Semua Bab Mencintai Pacar Sahabatku: Bab 141 - Bab 150

225 Bab

Rencana Ke Singapura

Pagi itu di kamar, kedua gadis masih bergelung dalam selimut. Udara dingin dari pendingin ruangan membuat tidur mereka sangat lelap.Semalam mereka menghabiskan waktu dengan berkumpul dan bercerita dengan kedua orang tua Akira. Dany mampu berpura-pura untuk menunjukkan sikap normal di hadapan kedua orang tua Akira. Wajahnya yang sedikit sembab dia tutupi dengan polesan make-up tipis.Meskipun masih terlihat sedikit bengkak di matanya, namun dia mengatakan jika dirinya tengah kelelahan dan kurang tidur pada malam hari. Dan ucapannya mampu membuat kedua orang tua Akira untuk mempercayai.Dany mampu menutupi semua masalahnya dengan keceriaan yang dibuat-buat, sehingga tidak membuat orang lain curiga.Hingga sampai tengah malam mereka mengobrol, dan ibu Lidiya sempat melakukan panggilan video ke orang tua Dany. Kedekatan ibu Akira dengan keluarga Dany sudah berlangsung sejak mereka menginjak bangku Sekolah Menengah Pertama. Bunyi alarm terdengar memenuhi ruangan. Membuat salah satu gadis
Baca selengkapnya

Kedatangan Baskoro dan Ruth

Raditya melangkah memasuki ruang rawat inap putranya. Hatinya sungguh merasa lega dari sebelumnya. Beban pikiran sedikit menghilang meskipun tugasnya masih banyak menanti.Tatapannya tertuju pada istri dan anaknya. Wajah cantik Lina begitu layu, istrinya tengah fokus memandang ke arah putra mereka yang masih terlelap karena obat bius yang masih bereaksi.Lina tak menyadari akan kedatangan Raditya. Dia tengah melamun dengan pikiran-pikiran yang berkecamuk.“Sayang, gimana putra kita? Apa sudah bangun?” Ucap Raditya sembari memeluk tubuh wanita itu dari arah belakang. Di dalam ruangan hanya ada mereka bertiga. Para perawat yang mengantarkan Argi tadi sepertinya sudah kembali ke tempat kerja mereka.“Papa?” Lamunan Lina buyar karena sentuhan mendadak dari suaminya. Dia mengusap tangan suaminya yang melingkar di pundaknya. “Belum Pa, mama masih menunggu Argi bangun.” Ucapnya terdengar sendu.“Sabar ma, sebentar lagi pasti jagoan kita bangun. Ma, papa mau ngomong sesuatu.” Raditya mulai me
Baca selengkapnya

Keinginan Untuk Melupakan Akira

Lina menikmati makanannya dengan lahap, sembari melakukan obrolan ringan.Beberapa saat kemudian, terlihat pergerakan dari jari tangan pemuda yang terbaring. Dan hal itu tertangkap di pandangan Ruth. Karena posisi duduknya yang mengarah ke arah kasur pembaringan Argi.“Lin, sepertinya putramu sudah bangun.” Ucapnya memberitahu Lina.Lina dengan buru-buru menaruh kotak makannya yang masih tersisa itu. Lalu melangkah menuju putranya.Kini dia berada di sisi putranya, dia menggenggam tangan putranya menyalurkan setiap perasaannya lewat sentuhan lembut itu.Kedua pria yang tadinya tengah terlibat obrolan seputar bisnis, kini segera menghampiri. Ruth pun ikut berdiri di belakang Lina.Mata yang tadinya terpejam kini mulai terbuka perlahan. Mata Argi mengerjap sejenak untuk menyesuaikan dengan cahaya di ruangan. Ketika pandangannya sudah normal, dia mulai melihat ke sekeliling ruangan. Nampak wajah-wajah yang tidak asing baginya.Senyum terukir di bibirnya melihat wajah kedua orang tuanya.
Baca selengkapnya

