Home / Romansa / Candu Cinta Bos Mafia / Chapter 91 - Chapter 100

All Chapters of Candu Cinta Bos Mafia: Chapter 91 - Chapter 100

196 Chapters

91. Keputusan Untuk Pergi

Dua minggu setelah Ann intensif dirawat, akhirnya ia boleh meninggalkan rumah sakit. Selama itu pula Ben selalu bersiaga meski Ann enggan berbicara dengannya. Apapun yang Ann butuhkan, Ben selalu siapkan. "Gue nggak tau apa yang harus gue kasih ke lo buat gantiin kehilangan lo, Bang," desis Ann yang kemudian memiliki keberanian menerima kunjungan dari Bastian. "Maafin gue," tandasnya lirih."Kehilangan yang mana?" Bastian tampak bingung, wajahnya seceria biasanya. "Gue nggak pa-pa," katanya. "Seharusnya lo nggak perlu berkorban sebanyak ini buat gue," lirih Ann penuh sesal. "Lo berkorban jauh lebih banyak, Ann," sebut Bastian bijak. "Gue tau lo kehilangan segalanya dan nggak gampang buat melalui itu semua. Tangan kiri bukan apa-apa buat gue, masih ada tangan kanan," ujarnya.Ann menarik napas dalam-dalam untuk memberanikan diri menatap wajah Bastian, "Lo bisa maafin Mas Ben atas tuduhannya?" tanyanya."Kami bersaudara, kalau nggak gue maafin, udah saling bunuh kami juga dari dulu,"
last updateLast Updated : 2024-07-21
Read more

91. Syarat Untuk Menahanmu

"Boleh gue ngomong berdua dulu sama istri gue?" Ben menyusul Benji masuk, meminta waktu sebentar. Semua orang memandang Ann, menunggu persetujuannya. Meski tahu bahwa semua yang Ben bicarakan tidak akan meluluhkan hatinya, Ann memberi anggukan. Dua tampan lain yang begitu perhatian pada Ann keluar dari ruangan tanpa berpamitan, setidaknya Ben memang harus diberi kesempatan untuk membuat bujukan terakhir. "Aku udah siapin rumah baru yang nyaman buat kamu, yang jelas rumah itu aman dari ancaman Eriska dan musuh perkumpulan, jadi nggak akan ada yang ngusik kamu di sana," kata Ben memulai pembicaran, seperti biasa, ia memilih duduk di kursi dekat ranjang. "Aku nggak minta kamu buat nyiapin itu. Sama kayak yang udah kubilang di awal, aku nggak mau terlibat sama keluarga Takahashi lagi!" tegas Ann. "Aku masih suamimu dan adalah kewajibanku ngelindungin kamu Ann," jawab Ben. "Aku jamin nggak akan ada keluarga Takahashi yang mengusikmu di sana! Percay
last updateLast Updated : 2024-07-21
Read more

92. Membujuk Ane-san

Ann sudah duduk di sofa panjang kamar Ben saat lelakinya itu masuk bersama Chester. Terasa sudah lama sekali Ann tidak bertemu dengan Chester dan mengurusnya. Hewan buas peliharaan keluarga itu pun sepertinya paham mengapa ia dibawa oleh Ben menemui Ann. Tanpa dipanggil, Chester mendatangi Ann, mengendus jari jemari majikannya itu sebentar baru meminta Ann mengelus kepalanya manja. "Hi Ches!" sapa Ann lembut, digaruknya leher Chester untuk memberi hewan itu kenyamanan. "Nggak lupa kan sama bauku," tandasnya tersenyum. Chester menggeram kecil, menikmati sentuhan manis dari Ann. Sementara Ben sibuk melepas jasnya hingga hanya menyisakan kemeja panjang yang ia gulung lengannya sampai dekat siku. Duduk di seberang Ann, Ben mengutak-atik remote AC, datang dari luar membuatnya sedikit kepanasan. "Tadi sama Benji nggak dianter ke rumah Papa dulu?" tanya Ben yang memang ditolak Ann untuk membawanya pulang dari rumah sakit dan Ann memilih Benji. Ann menggeleng pelan, jemarinya masih sibu
last updateLast Updated : 2024-07-21
Read more

