Beranda / Romansa / Candu Cinta Bos Mafia / Bab 101 - Bab 110

Semua Bab Candu Cinta Bos Mafia: Bab 101 - Bab 110

196 Bab

100. Rai, The Name of Faith

Tepat dini hari, Ann selesai menutup toserba. Ben setia menungguinya sambil menyesap rokok yang entah sudah habis berapa batang hari ini. Harus Ann akui, Ben cukup gigih dan susah ditolak, ia sendiri bingung bagaimana harus bersikap pada sang suami sekarang. "Naik apa pulangnya?" tanya Ben mendekat. "Jalan kaki," jawab Ann sekenanya, ia melangkah lebih dahulu. Ben mengejar, mengimbangi langkah tergesa sang istri, "Yang nganter tadi siang nggak sepaket sama jemput?" tanyanya berani. "Kamu mata-matain aku Mas?" dengus Ann seketika menghentikan langkahnya. "Enggak," Ben menggeleng cepat. "Kebetulan aja liat," jawabnya jujur. Ann mendengus kasar, ia kembali berjalan tergesa. Suasana malam sudah cukup sepi untuk pejalan kaki sepertinya, tapi Ann sudah terbiasa. "Kamu mending pulang deh! Ngapain sih nungguin, ngikutin pula!" sungut Ann. "Aku khawatir," balas Ben, "I still love you, still want you!""U
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-07-24
Baca selengkapnya

101. Tak Akan Pernah Menyerah

Tak ingin Ann menghilang lagi seperti tiga tahun lalu, pagi buta, Ben kembali menunggu di depan rumah kontrakan Ann, membawa mobilnya. Setelah percakapan emosional membicarakan tentang anak semalam, Ben membiarkan Ann masuk ke dalam rumah untuk beristirahat sementara ia pulang hanya untuk mengambil mobil dan kembali menunggui sang istri hingga pagi menjelang. Entah keberuntungan tengah memihaknya atau memang ia ditakdirkan, Ben bertemu dengan lelaki yang mengantar Ann kemarin. Dengan berani, Ben keluar dari dalam mobilnya, ia cegat lelaki itu tepat di depan motornya. "Sorry, siapa ya?" tanya lelaki dengan tato di lehernya itu. Dahinya mengerut, penasaran melihat Ben yang tampak tak asing tapi ia lupa siapa sosok berkharima yang tengah menegurnya ini. "Jemput Ann?" tanya Ben tanpa basa-basi. "Kenalannya Ann?" tebak laki-laki itu lagi. Ben diam, tak sempat menjawab, Ann keluar dari pintu rumahnya. Ekspresi Ann jelas kaget, ia tak menyangka Ben akan ada di depan rumahnya, masih den
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-07-24
Baca selengkapnya

102. I Set You Apart

Ann juga tak paham mengapa setelah 3 tahun lamanya, ia dengan mudah menerima kehadiran sang suami. Benar bahwa ia sudah memaafkan, tapi menurutnya untuk kembali akrab selayaknya suami-istri, ini masih terlalu cepat. Mereka diikat oleh status, sementara anak yang seharusnya menjadi kebanggaan telah direnggut secara kejam dan tanpa perasaan oleh musuh yang menjadi masa lalu Ben. Ann ingin keras pada dirinya sendiri, tapi melihat Ben ada di depan matanya, rasa rindu itu mendesak tanpa ampun. Perasaan ingin menubruk dan memeluk Ben begitu mendesak kalbunya, memaksa Ann bertahan sekuat yang ia bisa."Kamu punya dapur tapi makan selalu jajan?" tanya Ben keluar dari dalam kamar mandi hanya berbalut handuk dengan dada telanjang seksi, seperti kebiasaannya. "Kamu tau aku nggak bisa masak," jawab Ann. "Dan tolong, kamu di rumahku, kalau kamu keluar ke mobil ambil baju dengan gaya kayak gini, aku bisa diusir langsung sama yang punya kontrakan!" kritiknya gemas. "To
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-07-25
Baca selengkapnya

