamu enggak tahu rasanya aku seperti orang gila, memikirkanmu setiap hari,” ibu jari Andreas menyapu pipi Andini yang hangat dan merona.“Kenapa kamu baru muncul sekarang?” Andini berujar, menatap bola mata abu yang hangat itu.“Aku mencari waktu yang tepat, Sayang…” desis Andreas. Lantas ujung hidung pria itu menempel di pipi Andini, menyesap
last updateLast Updated : 2024-08-19
Read more

Mengambil Hati

Tiga bulan sudah Andini menjalin kedekatan kembali dengan Andreas.Wanita itu bahkan sudah mengenalkan Andreas ke orangtuanya, walaupun reaksi awal orangtuanya agak tidak setuju dengan hubungan mereka.“Dia sepuluh tahun lebih muda darimu, Ndin,” ungkap ibunya Andini waktu itu. “Apa dia bisa setia denganmu?”“Seorang seniman? Pekerjaan macam apa itu, Ndin?” Bapaknya menambahkan.Banyak tudingan negatif yang diarahkan pada hubungan mereka dan semua itu berasal dari keluarga dekatnya. Namun, Andini sebenarnya tidak terlalu peduli dengan semua itu.Hanya satu hal yang penting bagi Andini, yaitu persetujuan dari kedua putranya. Dan Andini masih belum memberi tahu kedua putranya bahwa Andreas akan menjadi Papa tiri mereka.“Gol!!” Andreas berteriak senang begitu Rico berhasil menendang bola itu ke arah gawang imajiner yang mereka buat–meletakkan dua buah batu dengan jarak berjauhan.Rico berlari keliling lapangan hijau di tengah-tengah taman kota sambil berjingkrak kegirangan. Sementara Ev
last updateLast Updated : 2024-08-20
Read more

Aku Benci Om!

Andreas melajukan mobilnya dengan perasaan yang sangat gundah.Di saat Andini memberi tahu dirinya bahwa Evan tidak menyetujui hubungan mereka, pertanyaan mengapa terus berputar-putar di kepala Andreas.Selama beberapa bulan ini, mereka bahkan sudah akrab. Apa kesalahan yang sudah dia perbuat sehingga Evan membencinya? Andreas menghela napas sebentar begitu dia berhenti di depan sekolahnya Evan. Seketika dia menjadi gugup. Aneh, padahal dia hendak menghadapi seorang anak kecil.Andini sudah menjemput Rico terlebih dahulu, sehingga Evan bisa pulang berdua saja dengan Andreas. Andini berharap Andreas bisa meyakinkan Evan agar mau menyetujui hubungan mereka.“Karena kalau tidak, aku enggak akan bisa menikah dengan Andini,” gumam Andreas, menyugar rambutnya yang berantakan. Dan dari balik kaca mobilnya, Andreas menangkap keberadaan bocah itu keluar dari pintu sekolah. Sambil menarik napas, Andreas segera turun. Andini sudah memberi tahu pihak sekolah kalau Evan akan dijemput Andreas. Ja
last updateLast Updated : 2024-08-20
Read more

Perjamuan Makan

Langit siang bersinar terik. Aroma pantai berembus mengisi udara yang panas. Di kolam renang, Evan dan Rico asyik menenggelamkan diri mereka dengan pelampung, sementara Eva tertidur pulas di kamar yang ber-AC.“Kamu suka kan dengan villa ini?” Tanya Andreas sambil merangkul pinggul Andini, memperhatikan keadaan sekitar.“Iya, ruangannya luas. Ada dapurnya pula. Jadi, aku bisa masak.”Andini menoleh ke arah Andreas. Ingin sekali dia mencium bibir tebal pria itu, namun Andini harus mengurungkan niatnya di depan anak-anaknya.Andreas mempererat dekapannya, melabuhkan pipinya di atas kepala Andini. “Melihat kebersamaan kita di villa ini, aku jadi enggak sabar untuk segera menikahimu.”“Hei, ingat. Aku belum bertemu dengan keluargamu,” Andini mengingatkan.“Yah, mereka pasti senang dengan kehadiranmu, Ndin. Jadi, kamu tenang saja.”Tidak. Andini tidak bisa tenang begitu saja. Sepanjang perjalanan ke Bali, Andini terus merasa gugup. Ini adalah liburan yang paling menegangkan baginya.Pikira
last updateLast Updated : 2024-08-20
Read more