93. I'm Scared To Death

Ben mendekat, ia duduk di sisi seberang Ann, bibir ranjang lainnya. Dengan berani Ben remas jemari lentik istrinya, ia lalu berjongkok, berlutut seakan meminta ampun. Air mata meluncur bebas ke pipi Ben dari matanya yang sayu lelah, bermuara di ujung hidung mancungnya yang memerah. Bahu tegapnya sedikit naik turun, terguncang demi menahan tangis yang terus tumpah."Kamu tau, rasanya ditinggal pergi sama kamu lebih mengerikan ketimbang diasingkan sama keluarga dan dibuang waktu dulu, Yang," keluh Ben tersendat. "Aku udah usaha buat ngatasin ketakutan itu, tapi kayak yang kamu liat sendiri, aku nggak akan sanggup, Joanna," bisiknya memelas, memohon ampunan. "Aku hancur tanpa kamu," desisnya."Ada banyak alasan kenapa aku mutusin buat pergi dari semua hal yang berhubungan sama kamu, Mas. Aku nggak bisa menghadapi rasa bersalahku sendiri tiap ketemu sama Bastian, apalagi ngeliat gimana seorang ahli pedang harus kehilangan tangan kirinya cuma buat ngelindungin aku. Ini
last updateLast Updated : 2024-07-22
Read more

94. Kepergian Joanna

"Cari sampe dapet!" perintah Ben kalut, ia berdiri sempoyongan, baru sadar dari lelap tidurnya. Tiga orang anggota perkumpulan yang tadinya bergegas naik ke kamar Ben saat mendengar panggilan ketuanya itu segera berbalik pergi. Mereka memanggil bantuan, mengerahkan semua orang untuk mencari keberadaan Ann yang pergi tanpa sepengetahuan Ben, pagi buta. Menyesali kelalaiannya, Ben meremas rambutnya frustasi, ia hilang tanpa Ann, harus diakuinya, Ann adalah nyawa hidupnya kini. "Dia pergi?" tegur Bastian muncul dari arah tangga, tertatif dipapah oleh Danisha. "Tanpa pamit," desis Ben singkat, ia tertunduk. "Dia nggak mau dicari, tapi lo kerahin semua orang buat nyari dia, serius?" Danisha membantu Bastian duduk di sofa selasar tangga. Lalu dihampirinya Ben dan dibantunya juga untuk duduk di sebelah Bastian. "Lo harus ngasih waktu ke Ane-san buat menyendiri, Ben," nasihatnya. "Gue hilang tanpa dia, Sha," keluh Ben. "Gila, secinta ini gue sama Ann," ucapnya tak percaya. "
last updateLast Updated : 2024-07-22
Read more

95. Tiga Tahun Kemudian

"Butuh waktu tiga tahun buat bisa nemuin lo," Danisha meneguk minuman cola-nya sambil menatap Ann dalam-dalam."Cara jitu buat sembunyi dan nggak bisa ditemuin adalah tempat di sekitarnya, nggak perlu jauh," jawab Ann tersenyum cantik. "Lo makin cantik, Sha," pujinya.Setelah pembicaraan tanpa ujung malam itu dengan Ben, pagi harinya, Ann pergi. Ia meninggalkan rumah besar Ben dengan sedikit barang-barang, waktu subuh. Ben tengah tertidur lelap di sebelahnya karena lelah, Ann menangis sesenggukan karena harus pergi tanpa berpamitan. Namun, setelah tiga tahun ada di sekitar Ben dan mengamati suaminya dari kejauhan, Ann telah mampu berdamai dengan dirinya sekarang."Lo bahkan nggak make sepeserpun uang yang kami kirim ke rekening lo, cara menghilangkan jejak yang sangat cerdas, Ane-san," kata Danisha kagum. "Apa setelah tiga tahun, gue masih berstatus Ane-san?" tanya Ann. "Ben belom dapet calon istri lagi? Dia nggak bawa calon Ane-san yang baru bua
last updateLast Updated : 2024-07-22
Read more

96. I'm Not Moving

"Itulah kenapa Benji dan Ben nggak bisa ngelacak lo, karena lo disembunyiin rapat sama Bas," ucap Danisha membuat kesimpulan. Ia berdiri dari kursi pelanggan toserba seraya mengusap pundak kakak iparnya, "gimanapun, gue tetep nunggu lo balik ke tengah-tengah kami Ann, jadi bagian dari kami apapun kondisi lo. Ben butuh lo dan gue yakin lo juga nggak bisa ngehapus rasa cinta lo ke dia dengan gampang. Kalian masih suami-istri, itulah kekuatan terbesar keluarga Takahashi," tutupnya lantas memeluk erat tubuh kurus Ann sebelum pergi meninggalkan toserba. Tiga tahun Ann berjuang memendam rasa rindunya, melihat Ben dari jauh. Tahu bahwa ketidakhadirannya di sisi Ben membuat Ben cukup hancur, Ann melihat semuanya. Kini, Ben sudah lebih baik, sudah bisa menjalankan semua bisnis perkumpulan jauh lebih baik dari sebelumnya. Yang belum bisa Ben lakukan adalah melupakan Ann, istrinya. Benar, Ben memang tidak pernah berniat untuk melupakan. Setiap detik dalam hidupnya
last updateLast Updated : 2024-07-22
Read more

