Semua Bab Mencintai Pacar Sahabatku: Bab 151 - Bab 160

225 Bab

Kembalinya Anggara

“Makasih ya Gi, lu memang teman gue yang paling baik dan pengertian. Gue janji nanti bakal sering ke sini jengukin lu.” Ucap Bayu dengan senyum cerianya. Dia masih ingin menutupi rahasianya. Bayu takut jika Argi mengetahui masalah besar yang tengah dihadapinya, membuat Argi marah besar. Seperti dulu saat menjemput Dany di villa temannya, Argi sempat memukulnya karena perbuatan Bayu pada gadis itu.Bayu kembali berceloteh tentang cerita-cerita lucu di sekolah mereka, meskipun Argi hanya bisa mendengar namun Bayu melakukannya untuk menghibur temannya.Tak terasa tiga puluh menit lebih berlalu, orang tua Argi datang memasuki ruangan bersama seorang suster yang membawakan makan sore dan obat.Bayu bangkit dari posisi duduknya untuk memberi tempat bagi mama Lina menyuapi anaknya.Semangkuk bubur sudah berpindah ke perut Argi, meskipun dengan kondisi sulit menelan. Namun semangat pemuda itu sangatlah tinggi agar bisa sembuh.Lina membuka pembungkus obat dan vitamin lalu membantu putranya un
Baca selengkapnya

Kerinduan Dany

Rumi merasa sangat bahagia melihat putra majikannya telah kembali ke rumah. Anggara layaknya putra Rumi, karena sedari kecil dialah yang mengurus pemuda itu. Pengabdian Rumi di keluarga Anggara sudah sangat lama. Semenjak Pak Baskoro berusia remaja dia sudah bekerja untuk keluarga Anggara. Maka Ruth sudah menganggap Rumi sudah seperti kerabat dekat dan seorang sahabat, meskipun usia mereka terpaut 20 tahun.Waktu itu umur Ruth masih 21 tahun ketika Baskoro mempersuntingnya. Kehidupan pernikahan yang di paksakan, membuat awal pernikahan mereka seperti di neraka. Sifat Baskoro yang arogan dan angkuh, membuat Ruth terus meneguk pil kepahitan dalam hubungan pernikahan mereka. Ruth tidak memiliki rasa cinta pada suaminya di awal pernikahan mereka. Setiap malam menangis, dan Rumi saat itu ditugaskan Baskoro untuk menjadi asisten pribadi Ruth. Perjumpaannya dengan Rumi yang memiliki sifat keibuan, membuat Ruth menjadikannya teman untuk berbagi keluh kesah. Rumi salah satu alasan Ruth bisa
Baca selengkapnya

Salam Perpisahan

Bab 99Di dalam rumah berlantai dua itu, Bayu berada seorang diri. Dia tengah berada di lantai bawah menikmati makan malamnya, sebelumnya dia memesan makanan secara online lewat aplikasi pada ponselnya.Dia memesan sekotak pizza dan mulai memakan satu persatu. Sembari matanya menatap ke layar laptop di hadapannya. Bayu tengah menonton film action kesukaannya.Di tengah-tengah acara menonton itu, Bayu dikejutkan dengan bunyi ketukan pintu.Siapa yang datang bertamu di malam hari? Selama ini jarang sekali ada yang bertamu di rumahnya. Selain Argi, tidak ada yang datang berkunjung ke rumahnya. Kerabat Bayu berada di luar kota semua, tidaklah mungkin jika ada saudara yang berkunjung ke rumah. Apalagi hari sudah sangat larut.Bayu segera bangkit dari duduknya setelah menjeda video yang berputar di layar laptop.Langkahnya menuju ke arah jendela samping pintu, untuk memastikan tamu yang datang.Mata Bayu membola ketika melihat keberadaan Dany di depan pintu rumahnya. Mendadak dia menjadi sa
Baca selengkapnya