Masalah Restu

Prang!Guci itu jatuh dan terpecah belah di lantai. Suaranya tentu saja mengagetkan Brenda dan Roy yang ada di teras belakang.Karena syok, Andini mematung sesaat, bukannya melarikan diri. Tapi dia memang tidak mau melarikan diri. Dia ingin kedua orangtuanya Andreas tahu bahwa dirinya ada di sini dan mencuri dengar perbincangan mereka tadi.“Astaga…” Brenda terperangah, mendapati calon menantunya di selasar ruang tengah. Andini tidak yakin apakan Brenda kaget karena gucinya pecah atau karena keberadaan dirinya.“Apa yang terjadi, Andini? Kenapa kamu ada di sini? Bukannya kalian sudah pulang?” Tanya Roy heran.Andini menegakkan punggungnya. Tidak, dia tidak boleh kelihatan merasa bersalah. “Tasku ketinggalan. Dan saat menyusuri selasar ini, aku enggak sengaja menyenggol guci kesayangan kalian. Biar aku bereskan.”“Oh, enggak usah,” sergah Brenda. “Kakimu enggak terluka kan?”“Aku baik-baik saja. Sebaiknya aku yang membereskannya, Tante, karena akulah biang masalahnya,” Andini berujar s
last updateLast Updated : 2024-08-21
Read more

Dari Hati ke Hati

“Tinggalkan putraku,” ucap Brenda saat mereka duduk berhadapan di ruang tengah.Kedua bola mata Andini langsung membelalak lebar. “A-Apa?” Bibirnya bergetar dengan pernyataan Brenda yang bagai petir di siang bolong itu.Brenda menghela napas pelan, seiring dengan kedua bahunya yang merosot. “Itu mungkin ucapan dari orangtua yang egois,” tukas Brenda lagi. “Tapi aku bukan tipe orangtua yang egois, Andini.”Kedua alis Andini bertautan. Dia masih belum menangkap maksud ucapan Brenda.“Aku enggak mungkin menyuruh Andreas untuk meninggalkanmu. Aku tahu, dari tatapan dia melihat dirimu, Andreas pasti sangat mencintaimu,” pandangan Brenda beralih ke Andini yang masih nampak tegang.Brenda lantas menggeleng. “Tidak, aku enggak akan menyuruhmu untuk meninggalkan putraku. Dan soal perbincangan semalam…”“Maafkan aku,” sela Andini cepat. “Enggak seharusnya aku mencuri dengar percakapan kalian. Aku tahu aku kelewatan, Tante.”Brenda bersedekap. “Semalam kami agak dipengaruhi alkohol. Jadi, perasa
last updateLast Updated : 2024-08-21
Read more

Aku Kembali

Tubuh Ratih seakan membeku. Degupan jantungnya kini berdebar begitu hebat.‘Tidak. Ini enggak mungkin! Mas Pras sudah tewas dalam kecelakaan pesawat itu!’ Pekik Ratih dalam hati.Namun, sebesar apapun usahanya untuk mengindahkan pikiran itu, tetap saja Pras berdiri di depannya, dengan tubuh yang jauh berbeda seperti sebelumnya.Otot-otot tangan Pras menonjol dengan dada yang lebar.“Hai, Ratih,” Suara itu jelas suara Pras. Dia tidak meragukannya sedikit pun! Mata Ratih mengerjap cepat, berharap semua ini mimpi.Namun, wangi aroma bunga yang menyebar di tokonya terasa begitu nyata. Bayangan Pras yang mendekat pun juga nyata.Tubuh Ratih gemetar hebat dan sentuhan tangan besar di bahunya semakin menekankan bahwa Pras belum mati. Tapi bagaimana mungkin?!“Ma-Mas Pras?” Suara Ratih terdengar parau kali ini. Bola mata Pras menatapnya tajam. “Kenapa kamu terlihat begitu ketakutan, hah? Aku bukan hantu.”“Ta-Tapi…bu-bukanya Mas…”“Tewas dalam kecelakaan pesawat itu?” Pras melanjutkan kalima
last updateLast Updated : 2024-08-22
Read more
PREV
1
...
8910111213
Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status