103. Usaha Meluluhkan Kesekian Kalinya

Ann membuka matanya perlahan saat Ben melepas kecupan. Mereka saling bersitatap, mengantar rindu yang tertahan sekian lama. Ann menggigit bibir bawahnya beberapa kali, Ben masih mampu membuat darahnya berdesir meskipun mereka sudah tidak bertemu bahkan selama 3 tahun dan cinta itu tetap ada di hati satu sama lain. "Kamu kalau mau pake baju ke kamarku aja, nggak usah ke kamar mandi, nanti basah celananya," ucap Ann menutupi gugup. Ia usap tengkuknya yang tidak gatal, mengusir canggung. "Di sini emang nggak boleh gantinya? Aku masih suamimu kan?" tanya Ben lirih. Ibu jari kanannya kembali mengusap lembut pipi Ann, darahnya mendidih hanya dengan melihat betapa indah tulang selangka istrinya dari dekat. Rasa rindu yang ia tekan sekian lama, perasaan bersalah yang terus menghantuinya. "Pintu depan kebuka, banyak anak sekolah yang suka lewat jalan gang begini, nggak malu kalau salah satu dari mereka ada yang nengok dan kamu pas telanjang? Seng
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-07-25
Baca selengkapnya

104. Sentuhan Setelah Sekian Lama (21+)

"Aku minta maaf untuk semua rasa sakit yang harus kamu tanggung, Ann," ucap Ben dengan berani menarik istrinya ke dalam pelukan. "Sejak kamu ngilang, nggak pernah sedetik pun aku ngelupain kamu dan Rai," tambahnya. Tangis Ann pecah, ia terisak sesenggukan di pelukan sang suami. Sejak kecelakaan dan kehilangan rahim, inilah pelukan pertama Ben yang Ann terima dan terasa sangat hangat. Ann merasa pada akhirnya, hanya pundak Ben tempatnya menyandarkan segala harapan. Inilah akhir dari rasa bersalah yang harus ia tanggung sendirian karena terus dihantui penyesalan tak menjaga janinnya dengan benar. Ann tumpahkan segenap kemarahan di pundak Ben yang nyaman, menangis lama dan tak dijeda sama sekali oleh sang pemilik hati. Sementara kelegaan terpancar di teduh wajah tampan Ben. Ia sudah bersumpah untuk tidak lagi mencurigai Ann, tak ingin dibutakan oleh harga diri yang membuatnya hampir kehilangan segala."Aku bakalan bales Eriska dengan balasan yang setimpal, Mas. Kamu
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-07-26
Baca selengkapnya

105. Kembali Merasakan Cinta

Rate 21+Tubuh indah Ann masih bergerak meliuk di atas Ben, deru napas keduanya beradu, memenuhi udara. Beberapa kali terdengar geraman nikmat Ben yang terlepas begitu saja, kedua telapak tangannya bertengger nyaman di pinggang tanpa balutan milik sang istri, mengikuti gerakan naik-turun teratur Ann. "Joanna," erang Ben tertahan, matanya terpejam, pertanda ia sampai di puncak kenikmatannya. Semua hasrat tertahan yang tak pernah bisa ia salurkan seolah meledak di tubuh sang istri pagi ini. Mengetahui sang suami sudah tiba di tempat terindahnya, Ann menghentikan gerakan. Ia ambruk di atas tubuh Ben, berbaring nyaman dengan pipi menempel di dadanya. "Kamu tetep segarang dulu," gumam Ben masih sambil mengatur napas. "Ini yang bikin aku susah buat menikmati perempuan laen," tandasnya. "Bukannya dulu sebelum ada aku setiap minggu kamu ganti jadwal, Mas?" cibir Ann kemudian berguling ke samping sang suami, menarik selimut untuk menutupi tubuh sintalnya juga keperkasaan Ben. "Kan sebelom
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-07-26
Baca selengkapnya

106. Kembalinya Ane-San

Lima belas menit setelahnya, Ann keluar dengan satu gaun semi kasual cantik bermotif bunga. Rambutnya tergerai indah, dandanannya meski flawless tapi tetap terlihat anggun dan berkelas. Satu tampilan yang memang tidak pernah Ann perlihatkan selama bekerja di toserba. Selama berpisah dari Ben, Ann lebih sering memakai celana jeans-nya. "Mas!" mata Ann membulat sempurna saat pintu depan rumah kontrakan terbuka dan ada setidaknya 8 mobil terparkir di sana. Yang lebih mengejutkan lagi, tampak Danisha dan Benji sudah bersiap di samping mobil, seperti tengah mempersiapkan penyambutan. Sementara Bas terlihat baru turun dari mobilnya dan melepas kacamata, membuat merinding. "Mereka semua dateng buat menyambut kembalinya lagi Ane-san," ungkap Ben santai, ia kenakan kacamata hitamnya lantas menggenggam jemari sang istri menuruni tangga kecil hingga berhenti di depan mobilnya. "Sha, tempat makan udah siap?" tanyanya menoleh sang adik. "Arino yang urus, k
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-07-27
Baca selengkapnya