Kencan Berdua

Hari-hari telah berlalu dengan cepat, Anggara selama itu tetap masih bekerja di Motion Club meskipun ayahnya telah melarangnya. Waktu bertemu dengan Akira pun menjadi sangat jarang. Dengan keberadaan orang tua Akira di rumah, membuatnya kesulitan untuk mencari alasan keluar, apalagi Dany sudah tiga hari ini tidak berangkat ke sekolah.Komunikasi antara Anggara dan Akira masih terus berlanjut, setiap hari mereka mengirim kabar meskipun jarang bertemu. Dan hari Sabtu ini mereka telah janjian untuk ketemu sepulang sekolah. Anggara sengaja mencari libur di hari itu, agar ada waktu untuk bisa menemui Akira. Sedangkan Akira ijin ke orang tuanya, dengan alasan ada tugas kelompok, dia sengaja membawa motor agar orang tuanya percaya.Mereka berjanji bertemu di perpustakaan kampus, karena waktu pulang Akira yang lebih awal dari selesainya kelas Anggara.Hari Sabtu sekolah Akira pulang lebih awal di jam sebelas. Dia segera memacu motornya menuju kampus Anggara. Sudah berhari-hari tidak bertemu
Baca selengkapnya

Perencanaan Mendaki

Anggara mencari tempat duduk di luar resto. Dia sangat tahu akan Akira yang sangat menyukai pemandangan alam. Sehingga dia memilih tempat duduk yang langsung berhadapan dengan pemandangan perbukitan itu. Mereka duduk berhadapan dengan tangan yang masih menggenggam. “Suka tempatnya? Hum?” Tanya Anggara, matanya menatap mesra ke arah gadis berparas ayu itu. “Hum, aku suka Ang. Terima kasih ya.” Jawab Akira terdengar tulus. Dia menatap balik ke arah kekasihnya. Seorang pelayan resto menghampiri meja mereka. Memberikan buku berisi menu yang tersedia di restoran tersebut. Keduanya sama-sama menatap ke arah menu. Akira membelalakkan mata melihat harga di menu tersebut. Harganya setara dengan uang sakunya selama seminggu. Rata-rata harganya lumayan mahal, sehingga membuat Akira bingung untuk menetapkan pesanannya. Anggara memesan Beef Gordon Bleu serta Cold Brew. Lalu mengalihkan pandangannya pada Akira. “Sayang mau makan apa?” Tanyanya pada kekasihnya. Akira tergagap, melihat
Baca selengkapnya

Kepergian Argi

Sore itu Raditya mulai mempersiapkan diri untuk penerbangan ke Singapura, mereka mendapat jam penerbangan malam.Keadaan Argi sudah semakin membaik, sakit di kepalanya sudah mulai menghilang. Dia sudah mampu bersuara namun sepertinya kondisi laringnya mengalami pembengkakan. Sehingga suaranya terkadang menghilang.Argi sudah bisa duduk, meskipun tangan dan kaki kirinya masih dibalut gips. Dengan bantuan kursi roda, ia sudah bisa keluar dari kamar rawat inap. Hanya untuk menghirup udara bebas di taman yang berada di Rumah sakit Medika Utama.Semangat Argi mulai tumbuh seiring bertambahnya hari. Luka di hatinya kini mulai membaik, karena kehadiran kedua orang tuanya yang selalu setia menemani.Luka dan memar di wajah juga semakin memudar. Argi telah pulih kembali meskipun kondisinya belum sembuh total. Karena memerlukan berbulan-bulan untuk kembali normal.Teman sekolah bergantian mengunjunginya, banyak di antaranya adalah para gadis yang menjadi siswi di sekolahnya. Mereka sangat mengi
Baca selengkapnya

Menjenguk Baskoro

“Ang, kamu harus lekas ke rumah sakit. Ayo!” Akira bangkit dari duduknya, dia begitu terkejut akan berita itu. Mama Ruth tentu membutuhkan kehadiran Anggara.“Tapi kamu belum makan, sayang? Kita makan dulu ya. Habis itu baru ke Rumah Sakit, aku percaya mama papa pasti menunggu. Akira kembali duduk, saat Anggara memaksanya untuk kembali duduk.Hingga tak lama pelayan resto membawa pesanan mereka.Dengan cepat mereka fokus menghabiskan makanan, dan menyisakan dua dessert yang sudah terlanjur dipesan untuk dibungkus. Karena tidak mungkin untuk menghabiskan semua makanan.Anggara menyesap minumannya, sedangkan Akira sudah lebih dulu menghabiskan minumannya. Dia sama seperti Anggara yang merasa cemas.Jika hal itu terjadi pada ayahnya maka Akira akan secepatnya untuk mengunjungi ayahnya.Meski kekhawatiran menyelimuti hatinya, Anggara sempat memperhatikan ekspresi dari Akira. Dia sangat tahu Akira adalah gadis yang sangat peduli.“Ayo kita balik sekarang, sayang.” Ucap Anggara, meskipun mi
Baca selengkapnya

Wanita Masa Lalu Anggara?