Perubahan Sikap Baskoro

Kini Baskoro bersama istrinya telah berada di dalam mobil, setelah mereka berpamitan pada keluarga Rinega.Selama di perjalanan, Baskoro menghubungi rekannya yang menjadi pemilik dari Motion Club, tempat Anggara bekerja.“Halo Bisma, apa kabar?” Sapanya ketika ia melakukan panggilan ke nomor telepon rekannya.“Baik Bas. Tumben telefon, ada apa nih?” Jawab pria dari ponselnya yang sengaja ia loud speaker agar istrinya yang duduk di sampingnya mendengar pembicaraan itu.“Aku mau tanya tentang Anggara.” Ucap Baskoro, membuat Ruth menoleh ke arahnya dengan raut penasaran. Apa hubungan putranya dengan orang yang tengah ditelepon suaminya?Ruth menggeser duduknya sedikit mendekat ke arah suaminya, untuk bisa menangkap jelas perkataan dari orang yang ada di telepon tersebut.“Anggara? Dia masih betah kerja. Uang darimu juga sudah aku berikan ke anakmu.” Terdengar suara Bisma menjelaskan.Ruth mengernyitkan dahi, dia semakin merasa penasaran dengan obrolan suaminya. Sebelumnya Baskoro sangat
Baca selengkapnya

Perasaan Terpendam David

Akira mulai memposisikan dirinya mengantri. Beberapa menit kemudian, dia datang dengan nampan yang berisi dua soto dan dua gelas teh. Lalu menghampiri keberadaan Dany. Akira duduk di kursi kosong di samping Dany. Sementara di sebelahnya ada seorang pemuda yang tengah menikmati makanannya.Ketika Akira menggeser tempat duduknya, pemuda itu menoleh ke arahnya. Ternyata pemuda itu adalah David kakak kelasnya. Pemuda yang selama ini sangat mengagumi Akira.“Hay Magdalena, apa kabar?” Sapa pemuda berkacamata itu sembari tersenyum. Hatinya begitu bahagia melihat gadis cantik yang telah cukup lama mencuri perhatiannya.“Eh, kak David. Kabar aku baik kak.” Jawab Akira ramah dan mulai fokus menikmati semangkok soto di hadapannya.“Kemarin kok gak datang ke gereja?” Tanya pemuda itu lagi, sembari menatap wajah Akira dari arah samping. Wajah yang selalu terbayang setiap saat.“Aku ada urusan kak.” Jawab singkat Akira, dia mencoba untuk membatasi dirinya dengan pemuda itu. Namun sepertinya David
Baca selengkapnya

Bayu Lepas Tanggung Jawab

Sementara itu Akira segera menuju ke kelasnya dengan langkah cepat. Bel sekolah telah berbunyi, dia segera mengambil botol minum dari tas milik sahabatnya. Lalu beranjak keluar kelas, guru yang akan mengajar sudah berjalan menuju ke kelas mereka. Akira segera menghampirinya. Dan beruntung guru yang mengajar saat itu adalah guru matematika. Pak Jaka terkenal sebagai salah satu guru yang paling baik dan jarang marah.“Permisi pak Jaka, saya mau ijin sebentar ke UKS. Dany Juwita hari ini tidak bisa mengikuti mata pelajaran, karena sakit Pak.” Ujar Akira memohon ijin dari Pak Jaka.“Baiklah, kalau Dany butuh teman, kamu temani Dany saja. Nanti kalau ada tugas kamu bisa tanyakan ke teman yang lain.” pak Jaka memberi ijin pada mereka. Sungguh memang guru paling pengertian. Begitu batin Akira dalam hati.“Terima kasih, Pak. Saya permisi dulu.” Pamit Akira, lalu segera memutar langkahnya menuju UKS.Hari sudah menunjuk pukul dua siang, bel sekolah berbunyi. Siswa-siswi mulai keluar dari ruang
Baca selengkapnya

Kedatangan Baskoro ke Motion

Mobil mewah berhenti di parkiran arena Motion Club. Baskoro dengan setelan kemeja coklat dan celana panjang hitam keluar dari mobil, diikuti oleh istrinya yang tampil anggun dengan dress panjang coklat. Baju yang melekat di tubuh mereka terlihat serasi dan mewah. Menggambarkan bahwa mereka bukan orang biasa, berada di kalangan atas.Meskipun tempat yang mereka datangi hanya tempat biasa, tempat tongkrongan anak-anak muda. Namun Ruth begitu mempersiapkan momentum yang sangat berharga itu. Nanti mereka berniat untuk menjemput kembali Anggara untuk pulang ke rumahnya.Sebelumnya Baskoro telah berjanji untuk bersikap lebih baik pada putra mereka. Baskoro akan mencoba menghargai apapun keputusan putranya dan tidak akan menentang keingin putranya dalam memilih jurusan pendidikannya.Apapun pendidikan yang dijalani oleh Anggara, dia akan tetap menjadikannya sebagai pewaris tunggal keluarga Anggara. Tentunya setelah dia mengurus surat-surat perceraian anaknya.Sehingga dia akan memastikan sel
Baca selengkapnya

