Home / Romansa / Candu Cinta Bos Mafia / Chapter 81 - Chapter 90

All Chapters of Candu Cinta Bos Mafia: Chapter 81 - Chapter 90

196 Chapters

81. Tak Tahu Bagaimana

Ben pergi begitu saja dan tak bicara apapun lagi setelah istrinya meringkuk menangis di atas ranjang sore itu. Ia juga tak pulang ke rumah malam harinya, membuat Ann tidur sendirian dengan luka hati yang dalam. Ini kali pertama keduanya berselisih paham yang parah, tentu dengan tuduhan Ben yang luar biasa menyakitkan hati istrinya. Beruntung, Danisha yang sangat mengenal sifat sang kakak tampan datang keesokan paginya untuk menghibur Ann yang jelas masih merasakan lara. "Gue dateng karena gue tau, pasti lo kepayahan kan ngatasin ngidam lo sendiri? Gue tau kalau lagi gusar atau marah, Ben bakalan ngilang dan balik lagi kalau suasana hatinya udah membaik. Dia nggak mau ketemu sama siapapun, menyendiri. Apalagi dia nuduh lo kejam banget, harusnya dia menyesali ucapannya kemaren," ucap Danisha seraya meletakkan rujak manis pesanan Ann di atas nakas. "Tapi lo tenang aja, gue yakin dia nggak bakalan mesen perempuan, semarah apapun dia," tambahnya. "Makasih ya Sha, gue jadi ngerepotin lo,
last updateLast Updated : 2024-07-18
Read more

82. Tak Lagi Sepaham

"Gue bukan merebut, gue memungut!" sambar Bastian. Danisha tertawa getir, "Serem banget bahasa lo," katamya geleng-geleng kepala."Lo nggak kasian sama Ann? Dia sebenernya dimanfaatin buat dapetin kekuasaan doang dan hatinya disakiti begitu hebatnya?" "Dia salah sih terlibat sama Ben dari awal. Tapi ya mau gimana lagi, kalau mereka emang jodoh? Kita juga nggak tau sedalam apa Ben cinta sama istrinya," tukas Danisha. "Lo mending pergi aja, kalau Ben sampe ngeliat lo ada di sini, emosi lagi ntar dianya. Biar mereka berdua akur dulu, sementara lo jangan muncul deh," usirnya. "Oke, gue lega karena udah ada lo. Kabarin kalau ada apa-apa," pesan Bastian tak banyak basa-basi dan beranjak pergi meninggalkan kediaman Big Ben. Kepergian Bastian membuat Danisha berpikir keras, ia tahu kakak keduanya itu tidak pernah main-main jika sudah membuat keputusan. Bastian memang seorang player tapi dari pengalaman itulah dia pintar menghargai perasaan pe
last updateLast Updated : 2024-07-19
Read more

83. Meluluhkan Hati Big Ben

Ann dijemput pergi oleh Danisha malam itu juga. Meski sebenarnya Ben tahu ia berkata meminta Ann pergi hanya karena emosi semata, ia adalah lelaki yang memiliki kehormatan, ia tidak akan menjilat ludahnya sendiri. Jadi, saat mobil pribadi Danisha meninggalkan kediamannya tengah malam membawa sang cinta, Ben hanya diam saja menatap dari jendela kamarnya. Ia dirundung gengsi setinggi langit, dibakar cemburu seluas samudera. Di hatinya hanya ada kemarahan yang berlimpah ruah, tak dipandangnya kesusahan Ann menghadapi kehamilan yang tanpa perlindungannya.Dua hari kemudian, Danisha mengirim pesan pada Ben bahwa Ann dirawat di rumah sakit karena mual dan muntahnya yang begitu parah. Harapannya, setidaknya Ben akan luluh dengan kondisi Ann saat ini dan Ben menyadari bahwa penyebab Ann kepayahan hingga seperti ini adalah dirinya. Namun, Ben bahkan tidak membaca pesan dari Danisha. Beruntung, baik Benji maupun Bastian selalu siap sedia mengurus segala keperluan Ann dan melindunginya, menggant
last updateLast Updated : 2024-07-19
Read more