97. Menemui Pujaan Hati

"Udah hampir sebulan lo cuma ngamatin dan liat dia dari jauh doang," kritik Danisha yang kini bertugas menemani Ben mengintai Ann yang tengah bekerja. "Lo takut apaan sih Ben? Takut diusir? Ketua perkumpulan masa nyalinya begitu, cemen amat," ledeknya.Ben tetap diam tanpa tanggapan, ia isap rokoknya dalam-dalam seolah tak mendengar apa yang Danisha lontarkan. Tatapannya lurus ke arah toserba di mana Ann bekerja, istri tercintanya itu masih belum datang, sepertinya Ann mendapat shift siang hingga tengah malam. "Hubungan kalian nggak bakalan baik kalau lo jalan di tempat gini. Menurut gue, temuin dulu, masalah reaksinya itu urusan belakangan. Gila ya, keluarga mafia tapi disuruhnya ngurus masalah percintaan ketua klan," dengus Danisha, ia berdiri spontan, menyambar kunci mobil di meja dan berjalan kesal ke arah mobil. "Temuin dulu istri lo!" pesannya."Ke mana?" tanya Ben akhirnya bersuara. "Pulang! Jangan berani pulang kalau lo belom ketemu Ann!" ancam Danisha. "Awas aja lo!""Gue d
last updateLast Updated : 2024-07-23
Read more

98. Reason Why I Should Give You Up

"Silakan Kak, tambah apa lagi? Nggak sekalian pulsa atau donutnya Kak? Donutnya produksi hari ini K—" tak selesai Ann berucap, suaranya mengambang, matanya berkaca-kaca seketika saat sorot itu bertemu dengan sorot lain di seberang yang penuh keteduhan tapi begitu dingin. "Enggak," jawab Ben lirih, suaranya bergetar hebat. "Nggak pulsa, nggak usah dikasih kantong kresek, dan nggak beli donut juga, Ane-san," lanjutnya.Ann tercenung sesaat, bibirnya bergerak-gerak tanpa suara, menahan kekagetan yang luar biasa. Sesekali Ann susah-payah menelan ludahnya, berusaha menyadarkan diri bahwa mungkin saja ini hanya mimpi. "Pake debet bisa? Aku nggak bawa banyak uang cash," ucap Ben lagi membuat Ann segera menguasai diri. "Ah, bisa," jawab Ann tergagap. "Silakan," katanya yang langsung hafal debet dari bank mana yang selalu suaminya gunakan. "PIN-nya masih sama, aku nggak perlu bantu mencet tombolnya," ujar Ben. Ann mengangguk pelan, i
last updateLast Updated : 2024-07-23
Read more

99. Kembalilah di Sisiku

Seulas senyum tersungging di wajah lelah Ben saat Ann keluar mendatanginya dan membawakannya satu cup mie instan serta sebotol air mineral. Sudah hampir jam 9 malam dan Ben memang masih betah bertahan menunggu Ann menyelesaikan pekerjaannya. "Nggak laper apa seharian cuma makan asep rokok sama kopi doang?" gumam Ann seraya meletakkan mie instan dan minuman yang dibawanya ke depan Ben. "Seenggaknya buat ganjel perut, jangan sampe kamu pingsan di sini dan aku jadi repot," desisnya. "Makasih," ucap Ben tulus. "Ditraktir?" tanyanya tersenyum lebih tampan. "Gratis, kalau udah selesai makan kamu bisa pergi, Mas. Jangan nakutin pembeliku dong!" usir Ann ketus. "Aku nggak akan pergi, mau kamu usir sekuat apapun, aku bakalan nungguin kamu selesai kerja dan kita bicara!" tegas Ben. "Jangan berusaha terlalu keras buat ngusir aku karena aku nggak akan pergi sebelum kita ngobrol, jangan ngelakuin hal yang sia-sia." "Apa yang perlu dibicarain? Kita udah selesai Mas!" geram Ann muak. "Aku ud
last updateLast Updated : 2024-07-23
Read more
PREV
1
...
89101112
...
20
DMCA.com Protection Status