Akira mulai memposisikan dirinya mengantri. Beberapa menit kemudian, dia datang dengan nampan yang berisi dua soto dan dua gelas teh. Lalu menghampiri keberadaan Dany. Akira duduk di kursi kosong di samping Dany. Sementara di sebelahnya ada seorang pemuda yang tengah menikmati makanannya.Ketika Akira menggeser tempat duduknya, pemuda itu menoleh ke arahnya. Ternyata pemuda itu adalah David kakak kelasnya. Pemuda yang selama ini sangat mengagumi Akira.“Hay Magdalena, apa kabar?” Sapa pemuda berkacamata itu sembari tersenyum. Hatinya begitu bahagia melihat gadis cantik yang telah cukup lama mencuri perhatiannya.“Eh, kak David. Kabar aku baik kak.” Jawab Akira ramah dan mulai fokus menikmati semangkok soto di hadapannya.“Kemarin kok gak datang ke gereja?” Tanya pemuda itu lagi, sembari menatap wajah Akira dari arah samping. Wajah yang selalu terbayang setiap saat.“Aku ada urusan kak.” Jawab singkat Akira, dia mencoba untuk membatasi dirinya dengan pemuda itu. Namun sepertinya David
Sementara itu Akira segera menuju ke kelasnya dengan langkah cepat. Bel sekolah telah berbunyi, dia segera mengambil botol minum dari tas milik sahabatnya. Lalu beranjak keluar kelas, guru yang akan mengajar sudah berjalan menuju ke kelas mereka. Akira segera menghampirinya. Dan beruntung guru yang mengajar saat itu adalah guru matematika. Pak Jaka terkenal sebagai salah satu guru yang paling baik dan jarang marah.“Permisi pak Jaka, saya mau ijin sebentar ke UKS. Dany Juwita hari ini tidak bisa mengikuti mata pelajaran, karena sakit Pak.” Ujar Akira memohon ijin dari Pak Jaka.“Baiklah, kalau Dany butuh teman, kamu temani Dany saja. Nanti kalau ada tugas kamu bisa tanyakan ke teman yang lain.” pak Jaka memberi ijin pada mereka. Sungguh memang guru paling pengertian. Begitu batin Akira dalam hati.“Terima kasih, Pak. Saya permisi dulu.” Pamit Akira, lalu segera memutar langkahnya menuju UKS.Hari sudah menunjuk pukul dua siang, bel sekolah berbunyi. Siswa-siswi mulai keluar dari ruang
Mobil mewah berhenti di parkiran arena Motion Club. Baskoro dengan setelan kemeja coklat dan celana panjang hitam keluar dari mobil, diikuti oleh istrinya yang tampil anggun dengan dress panjang coklat. Baju yang melekat di tubuh mereka terlihat serasi dan mewah. Menggambarkan bahwa mereka bukan orang biasa, berada di kalangan atas.Meskipun tempat yang mereka datangi hanya tempat biasa, tempat tongkrongan anak-anak muda. Namun Ruth begitu mempersiapkan momentum yang sangat berharga itu. Nanti mereka berniat untuk menjemput kembali Anggara untuk pulang ke rumahnya.Sebelumnya Baskoro telah berjanji untuk bersikap lebih baik pada putra mereka. Baskoro akan mencoba menghargai apapun keputusan putranya dan tidak akan menentang keingin putranya dalam memilih jurusan pendidikannya.Apapun pendidikan yang dijalani oleh Anggara, dia akan tetap menjadikannya sebagai pewaris tunggal keluarga Anggara. Tentunya setelah dia mengurus surat-surat perceraian anaknya.Sehingga dia akan memastikan sel
Mendengar ucapan Bisma, Baskoro pun mengangguk. Mereka berdua adalah teman lama. Dulunya Baskoro pernah terlibat bisnis dengan Bisma dalam satu perusahaan yang sama ketika mereka masih muda dan sama-sama belum menikah. Hingga akhirnya Baskoro memutuskan untuk melanjutkan bisnis ayahnya. Semenjak ayahnya sakit dan akhirnya meninggal karena penyakit komplikasi yang dideritanya. Dan akhirnya dia yang memimpin perusahaan milik keluarganya.Hubungan Baskoro dengan ayahnya juga tidak terlalu baik, sifat Baskoro yang keras menurun dari ayahnya dan sekarang dia turunkan ke anaknya, Anggara. Dia juga merupakan anak tunggal dari keluarganya. Dan sudah mengalami kehilangan ketika usianya masih kecil. Ibunya meninggal karena penyakit kanker serviks yang diderita. Membuat sosok Baskoro tumbuh dalam didikan ayahnya yang tegas dan keras.Hingga dia menamatkan jenjang pendidikan sarjana di bangku kuliahnya. Baskoro lulusan terbaik pada masanya, sehingga dia melanjutkan pendidikannya ke tingkat pascas