84. A Man With Dignity

"Apa jadwal gue abis ini, No?" tanya Ben saat Arino masuk ke dalam ruangannya."Paling ke pelabuhan ngecek barang, tapi kayaknya kapal belom ada yang sandar," jawab Arino. "Ke rumah sakit aja dulu, baru kita balik ke pelabuhan," putus Ben mengejutkan. "Rumah sakit?" dahi Arino mengerut, "ah, iya, Ane-san," ucapnya tersadar.Sementara Ben bersiap menuju rumah sakit untuk akhirnya melihat keadaannya, Ann hanya dijaga dengan setia oleh Danisha. Bastian dan Benji mengurus masalah pekerjaan, semua anggota keluarga Takahashi sebenarnya tak ada yang menganggur. Mereka memiliki peran dan tugasnya masing-masing di dalam bisnis keluarga. "Lo jangan banyak pikiran, Ann, pikirin aja janin yang ada di perut lo, nggak boleh stres," pinta Danisha lembut. "Jangan mikirin Ben juga!""Gimana gue nggak kepikiran terus kalau suami gue bahkan nggak peduli sama kami berdua, Sha," jawab Ann pilu. "Gue dituduh hamil janin orang lain," desisnya.
last updateLast Updated : 2024-07-19
Read more

85. Sekuat Egomu

Dua minggu setelah Ann dirawat di rumah sakit, akhirnya diputuskan, Ann akan dikirim ke Jepang di mana perlindungan pada Ann dinilai lebih ketat. Ketimbang Ann harus menghadapi kekhawatiran akan ancaman Eriska tanpa perlindungan dari Ben tentunya. Selama di Jepang, Ann akan didampingi oleh Danisha, dipenuhi semua kebutuhannya hingga ia dan anaknya siap untuk kembali ke Indonesia dan memberi bukti pada Ben. "Lo beneran udah mantap kali ini Ann?" tanya Danisha hati-hati, ia bantu Ann memasukkan dokumen imigrasinya ke dalam tas. Ann mengangguk, "Dua minggu cukup buat ngasih Mas Ben waktu buat mikir. Nyatanya dia nggak nyariin gue dan berusaha buat ngelurusin kesalahpahaman kami yang makin parah. Gue tau dia emang cuek dan tak acuh, tapi gue nggak nyangka bakalan seancur ini hubungan kami," ungkapnya. "Hei," tiba-tiba Benji muncul di pintu kamar khusus milik Ann, "ada Ketua," ucapnya merujuk pada kedatangan Ben. Ann dan Danisha saling berpandangan
last updateLast Updated : 2024-07-19
Read more

86. It Goes So Fast

"Aku nggak mau pisah sama kamu dalam situasi kayak gini. Kamu tau perempuan hamil perlu banyak perhatian dari suaminya, tapi aku nggak dapet itu dari kamu meskipun aku ngemis-ngemis juga. Nggak pa-pa, ini mungkin salahku karena aku terlena sama ucapan kamu soal cinta. Seharusnya dari awal aku tau kalau nggak boleh berharap pada perjanjian lifetime kita yang fana. Aku pergi bukan karena aku mengakui semua tuduhanmu Mas. Aku pergi karena kuanggap aku udah nggak bisa mengharapkan janji atas perasaan kamu lagi, Big Ben," urai Ann dengan air mata yang membasahi pipinya. Dikecupnya bibir Ben dengan sekejap, ucapan selamat tinggal. "Kamu harus tetep hidup buat ngebuktiin bahwa tuduhanku itu nggak bener," ucap Ben meraih pergelangan tangan Ann, menahannya. "Kenapa musti aku yang buktiin? Kamu aja yang coba nyari tau sendiri. Aku nggak mau ngelakuin hal itu karena sama aja aku ngakuin hal yang nggak kulakuin. Kamu inget janjimu ke aku bahwa kamu bakalan jagain aku sepanja
last updateLast Updated : 2024-07-19
Read more

87. Kehilangan Bertubi

Tanpa basa-basi dan banyak bicara, Benji langsung menyarangkan dua pukulan telaknya ke wajah Ben. Tampak ekspresi marah Benji tak bisa ditahannya lagi, bahunya naik-turun tak teratur. Ia masih ingin menyerang Ben dan memukul sang adik tampan, tapi Arino berusaha melerai mati-matian. Sementara, Ben yang mendapat serangan tak terduga dari sang kakak berusaha untuk bertahan, melawan balik. Ben berontak, masih mempertahankan harga dirinya yang tersisa secuil itu. Tangannya terkepal di udara, siap melayangkan balasan pukulan tapi Benji lebih kuat menahan lengannya. "Makan rasa sesal lo seumur hidup!" cerca Benji lantas melempar lembaran kertas dari sebuah map setelah emosinya cukup mereda. "Setelah lo kehilangan segalanya, lo baru bakalan sadar kalau lo emang bangsat!" tandasnya berapi. "Benji!" Danisha berlari mendekat, ia toleh Ben sebentar baru menggeleng keras pada sang kakak pertama. "Ann perlu suaminya, Ben wali resmi Ann," katanya. "Dia punya suami? S
last updateLast Updated : 2024-07-20
Read more