Anggara menggeser tubuhnya dan melangkah mundur selangkah, agar sejajar dengan Akira. Ruth mengamati gadis itu, lalu kembali memandang putranya untuk menagih jawaban.“Mama, kenalin ini Akira. Temanku.” Jelas singkat Anggara.Akira memandang ke arah wanita di hadapannya, lalu mengulas senyum manisnya sembari mengulurkan tangan untuk mencium tangan mama Ruth.“Saya Akira, salam kenal, Tante.” Ucap Akira memperkenalkan diri.Ruth masih terdiam namun dia tetap membalas sikap ramah Akira. Bibirnya mengulas senyum singkat. Otaknya masih berpikir, merasa seperti pernah bertemu dengan gadis itu. Namun entah dimana.“Hm, mama seperti pernah lihat kamu, dimana ya? Mama lupa, Nak.” Ujar Ruth. Anggara menangkap maksud dari mamanya.“Iya ma, mama pernah bertemu di Rumah Sakit waktu kita jenguk Argi.” Ucap Anggara membantu mama Ruth mengingat.“Ya, mama ingat sekarang Nak.” Ruth menjentikkan jarinya. “Apa kabar, Nak?” lanjutnya.“Baik Tante. Saya turut prihatin ya Tan. Mudah-mudahan om lekas memba
Baca selengkapnya

Menikmati Sunset Romantis di Pantai

Kini mereka berada di perjalanan pulang. Perasaan Anggara semakin yakin terhadap Akira. Melihat sikap mama Ruth yang begitu ramah, dan begitupun sikap Akira yang sangat santun. Ini adalah awal yang baik dari hubungan yang mereka jalani.Ketika berada di lampu merah, Anggara meraih tangan kecil Akira, lalu menciumnya.“Thank you, baby.” Ucapnya mengalihkan pandangan Akira untuk menatapnya.“Hm? Untuk apa Ang?” Akira tidak mengerti, sedari tadi ia merasa tidak melakukan apapun.“Terima kasih sudah mau mengenal keluargaku.” Ulang Anggara, hatinya diliputi rasa bahagia meskipun papanya masih belum sadar dan belum bisa mengenalkan Akira.“Oh, sama-sama.” Senyum Akira mengembang.“Nanti kalau papa sudah sadar, aku akan bawa kamu lagi untuk bertemu.”Akira mengangguk, lalu kembali menatap ke jalanan di hadapannya. Dia sangat senang melihat sikap ramah mama Ruth, namun apakah nantinya sikap papa Anggara sama? Mendengar cerita tentang papa Anggara membuatnya ragu.“Sayang, kapan-kapan aku juga
Baca selengkapnya

Siapa Gadis Yang Mendekati Suamiku?

Namun sampai beberapa detik berlalu, tidak terjadi apapun. Sehingga membuat Akira kembali membuka matanya.“Apa, beb? Nungguin?” Ucap Anggara sembari tersenyum lebar. Anggara merasa gemas akan tingkah laku gadis itu. Dia sengaja menggodanya. Wajah Akira kembali memerah, dia merasa malu karena sudah berharap sesuatu akan terjadi. Akira merutuki dirinya sendiri.“Ish, Aang!” Terlihat bibir Akira mengerucut, dia tengah pura-pura marah. Namun yang ada Anggara malah semakin tertawa lebar. Gadis itu menggeser posisi duduknya dan mengalihkan posisinya menjauh. Berlagak seperti orang yang tengah ngambek.“Maaf sayang, jangan marah aku hanya bercanda.” Ucap Anggara.Namun Akira terlihat masih marah, tangannya bersedekap di depan dada dan tidak mau melihat ke arah Anggara ataupun menjawab ucapannya.“Sayang, marah?” Anggara bergerak menarik Akira, namun Akira seakan menahan diri. Anggara pantang menyerah, dia menyesal telah membuat kekasihnya merasa kesal.Kembali Anggara menarik lengan Akira,
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
1415161718
...
23
DMCA.com Protection Status