Ketika Bisma berniat akan mengambil cangkir kopinya, dia melihat ke arah Anggara dan segera memanggilnya.“Anggara? Sudah datang, kemari Ang!” Suruh Bisma pada Anggara. Anggara menatap ke arahnya dengan tatapan datar tanpa ekspresi.Sungguh sifat Anggara sama persis dengan papanya, namun dia mewarisi wajah dari mama Ruth. Sifat dinginnya selalu dia tunjukkan pada orang-orang yang tidak memiliki hubungan spesial. Hanya Akira wanita paling beruntung bisa melihat wajah berbeda dari Anggara.Dengan langkah panjangnya Anggara melangkahkan kakinya menghampiri Bisma.Ruth tersenyum padanya, sungguh dia merasa sangat rindu pada putranya. Ingin rasanya menangis meluapkan rasa bahagianya yang tak terkira.Namun Anggara tak bergeming, wajahnya masih terlihat datar tanpa senyuman. Sama halnya dengan wajah papa Baskoro yang terlihat sangat arogan dan dingin.“Sini duduk, Ang!” Suruh Bisma lagi, dia sengaja menggeser tubuhnya, agar Anggara bisa duduk di sebelahnya.Bisma tahu tentang keretakan hubu
“Nak, mama mohon pulanglah ke rumah.” Ucap Ruth terdengar memohon.Sebenarnya dalam hati Anggara sungguh ingin menuruti permintaan dari mama Ruth, namun sepertinya dia masih merasa sakit hati akan kata-kata papa Baskoro. Dia tidak ingin jika nanti hidupnya akan diatur-atur lagi. Mengenai pendidikannya yang sudah ia jalani hampir melewati semester pertama. Anggara tidak ingin papanya kembali menyuruhnya menempuh pendidikan yang tidak ia inginkan.“Mengenai pendidikanmu, papa sudah putuskan untuk mendukung penuh pilihanmu. Papa tidak akan memaksa lagi.” Ucap Baskoro seakan ia mengerti kemana jalan pikiran Anggara.“Dengarlah Nak, papa sudah berubah. Mama mohon kembalilah ke rumah.” Ruth menimpali ucapan suaminya.“Lakukan apa yang kamu mau. Papa hanya meminta kamu mulai sekarang belajarlah memimpin perusahaan keluarga kita. Karena nantinya kamulah penerus satu-satunya, menggantikan papa. Kalau bukan kamu, siapa lagi Ang?” Ucap Baskoro dengan nada tegas.Anggara menangkap maksud dari uca
“Makasih ya Gi, lu memang teman gue yang paling baik dan pengertian. Gue janji nanti bakal sering ke sini jengukin lu.” Ucap Bayu dengan senyum cerianya. Dia masih ingin menutupi rahasianya. Bayu takut jika Argi mengetahui masalah besar yang tengah dihadapinya, membuat Argi marah besar. Seperti dulu saat menjemput Dany di villa temannya, Argi sempat memukulnya karena perbuatan Bayu pada gadis itu.Bayu kembali berceloteh tentang cerita-cerita lucu di sekolah mereka, meskipun Argi hanya bisa mendengar namun Bayu melakukannya untuk menghibur temannya.Tak terasa tiga puluh menit lebih berlalu, orang tua Argi datang memasuki ruangan bersama seorang suster yang membawakan makan sore dan obat.Bayu bangkit dari posisi duduknya untuk memberi tempat bagi mama Lina menyuapi anaknya.Semangkuk bubur sudah berpindah ke perut Argi, meskipun dengan kondisi sulit menelan. Namun semangat pemuda itu sangatlah tinggi agar bisa sembuh.Lina membuka pembungkus obat dan vitamin lalu membantu putranya un
Rumi merasa sangat bahagia melihat putra majikannya telah kembali ke rumah. Anggara layaknya putra Rumi, karena sedari kecil dialah yang mengurus pemuda itu. Pengabdian Rumi di keluarga Anggara sudah sangat lama. Semenjak Pak Baskoro berusia remaja dia sudah bekerja untuk keluarga Anggara. Maka Ruth sudah menganggap Rumi sudah seperti kerabat dekat dan seorang sahabat, meskipun usia mereka terpaut 20 tahun.Waktu itu umur Ruth masih 21 tahun ketika Baskoro mempersuntingnya. Kehidupan pernikahan yang di paksakan, membuat awal pernikahan mereka seperti di neraka. Sifat Baskoro yang arogan dan angkuh, membuat Ruth terus meneguk pil kepahitan dalam hubungan pernikahan mereka. Ruth tidak memiliki rasa cinta pada suaminya di awal pernikahan mereka. Setiap malam menangis, dan Rumi saat itu ditugaskan Baskoro untuk menjadi asisten pribadi Ruth. Perjumpaannya dengan Rumi yang memiliki sifat keibuan, membuat Ruth menjadikannya teman untuk berbagi keluh kesah. Rumi salah satu alasan Ruth bisa