88. The Unspoken

"Ann hancur kalau tau dia nggak bisa hamil lagi," tandas Danisha menimpali. "Dia berharap bisa ngebesarin anaknya meski lo nggak peduli. Dia pasti bakalan hancur beneran Ben.""Biar gue yang nemenin dia dalam kehancuran itu seumur hidup," sahut Ben. "Itu bentuk tanggung jawab gue yang tadi lo tanyain," tandasnya."Sekarang lo berusaha terlihat ada di samping dia apapun yang terjadi?" cibir Benji. "Tunggu sampe tes DNA janin itu keluar dan rasakan penyesalan itu bakalan menghantui lo seumur hidup!" ancamnya sungguh-sungguh.Setelah mencerca sang adik, Benji berlalu pergi, ia harus menemukan siapa penyerang Ann dan Bastian. Setidaknya, sulung Takahashi ini harus memastikan penyerang itu mati, tugas penjagal yang melekat padanya membuatnya harus bertindak cepat. Informasi cepat mengalir dan Benji sudah harus menemukan targetnya hari ini juga. Sementara, waktu berlalu di ruang operasi, menemani Ben dan Danisha menunggu dalam harap-harap cem
last updateLast Updated : 2024-07-20
Read more

89. Kehilangan Tanpa Batas

Ann mendapatkan kesadarannya, tapi ia masih tak bersedia berbicara dengan siapapun. Pandangan matanya sayu, seolah ia tengah meratapi kejamnya dunia dalam kesendiriannya. Selama itu pula Ben tak pernah beranjak dari sisi istrinya, berusaha meminta Ann untuk setidaknya menyuap sarapannya, tapi Ann menolak dengan bersikap angkuh, menganggap bahwa tak ada seorangpun yang duduk di sebelah ranjangnya. Luka hati yang Ann derita begitu dalam, Ben sadar ia tak berhak menuntut pengampunan. Besar perasaannya terhadap sang istri baru saja dikalahkan oleh ego dan ia tahu bahwa memaafkan adalah hal yang keterlaluan untuk diminta dari sang pujaan. "Aku tau kamu marah dan membenciku, Yang, tapi aku nggak akan pergi dari sini sebelum kamu makan. Jadi, kalau kamu muak atau benci ngeliat aku, kamu makan dulu, nanti aku pergi setelah itu," ucap Ben pantang menyerah. Ann memalingkan wajahnya agar tidak menatap Ben. Ia ingin menangis sejadinya, menyalahkan Ben atas segala rasa sakit yang ditanggungnya,
last updateLast Updated : 2024-07-20
Read more

90. Already Gone

"Nggak akan sama lagi tanpa janin dan rahim dalam diri gue," ujar Ann tersendat. "Perempuan tanpa rahim, gue nggak akan bisa ngasih keturunan buat suami gue lagi selamanya. Kenapa kalian nggak ngebiarin gue mati aja bareng anak gue?" tuntutnya. "Dan ngebikin Ben juga mati di hari yang sama? Lo hidupnya Ben, Ann, makanya dia nggak bisa kehilangan lo.""Setelah tuduhan kejamnya? Gue nggak ngerti," tukas Ann ketus. "Gue nggak pernah membenarkan tindakan Ben, sama sekali. Tapi menyelamatkan lo juga jadi hal yang gue pengin, Takahashi nggak bisa kehilangan anggota keluarga lagi, Ann. Lo bagian dari kami sekarang, apapun bakal kami lakuin demi keselamatan lo!""Gue nggak mau hidup!" keluh Ann kalut, ia menangis lagi. Bukan hal mudah bagi perempuan sepertinya untuk bisa melalui cobaan berat semacam ini. Apalagi ia tidak pernah bersiap untuk banyak kehilangan yang lain setelah ia kehilangan karir, pendidikan dan kebebasannya."Lo boleh membenci
last updateLast Updated : 2024-07-20
Read more
PREV
1
...
7891011
...
20
DMCA.com Protection Status