107. Otoritas Nyonya Big Ben

"Ini adalah bisnis khusus yang dikelola langsung sama Ben, sumber kekayaan utama suami lo dari sini," ucap Danisha saat mengantar Ann masuk ke dalam sebuah kasino besar di salah satu sudut Makau yang menawan. "Laennya sampingan?" gumam Ann takjub. Ia jelas belum pernah membayangkan betapa ramai dan berkelasnya isi ruangan sebesar lapangan sepak bola itu. "Laennya juga utama, tapi ini udah jadi hak milik Ben, ngikutin statusnya dia yang adalah ketua perkumpulan. Masih ada lagi 3 kasino kecil-kecil yang seluruh penghasilannya masuk ke keuangan Ben. Lo nggak perlu takut miskin selama 4 tempat ini masih beroperasi," jelas Danisha. "Makasih lo nyempetin waktu lo buat jadi tour guide gue," Ann tersenyum. "Ben udah pasti sibuk kerja juga dia," keluhnya. "Ini perintah ketua, Ann. Ben nggak mau lo ngilang lagi dan terjadi apa-apa sama lo karena informasi soal Eriska yang juga di sini. Udah cukup dia menderita karena harus ngelepas lo pergi tiga tahun lalu," ungkap Danisha. "Take your t
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-07-27
Baca selengkapnya

108. Kemarahan Ketua Perkumpulan

Danisha bergerak mendekat, ia membawakan pedang andalan Ben pada pemiliknya. Tanpa pikir panjang, Ben melepas pedang itu dari sarung pengamannya dan menghunusnya ke arah Hansen. Semua orang yang melihat adegan itu saling berbisik kaget, tak menyangka akan melihat kemarahan Ben yang jarang terjadi. Padahal, selama ini, sebagai ketua perkumpulan, Ben dikenal dingin tapi sangat menghindari keributan. "Perlu gue yang potongin, atau lo sukarela?" tawar Ben sangat serius. "Gue nggak suka lo bikin lelucon norak yang merendahkan kehormatan Ane-san. Perlu lo tau, setelah dia jadi istri gue, kedudukannya setara sama kedudukan gue sebagai ketua, lo harus hormat sama dia bahkan kalau dia minta lo jilat alas kakinya!" desisnya marah. "Cuma Ketua yang boleh berhadapan langsung sama Ane-san, selaen Big Ben, lo wajib nundukin kepala lo dan bungkukin badan lo serendah mungkin buat nunjukin rasa hormat," timpal Bastian dingin, sama galaknya dengan Ben. "Mau dia bisa atau nggak ngasih gue keturunan,
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-07-27
Baca selengkapnya

109. Mencari Cara Lain

"Jadi emang bener lo butuh rahim buat ngelanjutin keturunan? Lo ditinggalin istri lo gitu aja?" ucap Farah sambil sesekali menyesap wine yang disajikan untuknya. Ben tak menanggapi. Sebisa mungkin, ia berusaha untuk menahan dirinya agar tidak menampar mulut sok tahu Farah. Ini adalah misi agar posisi pasti Eriska bersembunyi bisa cepat ditemukan, yakni melalui Farah. Sudah sejak lama Ben tahu bahwa Farah adalah orang kepercayaan Eriska. Memancing Eriska keluar melalui Farah dengan mengumumkan bahwa Ben membutuhkan rahim untuk membesarkan keturunannya berhasil membuat Farah muncul ke permukaan. "Dari mana lo tau kalau gue perlu rahim buat ngelanjutin keturunan?" gumam Ben sengaja tak menatap wajah Farah, sebenarnya ia muak. "Banyak rumor bertebaran, Big Ben. Informasi penting terus mengalir di tempat kayak gini.""Dan lo ngerasa pantes buat ngandung anak gue? Sepercaya diri itu, lo?" Ben tersenyum miring. Farah balas tersenyum, "Lo ng
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-07-28
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
910111213
...
20
DMCA.com Protection Status