Baskoro dan Bisma

Mendengar ucapan Bisma, Baskoro pun mengangguk. Mereka berdua adalah teman lama. Dulunya Baskoro pernah terlibat bisnis dengan Bisma dalam satu perusahaan yang sama ketika mereka masih muda dan sama-sama belum menikah. Hingga akhirnya Baskoro memutuskan untuk melanjutkan bisnis ayahnya. Semenjak ayahnya sakit dan akhirnya meninggal karena penyakit komplikasi yang dideritanya. Dan akhirnya dia yang memimpin perusahaan milik keluarganya.Hubungan Baskoro dengan ayahnya juga tidak terlalu baik, sifat Baskoro yang keras menurun dari ayahnya dan sekarang dia turunkan ke anaknya, Anggara. Dia juga merupakan anak tunggal dari keluarganya. Dan sudah mengalami kehilangan ketika usianya masih kecil. Ibunya meninggal karena penyakit kanker serviks yang diderita. Membuat sosok Baskoro tumbuh dalam didikan ayahnya yang tegas dan keras.Hingga dia menamatkan jenjang pendidikan sarjana di bangku kuliahnya. Baskoro lulusan terbaik pada masanya, sehingga dia melanjutkan pendidikannya ke tingkat pascas
Baca selengkapnya

Perubahan Sikap Baskoro

Ketika Bisma berniat akan mengambil cangkir kopinya, dia melihat ke arah Anggara dan segera memanggilnya.“Anggara? Sudah datang, kemari Ang!” Suruh Bisma pada Anggara. Anggara menatap ke arahnya dengan tatapan datar tanpa ekspresi.Sungguh sifat Anggara sama persis dengan papanya, namun dia mewarisi wajah dari mama Ruth. Sifat dinginnya selalu dia tunjukkan pada orang-orang yang tidak memiliki hubungan spesial. Hanya Akira wanita paling beruntung bisa melihat wajah berbeda dari Anggara.Dengan langkah panjangnya Anggara melangkahkan kakinya menghampiri Bisma.Ruth tersenyum padanya, sungguh dia merasa sangat rindu pada putranya. Ingin rasanya menangis meluapkan rasa bahagianya yang tak terkira.Namun Anggara tak bergeming, wajahnya masih terlihat datar tanpa senyuman. Sama halnya dengan wajah papa Baskoro yang terlihat sangat arogan dan dingin.“Sini duduk, Ang!” Suruh Bisma lagi, dia sengaja menggeser tubuhnya, agar Anggara bisa duduk di sebelahnya.Bisma tahu tentang keretakan hubu
Baca selengkapnya

Rencana Bayu Pindah Ke Luar Kota

“Nak, mama mohon pulanglah ke rumah.” Ucap Ruth terdengar memohon.Sebenarnya dalam hati Anggara sungguh ingin menuruti permintaan dari mama Ruth, namun sepertinya dia masih merasa sakit hati akan kata-kata papa Baskoro. Dia tidak ingin jika nanti hidupnya akan diatur-atur lagi. Mengenai pendidikannya yang sudah ia jalani hampir melewati semester pertama. Anggara tidak ingin papanya kembali menyuruhnya menempuh pendidikan yang tidak ia inginkan.“Mengenai pendidikanmu, papa sudah putuskan untuk mendukung penuh pilihanmu. Papa tidak akan memaksa lagi.” Ucap Baskoro seakan ia mengerti kemana jalan pikiran Anggara.“Dengarlah Nak, papa sudah berubah. Mama mohon kembalilah ke rumah.” Ruth menimpali ucapan suaminya.“Lakukan apa yang kamu mau. Papa hanya meminta kamu mulai sekarang belajarlah memimpin perusahaan keluarga kita. Karena nantinya kamulah penerus satu-satunya, menggantikan papa. Kalau bukan kamu, siapa lagi Ang?” Ucap Baskoro dengan nada tegas.Anggara menangkap maksud dari uca
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
1314151617
...
23
DMCA.com Protection Status